Tak terasa waktu begitu cepat berlalu. Saat ini Elsa telah berusia tiga tahun. Hubungan Amanda dan mertuanya masih baik-baik saja. Dia tetap memberikan uang buat sang mertua.
Amanda tak tahu apa sebutan buat Mama Sari, jika dikatakan mertua, dia dan suaminya telah tiga tahun tidak berhubungan. Entah dimana pria itu berada. Dia seperti hilang di telan bumi.
Amanda tak pernah mencari tahu lagi. Dia menganggap semua memang keinginan suaminya yang mau pergi dan meninggalkan dirinya. Jadi, tak gunanya mencari tahu.
Walau terkadang, saat melihat Elsa, dia masih teringat Aditya. Entah masih ada di dunia atau telah pergi selamanya, tapi dia benar-benar telah ikhlas atas kepergian suaminya itu. Hanya saja dia ingin kepastian, tentang keberadaan sang suami, masih di dunia atau telah tiada.
Saat ini Amanda hanya fokus pada perkembangan Elsa dan juga bisnisnya. Dia telah banyak membuka cabang hingga keluar kota. Besok dia juga berencana membuka satu cabang lagi di kota B.
Dia tak mau terlalu larut dengan kepergian suaminya. Tak ingin warisan peninggalan kedua orang tuanya habis begitu saja. Dengan tekad kuat dia mencoba mengembangkan usaha dengan membuka cabangnya. Dan keberuntungan berpihak padanya. Setiap cabang yang di buka rame pengunjungnya.
Besok cabang ke enam akan dia buka. Amanda berencana berangkat pagi-pagi bersama sang buah hati.
Amanda menatap foto dia dan suami yang masih berada di atas meja kerja. Jika awal-awal kepergian sang suami, dia pasti akan menangis melihat foto kebahagiaan mereka, saat ini dia benar-benar telah ikhlas atas kepergian suaminya, baik karena meninggalkan dunia atau pergi ke pelukan wanita lain.
Amanda meraih foto itu dan menyimpannya. Dia akan memulai semua dari awal dengan si buah hati dan melupakan semua yang terjadi dan dia alami.
"Kali ini singkat saja permintaanku Tuhan, doaku bukan lagi memintanya kembali tapi telah ku ubah menjadi hilangkan semua perasaanku padanya dan lapangkan rasa ikhlas untuk merelakannya."
"Bunda, aku mau es krim," ucap Elsa.
Dia menarik tangan bundanya agar berdiri dari bangku kebangsaan sang ibu. Amanda membalas dengan senyuman dan langsung berdiri.
"Ayo, kamu mau beli berapa, Sayang?" tanya Amanda dengan senyuman.
Amanda lalu keluar dari ruangan dengan menggandeng tangan putrinya. Baru saja akan masuk mobil dia mendengar seseorang memanggil. Wanita itu membalikkan tubuhnya mencari tahu siapa yang memanggil. Tersenyum setelah tahu siapa orangnya.
"Apa kabar, Ma?" tanya Amanda.
"Baik. Kamu mau pulang?" tanya Mama Sari.
Mama Sari, mamanya Aditya sengaja datang untuk bertemu cucunya dan ingin meminta uang. Dia lalu mendekati cucunya. Bocah itu lalu mengulurkan tangan untuk bersalaman.
"Cucu Oma mau kemana?" tanya Mama Sari.
"Mau beli es krim, Oma," jawab Elsa.
"Enak banget. Nanti belikan Oma satu, ya," balas Mama Sari. Elsa hanya menjawab dengan anggukan kepala.
"Mama datang dengan siapa? Apa ada perlu? Aku mau mengantar Elsa mencari es krim," ucap Amanda.
"Amanda, sebenarnya mama malu mau mengatakannya. Tapi mama butuh banget. Mama mau pinjam uangmu," ucap Mama Sari akhirnya.
Amanda hanya membalas dengan senyuman. Tak tahu harus bersikap. Bagaimana pun, wanita dihadapannya adalah nenek anaknya.
"Mama memangnya butuh berapa?" tanya Amanda.
"Sepuluh juta," jawab Mama Sari.
Amanda tampak sedikit terkejut mendengar ucapan mama mertuanya. Untuk apa uang itu bagi sang mertua. Padahal tiap bulan dia selalu memberikan uang walau tak sebanyak saat masih ada Aditya sang suami.
"Untuk apa uang sebanyak itu, Ma? Apa Kak Dian tak memberi mama uang belanja selama ini?" tanya Amanda menyelidiki.
Selama ini dia tak pernah mau ikut campur. Takut mertua dan Kak Dian tak terima. Soal uang itu sangat sensitif.
Tampak Mama Sari menarik napas. Dia lalu tersenyum untuk menutupi kegugupannya.
"Maaf, Amanda. Uang itu sebenarnya bukan untuk mama. Itu untuk membayar sisa hutang Aditya," jawab mama Sari.
Amanda tak bisa menutupi rasa terkejutnya. Mulutnya terbuka. Dia tak menyangka jika suaminya masih meninggalkan hutang setelah tiga tahun menghilang.
"Apa hutangnya Mas Aditya masih banyak, Ma?" tanya Amanda akhirnya.
"Setiap bulan mama masih menyicilnya. Dari pada rumah di ambil jika tak mama lunasi. Kemarin orang itu minta mama membayar sisanya sekaligus," jawab Mama .
Sebenarnya kehidupan Mama Aditya tak begitu menyedihkan. Dia memiliki uang pensiun dan juga bagi hasil dari usaha keluarga mereka.
"Maaf, Ma. Kali ini aku tak bisa bantu. Aku juga butuh banyak uang. Mama tau'kan aku sedang buka cabang di kota S. Besok aku dan Elsa akan berangkat," ucap Amanda.
Amanda menarik napas lega setelah mengatakan penolakannya. Bukannya dia dendam karena Aditya meninggalkan dirinya tanpa kata dan tanpa pamit.
Mama Sari tampak sedikit terkejut. Selama ini menantunya itu selalu menuruti apa saja maunya. Dalam hatinya bertanya apa yang sedang terjadi. Kenapa kali ini menantunya itu menolak.
."Jadi kamu tak mau membantu mama. Baiklah, kalau begitu mama pamit," ucap Mama Sari.
Mama Sari langsung pergi tanpa pamit dengan anak menantu dan cucunya. Dia tak menoleh lagi. Terus melangkah. Amanda mengawasi dan mengamati kemana perginya mertuanya itu.
Tanpa di duga ternyata mama Sari datang dengan Kak Dian. Mobil wanita itu yang di masuki mertuanya itu. Kendaraan itu melaju dengan sedikit kencang. Mungkin takut Amanda melihatnya.
Setelah mobil itu menghilang, Amanda lalu meminta sang putri masuk ke mobil. Mobil langsung melaju menuju salah satu mal.
**
Pagi harinya Amanda dan putrinya telah siap menuju bandara. Wanita itu tak ingin telat dan ditinggalkan pesawat.
Mereka berdua pergi ke bandara. Tidak ada supir atau siapa pun yang menemani. Amanda menyetir mobilnya sendiri ke bandara.
Entah mengapa kali ini dia merasa gugup. Dari malam pikirannya selalu mengingat Aditya. Mungkin karena mama mertuanya kemarin datang untuk meminjam uang buat bayar hutang suaminya itu. Apakah masih layak di sebut suaminya kah pria itu? Tanya Amanda dalam hatinya.
"Untuk saat ini aku sudah benar-benar ikhlas dan pasrah. Sekarang aku hanya menunggu apa yang selanjutnya akan terjadi. Tidak ada lagi kejar mengejar, cari mencari dan tak mau berharap lebih kepada orang. Yang ingin pergi silakan pergi. Sekarang semua terserah Tuhan saja. Aku hanya menjalankan apa yang sudah ditakdirkan Tuhan kepadaku, karena aku telah lelah."
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
LENY
JGN MAU AMANDA DIPERAS MERTUA DAN DIAN KK IPAR YG GAK TAHU DIRI MEMANG KAMU MESIN UANG SDH SUAMI GSK TANGGUNG JAWAB EH IBUNYA KK IPAR MINTA UANG MELULU BRNAR MANUSIA GAK TAHU DIRI GAK PUNYA MALU😡😡
2025-03-06
0
Sri Puryani
manda kenapa ceroboh sih....kenapa gk punya supir? orang kaya itu hati" manda....apalagi cm berdua .....ditggl 3 th msh tergantung gt, lbh baik cerai sekalian
2025-02-15
0
Dewa Rana
mestinya Amanda menggugat cerai ke pengadilan
2024-12-18
0