Bab Tiga Belas

Amanda akhirnya sampai di kota S. Dia masuk ke sebuah taksi yang akan membawanya menuju ke hotel. Sore nanti dia akan meresmikan kafe miliknya itu.

Sampai di hotel, Amanda yang ingin menginap berjalan menuju meja resepsionis. Namun, langkah kakinya terhenti melihat seorang pria yang tak asing baginya.

Jantung Amanda berdetak lebih cepat. Tenggorokannya terasa tersekat. Tak percaya dengan apa yang dia lihat. Seorang wanita yang memakai seragam hotel mendekati pria itu. Memeluknya erat dan mereka saling mengecup pipi kiri dan kanan.

Amanda mengurungkan niatnya melangkah. Dia bersembunyi di balik tiang. Mengintip apa yang kedua orang itu lakukan.

Kedua orang itu memilih duduk. Wanita itu terlihat sangat manja. Dia cantik dan seksi. Berbeda dengan Amanda yang berpakaian tertutup.

Tanpa bisa di cegah, air mata jatuh membasahi pipi Amanda. Dia menggenggam erat tangan putrinya. Beberapa saat kemudian pria itu pergi meninggalkan wanitanya.

"Mas, apakah itu benar kamu? Jika memang kamu, kenapa tak pulang. Kenapa tak kamu selesaikan hubungan kita jika memang ingin menjalin hubungan baru lagi," gumam Amanda pada dirinya sendiri.

Pria yang bersama wanita itu memang sangat mirip Aditya suaminya. Namun, Amanda masih belum bisa memastikan. Dalam hatinya ingin mencari tahu kebenarannya.

Tubuhnya terasa lemas. Pertemuan yang dia harapkan akan memberikan kesan baik, semua hanya angannya saja. Walau dia telah ikhlas dengan kepergian suaminya, tapi tetap terasa mengganjal jika itu memang Aditya.

"Apa salahku, Mas? Kenapa kau pergi tanpa kabar dan menghilang begitu saja? Jika memang sudah tak cinta dan tak ingin bersama, akhiri dulu hubunganmu denganku. Jangan menghilang begitu saja," ucap Amanda dalam hatinya.

Dengan langkah yang terasa berat, Amanda berjalan menuju meja resepsionis. Dia tersenyum pada dua orang petugas itu. Dia tak melihat wanita yang tadi bersama suaminya.

"Apa ada yang bisa kami bantu," ucap salah seorang wanita tadi.

"Aku mau menginap selama tiga hari di sini. Bisa berikan kamar terbaiknya," ucap Amanda.

Amanda yang awalnya hanya ingin menginap satu malam, sengaja memperpanjang karena ingin menyelidiki keberadaan suaminya. Dia harus memastikan jika pria itu memang Aditya. Dia juga ingin bicara secara langsung dan menanyakan tentang hubungan mereka yang hanya tergantung.

"Baik, Bu. Ini ada beberapa pilihan kamar. Ibu bisa memilihnya. Masing-masing kamar terbaik ini memiliki kelebihan yang berbeda-beda ...." Wanita itu menjelaskan fasilitas apa yang didapatkan.

Amanda menjawab dengan menganggukan kepalanya. Pikiran wanita itu masih tertuju pada pria yang sangat mirip suaminya itu. Dia juga yakin jika itu adalah pasangannya.

"Maaf, Mbak. Tadi saya lihat ada wanita lain. Apa dia juga bekerja di bagian resepsionis?" tanya Amanda dengan hati-hati.

"Salsa?" tanya wanita itu balik.

"Yang tadi datang dengan seorang pria, apakah itu kekasihnya?" tanya Amanda. Dia berusaha menetralkan debar jantungnya agar tak terlihat gugup.

"Nggak salah lagi, itu Salsa. Pria itu suaminya. Kenapa, Bu? Apa Ibu mengenalnya?" tanya wanita itu.

"Suaminya seperti sepupu saya yang telah lama pergi dari rumah. Saya ingin memastikan," ucap Amanda lagi.

"Maksudnya Bang Tama itu sepupu Ibu?" tanya wanita itu lagi.

Belum sempat Amanda menjawab, wanita yang bernama Salsa itu datang. Dia memberikan senyumnya.

Amanda membalas dengan sangat terpaksa. Tak boleh ada yang tahu jika dia istri sahnya pria itu. Tama, Aditya Pratama. Rupanya suaminya menggunakan nama belakang sebagai panggilan.

"Salsa, ibu ini mau menginap tiga hari. Dan memilih kamar ... Kamu bisa layani sebentar. Perutku sakit," ucap wanita tadi dan tanpa menunggu jawaban dari Salsa dia berlari.

"Maaf, Bu. Teman saya sakit perut. Jadi ini pilihan kamar yang akan Ibu tempati?" tanya Salsa dengan suara lembut.

"Tak apa. Saya juga telah memilih kamar. Maaf, saya mungkin sedikit lancang. Apa pria tadi yang mengantar kamu itu adalah suaminya, Mbak?" tanya Amanda dengan berhati-hati.

"Benar, Bu. Kenapa ya, Bu? Apa Ibu mengenal suami saya?" tanya Salsa dengan raut wajah sedikit terkejut dan heran.

"Saya tak bisa mengatakan itu. Bisa saja mereka hanya mirip. Tapi apa kita bisa bicara saat makan siang ini. Tapi aku mohon jangan katakan pada suamimu itu jika aku bertanya tentangnya," ucap Amanda.

Wanita itu tampak sedikit terdiam. Dia menatap Amanda tanpa kedip. Beberapa saat dia terdiam, sebelum akhirnya mengangguk tanda setuju.

"Baiklah, saya istirahat di kamar. Jam dua belas saya akan temui Mbak lagi. Ada banyak yang ingin aku tanyakan dan ketahui," ucap Amanda. Wanita yang bernama Salsa itu mengangguk tanda setuju.

Salsa lalu memanggil salah satu petugas untuk membawa barang Amanda dan mengantarnya ke kamar. Langkah kaki wanita itu terasa berat. Dia tak tahu apa yang ada dalam pikirannya saat ini. Terlalu banyak yang pikiran yang berputar dalam otaknya.

"Ya Tuhan, jika ini memang jalan bagiku untuk bisa lepas dari suamiku, mudahkan semuanya. Aku hanya ingin kepastian," ucap Amanda dalam hatinya.

***

Selamat Siang. Semoga kita semua dalam keadaan sehat. Jangan marah dan bosan ya kalau mama selalu mengingatkan untuk membaca setiap update novel ini. Dan jangan lupa like dan komentarnya. Terima kasih. Lope-lope sekebon. 😍😍

Terpopuler

Comments

Sri Puryani

Sri Puryani

demi anakmu kamu hrs kuat manda ....kenapa sih kamu gk punya baby sister?

2025-02-15

1

LENY

LENY

LAKI2 GAK BERTANGGUNG JAWAB BIADAB😡

2025-03-06

0

Maria Magdalena Indarti

Maria Magdalena Indarti

kuat Amanda spy cpt selesai

2024-10-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!