Aditya tak menjawab pertanyaan Amanda. Dia hanya mengusap rambut istrinya dengan lembut. Sesekali dia mengecupnya. Wanita itu kembali bertanya. Dia ingin tahu kemana uang sebanyak itu.
"Mas, kamu belum menjawab pertanyaanku. Kemana uang lima ratus juta itu?" tanya Amanda lagi.
"Aku sudah menjawabnya, Sayang. Untuk bisnis. Aku mohon maaf karena tak mengatakan dengan jujur padamu, tapi aku janji akan mengembalikan uangmu secepatnya. Aku tak akan mau menggunakan uangmu sembarangan," jawab Aditya.
Amanda menarik napas. Dia tak tahu harus berkata apa. Suaminya selalu membuat dia merasa wanita paling beruntung, dan dia tak mau berpikiran negatif. Mungkin memang Aditya meminjam uangnya sementara untuk bisnis. Sebagai istri seharusnya dia tak mempertanyakan itu terus. Bukankah uang miliknya juga milik sang suami.
Namun, Amanda ingin menyimpan ATM nya. Bukannya tak percaya dengan ucapan suaminya, tapi dia tak mau semua uangnya habis untuk bisnis suami yang belum jelas.
"Iya, Mas. Maaf jika pertanyaanku membuat kamu tersinggung. Aku hanya heran uang sebanyak itu hilang begitu saja. Kamu tak pernah mengatakan apa pun mengenai uang itu," ucap Amanda.
"Sekali lagi maaf, Sayang. Aku tak mau nanti menjadi beban pikiranmu. Aku akan mengatakan setelah kamu melahirkan. Ternyata kamu sudah tahu duluan," ucap Aditya.
"Lain kali kamu jujur saja, Mas. Agar aku tak berprasangka buruk. Dan kamu harus pastikan bisnis yang kamu jalankan bukan investasi bodong. Aku takut kamu tertipu," ucap Amanda.
"Iya, Sayang. Aku pasti akan kembalikan uangmu secepatnya. Sekarang kamu istirahat lah. Aku mau masak buat makan malam. Kamu menyusui anak kita, pastinya butuh makanan bergizi," ucap Aditya.
Aditya lalu turun dari ranjang dan mengecup kepala istrinya. Setelah itu berjalan menuju dapur. Saat baru sampai di ruang makan, gawainya berdering. Dia melihat satu nama tertera di layar ponselnya. Pria itu mengangkatnya.
"Sebentar lagi aku akan datang. Kamu tunggu saja, ya!" ucap Aditya. Setelah itu dia segera menutup sambungan telepon itu.
Aditya menuju kulkas dan mengambil bahan makanan yang akan dia masak. Suami Amanda itu ingin masak ayam kecap dan sayur bayam.
Dengan cekatan dia meramu masakan menjadi makanan yang lezat. Aditya memang pintar memasak. Itu dia dapatkan karena pernah bekerja di restoran saat kuliah di luar kota. Makanya mereka membuka kafe sebagai usaha bersama setelah keduanya resign dari kerja mereka.
Amanda dan Aditya berkenalan saat sama-sama bekerja di satu perusahaan ternama. Keduanya menikah setelah enam bulan berkenalan.
Awal pernikahan hanya Amanda yang berhenti bekerja. Namun, sejak orang tua wanita itu meninggal dan meninggalkan warisan yang cukup banyak, suaminya Aditya menyarankan untuk membuka kafe.
Kafe itu mereka buka enam bulan lalu. Alhamdulillah omsetnya cukup besar dan bisa menghidupi mereka sekeluarga dengan cukup layak.
Setelah masakan selesai, Aditya membawanya ke kamar. Dia melihat anak dan istrinya tertidur. Dikecupnya pipi sang putri. Lalu mendekati sang istri.
"Sayang, bangun! Makan dulu, nanti kamu bisa istirahat lagi," ucap Aditya sambil mengguncang pelan tubuh istrinya.
Amanda membuka matanya dan tersenyum melihat sang suami. Dia lalu bangun dan duduk bersandar di kepala ranjang. Aditya mengambil nasi lengkap dengan lauk yang dia bawa tadi, lalu menyuapi istrinya dengan telaten.
"Mas, sikapmu begitu baik dan perhatian, tapi jujur aku masih belum bisa sepenuhnya percaya dengan bisnis yang kamu katakan itu. Uang lima ratus juta bukanlah jumlah yang sedikit," gumam Amanda dalam hatinya.
**
Aditya dan Amanda merasa sangat bersyukur atas kehadiran Elsa dalam kehidupan mereka. Untuk mempersembahkan rasa syukur mereka, mereka memutuskan untuk mengadakan syukuran aqiqah di panti asuhan. Usia Elsa saat ini telah berusia dua minggu.
Pemilihan panti asuhan sebagai tempat syukuran aqiqah ini dilakukan karena Aditya dan Amanda ingin berbagi kebahagiaan mereka dengan anak-anak yang kurang beruntung. Mereka yakin bahwa Elsa akan tumbuh menjadi anak yang berempati, peduli, dan penuh kasih terhadap sesama jika dia tumbuh dengan melihat dan merasakan kehidupan anak-anak di panti asuhan.
Aditya dan Amanda, bersama dengan keluarga dan teman-teman terdekat mereka, mulai mempersiapkan segala sesuatu untuk syukuran aqiqah. Mereka menyusun daftar barang dan makanan yang diperlukan, mencari tahu tentang panti asuhan, serta menghubungi teman-teman mereka untuk membantu mengatur acara ini.
Selama persiapan, Aditya dan Amanda melibatkan Elsa dengan penuh cinta. Mereka selalu menjelaskan apa yang mereka lakukan dan alasan di baliknya. Mereka ingin Elsa tumbuh dengan memahami pentingnya berbagi dan memiliki empati terhadap sesama. Elsa, meskipun masih sangat kecil, terlihat sangat ceria dan bersemangat menyaksikan semua persiapan yang dilakukan oleh orangtuanya.
Walau mungkin apa yang mereka ucapkan belum dipahami putrinya, tapi Amanda selalu saja mengajaknya bicara.
Hari ini syukuran aqiqah tiba dengan sukses. Panti asuhan yang dipilih merupakan tempat yang hangat dan penuh kasih. Anak-anak di panti asuhan dipersiapkan untuk menyambut kedatangan Elsa dan mengajarinya arti kepedulian.
Mama Sari dan Kak Dian beserta putranya juga ikut ke panti asuhan. Mata Kak Dian melotot saat melihat souvernir yang dipersiapkan Amanda dan Aditya untuk anak-anak di panti asuhan.
"Kenapa harus memberi souvenir juga? Bukankah kalian telah siapkan amplop untuk anak-anak itu?" tanya Kak Dian.
"Tak apa, Kak. Kebetulan aku sudah niat dari awal. Sejak aku mendapatkan warisan dari kedua orang tuaku, aku belum sempat berbagi," jawab Amanda.
"Manda, Dian benar. Kamu sudah menyediakan makanan begitu banyak, dan juga memberikan amplop, kenapa harus ada souvenir semewah ini juga?" tanya Mama Sari.
"Tak apa, Ma. Lagi pula sudah niatku dari awal," jawab Amanda.
"Ma, itu semua uangnya Amanda, jadi biar saja apa yang ingin dia lakukan. Semua sudah menjadi niatnya," balas Aditya.
"Terserah saja. Aku cuma memberikan pendapat. Buang-buang uang saja. Anak kalian makin besar pasti akan membutuhkan uang yang banyak nantinya," jawab Kak Dian dengan sedikit sewot.
Setelah itu Kak Dian masuk ke mobilnya diikuti mama Sari. Mereka langsung tancap gas menuju panti asuhan.
Aditya dan Amanda membawa penuh kasih sayang, hadiah, dan makanan lezat untuk anak-anak di panti asuhan. Mereka semua bersama-sama membantu merapikan dan menghiasi ruangan tempat acara akan dilaksanakan.
Ketika Aditya, Amanda, dan Elsa memasuki ruangan, mereka disambut dengan tawa ceria dari anak-anak di panti asuhan. Elsa pun segera menjadi pusat perhatian dengan senyumannya yang menggemaskan. Anak-anak di panti asuhan yang sebelumnya tidak pernah bertemu dengannya dengan penuh kegembiraan menatap sang ratu hari ini.
Selama acara, Aditya dan Amanda berbagi cerita tentang kehamilan, kelahiran Elsa, dan betapa bersyukurnya mereka memiliki Elsa sebagai putri tercinta. Kehangatan dan kebersamaan terasa begitu kuat di antara semua orang yang hadir. Makanan lezat disantap bersama, tawa terdengar dari setiap sudut, dan kebahagiaan yang tak terhingga meliputi hati setiap orang di sana.
Setelah acara selesai, Elsa terlihat lelah dan mulai tertidur dalam pelukan Aditya. Aditya dan Amanda mengucapkan terima kasih kepada semua tamu yang hadir dan berbagi kebahagiaan mereka. Mereka merasa sangat bersyukur atas semua berkah yang telah diberikan kepada mereka.
Momen syukuran aqiqah ini meninggalkan kesan mendalam bagi seluruh keluarga dan teman-teman yang hadir. Mereka menyadari betapa beruntungnya mereka untuk memiliki segala sesuatu yang mereka butuhkan, tapi juga menyadari tanggung jawab mereka dalam membantu mereka yang kurang beruntung.
Aditya, Amanda, dan Elsa berharap bahwa momen ini akan menjadi awal dari perjalanan hidup Elsa yang penuh rasa empati dan kepedulian terhadap sesama. Mereka berkomitmen untuk selalu melibatkan Elsa dalam kegiatan sosial dan memberikan teladan bahwa membantu sesama adalah suatu kewajiban.
Dengan harapan ini, Aditya, Amanda, dan Elsa meninggalkan panti asuhan dengan hati dan pikiran yang penuh kehangatan, merasa bahwa syukuran aqiqah mereka telah memberikan kebahagiaan dan cinta kepada siapa pun yang berada di sekitar mereka.
Kak Dian sepertinya masih belum bisa terima dengan pemberian souvenir itu. Dia meminta tiga puluh biji untuk acara ultah putrinya nanti di sekolah. Amanda tak bisa menolak kemauan iparnya itu. Untung saja dia memang membeli banyak souvenir dan hadiah sehingga masih mencukupi untuk semua anak yatim di panti asuhan itu.
Sore hari barulah mereka kembali ke rumah. Amanda langsung berbaring di ranjang bersama Elsa. Putrinya tampak kelelahan.
Aditya langsung menuju dapur. Dia menerima sambungan telepon. Dari tadi di panti asuhan gawainya berdering, tapi dia tak mengangkatnya.
"Iya, dua minggu lagi aku pasti datang. Percayalah," ucap Aditya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
LENY
IPAR NYA DAN MERTUA KAYAKNYA GAK BENAR APLG DIAN IPARNYA INI SDH TAMAK PELIT RAKUS HARTA KELIHATAN BENER.
2025-03-05
0
Sri Puryani
wah ipar & mertuanya kyk nya hidupnya biasa" sj, ada orang brrbagi kok gk suka
2025-02-14
0
LENY
AMANDA CUMA DIMANFAATIN KEL ADITYA SUAMINYA
2025-03-05
0