“Ra sebenarnya gue itu...”belum sempat Bambang meneruskan kalimatnya langsung dipotong.
“Ra gue baru ingat kalo diantara kita ada yang tidak mandi pantas dari tadi ada bau-bau apek gitu”. Keysa melantangkan suaranya. “gue pikir lo yang lebih parah Ra udah di apit orang itu”. Gumamnya.
“Kak kalo nyindir tuh yang bagus dikit napa biar yang disindir gak tersinggung nih.” Nasya merasa kesal.
“Gue walaupun gak mandi tetep wangi kok” Bambang cengengesan.
“Wangi limbah maksudnya.” Sambung Naura datar.
“huhahahahaha lo bener banget Ra.” Keysa tertawa lepas.
“Iya gue mandi nanti sekaranglagi mager banget nih.” Jawab Nasya datar.
Keysa tiba-tiba bediri dan mengambil alas yang sedang mereka tiduri. “Gak ada mager-mageran kalian berdua harus mandi kalo nggak gue siram kalian disini.” Tangan Keysa menarik-narik alasnya yang masih ditiduri mereka namun mereka memilih mengalah dan berdiri.
“Key gue mager benget kalo disuruh mandi.” Bambang memasang wajah melasnya.
“Mandi itu kerjaan yang memalaskan tau, apalagi nih kalo mandi harus nyalain shower terus buka baju, keramas, nyabunin badan trus kalo mau nyabunin kaki harus diangkat satu jadi harus jaga keseimbangan trus lagi mata perih kena shampo padahal kita lagi mager banget malesin banget gak sih.” Nasya menjelaskan panjang lebar.
“Jadi gara-gara itu lo ketiduran terus di bathup tiap mandi gitu, makanya lo dikamar mandi lama.” Jelas Keysa.
“Kalo mandi di bathup enak kak bisa tiduran sama busa tapi kata kak Key gue gak boleh pake bathup biar gak lama mandinya.” Jawab Nasya cengengesan.
“Udah Sya lo kita gak ada gunanya tengkar sama emaknya kunti mandi ajalah kita.” Bambang kesal.
“Udah yuk masuk di luar udah dingin nih.” Naura menyilangkan tangannya seperti orang yang memeluk diri sendiri.
“Kalo Naura dingin sini sama kak Bambang biar hangat.” Bambang merentangkan tangannya.
“Nggak mau kak Bambang bau, kalo kalian masih mau adu argumen aku kedalam duluan.” Kemudian Naura masuk ke dalam gedung menuju lift disusul mereka bertiga di belakang.
Hari sudah mulai gelap jam menunjukkan pukul 12.00 malam waktu setempat. Mereka berempat ke kamar masing-masing untuk beristirahat agar keesokannya bisa berangkat pagi kebandara.
“Bi udah tidur?.” Tanya Naura disamping bi Asih yang membelakanginya. Namun tak ada jawaban terdengar.
“Selamat tidur bi.” Naura membaringkan diri disamping bi Asih yang terlelap.
Keesokan hari......
Seperti biasa bi Asih bangun lebih dulu untuk mempersiapkan sarapan, juga beberapa makanan ringan untuk perjalanan mereka nanti.
“Morning bi Asih.” Sapa Bambang dengan pakaian casualnya kemudian memakan buah diatas meja makan.
“Ehhh mas Bambang silahkan duduk dulu bibi udah siapkan sarapan sebentar lagi masak."
“Bibi tahu kan kao Naura gak biasa sarapan dengan roti apalagi bubur.”
“Iya mas ini bibi sudah masak nasi untuk dia.”
“Bibi mau panggil mereka dulu ya mas.”
Bi Asih ke atas menaiki anak tangga dipanggilnya satu-persatu.
Mereka bertiga keluar dari kamar masing-masing diikuti bi Asih dengan membawa dua koper di tangannya. Mendapati Bambang sedang asyik mengunyah beberapa buah tak menyadari kedatangan mereka bertiga hingga timbul rasa iseng seorang Keysa.
“Duuuuaaarrrrr.” Keysa memegang bahu Bambang dengan tiba-tiba dari belakang.
Bambang tengah asyik makan buah langsung menyemburkan buah yang tengah dikunyahnya dan menoleh kebelakang mejanya melihat Keysa memasang wajah cengengesannya. “Lo tuh jangan ngagetin orang napa kan makannya berantakan tuh.” Bambang menunjuk kearah meja.
“Hahahaha habisnya muka lo lucu kalo lagi kaget gitu." Ledek Keysa.
"Udah yuk sarapan aku juga harus minum obat anti mabuk nih." Kata Naura.
Mereka berempat duduk dikursi masing-masing begitu juga dengan bi Asih dan pak Aming. Mereka manyantap makanan dengan nikmat hingga ponsel Naura berdering memecah keheningan. Tanpa lama-lama Naura langsung mengangkat ponselnya tertulis nama kak Laura disana.
"Halo kak ada dimana?." Tanya Naura.
"Aku udah dibawah depan gedung apartemen kamu." Jawab Laura di ponsel.
"Baiklah kita akan turun kak."
Panggilan berakhir.
"Kak kalo udah selesai sarapannya kita turun ya, kak Laura udah dibawah." Jelas Naura.
"Oke Sya ini kita udah selesai."
Sontak semua berdiri dan mengambil koper masing-masing dan lainnya dibawa pak Aming dan bi Asih.
Diluar apartemen terlihat Laura berdiri dekat mobil berkacamata hitam, berjalan membantu mengangkatkan barang bawaan mereka.
"Kalian cuma berempat kenapa bawaannya banyak?." Tanya Laura.
"Biasa lah kak cewek emang rempong plus heboh." Jawab Bambang datar.
"Udah deh ini udah mau lambat kalo mau debat nanti di Indonesia gue ladenin lo." Jawab Keysa membantu memasukkan barang ke bagasi mobil.
"Udah siap semuanya kan ayo berangkat." Ajak Laura.
"Bi Asih, pak Aming kami berangkat dulu jaga apartemen yaa jangan sampai ada debu main petak umpet disana. Jaga diri baik-baik disini kalo ada masalah telvon kak Laura." Bambang cengengesan.
Semua mengelus dada dan menarik nafas ingin menyerang Bambang tapi mengingat waktu mereka lebih memilih masuk mobil. Bambang duduk disamping kursi pengemudi, sedangkan Keysa, Naura, dan Nasya di belakang. Mereka berpamitan kembali pada bi Asih dan pak Aming yang masih berdiri dekat mobil dan mobil melaju ke bandara.
Sesampainya di bandara semua kecuali Bambang berpelukan dengan Laura untuk pamitan dan berterima kasih kemudian masuk bandara untuk check in.
Waktu tempuh Korsel Indonesia berkisar 6 jam mereka memilih tidur dalam perjalanan tanpa sepatah kata pun. Tak terasa perjalanan yang panjang kini roda pesawat sudah berada di tanah Indonesia. Mereka berempat naik taksi online masing-masing yang sudah dipesan sebelumnya.
"Sampai ketemu besok ya gengs." Keysa masuk dengan melambaikan tangannya ke arah ketuga sahabatnya.
"Hati-hari di jalan." Jawab mereka.
Tak lama kemudia mobil pesanan Nasya juga datang. "Gue pulang duluan apa kalian gak apa-apa?." Nasya menanyakan sebelum kakinya naik ke mobil. Bambang dan Naura menggelengkan kepalanya.
"Oke gue duluan." Kata Nasya yang ada dibalik jendela mobil.
Kini dibandara hanya tinggal Naura dan Bambang. Mereka mencari-cari mobil yang akan di tumpangi tak lama kemudian sebuah mobil berwarna silver berhenti didepan mereka.
"Maaf apa ini dengan mbak Naura Asyifa?." Tanya driver taksi online.
"Iya itu saya, minta tolong bantuin masukin koper ini pak." Naura menunjuk koper miliknya. Driver taksi online mengangkat koper dan memasukkan ke bagasi mobil.
Saat hendak melangkahkan kakinya ke mobil dia melihat Bambang sedari tadi hanya diam dan tidak berkata apapun.
"Kak Bambang apa mobilnya udah sampai." Tanya Naura.
"Ini malah di batalkan." Bambang menatap posel di tangannya.
"Yaudah ikut mobil ini aja kak."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
Violla
semangay
2020-08-25
1
rinia riapi
Semangat. Aku mampir lagi.
Salam
Classical Love
Surga di Hati
The Darkness of Vampir World
Terima kasih.
2020-08-24
0