Sementara itu di Apartemen.
"Gimana ya kak aku gak tau dari mana dapat uang segitu banyaknya dalam singkat ?." Naura bingung.
"Gue jaga lilin biar Bambang yang jalan Ra." Keysa datar.
"Lo kan sering pake popok tuh seharusnya lo yang jalan nanti gue belilin kertas mainan yaa sama telur rebus buat lo makan." Balas Bambang pada Keysa.
"Udah deh gak usah ribut terus nanti kalo kalian jodoh gimana coba." Nasya mulai kesal.
"Idih amit-amit." Keysa mengetuk meja.
"Naudzubillah Ya Allah." Bambang mengangkat kedua tangannya.
Nasya melihat Naura mematung seperti tidak memperhatikan percakapan mereka. Nasya memukul bahu Naura.
"Woyy bengong aja lo mikirin apa? Mikirin duit tenang aja kita bakal usahain besok uang ada. Sebelum gue berangkat ke sini apartemen gue sama mobil sport gue udah gue jual jadi lo bisa pake mungkin total semuanya 2,5 M lah." Nasya menjelaskan sambil mengunyah buah apel yang ada di meja.
"Tenang Ra tabungan gue ada 2M an jadi lo bisa pake buat beli tuh perusahaan. Apartemen gue udah gue jual soalnya orang tua gue pengen gue tinggal sama mereka." Bambang menambahkan.
"Gue mungkin gak punya apartemen tapi gue punya tabungan yaa sekitar 1M an lah." Keysa menambahkan.
"Tapi itu kan tabungan kalian nanti kalo kalian butuh gimana dong?." Naura merasa tak enak.
"Ra lo lupa kita tuh saudara meski tak sedarah segar." Nasya menegaskan.
"Iya Ra udah lah kesampingkan dulu ketidakenakan lo itu... sekarang waktunya lo itu raih kesempatan ini cita-cita lo di depan mata Ra jangan sia-sia kan." Keysa menambahkan.
"Kalo lo gak enak sama kita anggap aja ini investasi kita di perusahaan lo okey." Bambang menenangkan.
"Makasih yaa kak aku akan terima semua uang kakak." Jawab Naura.
"Okey sekarang kita telvon lagi Hilda." Keysa meraih ponselnya di atas meja.
Tuttty tutttt tuttt panggilan vedio tersambung tak lama kemudian.
"Halo." Jawab Hilda disana.
"Hil lo sibuk nggak?." Tanya Keysa.
"Nggak Key malah lagi santai benget.. emang ada apa?."
"Jadi gini Naura pengen bicara sama lo." Keysa mengawali.
"Okey mana sekarang?." Kata Hilda.
Keysa memberikan hapenya ke tangan Naura. "Assamualaikum kak Hilda ini aku Naura." Meskipun sahabatan udah lama tapi jika menyangkut hal serius tetap saja Naura grogi.
"Waalaikumsalam Ra jadi gimana tawaran kakak?." Tanya Hilda.
"Aku udah dapat suntikan dana dari kak Nasya, kak Keysa dan kak Bambang kalo emang 3M Aku akan ambil kak tapi aku minta tolong kak Hilda yang urusin yaa kan kak Hilda lebih pengalaman daripada aku." Naura to the poin.
"Ra kakak gak punya uang buat bantu lo tapi kakak punya tenaga dan otak akan kakak usahakan itu buat bantu lo... lo percayakan sama kakak."
"Iya kak aku percaya sama kak Hilda. Makasih ya kak."
"Udah dong gak usah nangis kita kan emang saudara 4 cantik 5 si buruk ancur."
"Ihhh Hilda mah kek gitu... apa lo gak lihat nih wajah udah kayak kim soo hyun. Bukan dosa gue dong lalo gue udah tampan dari zigot." Bambang membela diri.
"Iyain aja deh biar diem." Hilda sewot.
"Makasih ya kalian selalu membuktikan kalo kalian sayang dan anggap aku saudara bukan hanya omdo. Maafin adek kecil kalian yang sering ngerepotin dan manja." Air mata Naura tak mampu untuk di bendung.
Nasya yang ada di samping Naura langsung memeluk lembut disusul Keysa yang berjalan menuju kursi Naura dan memeluknya kemudian Bambang ikut hanyut dalam kehangatan persabatan yang nyata.
Hilda hanya bisa meneteskan air mata melihat pemandangan indah ini di layar hapenya walaupun dia tak bisa hadir di antaranya Hilda merasakan kedamaian dalam dirinya.
"Kehangatan ini janganlah cepat berlalu." Hilda menyanyikan lagu disana. Merekapun melepaskan pelukannya.
Mereka memilih untuk melepaskan pelukannya daripada telinga kehilangan manfaatnya.
"Hil siapa yang ngasik izin lo nyanyi." Keysa ketus.
"Hehehe kenapa suara gue bagus yaa kayak raisa."
"Iya kayak raiso di bedakan antara suara manusia sama nyamuk." Ketus Nasya.
"Kak apa gue bisa jadi ceo kan aku gak ada basic nya. Aku kuliah jurusan humas aku juga masuk SMA bukan SMK jadi mana tau." Naura menekukkan wajahnya.
"Tenang Ra lo gak sendiri kan ada kita, Jangan lupa Kakak ini lulusan Humas S2 gue jurusan bisnis setidaknya gue masih ingatlah mata kuliah gue." Ujar Bambang sambil memegang kedua nahu Naura guna menanangkan.
"Iya Ra gue kan juga alumni komunikasi S2 akuntansi dan manajemen apalagi gue pernah bantuin bokap menangin tender kerjasama dengan perusahaan asing plus nih gue punya sosmed follers gue udah hampir 1M." Keysa menggenggam tangan Naura di atas meja.
"Ihh jangan lupakan gue dong kan gue alumni internasional busines yaa meski S1 aku Hukum plus komunikasi emang gak nyambung sama sekali tapi gue akan berusaha kok nyumbangin otak gue." Nasya menindihkan tangannya ke atas tangan Keysa.
"Kita selalu ada buat lo Ra." Mereka kompak.
"Eh eh eh kalian melupakan orang yang ada di layar yaah." Hilda mulai mengomel.
"Ohh iya emak juga tuh dia udah berpengalaman banget mulai dari booking membooking sampek lobby melooby klien udah jadi santapan dia tiap hari." Nasya menjelaskan.
"Hilda juga mantan manajer perusahaan ternama dia juga mendapatkan piagam penghargaan sebagai manajer berkualiatas profesi berangkap itu udah jadi sudab biasa bagi dia." Imbuh Kyesa.
"Iya Hilda bisa diandalkan kok Ra dia juga sering di sebut-sebut sebagai orang berbaju kreator saking kreatifnya dia tau." Bambang menambahkan.
"Ishhh kalian ini berlebihan banget. Udah Ra gak usah dengerin mereka pokoknya kita sama bangun perusahaan itu. Ceo adalah cita-cita lo jadi lo harus lebih semangat."
"Siap kak." Naura semangat.
"Hil lo ada dimana tuh kayaknya bukan rumah deh." Tanya Bambang.
"Oh ini gue lagi ada di toko kue enak banget loh gak jauh juga dari rumah gue tokonya tuh terkenal banget mulai tadi rame makanya gue nungguin dulu." Hilda menjelaskan.
"Sejak kapan lo suka makan kue?." Tanya Nasya.
"Entah gue ketularan laki gue dia suka banget makan kue disini makanya gue bela-belain nungguin." Jawab Hilda.
"Suka makan kue lewat jalur karma nih ceritanya. Biasanya kan lo gak suka banget sama kue." Keysa meledeknya.
"Hahaha maafin gue sekarang kena karma nih hahaha... tapi saat gue kesini tuh jadi ingat Naura tau, lihat tuh, disini catnya biru putih trus bagian sana ada doraemonnya." Hilda mengarah kamera hape ke sekelilingnya.
"Kak nama tokonya apa?." Tanya Naura.
"Nama NK bakkery Ra." Jawab Hilda.
"Kak itu toko kue aku." Naura tak menyangka sahabatnya pergi ke tokonya tanpa di beritahu olehnya terlebih dadulu, Naura nangis haru melihat sahabatnya sudah memuji tokonya. "Makasih ya kak udah mampir". Naura terharu.
"Apaan sih Ra jangan cengen gitu ah, lagian kakak kesini tuh gak tau kalo ini toko lo kakak juga taunya dari sosmed, banyak lo Ra yang mereview kue ini, gak nyesel tau datang kesini emang kuenya tuh beda banget apalagi makan pas lagi hangat adeeh enak banget, pas pertama datang emang udah enak pelayanannya juga sopan, tuh lihat banyak yang ngatri kan." Hilda menjelaskan kemudian mengangkat hapenya dilihatkannya suasana di dalam toko kue.
"Kak boleh arahkan ke orang yang jaga di depan bilang kalo Naura pengen bicara." Pinta Naura.
"Oke bentar." Hilda berjalan mendekati orang yang ada di depan. "Maaf mbak kalo ganggu tapi ini mbak ada yang mau bicara sama mbak namanya Naura." Hilda menyerahkan hapenya pada keryawan tersebut
.
"Novi apa kabar." Naura antusias.
"Kak Naura aku gak nyangka kakak bakalan nlvon duluan... maaf ya kak aku sibuk terus soalnya toko meningkat sangat pesat." Ujar Novi.
"Nov gimana ceritanya kenapa aku gak tau?." Naura kebingungan.
"Jadi gini kak. Waktu itu kan ada pelanggan, aku gak tau mau ngapain dia tuh bawa-bawa kamera gitu. Tiba-tiba dia berjalan-jalan kayak lagi fashion show gitu mungkin lantai itu di kira karpet merah kali kak. Dia tuh memesan banyak kue dari varian rasa kayak lagi mukbang gitu, ehhh ternyata keesokan harinya pas aku datang ke toko udah banyak yang ngatri, padahal toko belum buka tapi yang ngantri udah banyak."
"Trus gimana tuh kamu nyikapinnya kan itu tiba-tiba membludak gitu sedangkan karyawan cuma segitu." Tanya Naura.
"Kita kan punya karyawan ibu-ibu kampung mereka membantu kita, maaf kak aku melakukan tindakan tanpa izin kakak." Novi merasa bersalah.
"Kenapa harus minta maaf Nov?." Tanya Naura.
"Aku dan kak Fitri udah merenovasi toko dalam satu hari soalnya kita gak mungkin kerja di tempat yang sempit dan orderan sangat banyak jadi kita perluas toko sedang cat dan lainnya disuaikan dengan selera kakak kita juga sudah meliburkan karyawan satu hari untuk bisa renov dengan leluasa, karna dalam waktu satu hari jadi kita memperkerjakan tukang dengan banyak biar cepat selesai. Kita kan boleh kecewain pelanggan kak."
"Kak Fitri ada di toko terus emang nggak ke hotel?."
"Nggak kak, kan kak Fitri kan udah nikah jadi dia berhenti dari hotel, dia memilih fokus ke sini. Sekarang toko kita udah punya banyak varian kue lo kak." Novi menunjukkan kue berjejer rapi di setiap sudut ruangan.
"Sekarang tiap hari kita menargetkan setidaknya menghasilkan dua puluh ribu kue, itupun langsung sold out seketika kak. Toko ini juga sempat treanding lo kak terus kak Fitri juga pernah di wawancara sebagai koki toko. Pokoknya kenaikan penghasilan toko udah 80% daripada dulu kak. Oh ya kak uangnya nanti di transfer ke rekening kakak kalo untuk keperluan dan laporan keuangan udah aku kirim ke kakak." Lanjut Novi.
"Kok kak Fitri nikah gak bilang sih?."
"Jangankan kakak aku aja enggak di undang soalnya cuma akad doang resepsianya belum katanya, lagian kak Fitri nikah pas di hari kakak berangkat ke korea."
"Yaudah bilang sama kak Fitri selamat dari aku dan orang punya hape ini kalo ke toko gratisin aja ya dia sahabat aku namanya Hilda, kamu harus hafal wajahnya."
"Siap kak." Novi menyerahkan hape ke Hilda.
"Ra gue nyesel banget baru vedio call lo sekarang kalo gue tau dari dulu nih toko punya lo, gue vedio call lo biar di gratisin." Hilda terkekeh.
"Hahaha iya suruh siapa gak nanya nama tokoku apa." Naura menjulurkan lidahnya.
"Haiss kau tuh, yaudah semua gue mau pulang dulu udah malam nih takut di cariin misua, thanks Ra udah gratisin ini." Hilda mengangkat kuenya ke arah kamera. "Ra uangnya udah masuk semua kalian emang gercep ya, jadi besok gue urus semuanya lo cuma tinggal tanda tangan doang."
"Iya makasih yaaa jangan lupa bintang 10 nya kakak."
"Siap big boss." Panggilan vedio pun berakhir.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments