Keysa, Nasya dan Bambang masih berdiri di tempat semula benak mereka penuh dengan tanda tanya kekhawatiran mereka melanda. Mereka hanya tak ingin adik kesayangannya di tipu oleh orang asing. Naura keluar kamar mendapati mereka masih mematung bak menekuin.
"Kak udah duduk dulu aja." Naura meletakkan barang-barangnya di atas meja kemudian duduk di ruang tengah.
Mereka bertiga menuruti perkataan Naura. Mereka bertiga langsung duduk dan manatap Naura yang makan buah di atas meja.
"Bertanyalah sepuas kalian akan aku jawab jika bisa ku jawab." Naura makan buah hingga suara tidak terlalu jelas namun masih bisa di mengerti.
"Oke Ra gue mau tanya darimana lo bawa orang kayak mereka lo ketemu dimana kapan, apa lo yakin kalo mereka bisa dipercaya, bagaimana kalo mereka ada maksud terselubung, kenapa lo bawa mereka, siapa mereka." Tanya Bambang.
"Bang lo mau nanya apa mau interview pake 5w plus 1h aja." Gerutu Keysa.
"Iya aku jawab satu-satu." Naura menghentikan makannya.
"Jadi gini." Naura menceritakan dengan detail mengenai pertemuan dengan bi Asih, membelikan makan,baju ke sauna kemudian ke tempat yang menurutnya angker hingga bertemu dengan adiknya bi Asih, Naura juga menceritakan musibah yang menimpa bi Asih dan adiknya yang menjadi korban penipuan oleh orang yang dipercayanya. Naura juga menjamin jika mereka adalah orang baik.
"Oke Ra gue percaya sama lo gue sebenarnya juga capek sih bangun pagi terus gotong royong dulu, gue setuju ide lo bagus." Nasya menganggukkan kepalanya.
"Kalo gue terserah lo aja Ra asal kita semua yang ada disini terjamin gak akan ada apa-apa." Jawab Keysa.
"Yaudah lah mereka juga butuh bantuan kita kan." Jawab Bambang.
"Karena sudah fix aku mau ke atas ya kak mau sholat Isyak dulu maaf buat kalian khawatir, kalian istirahat ya udah dini hari loh." Naura berdiri kemudian tangannya membawa kardus dan melangkahkan kaki ke arah anak tangga.
"Yaudah semua udah jelas kita istirahat aja."
Mereka masuk ke kamar masing-masing sebenarnya mereka memang sudah lelah dan butuh istirahat. Sedang bi Asih masih di kamar pak Aming, dia memandikkan adiknya kemudian memakaikan baju dan membaringkan di atas kasur.
"Kau tidurlah jika lapar roti dan minumnya di sini." Menunjukkan nakas dekat ranjang. "Ming, nona Naura baik banget sudah menolong kita, kita gak boleh membuat nona Naura kecewa, mulai sekarang aku berjanji akan ku baktikan diri ini pada nona Naura." Bi Asih meneteskan air mata melihag ke arah pak Aming yang masih lemas.
"Aku juga mbak, dia sangat baik membelikan makanan,minuman, baju dan sekarang kita dibawa ketempat yang nyaman ini, aku sangat bersykur bertemu dengan non Naura, aku juga akan membaktikan diri untuk non Naura. Dia sudah seperti manusia berhati malaikat." Jawab Aming dengan suara lemasnya.
"Mbak istirahatlah, besok biar bisa bangum pagi buatkan sarapan untuk mereka." Pak menghapuskan air mata mbaknya.
Bi Asih pun keluar dari kamar pak Aming. Dia menuju kamar yang ada dipojok lantai dua. Bi Asih mengetuk pintu tapi tak ada jawaban saat membuka pintu ternyata Naura baru selesai sholat. Bi Asih berdiri di dekat pintu.
"Bi gak usah sungkan anggap aja rumah sendiri. Apa kah bibi sholat atau.. ."belum selesai Naura meneruskan kalimatnya langsung di potong oleh bi Asih.
"Saya sholat non."
"Oh baiklah bibi bersihkan diri dulu kemudian sholat mukenah dan sejadahnya saya letakkan disini terus baju gantinya ada disitu."Naura menunjuk baju di atas kursi kecil dekat jendela. "Saya mau istirahat duluan udah pukul 1 pagi." Naura berbicara sesekali dia menguap.
"Baik non terima kasih."
Bi Asih beranjak ke kamar mandi sedang Naura ke arah kasur yang empuk itu.
☆☆☆☆
Pagi menyapa sinarnya menyilaulan lewat sela-sela jendela. Bambang, Nasya, Keysa bangun seperti biasanya tapi tidak dengan Naura yang meneruskan mimpinya sehabis sholat subuh. Mereka bertiga berjalan ke ruang tengah meski setengah sadar dan muka-muka bantal mereka tetap masih punya tanggung jawab untuk membersihkan apartemen. Sedangkan di arah dapur terdapat perempuan setengah baya sedang sibuk beraktivitas entah apa yang dilakukannya. Mereka bertiga saling adu pandang bertanya-tanya siapa dia.
"Apa dia Naura?." Tanya Bambang dengan suara khas orang bangun tidur.
"Sepertinya bukan, aku baru ingat kalo Naura memperkerjakan ART sekarang." Jawab Nasya dengan suara khas baru bangun tidur.
"Yaudah kita masuk lagi lagi kasur memanggil terus nih." Keysa memberi sarana dengan suara khas bangun tidur.
Mereka memutuskan untuk masuk dan merebahkan diri diatas kasur. Jam masih menunjukkan pukul 5 Pagi sedang mereka ke kantor masih pukul 8, mereka memilih melanjutkan mimpinya.
Naura bangun lebih awal dan sudah memakai kemeja kerjanya dia menuruni anak tangga dan mendapati bi Asih sedang sibuk di dapur. Naura menghampiri bi Asih dan duduk di bar mini dekat dapur.
"Pagi bi kayak sibuk banget masak apa emang bi, apa ada yang bisa ku bantu bi." Naura memulai pembicaraan tanpa aba-aba membuat bi Asih seketika terkejut.
"Ehh pagi non, ini bibi masak semur sama terong balado dan ikan goreng, non gak usah bantu kan udah cantik nanti bau ikan kalo non bantuin bibi." Jawab bibi dengan tangan yang masih sibuk menggoreng sesekali dia melihat Naura di belakang agak jauh.
"Bi Asih nanti bibi pakai baju aku aja yaa udah aku siapkan beberapa baju buat bibi. Kalo pak Aming aku udah chat kak Bambang buat memberikan beberapa bajunya. Soalnya kami masih sangat sibuk bi jadi gak sempat ke mall."
"Gak apa-apa non ini aja bibi udah sangat berterima kasih, ohh ya non disini saya dan adik nggak minta gaji saya hanya butuh tempat tinggal dan makan saja sudah cukup non."
"Tapi bibi bekerja mana bisa seperti itu."
"Saya kan minta tempat tinggal dan makan non itu sudah cukup sebagai gaji."
"Ya terserah bibi aja."
Selang beberapa manit Keysa dan Nasya turun dari lantai dua kemudian Bambang juga keluar dengan membawa beberapa baju di tangannya dan meletakkannya di sofa ruang tengah.
"Pagi Naura." Mereka menyapa Naura yang sudah di meja makan.
"Pagi juga." Jawa Naura.
"Apa hari masih jomblo juga?." Tanya Nasya ke Naura.
"Iya, kalian juga?." Naura datar.
"Hemm, kita juga." Jawab Keysa, dan Nasya bersamaan.
Bambang mendengar sapaan mereka merasa tak puas jika tak ketawa dengan keras begitupun bi Asih senyum-senyum melihat tingkah konyolnya.
"Huaaahahha ehh para jomblowers sedang maratapi nasib hahaha".
Bambang kewata memegang perutnya.
"Iya itu yang ketawanya renyah banget apa dia gak sadar kalo dia juga jomblo." Sindir Keysa.
Bambang mendengar ucapan Keysa langsung berhenti ketawa dan duduk bersama mereka. Bi Asih yang melihat mereka seyum-senyum sendiri sambil menuangkan air ke gelas.
"Bi Asih kenapa ketawa kan bibi juga jomblo." Tanya Nasya dengan polosnya.
"Bibi gak jomblo non tapi janda kan beda non." Jawab bi Asih datar.
"Iya iya bener juga." Mereka mengangguk kepala bersamaan.
"Berarti kalo bibi janda bisa nikah sama Bambang dong bi kan dia suka yang janda hahaha." Keysa menertawakan Bambang.
"His udah nggak kok Key gue suka cewek yang belum bersuami." Bambang melirik Naura yang sedang sarapan.
Saat mereka asyik bercanda gurau tiba-tiba suara ponsel Naura berbunyi.
Tertulis disana Kak Hilda♡. Naura memencet warna hijau di layarnya.
"Assalamuailaikum kak." Jawab Naura.
"Waalaikumsalam Ra, kalian lagi apa, lagi sibuk nggak?." Tanya Hilda disana.
"Kita lagi sarapan kak bentar lagi berangkat kantor ini panggilannya di speaker loh kak."
"Ohh berarti semua lengkap yaa."
"Iya kak emang ada apa."
"Gini Ra gue udah urus semua keperluan buat perusahaan lo dan semua hak paten dan lainnya udah gue urus. Masalah interiornya gue minta temen arsitek buat padukan warna yang ngerjain itu suami gue. Katanya kalo cuma ngecat dan pemebelian barang gampang dua hari cukup soalnya pekerjanya banyak. Untuk biaya gue pake sisa uang yang dipake beli perusahaan itu, sisanya sekitar 1M an lah kalo buat perluasan cabang kue loh gue udah urus juga termasuk daftarin merk dagang." Jelas Hilda disana.
"Jadi kapan kita akan pulang ke Indonesia." Tanya Keysa to the point.
"Kalian bisa pulang besok soalnya masih banyak yang harus di urus kalo gue urus semua sendiri kayaknya gak bisa deh. Gue juga udah di hubungi beberapa klien dan investor nanti gue jelasin kalo kalian udah pulang."
"Oke kita akan pulang besok." Jawab Bambang dengan santai.
"Bang kenapa lo buru-buru memutuskan?." Tanya Nasya.
"Bukannya cowok sering disebut gak peka yaa sekarang kok jadi cewek yang gak peka sih." Bambang menjelaskan dengan mengunyak makanan di depannya. Sedang ketiganya masih mencerna perkataan Bambang.
"Oke gue jelasin gak udah melotot gitu, jadi Hilda kan udah bilang kalo dia gak bisa ngurus semua sendiri artinya apa dia butuh bantuan, masak iya kita diam aja." Jelasnya.
"Oke Hil kita akan pulang besok jadi hari ini kita akan izin ke perusahaan dulu." Keysa menuturkan.
"Oke siap gue tunggu kalian." Jawab Hilda disana.
Panggilananpn berakhir. Mereka berlima berangkat menuju kantor tak lupa mereka mengucapkan terima kasih karna sudab terbiasa dengan Korea yang sering bilang terima kasih.
☆☆☆
Di kantor perusahaan R kosmetik.
Setelah sampai di kantor Nasya memarkirkan mobil, mereka berempat turun dari mobil dan masuk lift. Di depan lift mereka bertemu dengan staff marketing siapa lagi kalau bukan Laura.
"Pagi... kalian mau ke lantai berapa?." Tanya Laura.
"Lantai enam kak." Jawab Keysa.
"Oh yaa... Keysa dan Naura kalian ikut aku yaa ke pemotretan nanti sesudah makan siang."
Mereka berenam masuk ke dalam lift, Nasya dan Bambang tidak terlalu akrab hanya sekedar tau mereka berdua diam tanpa kata. Sedangkan Naura dan Keysa berbincang sangat lama dengan Laura hingga akhirnya lift berhenti di lantai lima.
"Aku duluan ya semuanya." Laura melambaikan tangan ke arah mereka. Mereka berempat hanya membungkukkan badan dan pintu lift tutup kembali. Setelah lift sampai ke lantai enam mereka keluar bersama.
"Kalian kalo sama kita aja nyerocos kalo sama yang lain stay cool." Ledek Keysa.
"Mereka lagi jaga imej kak." Sambung Naura.
"His Naura itu tuh sikap kalo lagi sama orang, bentar lagi lo akan jadi ceo jangan pecicilan gitu gak enak lihatnya tau." Nasya membela diri.
"Bener tuh." Bambang menyetujui.
"Jadi kalo jadi coe harus stay cool agak sombong-sombong gitu yaa." Tanya Naura dengan polosnya.
"Hadeh Ra itu bukan sombong tapi menunjukkan kalo lo itu berkharisma jadi orang bakal sungkan sama lo gitu." Jawab Nasya.
"Gue setuju sama Nasya kali ini, sebaiknya lo belajar gih sama Nasya Ra, jangan sama gue soalnya gue pecicilannya gak tau tempat." Keysa terkekeh.
"Bener juga gue lupa mau ngajarin lo gimana kalo saat di Indonesia sebelum peresmian." Tanya Nasya dan Naura pun menunduk.
Mereka berempat sudah ke tempat meja masing-masing. Tulisan hangeul sudah menjadi makanan lezat tiap hari walaupun mereka baru tinggal beberapa hari di Korea tapi mereka sudah mulai fasih dengan tulisan hangeul. Mereka mulai bekerja dengan membaca beberapa dokumen guna mencari permasalahan tapi sama sekali tidak ada yang janggal.
Mereka juga di tugaskan perusahaan R untuk manjadi penanggung jawab peluncuran produk baru mau tidak mau mereka menyaggupinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
Violla
lanjut,
Bukan salah cinta
datang✌️
2020-08-20
0