Tiba-tiba ponsel Keysa dan Naura ada notifikasi...
Grup chat Asaloy...
[Gengs gue udah selesai minta izin pada HRD untuk kepulangan kita besok].” Chat Bambang.
[Jadi gue gak usah ke kantor dong].” Balas Keysa.
[Ini udah waktu pulang kantor kalaupun lo ke kantor gak guna juga HRDnya udah pulang lebih awal].” Balas bambang.
[Semua udah diurus Key jadi lo sama Naura ke apartemen aja, gue sama Bambang masih mau nyelesaikan urusan bentar].” Balas Nasya.
[Sya kak Key bukan Key, hiss kenapa cepet banget sih tuh hilang kata kakaknya].” Balas Keysa.
[Iya maap maap nona kak Keysa yang terhormat].” Balas Nasya.
[ Jadi besok kalian bakal pulang waah gue seneng banget, akhirnya geng asaloy bakal heboh lagi].” Balas Hilda.
[Kita pulang mau nagih traktiran rumah baru, lo harus peka yah].” Balas Bambang.
Hilda mengirim sebuah gambar, disana tergambar jelas sebuah tespeck garis dua dengan terangnya.
[Hil gue cowok mana tau kek gituan].” Balas Bambang.
[Udah Hil gak usah lo jelasin Bambang emang B*** nya alami.” Balas Keysa.
[Wahhh selamat kak Hil bentar lagi udah mau jadi aunty nih ceritanya].” Balas Naura.
[Kak Hil gue seneng banget selamat yaa gue gak nyangka lo udah hamil begitu cepat padahal nikahnya baru 3 bulan loh].” Balas Nasya.
[Hil selamat doain nyusul juga yaa, udah masuk berapa minggu].” Balas Keysa.
[Makasih semua cintaku, kalian uch uch deh peluk online dari gue wkwkwk, udah masuk 6 minggu Key].” Balas Hilda.
Chat grup terus berlanjut hingga Keysa dan Naura tiba di depan Apartemen diantar oleh Laura.
“Kak Laura maaf ya tadi kami kacangin kakak solanya kami lagi seneng banget sahabat kami memberitahukan kalo dia hamil, gimana gak seneng coba.” Keysa meminta maaf saat hendak turun dari mobil.
“Waah alhamdulillah kalo gitu aku juga ikut seneng dengarnya.” Jawab Laura yang masih di tempat duduk pengemudi.
“Kak Laura kan udah nikah apa kakak belum isi atau kakak masih belum siap.” Tanya Naura di kursi belakang.
Laura hanya terdiam cukup lama membuat Naura tak enak diri menanyakan hal itu. “eemmm kak aku minta maaf jika memang pertanyaan ku tak bisa dijawab udah gak usah dijawab. Terimakasih telah mengantarkan kami pulang. Kami masuk dulu yaa, kak Laura hati-hati dijalan.” Naura hendak membuka pintu mobil namun terhenti saat Laura mulai berbicara.
“Ra sebenarnya kakak bukannya gak siap tapi kemungkinan kakak bisa hamil itu sangat kecil, itulah kenapa walaupun kakak punya suami yang kaya masih kerja karna kakak harus siap jika suami kakak ninggalin kakak setidaknya kakak gak khawatir tentang kebutuhan hidup.” Suara Laura semakin merendah dan mata sudah berkaca-kaca.
Keysa melihat Laura berkaca-kaca merasa sedih sebagai perempuan tentu perempuan akan merasa sempurna jika bisa memberikan anak untuk suami dan anak juga menjadi pelengkap dalam keluarga. “kak Laura jangan sedih, diluar sana masih banyak kok orang yang kurang beruntung itu kan kemungkinan kecil serahkan semua pada Tuhan dia yang lebih tau kak” Keysa memeluk erat Laura yang sudah sesegukan meratapi nasibnya. Naura juga memeluk Laura dengan erat sangat lama kemudian mereka melepaskan pelukannya dan mengusap airmata masing-masing.
“Yaudah kak kami masuk dulu yaa hati-hati dijalan.” Ucap Keysa.
☆☆☆
Dalam Apartemen...
Naura dan Keysa membuka pintu apartemen betapa terkejutnya dimeja makan sudah berjajar bermacam makanan yang menggugah selera baunya sangat sedap.
Kriuk kriuk kriuk...
"Ehhh cacing siapa tuh yang dangdutan?." Tanya Keysa.
"Bukan aku kok kak, tapi emang ini pemandangan bikin cacing pita panduan suara. Apalagi lobsternya tuh udah minta di telan kak."
"Iya iya tapi jangan makan dulu harus ditahan pokoknya."
"Kenapa emang."
"Iya tungguin Bambang sama Keysa, jika ada yang lapar harus lapar semua jika kenyang harus kenyang semua."
"Yaudah kita bersihkan badan dulu kak udah gak enak nih."
"Lo bener."
Mereka berdua pun memilih untuk masuk kamar dan membersihkan diri.
"Key, Ra kalian dimana". Bambang berteriak-teriak di ruang tengah.
Naura dan Keysa keluar mencari sumber suara itu dilihatnya Keysa yang lusuh dan Bambang acak-acakan.
"Kalian kenapa kok lusuh gini." Keysa terheran-heran.
"Gak apa-apa cuma capek aja tadi banyak kerjaan." Jawab Bambang.
"Udah yok makan dulu aku dah laper nih makanannya juga enak tuh kayaknya."
"Kalian gak mau mandi dulu gitu."
"Gak usah aku dah laper."
"Ra panggil bi Asih dan adiknya biar bisa makan bersama." Ujar Keysa dengan pelan.
"Oke kak aku akan ke kamarnya dulu."
Naura beranjak dari ruang tamu dan mencari-cari keberadaan bi Asih. Ternyata bi Asih dan adiknya bersantai di kursi dekat kolam renang, disana memang tempatnya nyaman, tenang pas banget buat santai ditambah bintang berkilauan dilangit yang gelap.
"Bibi dicariin ternyata ada disini."
"Ehh iya non ada apa."
"Kita makan malam bersama bi ini perintah tuan besar Bambang."
"Apa cuma bi Asih non yang di ajak apa pak Aming gak di ajak nih." Goda pak Aming.
"Semuanya di ajaklah pak, udah yuk masuk, kayaknya masakannya bi Asih enak dari tadi menggoda terus." Jawab Naura.
Mereka bertiga masuk menuju ruang makan, disana sudah ada Keysa, Bambang, dan Nasya yang sedari tadi menunggu.
"Lama banget sih kalian tuh perutku udah berisik dari tadi." Kata Nasya.
"Iya ini kan udah sampai kak ayo semua makan."
"Baiklah karna semua udah kumpul marilah kita baca doa sebelum makan sesuai dengan keyakinan masing-masing." Kata Bambang. Usai mereka baca doa mereka langsung melahap makanan yang ada diatas meja tanpa ada suara apapun hanya terdengar suara garpu dan sendok. Mereka semua menikmati makan malamnya dan malam ini juga malam pertama mereka makan dengan bi Asih dan pak Aming.
"Udah kenyang." Keysa mengelus perutnya.
"Mulai dari kantor aku udah lapar ehh disini udah banyak makanan berjejer enak lagi rasanya, makasih ya bi." Nasya tersenyum.
"Makasih ya non syukur kalo semuanya suka." Bi Asih tersenyum malu.
"Bi besok kita mau pulang ke Indonesia apa bibi juga mau pulang?." Tanya Bambang.
"Apa non Naura ikut pulang dan gak mau balik lagi kesini?." Tanya Bi Asih.
"Aku mau pulang bi tapi balik lagi soalnya aku kan masih kerja lagian kita disana mungkin 5 hari aja bi." Jawab Naura.
"Bibi disini aja non." Jawab Bi Asih.
"Apa Bibi sama Pak Aming gak mau ketemu keluarga." Tanya Keysa.
"Kami gak ada keluarga disana non sekarang bibi hanya baktikan diri bibi pada non Naura." Jawab bi Asih.
"Aku juga non, bapak ingin baktikan diri untuk non Naura." Sambung Pak Aming yang duduk di dekat bi Asih.
Keempat sahabat itu beradu pandang seakan tak percaya dengan apa yang dikatakan kakak beradik itu.
"Apa aku gak salah dengar bi, pak?." Tanya Naura yang masih bingung.
"Nggak non kami berdua memang sudah berjanji, sejak non memberikan pertolongan pada kami saat itu apalagi kami di bawa kesini seperti sebuah mukjizat yang sangat kami harapkan." Jawab pak Aming.
"Sebegitu baiknya lo Ra sampek mereka aja bilang ingin baktikan diri seperti itu, jangan salahkan gue kalo gue terlanjur mencintai lo Ra sikap lo yang kayak gini gue bikin gue tertarik." Batin Bambang.
"Naura emang gitu pak, bibi, dia tuh gak tegaan kalo lihat orang lain menderita rasa empatinya akan muncul secara spontan." Ungkap Nasya.
"Iya bener bi yang di katakan Nasya." Imbuh Keysa.
"Kalian tuh berlebihan, udah bi gak usah dengarkan mereka lagian kalo aku mampu kenapa tidak." Jawab Naura. Kemudian Naura beranjak dari tempat duduk berjalan menuju kamar hingga beberapa saat kembali ke meja makan.
"Bi ini untuk kebutuhan bibi disini selama aku pergi semoga cukup ya bi nanti kalo kurang bibi bisa minta ke kak Bambang." Naura memberikan uang yang ada di dalam amplop.
"Tenang bi kalo kurang bisa telfon aku." Bambang memasang wajah menggoda.
"Kita kan udah tuh makannya gimana kalo kita ke atap yuk bawa alas anggap aja kita camping." Nasya memberikan idenya.
"Oke..Yok berangkat." Ucap Bambang. Mereka berempat memasuki lift menuju atap paling atas suasana memang sangat indah langit malam angin sepoi-sepoi lampu bergemerlap di gedung-gedung melihat kelangit tampak ceria menyambut mereka. Keempatnya memilih duduk di tengah-tengah atap disana sudah tergelar alas untuk mereka.
Lama mereka menatap langit seperti sedang syuting drama korea menatap langit duduk dengan santai melebarkan pandangan kedepan dan kesamping, setelah cukup lama mereka membaringkan diri. Bambang menjauhkan diri dari yang ketiga sahabatnya.
"Apa begini rasanya syuting drama?." Keysa memulai percakapan menatap langit yang indah.
"Tenang, tentram, nyaman, ini malam pertama kita bersama seperti ini." Gumam Nasya.
"Kak Nasya gak lupa kan kita akan keliling korea sebelum tugas berakhir." Naura mengingatkan.
"Siap bu ceo." Tegas Nasya.
"Kalian janji ya sama aku jangan ada yang berbeda sama kalian, saat aku jadi ceo maupun tidak kalian tetap saudara tak sedarah segar ku." Naura berkata pelan dan pandangan tetap memanatap langit.
"Gak mungkinlah Ra kita akan selalu bersama pokoknya sampek rambut kita memutih." Bambang melirik Naura yang ada agak jauh disampingnya.
"Langit saksikan kami, kita akan bersama dalam suka dan duka." Teriak Keysa.
"Kita juga akan memutih bersama." Lanjut Nasya berteriak.
"Kami akan menghabiskan hidup ini dengan bahagia bersama." Lanjut Naura ikut teriak.
"Persahabatan kami tidak akan habis di makan dinosaurus, persahabatan kami akan seperti pelangi yang berwarna setelah hujan dan badai, izinkan kami bersama dalam waktu yang lama." Teriak Bambang yang keras dan menggema.
Mereka berempat memejamkan mata seakan beban mereka sudah keluar dengan nyaman. Perasaan mereka tenang terlihat jelas mereka memejamkan mata dengan lukisan senyum dibibir mereka.
Bambang membuka mata dan menghadap kearah samping menghadap Naura. "Ra rasaku padamu takkan berubah walau kau tak tau yang sebenarnya." Batin Bambang.
"Ra apa lo tertidur?." Tanya Bambang.
"Hemm belum memang kenapa." Tanya Naura yang masih memejamkan mata.
"Ada yang perlu gue katakan sama lo, gue mau jujur sama lo." Bambang berkata pelan.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
Violla
ok
2020-08-25
0
Violla
next
2020-08-23
0
Azha
lanjutttt thor
2020-08-22
0