“Sial, kenapa kita harus bertemu Ranah Keabadian? Padahal besok kita akan sampai ke rumah,” gerutu seorang Pendekar.
“Mungkin dia sedang beristirahat saja dan tidak memiliki niat jahat,” sela tuan Wang berpura-pura terlihat tenang walaupun tangannya gemetaran. “Kalau tidak salah, labirin makam Raja Siluman Naga tidak jauh dari sini dan terbuka baru-baru ini. Mungkin saja dia adalah salah satu Tetua Sekte.”
“Tapi rombongan Sekte besar biasanya bepergian menggunakan monster burung,” sahut Pendekar wanita berusia tiga puluhan tahun.
Tiba-tiba suasana menjadi hening, mereka saling berpandangan dan bingung membuat keputusan terbaik agar tidak diserang Pendekar Ranah Keabadian tersebut.
“Jangan khawatir, aku bukan pengikut Kultus Iblis.”
Suara Xuan Ji menggema di benak semua orang, tak lama kemudian angin sepoi-sepoi berhembus dan ia tiba-tiba duduk diatas batu. Lalu ia meraih gelas kosong dan menuangkan teh hangat ke dalamnya.
“Hmm, sebagai ahli pertehan, teh ini adalah yang terbaik yang pernah kuminum. Apakah tuan Wang masih memiliki persediaan teh ini? Aku akan membeli semuanya,” kata Xuan Ji sambil menenggak teh tersebut.
Tuan Wang hendak berjalan ke arah Xuan Ji, tetapi Zhao Wu menghadangnya sembari mengedipkan mata tanda ucapan Xuan Ji tidak bisa dipercaya.
Namun, tuan Wang menepis tangan Zhao Wu sambil berbisik kalau nasib mereka kini ada di tangan Pria misterius berwajah tampan tetapi sebagian rambutnya sudah memutih tersebut. Tidak ada salahnya mencoba bernegosiasi dengan pria misterius itu dari pada menunjukkan rasa permusuhan, lagi pula tidak mungkin Ranah Kaisar Surgawi bisa melawan Ranah Keabadian.
Setelah berjalan ke depan Xuan Ji, tuan Wang langsung menangkupkan tinju sembari membungkukkan badannya untuk menunjukkan rasa hormat. “Teh itu bernama Teh Huayang yang dipetik dari perkebunan teh yang tumbuh di pegunungan yang mengelilingi kota huayang.”
Xuan Ji menganggukkan kepala sambil tersenyum hangat mendengar penjelasan tuan Wang.
Li Ruoqing menatap Xuan Ji dengan tatapan tajam. Dia masih tidak bisa melihat kedalaman Kultivasi pria misterius di hadapannya itu, hanya sekelas Tetua Sekte dan Ketua Sekte yang memiliki kedalaman Kultivasi seperti itu.
“Kalau Tetua menginginkan Teh Huayang, aku akan menghadiahkannya untuk Tetua. Namun, jumlahnya tak banyak karena aku hanya membawa sedikit saja. Awalnya kukira tak banyak orang yang suka minum teh, ternyata dugaanku salah. Seorang Tetua ternyata menyukai teh juga ha-ha-ha ....” Tuan tertawa sembari mengeluarkan kotak berisi serbuk teh Huayang.
“Para pedagang memang luar biasa. Saat keadaan genting saja, mereka masih bisa tertawa hangat,” bisik salah satu Pendekar.
“Apakah trik seperti itu bisa digunakan menjadi tawa karir di klan,” sahut Pendekar lainnya.
“Bukankah selama ini kau selalu menjadi anjing yang patuh pada tuan muda?” balas rekan Pendekar itu.
Zhao Wu menoleh ke arah mereka dengan kening berkerut. Bisa-bisanya mereka bercanda disaat nyawa mereka diujung tanduk.
Ketiga Pendekar itu langsung menutup mulut sembari menoleh ke arah lain.
“Wah, tuan Wang murah hati sekali,” sahut Xuan Ji menerima kotak itu dan langsung menyimpannya ke dalam cincin dimensinya. “Baiklah, kalian tidak perlu waspada. Mari kita melakukan perjalanan bersama ke kota Huayang.”
Tuan Wang dan para pengawalnya terkejut mendengar perkataan Xuan Ji.
“Kalian mungkin curiga aku adalah pengikut Kultus Iblis, kan?” kata Xuan Ji lagi. “Sebenarnya aku adalah Leluhur Klan Mu yang baru keluar dari meditasi tertutup selama seribu tahun. Saat aku keluar, orang-orang yang kutemui mengatakan dunia sedang mengalami masa kekacauan.”
Setelah berbicara, Xuan Ji menengadah menatap bintang-bintang di langit dan kemudian menghela nafas dalam-dalam. Angin sepoi-sepoi tiba-tiba berhembus di sekitarnya saja, sehingga rambutnya berkibar.
Tuan Wang tertegun sejenak, pemandangan itu adalah seseorang yang bersedih hati dan merindukan kenangan indah masa lalunya.
Dia tiba-tiba teringat kalau Klan Mu itu berada di wilayah utara yang berbatasan langsung dengan hutan monster dan pegunungan benteng besar.
“Tuan, bukankah Klan Mu sudah lama musnah. Klan-Klan di sekitarnya juga sudah dilahap Kultus Iblis, apa tuan baru keluar dari meditasi tertutup baru-baru ini?” sahut tuan Wang penasaran.
Zhao Wu segera menggenggam erat gagang pedangnya. Kalau pria misterius di depannya berasal dari utara, maka bisa saja dia adalah salah satu petinggi Kultus Iblis.
Xuan Ji tidak langsung menanggapi perkataan tuan Wang. Dia malah mengeluarkan sedikit energi spiritual-nya untuk menunjukkan bahwa energi spiritual-nya tidak mengandung energi spiritual Iblis.
“Sebenarnya aku sudah lupa di mana letak Klan Mu, karena Jurus yang kudalami saat bermeditasi adalah seni hati yang murni, yang mengharuskan aku menghapus ingatan masa lalu. Yang kuingat hanya namaku adalah Mu Ji.” Xuan Ji sengaja berbohong dan jika namanya nanti terkenal, lalu Mu Xian mendengarnya maka muridnya itu pasti datang mencarinya karena mengira Mu Ji itu adalah leluhurnya.
“Hiks ... Hiks ... malang sekali nasibmu leluhur Mu Ji. Anda pasti ke wilayah tengah untuk mencari informasi siapa yang telah memusnahkan Klan Mu.” Pemuda gemuk keluar dari gerbong kereta kuda sambil menangis. Dia adalah putra tertua tuan Wu.
Xuan Ji tersenyum masam, karena merasa sandiwaranya sudah melampaui batas.
“Tidak apa-apa, kejadian itu sudah takdir yang tidak bisa diubah. Sebagai leluhur Klan Mu tentu aku akan memusnahkan mereka yang telah mengusik keturunanku,” sahut Xuan Ji sembari menghela nafas panjang. Akan tetapi tiba-tiba energi spiritual api biru mengelilingi tubuhnya dan api biru itu membumbung tinggi hingga menyentuh awan.
Tuan Wang dan yang lainnya langsung terkejut serta menduga-duga itu adalah luapan amarah yang telah dipendam oleh leluhur Mu Ji.
Xuan Ji kembali tersenyum hangat dan segera menenggak tehnya. “Baiklah, lupakan saja yang tadi. Tidak seharusnya aku melakukan hal memalukan itu.”
Namun, ekspresi wajah semua orang terlihat iba padanya, sehingga Xuan Ji merasa sedikit bersalah pada leluhur Klan Mu karena membawa-bawa namanya dalam aktingnya.
Tuan Wang mengeluarkan makanan enak dari cincin dimensinya dan menaruhnya di depan Xuan Ji. “Aku adalah seorang pedagang, Leluhur Mu Ji. Sebagai pedagang, aku selalu mencari informasi hangat yang beredar di tempat-tempat yang kukunjungi ....”
Dia kemudian menceritakan peristiwa munculnya Kultus Iblis, termasuk beberapa Klan yang ia curigai menyewa Paviliun Serigala Iblis menghancurkan Klan Mu. Namun, semua Klan yang ia curigai itu telah dimusnahkan oleh Kultus Iblis.
Xuan Ji mendengar perkataan tuan Wang dengan seksama. Dia merasa perkataan tuan Wang jauh lebih baik dari informasi yang diberikan oleh Gao‘er.
Informasi yang membuatnya mengerutkan kening adalah Kultus Iblis sebenarnya sudah lama menyusup ke Sekte-Sekte besar termasuk juga ke dalam aliansi beladiri. Bahkan sebulan yang lalu Tetua yang menjadi kepala keuangan aliansi beladiri terungkap identitasnya ternyata seorang Tetua Kultus Iblis.
Ketua Aliansi Beladiri bertarung melawannya, tetapi Tetua Kultus Iblis itu melarikan diri setelah bertukar seratus Jurus dengan Ketua Aliansi Beladiri. Dia mengatakan belum saatnya Kultus Iblis melawan Kultivator terkuat di Benua Tianwu, mereka masih merekrut pengikut sebanyak-banyaknya sembari menunggu perintah dari Kaisar Iblis.
“Kaisar Iblis?”
Xuan Ji tersedak dan menyemburkan teh yang diminumnya ke wajah tuan Wang, karena terkejut mendengar “Kaisar Iblis” disebutkan oleh tetua Kultus Iblis itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
xi ochen
anjay itu nama spupu cewe gw
2025-02-28
0
On fire
❤️🩹💓🩶🩶
2025-03-06
0
On fire
💓💓💗💙
2025-03-06
0