Xuan Ji bingung apa yang sebenarnya terjadi di kota ini? Padahal tak jauh dari sini berkumpul ribuan murid-murid Sekte besar dengan basis Kultivasi Kaisar Surgawi. Seharusnya kota ini akan menjadi kota transit yang ramai dikunjungi.
Seorang anak laki-laki berusia delapan tahun tiba-tiba keluar dari pintu kedai makanan yang sebelumnya tertutup rapat. Dia membawa keranjang berisi makanan.
Sebelum melangkahkan kaki, anak itu menoleh ke kanan dan ke kiri lalu berlari kencang menuju gang kecil.
“Hei, tunggu, nak!” Xuan Ji tiba-tiba sudah menghadang bocah itu.
“Aaaaaaaaaaaa! Tolong jangan hisap darahku, darahku rasanya pahit karena jarang makan makanan enak!” Bocah itu berlutut dan membenturkan keningnya ke tanah.
“Hei, aku bukan hantu. Aku hanya ingin bertanya saja. Kenapa kota ini sepi, ke mana aku jika ingin mencari informasi?” Xuan Ji mengira bocah itu berakting agar makanannya tidak diambil.
Hingga saat ini Xuan Ji belum menyadari kalau Kultus Iblis juga mengakar kuat di benua Tianwu, bahkan jauh lebih terorganisir dari Kultus Iblis di benua Tianlong.
Bocah itu akhirnya tersenyum lebar, ternyata Pendekar di depannya bukan anggota Kultus Iblis yang telah membuat semua orang ketakutan.
“Jika tuan ingin mencari informasi, pergi saja ke bangunan itu.” Bocah itu menunjuk ke arah bangunan berlantai tiga yang tak jauh dari mereka. “Itu adalah rumah bordil dan tempat berkumpulnya para pengelana maupun Pendekar. Namun, pintunya tertutup. Tuan ketuk saja pintunya, maka petugas keamanannya akan membukakan pintu.”
Xuan Ji menganggukkan kepala dan berkata, “Rumah bordil memang tempat terbaik mengumpulkan informasi.”
Bocah itu tersenyum lebar. “Apakah aku sudah boleh pergi, tuan? Ibu dan adik perempuanku belum makan, aku takut mereka sudah kelaparan karena kami belum makan sejak tadi malam.”
Xuan Ji terkejut mendengarnya dan menduga tuan kota yang memerintah di sini bertangan besi serta tidak peduli dengan nasib rakyat kecil.
Dalam benaknya ia langsung membayangkan saat ini tuan kota sedang bersenang-senang dengan wanita-wanitanya sembari menenggak arak.
Xuan Ji langsung merasa jijik dan ingin menendang wajah tuan kota tersebut. Namun, tiba-tiba bocah itu sudah melangkahkan kaki hendak pergi ke rumahnya.
“Hei, nak, tunggu!” seru Xuan Ji mengeluarkan kantong yang terbuat dari kulit monster. “Ambil ini dan gunakan secukupnya saja. Jangan sampai orang lain melihatmu memiliki ini.”
Bocah itu tercengang melihat kantong kulit yang baru saja dilempar oleh Xuan Ji ke keranjangnya. Tali pengikat kantong kulit itu longgar sedikit sehingga terlihat Koin-koin Perak di dalamnya serta beberapa Kristal monster mulai level rendah hingga level tinggi.
Jika ia menjual Kristal monster itu, maka itu bisa membeli rumah mewah atau persediaan gandum selama beberapa tahun.
Namun, seperti kata Xuan Ji, harta Karun itu bisa menjadi bumerang bagi keluarganya. Orang-orang serakah pasti akan datang mengambilnya jika mereka mengetahui dirinya menyimpan harta Karun tersebut.
“Kamu memiliki akar spiritual Kayu. Mulailah menyerap Kristal berlevel rendah, jika kamu tidak tahu cara berkultivasi. Taruh saja kristal itu dibawah bantal saat akan tidur, energi spiritual dari kristal itu akan terserap dengan sendirinya ke dalam tubuhmu.” Suara Xuan Ji muncul dipikiran bocah itu. “Saat kamu bisa meninju pohon hingga hancur berkeping-keping, maka kamu sudah mencapai Ranah Kekuatan Tubuh.”
Bocah itu sangat senang mendengarnya, ia langsung membungkukkan tubuhnya sebagai tanda terimakasih.
Kalau ia mencapai Ranah Kekuatan Tubuh dalam usia muda, maka sekte terdekat pasti akan merekrutnya. Kemudian tak akan ada yang berani menindas keluarganya, bahkan walaupun itu tuan kota.
“Kakak, apa yang kamu lakukan di sana? Cepat masuk, nanti ada monster yang menyergapmu.” Suara gadis kecil terdengar memanggil bocah laki-laki itu.
“He-he-he ... Kakak pulang, Yan‘er. Ayo panggil ibu, kita akan makan banyak hari ini.” Bocah itu menjawab seruan adiknya dengan senyum cerah.
“Betulkah? Asyiiiiik!” Gadis kecil itu melompat-lompat kegirangan.
Xuan Ji yang bersembunyi dibalik pohon ikut tersenyum. Keduanya mengingatkannya pada Xue Hao dan Xue Yao saat masih kecil.
“Setelah mendapatkan informasi dari rumah bordil, sepertinya aku harus menendang bokong tuan kota agar hatinya tergerak membantu penduduk,” gumam Xuan Ji sembari berjalan menuju rumah bordil.
Hanya dalam waktu beberapa tarikan nafas saja, Xuan Ji sudah sampai didepan rumah bordil.
Halaman rumah bordil itu lengang sekali dan tidak ada suara yang terdengar dari dalam rumah bordil. Ada array pelindung menyelimuti rumah bordil itu, sehingga menjadi kedap suara.
“Permisi, apakah masih bisa memesan arak?” Xuan Ji mengetuk pintu sambil menyapa dengan suara pelan.
Pintu segera terbuka, seorang pria berbadan besar Ranah Kaisar Surgawi memelototi Xuan Ji.
Dia menatap Xuan Ji dari wajah hingga ujung kakinya. Keningnya sedikit berkerut karena tidak bisa mengukur basis Kultivasi Xuan Ji. Namun, dari tampilan Xuan Ji tentu ia menyadari Pria di depannya juga seorang Kultivator.
“Apakah arak saja?” Pria berbadan besar itu akhirnya berbicara.
“Sekalian beberapa wanita cantik menemaniku bercanda ria,” sahut Xuan Ji sembari tersenyum tipis.
Pintu masuk rumah bordil itu tiba-tiba terbuka lebar. Ternyata ada banyak pelanggan di dalamnya, termasuk beberapa Pria yang mengenakan pakaian berlambang Kota ini.
Tatapan para pelanggan itu langsung tertuju pada Xuan Ji. Mereka tampak terkejut karena tidak bisa mengukur basis Kultivasi-nya, lambang di pakaian Xuan Ji juga terlihat asing.
“Silahkan duduk di sini, tuan pelanggan tampan.” Gadis cantik menunjuk ke arah kursi disebelahnya. Dia sudah duduk sendirian di sana karena tidak memiliki pelanggan untuk dilayani.
“Beruntung sekali Gao‘er melayani pelanggan Pendekar.” Gadis lain berbisik.
Pelanggan Pendekar biasa sangat murah hati memberikan banyak tip, bahkan ada yang memberikan Kristal monster dan juga membocorkan informasi rahasia sehingga bisa dijual kembali.
Gadis yang dipanggil Gao‘er itu adalah mantan Kultivator yang beralih pekerjaan menjadi wanita penghibur setelah Dantiannya rusak. Wajahnya juga ada bekas sabetan pedang, sehingga pelanggan hidung belang jarang yang mau menyewa jasanya.
“Berikan aku arak terbaik,” kata Xuan Ji setelah duduk disebelah Gao‘er sambil tersenyum hangat.
Gao‘er sangat senang dengan respon ramah Xuan Ji padanya. Padahal biasanya pelanggan selalu menatap sinis dan terpaksa menyewanya karena gadis-gadis penghibur lainnya sudah melayani pelanggan lain.
Gao‘er mengeluarkan kendi emas dari cincin dimensinya, lalu menuangkan arak ke gelas. Aroma bunga yang sangat harum menyebar ke mana-mana.
“Apa Gao‘er sudah gila karena tidak memiliki pelanggan selama sebulan? Seharusnya ia bertanya dulu apakah pelanggan itu dapat membayar arak seribu bunga itu, kalau pelanggan tidak bisa membayarnya maka ia akan dihukum oleh Nyonya besar,” bisik salah satu wanita penghibur.
“Kalau tidak salah harga satu kendi arak seribu bunga itu adalah Seratus Ribu Koin Emas. Hanya tuan kota atau tuan muda Klan besar yang sanggup membuang-buang uang untuk meminum arak itu,” sahut pelanggan pria yang merupakan Pendekar Ranah Kaisar Surgawi yang bekerja pada tuan kota.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
On fire
💙💗
2025-03-06
0
On fire
💜❤️🩹💗
2025-03-06
0
Tabuut
Dantian gao'er rusak, tapi masih bisa menggunakan cincin dimensi ya bang thor?/Shy/
2024-11-11
1