BAB 10 - Lily Hilang

"Kenapa berdiri di situ?" tanya Pak Bima kepadaku tiba-tiba. Suaranya itu terdengar lantang dengan nada serak basah memperkuat aura maskulinnya yang kuat.

Mendengarnya sontak aku berbalik badan untuk mengusap wajah, entah mengapa aku malah bersedih begini.

"Maaf Pak, sudah satu jam Pak Bima mandi, jadi saya ke sini untuk memastikan."

"Sudah lama?"

"Tidak, saya baru saja datang mungkin sekitar 6 atau 7 detik dari Bapak sadari tadi." Jawabku bohong sambil cengengesan.

Aku agak merinding saat Pak Bima melewati ku di muka pintu. Tetapi aku berharap, dia tidak menyadari kebohongan yang ku lakukan. Entah apa yang akan terjadi, ku rasa dia akan salah paham jika dia tahu aku mendengar doa-doa nya barusan.

Mungkin tidak adil jika memilih jalan hidup yang sedang dijalankan Pak Bima, sedangkan jauh di dalam hati kecilnya ia masih menyimpan nama seorang gadis dan mengorbankan masa depan dan cintanya hanya untuk Lily, seorang anak yang di campakkan orang tua kandungnya.

Aku melirik sekilas ke arah Pak Bima yang baru saja menikmati makan malam miliknya. Pak Bima dalam perkiraan ku pasti memiliki tinggi sekitar 180 sentimeter, dengan rambut yang masih menggumpal karena basah, ditambah kaus polo hitam panjang yang lengannya di gulung seperempat ke atas, Pak Bima ini sangat sulit untuk tidak menarik perhatian, pikirku. Beruntunglah perempuan bernama Mbak Maya tadi, bisa memiliki hati dari pria baik yang kaku dan keren ini.

Ya, meskipun akhirnya kandas juga.

"Setelah makan malam ini, kamu bisa kan temani Lily tidur seperti semalam? Saya mungkin tidak bisa."

"Bisa Pak."

"Tidak mau!"

Kami menengok bersamaan. Rupanya di belakang Pak Bima; Lily berdiri memberengut kesal.

"Lily tidak mau Papa tidur di sofa belajar lagi!"

"Loh, kenapa?" Pak Bima berdiri dan berjalan mendekati Lily. "Kenapa Papa tidak boleh tidur di sana?"

"Papa selalu begitu. Tiap ketemu tante, Papa selalu di situ sendiri!"

"Ya sudah, kalau tidak boleh. Papa nanti tidur di kamar."

"Kenapa tidak mau tidur dengan Lily?"

"Semalam Papa tidur dengan Lily." Pak Bima membela diri. Ucapannya memang selalu lembut, 180 derajat jauh berbeda dari pada saat bersama orang lain.

"Papa pindah tidur di Sofa. Bukan sama Lily dan Mama."

Aku tercengang. Dan kulihat Pak Bima terdiam. Kupikir semalam Lily sudah nyenyak selebihnya tidak tahu apa-apa. Tapi, malam ini dia tiba-tiba memberontak dan mengatakan semua pengetahuannya. Aku pikir semua baik-baik saja, terlebih sedari tadi sejak pagi tadi, dia tidak bahas apa pun. Apakah keluarga ini memang seperti itu? Termasuk Lily yang sekecil itu?

"Papa tidak mau dekat Lily..."

"Bukan, bukan begitu."

"Papa selalu sedih tiap tante itu datang. Sudahnya Lily langsung di diamkan."

Pak Bima mengusap wajahnya kasar. Sempat dia menunduk sebentar sambil berjongkok di depan anaknya, Lily. Aku tak tahu harus berbuat apa saat situasi begini, aku cuma pembantu. Dan bukankah pembantu itu tidak berhak ikut campur urusan majikan?

"Pasti karena Lily anak angkat." Lily terisak. "Karena tante tidak suka Papa punya Lily, jadinya Papa sedih."

Aku gemetar mendengar suaranya. Pak Bima membisu, terdiam kaku.

"Dari siapa Lily belajar begitu?!" Ujar Pak Bima, aku khawatir sebab dia mulai menaikkan nada bicara.

"Siapa yang ajarkan Lily soal anak angkat?!" Tegasnya.

Kulihat matanya yang menyala karena marah, ini hampir mirip persis saat Pak Bima mengajar. Dan ini tidak tepat bila ia melakukannya pada Lily.

"Pak ... sudah Pak." Aku mencoba melerai.

Lily melihatku bergelimang air mata, dia makin terisak dan berharap mendapatkan pembelaan. Aku tahu itu, sebab dulu aku juga begitu bila dimarahi Ibu.

Begitu aku ingin mendekati Lily, dia langsung pergi.

Aku sempat ingin mengejar, tapi ditahan Pak Bima. Karena suasana memang sedang tidak enak, aku tidak berani melawan perintahnya.

"Biarkan saja, paling dia langsung tidur. Kalau kamu dekati sekarang dia bakal tambah mengamuk."

"Tapi Pak," kataku.

"Aku tidak tahu, mungkin karena merasa memiliki kamu sebagai ibu, dia jadi lebih banyak menuntut."

...****************...

Malam berlatar legam penuh kelabu sedangkan jauh di sana bintang berkitar, berserakan di sekitar bulan. Persis seperti hatiku yang di kelilingi rasa takut dan gelisah, bagaimana cara ku menghadapi masalah keluarga dari profesor termuda di universitas?

Sudah jam 21.00 malam, aku berpikir Lily mungkin sudah tidur seperti kata Pak Bima. Jadi, aku coba periksa sekaligus tidur di sampingnya. Tapi hal tak terduga menyambutku, buatku makin gelisah.

"Pak!!!" Aku teriak. "Pak Bima!!!!"

"Lily tidak ada di kamar, Pak."

"Coba kulihat kamar mandi," sahut Pak Bima.

"Tidak ada Pak," jawabku. "Saya sudah lihat seluruh sudut kamar, Lily tidak ada."

Aku tahu saat itu Pak Bima sedang kesal, tapi bukan kesal karena Lily menghilang, melainkan kesal karena merasa kecolongan.

"Dia pasti keluar rumah."

Mataku terbelalak dengan dugaan Pak Bima.

Jadi tanpa embel-embel dan basa-basi lagi kami lekas bersiap, Pak Bima dengan cepat memakai jaket kemudian kami pergi berdua. Cari Lily di sekitaran rumah.

"Li, kamu kemana? Kamu pergi lewat mana?" aku menggumam.

Rasanya kaki ku gemetar. Takut, gelisah, khawatir sekaligus tak habis pikir. Bagaimana bisa anak seperti Lily melakukan hal sejauh ini? Aaahhhh, pusing.

Tetapi, benakku kini dipenuhi sesosok bayangan berambut cokelat gelap yang memukau, sehingga jalanan yang sepi dan sunyi ini sama sekali tidak menggangguku. Aku mengikuti langkah kaki Pak Bima yang panjang.

Tidak lama kemudian sampailah kami di pangkal jalan, Pak Bima tiba-tiba menggandeng tanganku masuk ke sebuah jalan lorong di samping rumah.

"Dia mungkin masuk ke jalan sini, soalnya Lily sering jajan di warung belakang." Kata Pak Bima, aku cuma mengangguk.

"Loh, Bapak dosen?" Sambut ibu warung, begitu kami sampai. "Mau beli apa? Tumben datang malam-malam begini?"

"Lily tadi ke sini, bu?" Kataku.

"Waduh, Ibu dari tadi pagi jaga warung tidak lihat si cantik jajan."

Aku langsung mendongak, menengok wajah Pak Bima. "Gimana ini, Pak?"

Pak Bima terdiam beberapa saat, kemudian menjawab; "Kita cari lagi ke belakang, dia tidak hafal jalan. Mungkin ambil jalan asal-asalan."

"Kenapa Pak dosen? Si cantik kenapa?" Ibu warung menyatukan alisnya.

"Lily kab---"

"Dia keluar sendirian, Bu." Kata Pak Bima menyela omongan ku.

"Kok bisa?"

Tiba-tiba Pak Bima balik badan sambil menarik lenganku, jadi mau tidak mau aku juga ikut berdiri mengikutinya.

"Maaf bu, kalau lihat Lily, beritahu kami ya bu." kata ku.

Tiba-tiba di pertengahan jalan, turun hujan yang agak deras. Tetapi tidak mengurangi tekad Pak Bima dan aku untuk segera menemukan Lily dan membawanya pulang ke rumah.

"Pak, Lily sudah sering kabur begini?" kataku se-pelan mungkin.

"Tidak. Ini pertama kalinya."

"Kalau pertama kali, saya rasa Lily tidak mungkin bakal pergi jauh. Lily mungkin marah, tapi dia tetap anak-anak jadi pasti belum punya keberanian yang besar."

Pak Bima diam, hingga akhirnya memilih terus berjalan tanpa memperdulikan yang baru saja ku katakan.

Aku menyadari, semua yang dilakukan Pak Bima hari ini tidak kurang dari kasih sayangnya pada Lily. Aku tahu dia khawatir, sampai tidak bisa berpikir jernih lagi. Aku juga tahu dia menyesal, terlihat dari sorot matanya sekarang.

"Ayo, kita ke sana..."

"Kemana, Pak?"

Terpopuler

Comments

Sidieq Kamarga

Sidieq Kamarga

Deg deg deg akhhhh ikut tegang begini !!

2024-09-03

0

Yus Warkop

Yus Warkop

ngumpet kali di dalam lemari

2024-08-19

0

🌸ReeN🌸

🌸ReeN🌸

kasiihan lily, semoga lily baik2 aja

2024-08-19

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 00 - Gerbang Cerita
2 BAB 01 - Pria Asing di Malam Perayaan
3 BAB 02 - Benih Dari yang Tak Dikenal
4 BAB 03 - Profesor Galak dan Calon Ibu?
5 BAB 04 - Proposal Jadi Ibu
6 BAB 05 - Kesalahan Atau Bukan?
7 BAB 06 - Malam Pertama di Rumah Majikan Baru
8 BAB 07 - Hari Ini Menjadi Ibu Palsu
9 BAB 08 - Kekasih Yang Mencinta
10 BAB 09 - Pak Bima dan Rahasianya
11 BAB 10 - Lily Hilang
12 BAB 11 - Dosen Galak Bisa Senyum Juga
13 BAB 12 - Dua Lelaki Penguntit
14 BAB 13 - Keluarga Palsu
15 BAB 14 - Tragedi Pacar
16 BAB 15 - Semua Yang Tak Terduga
17 BAB 16 - Saya Mau Berhenti Kerja, Pak
18 BAB 17 - Dia Pacarku
19 BAB 18 - Cinta Murni
20 BAB 19 - Masih Mencinta
21 BAB 20 - Dingin dan Rapuh
22 BAB 21 - Larangan Cinta
23 BAB 22 - Bagaimana, ya?
24 BAB 23 - Jatuh Cinta Dengan Bima
25 BAB 24 - Saya Nikahin Kamu!
26 BAB 25 - Kalau Tidak Ada, Biar Saya
27 BAB 26 - Permintaan Maaf Dari Majikan
28 BAB 27 - Romansa Dua Pria
29 BAB 28 - Lelaki Sejati
30 BAB 29 - Masa Lalu yang Tak Pantas dimaafkan
31 BAB 30 - Ksatria dan Tabir Kebenaran
32 BAB 31 - Malam Pengakuan
33 BAB 32 - Bukti di Tubuhnya Terungkap
34 BAB 33 - Pria Malam Itu Adalah ---
35 BAB 34 - Isak Tangis dan Derita
36 BAB 35 - Kita Berpisah
37 BAB 36 - Jangan Lupa Jalan Pulang
38 BAB 37 - Melepaskan, Mengikhlaskan
39 BAB 38 - Penyambung Ikatan
40 BAB 39 - Obrolan Malam-malam
41 BAB 40 - Perasaan Yang Sesungguhnya
42 BAB 41 - Rebutan Pria
43 BAB 42 - Perasaan Yang Mulia
44 BAB 43 - Patah Hati dan Bahagia
45 BAB 44 - Ketemu Camer
46 BAB 45 - Calon Mantu Dan Restu Ibu
47 BAB 46 - Trauma Orang Tua
48 BAB 47 - Luka di Usia Belia
49 BAB 48 - Keputusan Yang Harus Diambil
50 BAB 49 - Mang Koes
51 BAB 50 - Tuntutan Kebenaran
52 BAB 51 - Ikatan Ibu dan Anak
53 BAB 52 - Luka
54 BAB 53 - Ingatan Untuk Orang Asing
55 BAB 54 - Kabar Baik Kabar Buruk
56 BAB 55 - Tes DNA
57 BAB 56 - Rasa Benci dan Hormat
58 BAB 57 - Mengungkap Tabir Tentang Jafar
59 BAB 58 - Lelaki Jahat
60 BAB 59 - Dikta
61 BAB 60 - Cinta Gila
62 BAB 61 - Rusak Persahabatan Karena Cinta
63 BAB 62 - Laki-Laki Tegas
64 BAB 63 - Lily Tiada?
65 BAB 64 - Hasil Tes Keluar
66 BAB 65 - Maaf
67 BAB 66 - Impian Di Taman Surga
68 BAB 67 - Permintaan Terakhir
69 BAB 68 - Kata Nikah Terucap
70 Kabar Nove(l)mber 🩷
Episodes

Updated 70 Episodes

1
BAB 00 - Gerbang Cerita
2
BAB 01 - Pria Asing di Malam Perayaan
3
BAB 02 - Benih Dari yang Tak Dikenal
4
BAB 03 - Profesor Galak dan Calon Ibu?
5
BAB 04 - Proposal Jadi Ibu
6
BAB 05 - Kesalahan Atau Bukan?
7
BAB 06 - Malam Pertama di Rumah Majikan Baru
8
BAB 07 - Hari Ini Menjadi Ibu Palsu
9
BAB 08 - Kekasih Yang Mencinta
10
BAB 09 - Pak Bima dan Rahasianya
11
BAB 10 - Lily Hilang
12
BAB 11 - Dosen Galak Bisa Senyum Juga
13
BAB 12 - Dua Lelaki Penguntit
14
BAB 13 - Keluarga Palsu
15
BAB 14 - Tragedi Pacar
16
BAB 15 - Semua Yang Tak Terduga
17
BAB 16 - Saya Mau Berhenti Kerja, Pak
18
BAB 17 - Dia Pacarku
19
BAB 18 - Cinta Murni
20
BAB 19 - Masih Mencinta
21
BAB 20 - Dingin dan Rapuh
22
BAB 21 - Larangan Cinta
23
BAB 22 - Bagaimana, ya?
24
BAB 23 - Jatuh Cinta Dengan Bima
25
BAB 24 - Saya Nikahin Kamu!
26
BAB 25 - Kalau Tidak Ada, Biar Saya
27
BAB 26 - Permintaan Maaf Dari Majikan
28
BAB 27 - Romansa Dua Pria
29
BAB 28 - Lelaki Sejati
30
BAB 29 - Masa Lalu yang Tak Pantas dimaafkan
31
BAB 30 - Ksatria dan Tabir Kebenaran
32
BAB 31 - Malam Pengakuan
33
BAB 32 - Bukti di Tubuhnya Terungkap
34
BAB 33 - Pria Malam Itu Adalah ---
35
BAB 34 - Isak Tangis dan Derita
36
BAB 35 - Kita Berpisah
37
BAB 36 - Jangan Lupa Jalan Pulang
38
BAB 37 - Melepaskan, Mengikhlaskan
39
BAB 38 - Penyambung Ikatan
40
BAB 39 - Obrolan Malam-malam
41
BAB 40 - Perasaan Yang Sesungguhnya
42
BAB 41 - Rebutan Pria
43
BAB 42 - Perasaan Yang Mulia
44
BAB 43 - Patah Hati dan Bahagia
45
BAB 44 - Ketemu Camer
46
BAB 45 - Calon Mantu Dan Restu Ibu
47
BAB 46 - Trauma Orang Tua
48
BAB 47 - Luka di Usia Belia
49
BAB 48 - Keputusan Yang Harus Diambil
50
BAB 49 - Mang Koes
51
BAB 50 - Tuntutan Kebenaran
52
BAB 51 - Ikatan Ibu dan Anak
53
BAB 52 - Luka
54
BAB 53 - Ingatan Untuk Orang Asing
55
BAB 54 - Kabar Baik Kabar Buruk
56
BAB 55 - Tes DNA
57
BAB 56 - Rasa Benci dan Hormat
58
BAB 57 - Mengungkap Tabir Tentang Jafar
59
BAB 58 - Lelaki Jahat
60
BAB 59 - Dikta
61
BAB 60 - Cinta Gila
62
BAB 61 - Rusak Persahabatan Karena Cinta
63
BAB 62 - Laki-Laki Tegas
64
BAB 63 - Lily Tiada?
65
BAB 64 - Hasil Tes Keluar
66
BAB 65 - Maaf
67
BAB 66 - Impian Di Taman Surga
68
BAB 67 - Permintaan Terakhir
69
BAB 68 - Kata Nikah Terucap
70
Kabar Nove(l)mber 🩷

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!