BAB 08 - Kekasih Yang Mencinta

Pagi ini, bisa dikatakan aku bangun kesiangan. Di langit sana, matahari sudah naik beberapa jengkal, sinarnya yang panas menerobos dari kisi jendela dan membakar tubuhku.

Kulihat Lily masih tidur di sampingku, sedangkan Pak Bima; dia sudah tidak ada di sofa sana.

Kusisihkan selimut dan bangkit menuju dapur, niatnya mau buat sarapan. Pagi pertama yang tidak terlalu baik untukku.

Sampai di dapur, aku melihat seorang pria yang tuba-tiba menyihir ku. Pak Bima sudah siap dengan kemeja hitam dan celana dasar yang rapi dan harum. Dia sibuk memasak, sementara aku hanya bisa menatapnya kaku.

"Pak Bima di sini?" Aku menghampirinya.

"Ya," jawabnya. "Aku mengajar pagi, hari ini. Jadi harus buatkan Lily dan kamu sarapan."

"Jangan begitu, Pak. Biar saya saja."

"Sudah selesai. Santai saja." Katanya sambil melirik ke arah ku.

Melihat Pak Bima, aku sempat melamun.

Sampai sekarang ....

Hanya bisa membayangkan sosok pria yang membuatku menyadari jati diri karisma dan maskulinnya membuat jantung ku seakan jungkir balik. Aku tak tahu sudah berapa kali aku terpesona dengan fisik Pak Bima yang bisa dikatakan sempurna.

Tetapi lagi-lagi, dengan reaksi yang sama Pak Bima meninggalkan ku sendiri dan pergi ke arah kitchen bar yang ada di dekat meja makan.

"Aku buatkan susu jahe untukmu. Tidak tahu bagaimana rasanya soalnya baru pertama kali buat, kalau ada merasa aneh jangan sungkan untuk mengatakannya padaku, ya?!"

Setelah ku amati dia dalam-dalam bersama dengan wajah sangarnya yang datar. Ku ambil gelas susu itu dari tangannya, "Terima kasih, Pak. Tapi untuk apa?"

Pak Bima lantas melihatku dari sudut matanya, "Biar kamu tidak kedinginan lagi, lah."

"Bukan," kataku. "Maksud saya untuk apa Pak Bima repot-repot mengurusi pembantu?"

"Terus saya harus bagaimana? Saya biarkan kamu sakit?"

"Tapi saya tidak sakit, Pak."

Pak Bima menghela napas, berat. Dan melepaskan celemek-nya. "Kamu ini cerewet sekali. Protes terus, tinggal minum dan makan saja apa susahnya?"

Aku melirik Pak Bima, kemudian berpaling. "Jangan marah Pak, saya minta maaf."

Lagi-lagi Pak Bima melihatku lesu, "Saya tidak marah, Julia. Saya cuma kasih tahu." Dia menghembuskan napas kemudian pergi ke wastafel untuk mencuci tangan. "Minumlah cepat, mumpung masih hangat."

Pak Bima itu memiliki rambut dan sorot mata yang indah, coklat yang mengilap saat tertimpa cahaya hangat matahari. Aku menyukai potongan rambutnya terkesan mempertegas garis rahang. Secara fisik, aku suka semua yang ada pada dirinya, dari mata cokelatnya yang cemerlang, bibir lebar, sampai kumis dan janggut tipis yang terlihat macho dan rapi.

Bahkan dengan Kak Jafar dulu pun aku tidak merasakan daya tarik fisik yang begitu kuat dan instan terhadap pria, apalagi pada pria yang mungkin sepuluh tahun lebih tua dari pada aku.

"Terima kasih Pak," kataku kemudian meneguk susu yang dibuatkan langsung olehnya. Rasanya enak dan malu-malu.

"Pak, maaf aku bangun kesiangan. Tidak buatkan sarapan untuk Bapak dan bantu beres-beres rumah."

"Tidak masalah, aku sudah biasa mandiri. Kalau sudah selesai taruh gelas dan piring kotornya di wastafel sana, nanti pulang kerja aku akan mencucinya. Kamu cukup urus Lily atau istirahat saja hari ini."

Tidak lama kemudian, pintu depan jadi berisik karena ada seseorang yang mengetuknya berkali-kali. Dengan sigap aku segera menuju pintu depan, Pak Bima menyusul dari belakang.

Seorang wanita berambut panjang berdiri di depan pintu, rambutnya yang legam berkilauan tergerai lurus sampai ke punggung. Kulitnya putih bening dengan bibir berbentuk hati, cantik sekali. Sampai aku pun tak mampu memalingkan perhatian selain padanya. Rupanya tak hanya aku, reaksi tak terduga pun juga di perlihatkan Pak Bima. Matanya membulat lebar meski jauh di dalam situ kesedihan terpancar saat bayang wanita ini masuk ke dalam sorot mata cokelatnya.

Wanita itu hampir terisak, bahkan setelah dia melirik ke arahku.

"Mas Bim ..." raut wajahnya tampak penuh kesedihan.

Mereka saling mengenal secara pribadi? Apakah wanita ini memang kenalan Pak Bima? Entahlah, tapi mungkin lebih baik jika aku kembali ke dapur sekarang.

Tapi tiba-tiba Pak Bima menahan ku, tangannya menggenggam tanganku. Seketika aku mendongak, memandang Pak Bima dengan mata melotot, menuntut penjelasan.

Lalu kulihat lagi wanita itu, dia cuma menatapku sayu dan cemburu.

"Sampai kapan mau begini padaku? Aku masih setia menunggu penjelasan dari Mas." Matanya berbinar sambil berusaha menahan isak. "Tiga tahun yang lalu, bukan kah kita masih baik-baik saja. Kamu bilang sangat mencintai ku, mau menikahi ku. Lalu kenapa setelah pulang kerja, tiba-tiba memutuskan hubungan dengan ku?"

"Tiga tahun, Mas. Tiga tahun aku menantikan penjelasan dari kamu. Aku tidak pernah berhenti biar hubungan kita baik kembali, aku temui Mama Papa kamu, Mas Satria, kembaran kamu. Setiap hari aku selalu ke rumahmu, walau tidak pernah lagi kamu izinkan masuk. Terus apa artinya sekarang? Kamu pegang wanita lain di depan ku, ada perempuan lain di rumah kamu." Dia menangis tersedu-sedu. Sontak aku ingin menerangkan kalau dia telah salah sangka padaku.

Tapi lagi-lagi, Pak Bima menggenggam tanganku, makin kuat. Aku menengok. Pak Bima cuma diam.

"Apakah aku berbuat salah padamu, Mas? gadis manapun tidak mau di perlakukan seperti ini, tapi kamu satu-satunya orang yang kupercaya menaruh hati. Aku selalu menganggap mu pasangan yang ideal. Tapi kenapa mengkhianati ku sampai begini?" Lanjutnya, dan entah mengapa aku merasakan kesedihan yang teramat dalam dari mereka berdua.

"Kalau memang mau putuskan aku, setidaknya berikan aku alasan yang tepat. Mungkin aku tak akan menghabiskan waktu dengan terus-terusan mengejar kamu. Tolong ... Jangan begini."

Pak Bima diam beberapa saat, kemudian menjawab dengan ekspresi masygul ; "Carilah hidup yang baru, May. Aku hanya manusia biasa. Maaf, mungkin kita belum berjodoh."

Jawaban Pak Bima yang mengejutkan itu membuat gadis ini tanpa sadar makin terisak sambil mengusap usap pelupuk matanya yang terus membendung bulir bening kecil itu. "Mana bisa semudah itu? Kamu benar-benar membingungkan ku, kamu tiba-tiba berubah dalam seminggu, lalu mengangkat anak dalam setahun. Aku tidak mengerti, Mas. Sungguh apa yang sebenarnya ada dalam pikiranmu? Bilang padaku!"

"Aku minta maaf. Tolong Pulanglah, dan lupakan aku. Kita tidak lebih dari masa lalu." jawab Pak Bima seraya berusaha menahan saat wanita itu tanpa aba-aba mendekat ke arahku.

Dia berdiri di depanku. Binar matanya yang indah dengan bulu mata lentik menatapku penuh keharuan lengkap dengan hiruk pikuk nelangsa yang dialaminya. "Aku tak tahu siapa kamu. Sebelum, tiga tahun yang lalu, akulah wanita yang selalu di sampingnya. Yang selalu mendukungnya; yang selalu dia janjikan soal cinta; dan akulah wanita yang selalu dia genggam. Entah bagaimana aku melihatmu... Tapi, aku sangat cemburu."

Sampai sini aku paham, dia adalah mantan kekasih Pak Bima. Dia masih mencintai Pak Bima, dan nampaknya Pak Bima pun demikian. Tapi entah angin apa yang membuat mereka berpisah, terlebih nampaknya Pak Bima sampai sekarang tidak juga memberikan penjelasan.

Tiga tahun yang lalu?

Berarti sebelum Pak Bima merawat Lily. Apa yang dipikirkan Pak Bima, jika senyatanya mereka masih saling mencintai. Apalagi, semua peristiwa dan perjalanan hidup Pak Bima hampir perempuan inilah saksi hidupnya. Tidak terbayang seperti apa cinta yang tumbuh dan merekah di hati mereka masing-masing.

Rupanya selama ini, Pak Bima telah menjalin hubungan asmara dengan wanita, dan terpaksa kandas karena suatu alasan yang sampai sekarang tak mampu Pak Bima ungkapkan.

Pak Bima itu, pria yang seperti apa? Embun dingin yang menetap di daun saat pagi, atau sekedar siluman yang sering menyembunyikan hati?

Terpopuler

Comments

Indi_Dedy77

Indi_Dedy77

apakah bima sang pemerkosa itu.. dan bima sedikit tau wajah wanitaa yg dia nodai adlh julia.. mangkanya julia di perbolehkan masuk rmhnya tdur bertiga dan di perlakukan istimewa. aneh aaja org luar ygtdk kenal boleh se enaknya di rumah bima.. hmm teka teki ini

2024-10-18

0

Ita rahmawati

Ita rahmawati

kyknya bner deh bima org yg merkosa julia

2024-08-30

0

Esther Lestari

Esther Lestari

3 tahun Bima punya kekasih dan tiba2 semua berubah. apa gara2 malam itu saat Julia diperkosa ?
hidupmu masih penuh teka teki Bima

2024-08-19

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 00 - Gerbang Cerita
2 BAB 01 - Pria Asing di Malam Perayaan
3 BAB 02 - Benih Dari yang Tak Dikenal
4 BAB 03 - Profesor Galak dan Calon Ibu?
5 BAB 04 - Proposal Jadi Ibu
6 BAB 05 - Kesalahan Atau Bukan?
7 BAB 06 - Malam Pertama di Rumah Majikan Baru
8 BAB 07 - Hari Ini Menjadi Ibu Palsu
9 BAB 08 - Kekasih Yang Mencinta
10 BAB 09 - Pak Bima dan Rahasianya
11 BAB 10 - Lily Hilang
12 BAB 11 - Dosen Galak Bisa Senyum Juga
13 BAB 12 - Dua Lelaki Penguntit
14 BAB 13 - Keluarga Palsu
15 BAB 14 - Tragedi Pacar
16 BAB 15 - Semua Yang Tak Terduga
17 BAB 16 - Saya Mau Berhenti Kerja, Pak
18 BAB 17 - Dia Pacarku
19 BAB 18 - Cinta Murni
20 BAB 19 - Masih Mencinta
21 BAB 20 - Dingin dan Rapuh
22 BAB 21 - Larangan Cinta
23 BAB 22 - Bagaimana, ya?
24 BAB 23 - Jatuh Cinta Dengan Bima
25 BAB 24 - Saya Nikahin Kamu!
26 BAB 25 - Kalau Tidak Ada, Biar Saya
27 BAB 26 - Permintaan Maaf Dari Majikan
28 BAB 27 - Romansa Dua Pria
29 BAB 28 - Lelaki Sejati
30 BAB 29 - Masa Lalu yang Tak Pantas dimaafkan
31 BAB 30 - Ksatria dan Tabir Kebenaran
32 BAB 31 - Malam Pengakuan
33 BAB 32 - Bukti di Tubuhnya Terungkap
34 BAB 33 - Pria Malam Itu Adalah ---
35 BAB 34 - Isak Tangis dan Derita
36 BAB 35 - Kita Berpisah
37 BAB 36 - Jangan Lupa Jalan Pulang
38 BAB 37 - Melepaskan, Mengikhlaskan
39 BAB 38 - Penyambung Ikatan
40 BAB 39 - Obrolan Malam-malam
41 BAB 40 - Perasaan Yang Sesungguhnya
42 BAB 41 - Rebutan Pria
43 BAB 42 - Perasaan Yang Mulia
44 BAB 43 - Patah Hati dan Bahagia
45 BAB 44 - Ketemu Camer
46 BAB 45 - Calon Mantu Dan Restu Ibu
47 BAB 46 - Trauma Orang Tua
48 BAB 47 - Luka di Usia Belia
49 BAB 48 - Keputusan Yang Harus Diambil
50 BAB 49 - Mang Koes
51 BAB 50 - Tuntutan Kebenaran
52 BAB 51 - Ikatan Ibu dan Anak
53 BAB 52 - Luka
54 BAB 53 - Ingatan Untuk Orang Asing
55 BAB 54 - Kabar Baik Kabar Buruk
56 BAB 55 - Tes DNA
57 BAB 56 - Rasa Benci dan Hormat
58 BAB 57 - Mengungkap Tabir Tentang Jafar
59 BAB 58 - Lelaki Jahat
60 BAB 59 - Dikta
61 BAB 60 - Cinta Gila
62 BAB 61 - Rusak Persahabatan Karena Cinta
63 BAB 62 - Laki-Laki Tegas
64 BAB 63 - Lily Tiada?
65 BAB 64 - Hasil Tes Keluar
66 BAB 65 - Maaf
67 BAB 66 - Impian Di Taman Surga
68 BAB 67 - Permintaan Terakhir
69 BAB 68 - Kata Nikah Terucap
70 Kabar Nove(l)mber 🩷
Episodes

Updated 70 Episodes

1
BAB 00 - Gerbang Cerita
2
BAB 01 - Pria Asing di Malam Perayaan
3
BAB 02 - Benih Dari yang Tak Dikenal
4
BAB 03 - Profesor Galak dan Calon Ibu?
5
BAB 04 - Proposal Jadi Ibu
6
BAB 05 - Kesalahan Atau Bukan?
7
BAB 06 - Malam Pertama di Rumah Majikan Baru
8
BAB 07 - Hari Ini Menjadi Ibu Palsu
9
BAB 08 - Kekasih Yang Mencinta
10
BAB 09 - Pak Bima dan Rahasianya
11
BAB 10 - Lily Hilang
12
BAB 11 - Dosen Galak Bisa Senyum Juga
13
BAB 12 - Dua Lelaki Penguntit
14
BAB 13 - Keluarga Palsu
15
BAB 14 - Tragedi Pacar
16
BAB 15 - Semua Yang Tak Terduga
17
BAB 16 - Saya Mau Berhenti Kerja, Pak
18
BAB 17 - Dia Pacarku
19
BAB 18 - Cinta Murni
20
BAB 19 - Masih Mencinta
21
BAB 20 - Dingin dan Rapuh
22
BAB 21 - Larangan Cinta
23
BAB 22 - Bagaimana, ya?
24
BAB 23 - Jatuh Cinta Dengan Bima
25
BAB 24 - Saya Nikahin Kamu!
26
BAB 25 - Kalau Tidak Ada, Biar Saya
27
BAB 26 - Permintaan Maaf Dari Majikan
28
BAB 27 - Romansa Dua Pria
29
BAB 28 - Lelaki Sejati
30
BAB 29 - Masa Lalu yang Tak Pantas dimaafkan
31
BAB 30 - Ksatria dan Tabir Kebenaran
32
BAB 31 - Malam Pengakuan
33
BAB 32 - Bukti di Tubuhnya Terungkap
34
BAB 33 - Pria Malam Itu Adalah ---
35
BAB 34 - Isak Tangis dan Derita
36
BAB 35 - Kita Berpisah
37
BAB 36 - Jangan Lupa Jalan Pulang
38
BAB 37 - Melepaskan, Mengikhlaskan
39
BAB 38 - Penyambung Ikatan
40
BAB 39 - Obrolan Malam-malam
41
BAB 40 - Perasaan Yang Sesungguhnya
42
BAB 41 - Rebutan Pria
43
BAB 42 - Perasaan Yang Mulia
44
BAB 43 - Patah Hati dan Bahagia
45
BAB 44 - Ketemu Camer
46
BAB 45 - Calon Mantu Dan Restu Ibu
47
BAB 46 - Trauma Orang Tua
48
BAB 47 - Luka di Usia Belia
49
BAB 48 - Keputusan Yang Harus Diambil
50
BAB 49 - Mang Koes
51
BAB 50 - Tuntutan Kebenaran
52
BAB 51 - Ikatan Ibu dan Anak
53
BAB 52 - Luka
54
BAB 53 - Ingatan Untuk Orang Asing
55
BAB 54 - Kabar Baik Kabar Buruk
56
BAB 55 - Tes DNA
57
BAB 56 - Rasa Benci dan Hormat
58
BAB 57 - Mengungkap Tabir Tentang Jafar
59
BAB 58 - Lelaki Jahat
60
BAB 59 - Dikta
61
BAB 60 - Cinta Gila
62
BAB 61 - Rusak Persahabatan Karena Cinta
63
BAB 62 - Laki-Laki Tegas
64
BAB 63 - Lily Tiada?
65
BAB 64 - Hasil Tes Keluar
66
BAB 65 - Maaf
67
BAB 66 - Impian Di Taman Surga
68
BAB 67 - Permintaan Terakhir
69
BAB 68 - Kata Nikah Terucap
70
Kabar Nove(l)mber 🩷

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!