"Lily mau tidur sama Papa dan Kakak."
Gawat, ini bencana besar. Baru tadi aku menyatakan kalau hidup tak bisa ditebak. Banyak mahasiswi antre demi bisa dekat dengan Pak Bima, sedangkan aku seorang yang bahkan tidak berani mengkhayalkan-nya pun, malah tiba-tiba jadi pengasuh untuk anaknya. Lalu malam ini, semesta seakan akan memberi restu lewat Halilintar yang membuat Lily terbangun dan ingin tidur di temani oleh aku dan Pak Bima. Oh, Tuhan, lindungilah aku dari segala sesuatu yang memabukkan.
Ku tatap pak Bima, sedikit-sedikit mencuri pandang dengan wajah merah. Malu sekali.
“Kemari anak pintar. Biar papa temani!” Ucap Pak Bima sambil menggendong tubuh kecil Lily.
“Kakak juga, ya?”
Lily memandangiku dengan tatapan memelas, air matanya masih bersisa di pelupuk mata mungilnya. Tentu saja aku tidak mampu bilang keberatan, terlebih tugasku sekarang adalah menjadi ibu pura-pura dan mengisi peran mama untuknya.
Aku langsung mengangguk meskipun dadaku berdetak kencang tidak karuan.
...****************...
Pak Bima menarik selimut menutupi tubuh kami, Lily tidur di lengan dan aku di sampingnya. Suatu moment langka yang seandainya bisa ku abadikan. Terbesit dalam pikiran ku, andai anak ku masih hidup, mungkin kami pun akan tidur seperti ini.
“Papa dan kaka sudah tidur di samping Lily, Boleh Lily tidur sekarang?” kataku.
Lily mengangguk semangat. “Iya, terima kasih Papa..Mama.”
Oh jiwaku melayang.
Mama?
Sederhana sekali Serasa diriku sekarang memiliki peran seutuhnya sebagai seorang ibu dan pasangan sejati dari lelaki yang menjadi majikan ku ini. Tidakkah aku terlalu berkhayal?
Saat malam hari, apa yang biasanya di lakukan orang tua untuk menidurkan anak? aku mungkin sedikit kebingungan tetapi tidak dengan Pak Bima. Dia tidur di samping Lily sambil membacakan dongeng Beauty and The Beast, kisah seorang putri yang tinggal dengan seorang pangeran yang di kutuk menjadi buruk rupa. Berawal dari menggantikan ayahnya yang di tawan oleh si Buruk kemudian ia jatuh cinta padanya, cinta sejati darinya itu akhirnya mampu mengakhiri kutukan pada si buruk dan istananya.
“Kutukan itu akhirnya musnah, dan Beast kembali menjadi pangeran tampan begitu pula dengan istana-nya. Beast dan Belle menikah dan hidup bahagia selamanya.”
Dongeng Pak Bima berakhir disusul Lily yang sudah tertidur.
"Pak Bima ... " ucapku pelan.
Tapi dia tidak menjawab.
Dengan hati-hati dan gugup, aku memberanikan diri mengubah posisi, menghadap Pak Bima. Aku tahu, keadaan ini terlalu mendadak dan buat kami sama-sama kaku.
Kulihat Pak Bima masih sibuk mengusap kening Lily dengan lembut.
"Pak Bima, saya minta maaf karena ada di sini. Tidak seharusnya ... "
"Tidak seharusnya?" timpalnya sambil mengerutkan dahi.
"Ya, Pak." jawabku. "Saya cuma pembantu, tapi malah naik ranjang sama majikan."
"Kamu lupa tugasmu apa?"
Aku menggeleng pelan sebagai jawaban.
"Ingat, saya mempekerjakan kamu jadi Ibu dan pengasuh." Ujar Pak Bima menatapku dingin. "Dan sekarang kamu sedang menjalankan tugasmu itu."
Menjalankan tugasku sebagai seorang ibu?
Terdengar sangat menyenangkan. Terlebih jika aku menjalankan itu secara sungguhan, sambil tidur di samping Lily, aku hanya membayangkan sosok pria yang sepatutnya berada di posisi pak Bima sekarang. Lelaki yang menyentuhku malam itu, dialah yang seharusnya, tetapi sampai sekarang pun dia tidak kembali atau menemui ku dan ibu untuk bertanggung jawab.
Saat menikmati lamunan, tiba-tiba ranjang bergerak pelan, jantungku berdebar kencang saat ku lihat Pak Bima turun dari ranjang. Kaus polo hitamnya yang ketat menampakkan lekuk maskulin nya yang berotot di padu celana dasar warna abu-abu tua, memang sangat cocok di tubuhnya. Perawakannya yang sangat bagus membuatku tak henti untuk terus mengamatinya. Seperti lelaki dari luar negeri, dia jangkung, sedikitnya mungkin lebih dari 180 sentimeter.
Dia mendekat ke arah ku, sampai jantungku serasa mau copot. Meskipun ini bukan pertama kalinya ku hadapi, tetap saja rasanya berdebar. Aku sungguh takut kalau dia akan berbuat macam-macam, tetapi rupanya aku salah. Dia mengambil bantal dari lemari di sampingku,
"Bantal untukmu." katanya.
Dan reaksi tidak terduga dan sejujurnya tak ku inginkan, membuat hatiku terus di penuhi rasa bersalah saat Pak Bima kemudian bersikap dingin dan memilih tidur di sofa dekat pintu kamar.
"Pak, kenapa tidur di situ?" kataku gugup.
"Aku tahu kamu akan risih. Tenang saja, aku masih tahu batasan."
"Oh, maaf Pak." kataku hampir tersedak saliva. "Pak, maaf. Aku tidak tahu apa yang ada di pikiran Pak Bima sekarang. Tapi, dari pada Bapak tidur di situ, biar saya saja yang pindah."
"Lily lebih memerlukan pelukan Ibu. Entah kamu akan mempercayaiku atau tidak, tapi malam ini temanilah dia."
"Tapi tetap saja, saya tidak enak lihat Pak Bima tidur di sana ... "
Dia kemudian bangkit dari sofa dan mendekat lagi ke arah ku, "Tidur lah, sudah malam." katanya lembut sambil berdiri di depanku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Ass Yfa
Lily anak mereka berdua lo, ntar pas kebongkar gimana reaksi mereka berdua... saling menyalahkan, shock, mersa bersalah,, uhhh gemes
2024-09-03
0
Andriyani Lina
sepertinya Bima pelakunya, mudahan saja Bima yang memiliki tato harimau itu.
2024-08-16
0
Sri Rahayu
semoga Lily emang anak mereka berdua 😘😘😘
2024-08-09
0