BAB 03 - Profesor Galak dan Calon Ibu?

Hari ini aku bekerja shift pagi, dan beruntung sekali aku bisa melihat mahasiswa lebih banyak dibanding waktu sore. Entah mengapa aku merasa sangat cocok bicara dengan beberapa dari mereka, malah sebagian ada yang suka beri aku jajanan. Mas Andrean misalnya.

Kepala janitor pagi ini meminta ku untuk membersihkan kaca jendela kelas di lantai 3. Sendiri saja, karena rekanku berhalangan masuk.

Aku mendongak sambil melirik sasaranku sekilas. Kaca yang letaknya paling atas, tentu adalah penguji keahlianku. "Lakukan saja, Julia. Tinggal naik tangga dan bersihkan." Pikirku santai, karena sialnya aku memilliki phobia terhadap ketinggian.

Kusambar lap dan tangga lipat di pojok ruangan, ku samakan posisinya pada jendela yang harus dibersihkan. Dengan tatapan terpaku pada kaca di hadapanku, aku menaiki anak tangga perlahan-lahan.

Dari kejauhan, aku mendengar mesin mobil menyala dan berdecit saat pengemudinya menekan rem secara mendadak, aku terkesiap dan reflek menoleh ke bawah di arah jalan depan bangunan kampus dan aku membeku. Mendadak kepalaku ringan dan kaki ku langsung lemas saat kulihat sesuatu yang ada di bawah, ketakutan ku memuncak. Aku kehilangan keseimbangan.

"Awas!" Suara pria. Sangat dekat.

Aku bahkan hampir tak menyadari keberadaan pria itu sebelum dia menangkap ku jatuh dari tangga.

Aku menengadah.

Melihat jauh ke atas.

Penglihatan ku menelusuri sepasang mata tajam di hiasi alis tebal dan janggut tipis dan rapi. Wajahnya yang coklat dengan setiap sentuhan garis tegas serta hidung mancung yang pas, dia menatapku tanpa berkedip.

"Pak Bima."

Dia mengernyit, mengedarkan pandangan ke tangga dan jendela yang tadi kupakai, kemudian menatapku lagi. "Kamu lagi. Bagaimana kamu bisa bekerja sendirian membersihkan jendela setinggi itu? Mana rekanmu? Suruh laki-laki yang kerjakan."

Aku mendorong tubuh ke posisi tegak sempurna dan menyingkir dari dekapan dosen yang paling dipuja para mahasiswi perempuan di sini. "Rekan saya sakit, Pak. Jadi saya kerja sendirian."

"Itu tidak bisa di jadikan alasan." Pak Bima berkacak pinggang. "Yang kerja disini kan bukan cuma dua orang. Nanti biar saya yang temui atasan kamu."

"Oh, tidak. Tidak perlu Pak, ini cuma murni kecerobohan saya saja." Jawabku panik.

"Papa ... "

Dari belakang badan Pak Bima, aku melihat seorang anak perempuan yang tiba-tiba menyihir ku. Suaranya lirih malu-malu dan takut. Mengenakan sepatu bot dipadu rok pendek dengan motif polkadot dan baju atasan berbulu warna krem. Dan yang membuat penampilannya tampak lucu adalah rambutnya yang gelap ditarik ke sisi kiri dan kanan kepala, memusat pada sanggul bergaya Putri Cina.

Rasanya aku baru pertama kali melihatnya. Dia barusan memanggil Pak Bima dengan sebutan 'Papa', mungkinkah ini anaknya? Tapi, loh yang benar saja, kenapa tidak ada satu pun kabar dari mahasiswi yang bilang kalau Pak Bima sudah memiliki istri, sudah punya anak lagi.

 "Anaknya, Pak?" tanyaku sambil tertawa kaku.

Pak Bima cuma balas menatapku beku.Tidak ada jawaban.

"Aahh..." aku berusaha mencari topik lain, biar bisa sekalian pamit pergi. "Bapak tumben berangkat ke kelas lebih pagi, ada tugas ya? Atau ada barang ketinggalan?" Timpal ku.

"Saya harus ke klinik dokter dulu tadi." Pak Bima berkata sambil membenarkan kemejanya yang tadi ku cengkeram.

"Siapa yang sakit Pak?"

"Lily," jawabnya. Dia mengelus kepala anak nya sambil tersenyum tipis. "Dia sakit demam, jadi aku harus mengantarnya berobat."

Melihat senyum Pak Bima, entah mengapa perkataan kalau dia adalah jelmaan siluman tiba-tiba hilang seolah sirna begitu saja. Memang, aku sering dengar dari orang-orang di kampus ini, Pak Bima adalah dosen paling kejam dan garang. Aku salut, lalu bisakah ku sebut ini sebagai keberuntungan karena aku mungkin satu-satunya orang yang berhasil menyaksikan sisi lembut Pak Bima yang langka sekali ia tampakkan.

"Papa ... " Anak itu sekali lagi meraih lengan Pak Bima, dan kali ini profesor itu membalasnya.

"Lily temani Papa kerja dulu, bisa? Nanti kalau pulang kita beli bando yang banyak."

Demi Tuhan, saat itu suara Pak Bima merendah. Jauh lebih lembut bahkan dari suara bisikan.

Tapi sayangnya anaknya menolak dan berkata; "Mau main."

"Boleh, tapi nanti. Papa kerja dulu."

Hampir terjadi perdebatan antara bapak dan anak dan bila kuperhatikan nampaknya Pak Bima mulai kewalahan meyakinkan Lily; putrinya, terlebih karena jam mengajar akan segera di mulai.

"Maaf, Pak." Kataku berusaha melerai. "Bagaimana kalau saya saja yang ajak Lily main? Ehm, bapak jangan salah sangka dulu, saya benar-benar cuma mau bantu Pak Bima selagi bapak menyelesaikan pekerjaan."

Pak Bima sempat berpikir sejenak, sambil sesekali melihat Jam tangan, aku dan anaknya.

"Oke, saya cuma mengajar satu mata kuliah saja. Saya pastikan selesai secepatnya. Mohon bantuan kamu." Katanya menyetujui.

Aku hanya mengangguk lantas membungkuk setengah badan, di hadapan Lily.

"Kalau main sama Kakak, Lily mau?" Kataku padanya, sementara diluar dugaanku Lily menyambut tawaran itu dengan sumringah.

Kami keluar kelas dan main di taman depan kampus, biar Pak Bima tidak susah mencari nantinya. Ku pikir awalnya Lily anak yang pendiam, mirip seperti bapaknya tapi rupanya aku salah dia lebih aktif bahkan di saat demam begini.

"Kak, kakak istrinya Papa, ya?"

Aku hampir tersedak saat Lily mengatakan demikian. Oh, mimpi apa? Aku cuma pembantu, bukan ibumu Lily, pikirku.

"Bukan, bukan." Sergahku.

Dia kecewa mendengar sanggahan ku saat itu, tapi Lily bukan lah anak pemurung, itu tidak serta merta membuatnya diam, dia justru memiliki pemikiran yang sulit ditebak untuk anak seusianya.

Apa?

Ya, dia memiliki pemikirannya tersendiri.

"Berarti bukan ibunya Lily, ya?" tanyanya lagi sambil memandangku dengan matanya yang lugu.

"Bu-bukan." Jawabku gugup.

Dia melihatku sekali lagi, dengan kepolosan yang hakiki.

"Tapi kalau jadi ibunya Lily, kakak mau?"

Oh, Tuhan. Matilah aku.

Terpopuler

Comments

Yus Warkop

Yus Warkop

mungkinkan lily anaknya julia yg dibudng k sungai sama ibunya julia

2024-08-17

0

Muhammad Arifin

Muhammad Arifin

AQ mampir...rekomendasi dari otor kesayangan....semoga bagus....

2024-08-17

2

Tati st🍒🍒🍒

Tati st🍒🍒🍒

mungkin lili anak kamu sama bima

2024-08-17

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 00 - Gerbang Cerita
2 BAB 01 - Pria Asing di Malam Perayaan
3 BAB 02 - Benih Dari yang Tak Dikenal
4 BAB 03 - Profesor Galak dan Calon Ibu?
5 BAB 04 - Proposal Jadi Ibu
6 BAB 05 - Kesalahan Atau Bukan?
7 BAB 06 - Malam Pertama di Rumah Majikan Baru
8 BAB 07 - Hari Ini Menjadi Ibu Palsu
9 BAB 08 - Kekasih Yang Mencinta
10 BAB 09 - Pak Bima dan Rahasianya
11 BAB 10 - Lily Hilang
12 BAB 11 - Dosen Galak Bisa Senyum Juga
13 BAB 12 - Dua Lelaki Penguntit
14 BAB 13 - Keluarga Palsu
15 BAB 14 - Tragedi Pacar
16 BAB 15 - Semua Yang Tak Terduga
17 BAB 16 - Saya Mau Berhenti Kerja, Pak
18 BAB 17 - Dia Pacarku
19 BAB 18 - Cinta Murni
20 BAB 19 - Masih Mencinta
21 BAB 20 - Dingin dan Rapuh
22 BAB 21 - Larangan Cinta
23 BAB 22 - Bagaimana, ya?
24 BAB 23 - Jatuh Cinta Dengan Bima
25 BAB 24 - Saya Nikahin Kamu!
26 BAB 25 - Kalau Tidak Ada, Biar Saya
27 BAB 26 - Permintaan Maaf Dari Majikan
28 BAB 27 - Romansa Dua Pria
29 BAB 28 - Lelaki Sejati
30 BAB 29 - Masa Lalu yang Tak Pantas dimaafkan
31 BAB 30 - Ksatria dan Tabir Kebenaran
32 BAB 31 - Malam Pengakuan
33 BAB 32 - Bukti di Tubuhnya Terungkap
34 BAB 33 - Pria Malam Itu Adalah ---
35 BAB 34 - Isak Tangis dan Derita
36 BAB 35 - Kita Berpisah
37 BAB 36 - Jangan Lupa Jalan Pulang
38 BAB 37 - Melepaskan, Mengikhlaskan
39 BAB 38 - Penyambung Ikatan
40 BAB 39 - Obrolan Malam-malam
41 BAB 40 - Perasaan Yang Sesungguhnya
42 BAB 41 - Rebutan Pria
43 BAB 42 - Perasaan Yang Mulia
44 BAB 43 - Patah Hati dan Bahagia
45 BAB 44 - Ketemu Camer
46 BAB 45 - Calon Mantu Dan Restu Ibu
47 BAB 46 - Trauma Orang Tua
48 BAB 47 - Luka di Usia Belia
49 BAB 48 - Keputusan Yang Harus Diambil
50 BAB 49 - Mang Koes
51 BAB 50 - Tuntutan Kebenaran
52 BAB 51 - Ikatan Ibu dan Anak
53 BAB 52 - Luka
54 BAB 53 - Ingatan Untuk Orang Asing
55 BAB 54 - Kabar Baik Kabar Buruk
56 BAB 55 - Tes DNA
57 BAB 56 - Rasa Benci dan Hormat
58 BAB 57 - Mengungkap Tabir Tentang Jafar
59 BAB 58 - Lelaki Jahat
60 BAB 59 - Dikta
61 BAB 60 - Cinta Gila
62 BAB 61 - Rusak Persahabatan Karena Cinta
63 BAB 62 - Laki-Laki Tegas
64 BAB 63 - Lily Tiada?
65 BAB 64 - Hasil Tes Keluar
66 BAB 65 - Maaf
67 BAB 66 - Impian Di Taman Surga
68 BAB 67 - Permintaan Terakhir
69 BAB 68 - Kata Nikah Terucap
70 Kabar Nove(l)mber 🩷
Episodes

Updated 70 Episodes

1
BAB 00 - Gerbang Cerita
2
BAB 01 - Pria Asing di Malam Perayaan
3
BAB 02 - Benih Dari yang Tak Dikenal
4
BAB 03 - Profesor Galak dan Calon Ibu?
5
BAB 04 - Proposal Jadi Ibu
6
BAB 05 - Kesalahan Atau Bukan?
7
BAB 06 - Malam Pertama di Rumah Majikan Baru
8
BAB 07 - Hari Ini Menjadi Ibu Palsu
9
BAB 08 - Kekasih Yang Mencinta
10
BAB 09 - Pak Bima dan Rahasianya
11
BAB 10 - Lily Hilang
12
BAB 11 - Dosen Galak Bisa Senyum Juga
13
BAB 12 - Dua Lelaki Penguntit
14
BAB 13 - Keluarga Palsu
15
BAB 14 - Tragedi Pacar
16
BAB 15 - Semua Yang Tak Terduga
17
BAB 16 - Saya Mau Berhenti Kerja, Pak
18
BAB 17 - Dia Pacarku
19
BAB 18 - Cinta Murni
20
BAB 19 - Masih Mencinta
21
BAB 20 - Dingin dan Rapuh
22
BAB 21 - Larangan Cinta
23
BAB 22 - Bagaimana, ya?
24
BAB 23 - Jatuh Cinta Dengan Bima
25
BAB 24 - Saya Nikahin Kamu!
26
BAB 25 - Kalau Tidak Ada, Biar Saya
27
BAB 26 - Permintaan Maaf Dari Majikan
28
BAB 27 - Romansa Dua Pria
29
BAB 28 - Lelaki Sejati
30
BAB 29 - Masa Lalu yang Tak Pantas dimaafkan
31
BAB 30 - Ksatria dan Tabir Kebenaran
32
BAB 31 - Malam Pengakuan
33
BAB 32 - Bukti di Tubuhnya Terungkap
34
BAB 33 - Pria Malam Itu Adalah ---
35
BAB 34 - Isak Tangis dan Derita
36
BAB 35 - Kita Berpisah
37
BAB 36 - Jangan Lupa Jalan Pulang
38
BAB 37 - Melepaskan, Mengikhlaskan
39
BAB 38 - Penyambung Ikatan
40
BAB 39 - Obrolan Malam-malam
41
BAB 40 - Perasaan Yang Sesungguhnya
42
BAB 41 - Rebutan Pria
43
BAB 42 - Perasaan Yang Mulia
44
BAB 43 - Patah Hati dan Bahagia
45
BAB 44 - Ketemu Camer
46
BAB 45 - Calon Mantu Dan Restu Ibu
47
BAB 46 - Trauma Orang Tua
48
BAB 47 - Luka di Usia Belia
49
BAB 48 - Keputusan Yang Harus Diambil
50
BAB 49 - Mang Koes
51
BAB 50 - Tuntutan Kebenaran
52
BAB 51 - Ikatan Ibu dan Anak
53
BAB 52 - Luka
54
BAB 53 - Ingatan Untuk Orang Asing
55
BAB 54 - Kabar Baik Kabar Buruk
56
BAB 55 - Tes DNA
57
BAB 56 - Rasa Benci dan Hormat
58
BAB 57 - Mengungkap Tabir Tentang Jafar
59
BAB 58 - Lelaki Jahat
60
BAB 59 - Dikta
61
BAB 60 - Cinta Gila
62
BAB 61 - Rusak Persahabatan Karena Cinta
63
BAB 62 - Laki-Laki Tegas
64
BAB 63 - Lily Tiada?
65
BAB 64 - Hasil Tes Keluar
66
BAB 65 - Maaf
67
BAB 66 - Impian Di Taman Surga
68
BAB 67 - Permintaan Terakhir
69
BAB 68 - Kata Nikah Terucap
70
Kabar Nove(l)mber 🩷

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!