Buruan Menghilang

Pov Sukarmin

Kedua anjing terlihat buru-buru mengejar ke arah menghilangnya hewan buruan, dengan tetap menggonggong yang terlihat semakin bersemangat karena sudah melihat hewan yang dikejar tidak akan bisa memberikan perlawanan lagi. sedangkan aku berjalan dengan perlahan namun masih bisa melihat ke arah Jaya yang terlihat berlari.

Kang Jaya terlihat berlari mendekat ke arah rumpun rotan, matanya memindai keadaan sekitar mencari Kijang yang tadi berlari ke arah situ, namun dia terlihat seperti kebingungan hewan yang dicari tidak ditemukan.

"Kijangnya menghilang, tadi Lari ke arah sini bukan sukarmin?" tanya Jaya berteriak sambil tetap menyusuri rumpun-rumpun yang lebat.

"Cari dengan teliti tidak mungkin hewan yang sudah terluka dan kelelahan, bisa kabur jauh." Jawabku yang masih tetap tenang berjalan.

Tiba-tiba anjing berhenti menggonggong, Jaya semakin kebingungan, matanya terus memindai keadaan sekitar yang terlihat kembali ke seperti semula, hanya terdengar suara burung dan suara monyet yang bermain di sebelah utara.

Kedua anjing terlihat mengelilingi kaki majikannya, Telinganya yang berdiri sekarang terlihat lemas seperti mencium ada sesuatu yang buruk yang akan terjadi, bahkan Jaya terlihat mundur mendekat ke arahku.

"Kenapa malah kembali, ke mana Kijang kita?" Tanyaku dengan tatapan heran.

"Nggak tahu pergi ke mana? Akang sudah mencari di sekitaran namun tidak menemukan. dan yang paling membuat Akang merasa heran, kenapa Anjing kita seperti sangat ketakutan, tidak ada yang berani bersuara." jawab Jaya sambil menunjuk ke arah kedua anjingnya yang masih melingkar di kaki.

"Pasti ada sesuatu yang tidak beres, hati-hati kita harus meningkatkan kewaspadaan." jawabku dengan hati yang sedikit bergetar pertanda buruk mulai terasa.

"Terus kita harus bagaimana?"

"Kita cari sampai ketemu, Sayang kalau ditinggalkan begitu saja nanti mubazir. Ayo kita susuri ke arah Lembah paling menyusup ke rumpun rumput." jawabku yang tidak mudah putus asa mungkin kehidupan yang selalu berada dalam kesulitan.

"Tapi aku takut terjadi sesuatu dengan kedua anjing kita, karena perasaanku mengatakan bahwa di sekitaran kita ada......," ujarnya yang tidak melanjutkan perkataan namun aku sudah paham apa yang dimaksudnya.

"Biarkan saja, kita masing-masing hidup karena kita tidak mau mengganggunya. Oh ya tadi Kemana perginya?" Tanyaku mengalihkan ketakutan.

"Ke arah sana! lihat saja banyak Liana dan rumput yang tergerus, namun setelah kususuri tidak ditemukan." jawab Jaya sambil menunjuk ke arah lembah, wajahnya menggambarkan kebingungan.

"Ayo kita telusuri sekali lagi, kalau benar-benar tidak ada, ya sudah kita cari hewan yang lain."

"Ayo!"

Akhirnya Jaya pun kembali lagi menuruni lembah diikuti olehku yang berjalan di belakang, sekarang Dia terlihat lebih teliti dalam menyusuri jejak-jejak yang ditinggalkan, karena ada darah hewan buruan yang berceceran, namun sampai ke arah lembah hewan yang dicari tidak ketemu.

Aku menggeleng-geleng kan kepala karena sudah beberapa kali mencari, namun hewan kijang tidak ditemukan, sedangkan anjing yang diandalkan dengan Indra penciumannya, mereka tidak menggonggong tidak mau jauh dari majikan.

"Hewan itu tidak akan pergi jauh, karena kakinya sudah terluka, mustahil bisa berlari." ujarku sambil mengatur nafas yang memburu.

"Benar tidak mungkin berlari kembali, pasti luka di kakinya sangat parah. Tadi aku menggunakan seluruh tenaga untuk menebasnya, apalagi dia sampai terjatuh ke arah sini." jawabnya menyahuti.

"Kita coba cari sekali lagi untuk menghilangkan rasa penasaran."

"Ya sudah ayo?"

Aku dan Jaya mulai kembali mencari lagi hewan buruan yang menghilang, bahkan diulang dari awal ketika hewan itu ditebas kakinya, menyusuri jejak yang tertinggal di rumput yang terlihat terlindas. Namun sayang Kijang itu tidak ditemukan entah pergi ke mana hingga akhirnya kita pun hanya bisa terdiam, sambil duduk di akar Kiara ditemani kedua anjing yang sedang berjongkok, sambil menjulurkan lidah, perutnya terlihat kembang kempis mungkin merasa capek pemburuan yang tidak membuahkan hasil.

"Rasanya baru pertama kali akan menemukan kejadian yang mencengangkan, biasanya hewan yang sudah terluka kakinya, mereka tidak akan bisa pergi, mereka akan rubuh seketika tidak kuat untuk kabur. tadi Akang melihat dengan jelas, bahwa hewan itu hanya menjauh menggunakan kaki depan," ujar Jaya yang terlihat kebingungan perasaan nih dengan kejadian yang tidak biasa.

"Sebentar, sabar dulu! kita harus menggunakan pikiran kita dengan tenang, takut ada yang ikut berburu." jawabku sambil menyeka keringat.

Suasana pun terasa sunyi ,kita berdua terlarut dalam khayalan masing masing, menerka-nerka kejadian apa yang sebenarnya terjadi, sambil mengistirahatkan tubuh yang terasa lelah, raut wajah Jaya menunjukkan kekecewaan,  hewan buruannya sangat besar dan gemuk, pasti dagingnya akan banyak, sekarang menghilang begitu saja.

Angin hutan berhembus menerpa dedaunan, sampai lama-kelamaan Jaya merasa bosan dia pun bangkit dari tempat duduknya kemudian berbicara.

"Sehubung waktu masih siang dan hewan buruan kita menghilang, mendingan kita mencari hewan yang lain." ujar Jaya sepertinya harapan sudah habis.

"Jangan menyerah dulu sebentar kita cari sekali lagi siapa tahu saja sekarang ketemu."

"Mau ketemu bagaimana kita sudah beberapa kali mencari namun hasilnya tetap nihil, tidak mungkin kita mencari ke bukit yang yang sebelahnya, itu tidak masuk akal. hewan yang sudah terluka pasti larinya ke arah sini."

"Sudah, ayo kita cari lagi."

"Cari kemana sukarmin?"

"Ya cari di sekitaran sini, tunggu sebentar kalau Akang tidak mau ikut membantu, Biarkan saya yang mencari." jawabku sambil bangkit kemudian mencari sekali lagi hewan Buruan Yang Hilang, aku tidak patah semangat dan memiliki rasa penasaran yang begitu tinggi, sehingga kalau belum bisa bertemu dengan sumber masalahnya maka aku akan tetap berusaha.

Jaya dia kembali mendudukkan tubuh di atas akar mahoni, raut wajahnya menggambarkan kesusahan merasa kecewa karena hewan yang sudah dikejar hampir dua hari tidak bisa ditemukan. Lama mencari namun tetap Kijang yang menghilang tidak bisa ditemukan, membuat kesabaran dan rasa penasaranku mulai terkikis.

"Benar ternyata, hewan itu tidak ada. ya sudah kita cari hewan yang lain."

"Ya sudah, ayo!" jawab Jaya kembali membangkitkan tubuhnya yang terlihat lemas.

"Ya sudah ayo lewat sini!" ajakku sambil menuju ke arah tempat yang agak rimbun oleh rerumputan dan Liana yang menggantung di atas pohon besar.

"Jangan lewat ke situ, jalannya sangat sulit."

"Sulit sedikit tidak apa-apa, namanya juga di hutan. Ayo Jangan membuang waktu!" ajakku sambil berjalan duluan diikuti oleh Jaya dikawal oleh kedua anjing yang terlihat sangat aneh, tidak mau mengeluarkan suara seperti memiliki ketakutan.

Ketika kami melewati pohon kiara, kedua Anjing terlihat semakin ketakutan, dengan menempelkan tubuhnya ke kaki Jaya, ekornya terlihat bergerak-gerak membuat majikannya terlihat kesal.

"Kenapa anjing kita menjadi penakut?" ujarnya sambil mendorong Anjing itu agar menjauh menggunakan kakinya.

"Istirahat dulu kang! Aku merasakan firasat yang agak aneh, bulu kudukku terasa merinding." pintaku sambil menghentikan langkah, mataku memindai keadaan sekitar seperti sedang mencari sesuatu.

Ketika mataku menatap ke arah pohon kiara, tiba-tiba jantungku terasa Berhenti Berdetak, hati berdebar dengan begitu kencang, melihat hewan yang sedang telungkup dengan warna bulu berwarna hitam di akseni dengan warna kuning keemasan, matanya terlihat membulat dengan sempurna, sedikit mengeluarkan cahaya, telinganya berdiri seperti sedang merasakan ancaman. Dengan perlahan aku pun memundurkan langkah kepalaku tetap mendongak ke arah atas.

"Kang lihat ke arah atas!" aku berbisik sambil menunjuk ke arah macan tutul yang terlihat besar karena tubuhnya tidak kurang jika dibandingkan dengan domba jantan.

Episodes
1 Ada Pasar Malam
2 Menuju Tempat Hiburan
3 Pasar Malam
4 Dicegat Setan Pocong
5 Melawan
6 Melawan
7 Ditolong Warga Kampung
8 Mengganggu Ketenangan Warga
9 Setan Atau Siluman
10 Kehidupan Sukarmin
11 Berburu
12 Terkecoh
13 Buruan Menghilang
14 Dimiliki Macan Tutul
15 Merebut Kembali
16 Anjing Jadi Korban
17 Semakin Sengit
18 Dua Hewan Buruan
19 Tidak Enak Perasaan
20 Ada Tamu Tak Diundang
21 Mahluk Hitam
22 Sukarmin Menghilang
23 Pencarian Sukarmin
24 Sangat Mengkhawatirkan
25 Tertolong
26 Setan Pocong Berkeliaran
27 Dudung ingin Menakap Setan Pocong
28 Rasa Penasaran Sukarmin
29 Menggantikan Tugas Bapak
30 Mahluk Putih
31 Memantau
32 Salah Panik
33 Uang Hilang
34 Diluar Batas Kemampuan Ronda
35 Kesaksian Dudung
36 Rencana Dudung
37 Kehidupan Rara
38 Tamu Tak Tau Malu
39 Diusir
40 Ngeronda Setan Pocong
41 Tugas Dan Janji
42 Berburu Setan Pocong
43 Dudung Menangkap Pocong
44 Lepas Lagi
45 Sakit Juragan Badru
46 Dudung Di ancam
47 Syarat Berat
48 Pekerjaan Ayah Rara
49 Beban Dudung
50 Sampai Sakit
51 Dudu Jujur
52 Musyawarah
53 Keputusan
54 Jaya Bertamu
55 Dudung Melamar
56 Ditolak dan dicampakkan
57 Wak Jaya
58 Rencana Dibuat
59 Menunggu Uang Hilang
60 Biarkan Rencanya Berjalan
61 Akhirnya Kena Juga
62 Mengembalikan Sisa Uang
63 Terkuak
64 Juragan Pocong
65 Aki Gayatri
66 Penjelasan mahluk Yang Menyerang Sukarmin
67 Penangkal Makhluk Halus
68 Ilmu Yang Sangat Bermanfaat
69 Ilmu Dasar
70 Ujian Pertama
71 Negara Gilang Brata
72 Jadi Tamu Kehormatan
73 Janji Raja Suganda
74 Keinginan Yang Besar
75 Kerajaan Leweung Poek
76 Sambutan Kurang Baik
77 Meladeni Tantangan
78 Pertarungan Sengit
79 Permintaan Maaf Dudung
80 Penangkapan Kelok Hideung
81 Tugas selesai
82 Badru Tamam
83 Rencana Badru Tamam
84 Kesediaan Rara
85 Jaya Dipanggil
86 Tumbal
87 Mencari Penangkal
88 Berserah Diri
89 Baju Aneh
90 Penasaran
91 Siluman Pocong
92 Yani Sangat Ketakutan
93 Rara Terkejut
94 Sangat Mengkhawatirkan
95 Siluman Pocong Datang
96 Kabur berhamburan
97 Rara menemani Yani
98 Tak tega
99 Mencari Rara
100 Meresahkan
101 Keresahaan Jaya
102 Kehadiran Setan pocong
103 Badru Tamam
104 Raja Siluman Pocong
105 permintaan
106 Kawan Lama
107 Haji Sobari
108 Lamaran
109 Kaget
110 salah Yani
111 Baju Jimat Tidak Ada
112 Mendumel
113 Mebutuhkan Yani
114 Jawaban Yani
115 Badru Tamam Melajutkan Ritual
116 Sukarmin Penasaran
117 Makhluk Aneh
118 Rumah Jaya Dikelilingi
119 Badru tiba-tiba minta Tolong
120 Kesanggupan Jaya
121 Menjalankan Tugas
122 kekhawatiran orang tua
123 Keadaan Rara
124 dicegat setan pocong
125 Merasa Aman
126 Anak Tiba-tiba Rewel
127 Ternyata
128 Pengganggu
129 Rara Diusir
130 Pencarian Jaya
131 Sangat Sulit
132 Kehilangan Jejak
133 Ketakutan Saidah
134 Badru Tamam Kaget
135 Dudung Pulang
136 Kegelisahan Sukarmin
137 Hutang Pati
138 Kewalahan
139 Datang Tepat Waktu
140 Kumpul Keluarga
141 Pocong Cantik
142 Rara Belum Ditemukan
143 Meminta Bantuan Aki Kuncen
144 Memeras Juragan Pocong
145 Dudung harus ikut
146 Mengemparkan
147 Ada Jejak
148 Yahya
149 Tolonglah
150 Yaa Mayit
151 Ada Panggilan
152 Penampakan
153 Dikejar Setan Pocong
154 Terus menerus
155 Warga Panik
156 Semua Salah Dadun
157 ronda
158 Tamu
159 Ketakutan Dudung
160 bertemu dengan Dadun
161 Rara di Jemput
162 pertarungan Sengit
163 Keadaan Yahya
164 Menjenguk Yahya
165 Mengkhawatirkan
166 Selesai
Episodes

Updated 166 Episodes

1
Ada Pasar Malam
2
Menuju Tempat Hiburan
3
Pasar Malam
4
Dicegat Setan Pocong
5
Melawan
6
Melawan
7
Ditolong Warga Kampung
8
Mengganggu Ketenangan Warga
9
Setan Atau Siluman
10
Kehidupan Sukarmin
11
Berburu
12
Terkecoh
13
Buruan Menghilang
14
Dimiliki Macan Tutul
15
Merebut Kembali
16
Anjing Jadi Korban
17
Semakin Sengit
18
Dua Hewan Buruan
19
Tidak Enak Perasaan
20
Ada Tamu Tak Diundang
21
Mahluk Hitam
22
Sukarmin Menghilang
23
Pencarian Sukarmin
24
Sangat Mengkhawatirkan
25
Tertolong
26
Setan Pocong Berkeliaran
27
Dudung ingin Menakap Setan Pocong
28
Rasa Penasaran Sukarmin
29
Menggantikan Tugas Bapak
30
Mahluk Putih
31
Memantau
32
Salah Panik
33
Uang Hilang
34
Diluar Batas Kemampuan Ronda
35
Kesaksian Dudung
36
Rencana Dudung
37
Kehidupan Rara
38
Tamu Tak Tau Malu
39
Diusir
40
Ngeronda Setan Pocong
41
Tugas Dan Janji
42
Berburu Setan Pocong
43
Dudung Menangkap Pocong
44
Lepas Lagi
45
Sakit Juragan Badru
46
Dudung Di ancam
47
Syarat Berat
48
Pekerjaan Ayah Rara
49
Beban Dudung
50
Sampai Sakit
51
Dudu Jujur
52
Musyawarah
53
Keputusan
54
Jaya Bertamu
55
Dudung Melamar
56
Ditolak dan dicampakkan
57
Wak Jaya
58
Rencana Dibuat
59
Menunggu Uang Hilang
60
Biarkan Rencanya Berjalan
61
Akhirnya Kena Juga
62
Mengembalikan Sisa Uang
63
Terkuak
64
Juragan Pocong
65
Aki Gayatri
66
Penjelasan mahluk Yang Menyerang Sukarmin
67
Penangkal Makhluk Halus
68
Ilmu Yang Sangat Bermanfaat
69
Ilmu Dasar
70
Ujian Pertama
71
Negara Gilang Brata
72
Jadi Tamu Kehormatan
73
Janji Raja Suganda
74
Keinginan Yang Besar
75
Kerajaan Leweung Poek
76
Sambutan Kurang Baik
77
Meladeni Tantangan
78
Pertarungan Sengit
79
Permintaan Maaf Dudung
80
Penangkapan Kelok Hideung
81
Tugas selesai
82
Badru Tamam
83
Rencana Badru Tamam
84
Kesediaan Rara
85
Jaya Dipanggil
86
Tumbal
87
Mencari Penangkal
88
Berserah Diri
89
Baju Aneh
90
Penasaran
91
Siluman Pocong
92
Yani Sangat Ketakutan
93
Rara Terkejut
94
Sangat Mengkhawatirkan
95
Siluman Pocong Datang
96
Kabur berhamburan
97
Rara menemani Yani
98
Tak tega
99
Mencari Rara
100
Meresahkan
101
Keresahaan Jaya
102
Kehadiran Setan pocong
103
Badru Tamam
104
Raja Siluman Pocong
105
permintaan
106
Kawan Lama
107
Haji Sobari
108
Lamaran
109
Kaget
110
salah Yani
111
Baju Jimat Tidak Ada
112
Mendumel
113
Mebutuhkan Yani
114
Jawaban Yani
115
Badru Tamam Melajutkan Ritual
116
Sukarmin Penasaran
117
Makhluk Aneh
118
Rumah Jaya Dikelilingi
119
Badru tiba-tiba minta Tolong
120
Kesanggupan Jaya
121
Menjalankan Tugas
122
kekhawatiran orang tua
123
Keadaan Rara
124
dicegat setan pocong
125
Merasa Aman
126
Anak Tiba-tiba Rewel
127
Ternyata
128
Pengganggu
129
Rara Diusir
130
Pencarian Jaya
131
Sangat Sulit
132
Kehilangan Jejak
133
Ketakutan Saidah
134
Badru Tamam Kaget
135
Dudung Pulang
136
Kegelisahan Sukarmin
137
Hutang Pati
138
Kewalahan
139
Datang Tepat Waktu
140
Kumpul Keluarga
141
Pocong Cantik
142
Rara Belum Ditemukan
143
Meminta Bantuan Aki Kuncen
144
Memeras Juragan Pocong
145
Dudung harus ikut
146
Mengemparkan
147
Ada Jejak
148
Yahya
149
Tolonglah
150
Yaa Mayit
151
Ada Panggilan
152
Penampakan
153
Dikejar Setan Pocong
154
Terus menerus
155
Warga Panik
156
Semua Salah Dadun
157
ronda
158
Tamu
159
Ketakutan Dudung
160
bertemu dengan Dadun
161
Rara di Jemput
162
pertarungan Sengit
163
Keadaan Yahya
164
Menjenguk Yahya
165
Mengkhawatirkan
166
Selesai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!