Merebut Kembali

Pov Sukarmin

Dengan segera aku pun menundukkan kepala, menghindari serangan cakar macan yang terlihat sangat runcing, sambil berpindah ke ranting pohon kiara yang lain menjauh dari hewan buas yang hendak melukai.

Aku berhasil menghindari serangan, bisa berdiri dengan tegak di atas ranting pohon yang besar, mataku menatap penuh kekhawatiran ke arah Harimau, yang sorot matanya memenuhi wajahku. hati mulai sedikit bergetar karena bambu yang aku gunakan menjadi senjata terjatuh ketika aku pindah dari ranting pohon.

"Haduh dasar sial, Kenapa harus jatuh segala?" gumamku berbicara sendiri dengan penuh kehati-hatian, menatap ke arah Harimau yang sudah bersiap menyerang kembali.

Aku yang sudah kepalang tanggung tidak sedikitpun merasa gentar, tanganku melambai mengajak agar harimau itu menyerang kembali.

Brug!

Suara macan tutul yang loncat ke arahku sambil hendak kembali menerkam, namun dengan segera aku pun menjatuhkan tubuh dengan memegang ranting pindah ke ranting yang lain, meninggalkan macan tutul yang sudah mengambil ranting yang tadi dijadikan tempat berdiri.

"Haduh Bagaimana caranya mengalahkan macan? bambu satu-satunya sudah terjatuh ke bawah, menggunakan golok rasanya tidak mungkin karena golok ini sangat pendek." gumamku dalam hati dengan loncat keranting yang lain karena macan mulai menyerang kembali.

Untuk beberapa saat aku terus menghindari terkamaan hewan buas, pindah dari ranting satu keranting yang lain, menyelamatkan diri dari serangan cakar yang terlihat sangat tajam, membuat pohon kiara itu bergetar seperti tertiup oleh angin topan.

Lama kelamaan, Aku merasa lelah karena harus terus loncat ke sana kemari tanpa bisa melakukan perlawanan, Meskipun aku masih sanggup menghindari namun Kalau lama-kelamaan pasti tenaga aku akan habis. aku memindai keadaan sekitar yang terlihat dipenuhi oleh ranting dan dedaunan, mataku menatap ke arah bawah terlihat ada bambu yang tergeletak.

Ketika harimau itu menyerang kembali dengan segera aku pun mengambil ranting yang paling bawah, dan ketika diserang lagi aku menjatuhkan tubuh ke arah tanah dengan posisi berdiri masih dengan penuh kewaspadaan, karena macan sudah siap untuk menyerang kembali.

Secepat kilat aku mengangkat bambu dengan menggunakan kaki, ketika harimau mau menerkam ku dengan segera aku menahannya menggunakan ujung bambu yang masih runcing.

Street!

Bambu itu tepat mengenai mulut macan tutul, sehingga mengeluarkan darah segar menandakan hewan itu tidak kebal oleh senjata.

"Hahaha ternyata Kulitmu sangat empuk. Aku kira kamu memiliki ilmu kebal?" ledeku yang merasa bahagia ketika melihat hewan itu terluka.

Macan tutul yang merasakan nyeri terlihat menggeram menimbulkan efek suara yang sangat mengerikan, apalagi terdengar di lembah seperti ada yang mengikuti. matanya semakin tajam menatap ke arahku bahkan sekarang dia semakin brutal hendak menyergapku, Namun aku yang memiliki senjata terus menusuk di area mulut karena bagian itulah yang bisa dilukai.

Aku terus menyerang tanpa memberikan jeda menusuk ke arah leher, menusuk ke arah perut, marena ketika menusuk ke arah mulut macan tutul itu seolah mengerti bahwa bagian tubuh itu yang paling Riskan untuk dilukai, sehingga tangannya terlihat terus bergerak-gerak menangkis seranganku. meski serangan itu terasa sia-sia karena setiap tusukan yang terkena ke bagian tubuh tidak mampu melukai kulitnya. namun lama-kelamaan macan tutul itu sedikit kewalahan, sehingga dia pun naik kembali ke ranting pohon yang paling tinggi membuat bambuku tidak sampai ke tubuhnya.

"Hahaha, Kamu kira aku tidak berani meladeni? baiklah kalau kamu ingin bertarung di atas pohon." ujarku sambil naik kembali ke atas pohon dengan sangat percaya dir,i sudah mengetahui kelemahannya bahwa mulut bisa dilukai meski hanya menggunakan sebilah bambu.

Aku berdiri di ranting yang paling bawah dengan meregangkan kedua kaki, supaya memiliki kuda-kuda yang kuat kemudian mulai menusuk kembali dengan begitu semangat, bahkan aku semakin pandai memainkan senjataku.

Macan yang sudah dipenuhi amarah, dia terus menangkis seranganku dengan mengeluarkan german-geraman yang membuat nyali menciut, bahkan bambu yang aku gunakan sebagai senjata bisa ditangkap kembali lalu digigit menggunakan gerahamnya yang kuat.

Brak!

Bambu yang sudah pendek ketika digigit bukan lagi patah, melainkan terbelah menjadi dua, membuat Jantungku Berhenti Berdetak beruntung dengan segera aku menarik bambu itu sehingga masih menyisakan potongannya yang masih utuh, dengan segera aku mengeluarkan golok untuk meruncingkan senjataku kembali.

Semakin sering diruncingkan, bambu yang semula berukuran 5 meter, sekarang hanya tinggal satu meter. namun meski begitu keberanianku tidak surut masih menyala dengan begitu gagah.

"Ayo maju kembali kamu belang!" tantangku dengan penuh kesombongan.

Seperti yang mengerti dengan pembicaraan yang aku lontarkan, macan tutul yang berada di atas dengan segera turun hendak mencakar Leherku dengan kecepatan kilat. Beruntung, aku masih memiliki kewaspadaan yang tinggi sehingga aku pun bisa menghindari serangan dengan menundukkan kepala.

Srettt!

Meski aku berhasil menghindari serangan namun ada bagian ujung kuku yang mampu merobek kerah baju, bahkan punduku terasa Pedih mendebarkan hati yang tenang karena kalau tidak menghindar, mungkin punduku sudah hancur tercabik-cabik oleh cakarnya.

"Kurang ajar, dasar macan sial4n...! Awas kamu.....!" bentakku sambil menusukkan kembali bambu ke arah depan.

Srettt!

Bambu yang digunakan dengan kekuatan penuh mampu melukai kulit macan tutul yang tadi terlihat sangat kebal, darah mulai mengucur membasahi bulunya, merasa dirinya terancam Macan itu naik kembali ke ranting yang paling tinggi.

"Hahaha dasar licik, kenapa malah naik lagi. kalau berani, Ayo turun Kita bertarung secara kesatria." tantangku Sambil mencoba menusukkan kembali bambu Namun sayang tidak sampai.

Aku mengatur nafas yang memburu sambil saling beradu tetap mencari kelemahan masing-masing, lidah macan tutul terlihat menjulur, matanya terbuka dengan sempurna membuatku semakin waspada takut harimau itu turun sambil menyerang kembali.

Tak lama menunggu, harimau itu terlihat turun kembali sambil memamerkan taring yang sangat tajam, disambut dengan tusukan bambu menggunakan kekuatan penuh mengarah ke arah mulutnya. namun yang membuatku terkejut, kaki harimau itu dengan cepat menangkap bambu yang aku tusukkan, kemudian menggigitnya dengan begitu kuat, sekarang bambu itu tidak bisa dipecahkan mungkin sangat keras karena sudah dekat ke bagian tunasnya.

Kaki belakang Macan itu menancap di pohon, sedangkan kepalanya bergerak gerak ingin merebut bambu yang digunakan sebagai senjata. tenaga yang begitu kuat mampu menggoyangkan kuda-kudaku yang kokoh. beruntung ada ranting yang berada di dekat dada sehingga aku bisa menyandarkan tubuh, supaya tidak terjatuh dan bisa menahan bambu supaya tidak direbut.

Kerekek!

Sangkaanku ternyata sangat salah, aku kira giginya sudah tidak mampu meremukkan ujung bambu yang tua. Ternyata bambu itu hancur kembali tanpa melepaskan gigitannya.

Bambu yang digigit didorong seiring dengan tubuhnya yang mendekat ke arahku, kekuatannya yang begitu luar biasa membuatku tidak memiliki kemampuan untuk melawan, sehingga aku pun melepaskan bambu itu pindah ke ranting yang lain.

Kreeekk! brak!

Bambu yang sudah dimilikinya dengan segera digigit di bagian tengah, membuat bambu itu terbelah menjadi dua. Aku hanya bisa menatap dengan mengatur nafas yang memburu, pakaianku sudah cimpang camping terkena ranting pohon, ke arah leher terasa ada yang mengalir setelah aku pegang ternyata warnanya merah, menandakan luka yang berada di punggung lumayan dalam.,

Episodes
1 Ada Pasar Malam
2 Menuju Tempat Hiburan
3 Pasar Malam
4 Dicegat Setan Pocong
5 Melawan
6 Melawan
7 Ditolong Warga Kampung
8 Mengganggu Ketenangan Warga
9 Setan Atau Siluman
10 Kehidupan Sukarmin
11 Berburu
12 Terkecoh
13 Buruan Menghilang
14 Dimiliki Macan Tutul
15 Merebut Kembali
16 Anjing Jadi Korban
17 Semakin Sengit
18 Dua Hewan Buruan
19 Tidak Enak Perasaan
20 Ada Tamu Tak Diundang
21 Mahluk Hitam
22 Sukarmin Menghilang
23 Pencarian Sukarmin
24 Sangat Mengkhawatirkan
25 Tertolong
26 Setan Pocong Berkeliaran
27 Dudung ingin Menakap Setan Pocong
28 Rasa Penasaran Sukarmin
29 Menggantikan Tugas Bapak
30 Mahluk Putih
31 Memantau
32 Salah Panik
33 Uang Hilang
34 Diluar Batas Kemampuan Ronda
35 Kesaksian Dudung
36 Rencana Dudung
37 Kehidupan Rara
38 Tamu Tak Tau Malu
39 Diusir
40 Ngeronda Setan Pocong
41 Tugas Dan Janji
42 Berburu Setan Pocong
43 Dudung Menangkap Pocong
44 Lepas Lagi
45 Sakit Juragan Badru
46 Dudung Di ancam
47 Syarat Berat
48 Pekerjaan Ayah Rara
49 Beban Dudung
50 Sampai Sakit
51 Dudu Jujur
52 Musyawarah
53 Keputusan
54 Jaya Bertamu
55 Dudung Melamar
56 Ditolak dan dicampakkan
57 Wak Jaya
58 Rencana Dibuat
59 Menunggu Uang Hilang
60 Biarkan Rencanya Berjalan
61 Akhirnya Kena Juga
62 Mengembalikan Sisa Uang
63 Terkuak
64 Juragan Pocong
65 Aki Gayatri
66 Penjelasan mahluk Yang Menyerang Sukarmin
67 Penangkal Makhluk Halus
68 Ilmu Yang Sangat Bermanfaat
69 Ilmu Dasar
70 Ujian Pertama
71 Negara Gilang Brata
72 Jadi Tamu Kehormatan
73 Janji Raja Suganda
74 Keinginan Yang Besar
75 Kerajaan Leweung Poek
76 Sambutan Kurang Baik
77 Meladeni Tantangan
78 Pertarungan Sengit
79 Permintaan Maaf Dudung
80 Penangkapan Kelok Hideung
81 Tugas selesai
82 Badru Tamam
83 Rencana Badru Tamam
84 Kesediaan Rara
85 Jaya Dipanggil
86 Tumbal
87 Mencari Penangkal
88 Berserah Diri
89 Baju Aneh
90 Penasaran
91 Siluman Pocong
92 Yani Sangat Ketakutan
93 Rara Terkejut
94 Sangat Mengkhawatirkan
95 Siluman Pocong Datang
96 Kabur berhamburan
97 Rara menemani Yani
98 Tak tega
99 Mencari Rara
100 Meresahkan
101 Keresahaan Jaya
102 Kehadiran Setan pocong
103 Badru Tamam
104 Raja Siluman Pocong
105 permintaan
106 Kawan Lama
107 Haji Sobari
108 Lamaran
109 Kaget
110 salah Yani
111 Baju Jimat Tidak Ada
112 Mendumel
113 Mebutuhkan Yani
114 Jawaban Yani
115 Badru Tamam Melajutkan Ritual
116 Sukarmin Penasaran
117 Makhluk Aneh
118 Rumah Jaya Dikelilingi
119 Badru tiba-tiba minta Tolong
120 Kesanggupan Jaya
121 Menjalankan Tugas
122 kekhawatiran orang tua
123 Keadaan Rara
124 dicegat setan pocong
125 Merasa Aman
126 Anak Tiba-tiba Rewel
127 Ternyata
128 Pengganggu
129 Rara Diusir
130 Pencarian Jaya
131 Sangat Sulit
132 Kehilangan Jejak
133 Ketakutan Saidah
134 Badru Tamam Kaget
135 Dudung Pulang
136 Kegelisahan Sukarmin
137 Hutang Pati
138 Kewalahan
139 Datang Tepat Waktu
140 Kumpul Keluarga
141 Pocong Cantik
142 Rara Belum Ditemukan
143 Meminta Bantuan Aki Kuncen
144 Memeras Juragan Pocong
145 Dudung harus ikut
146 Mengemparkan
147 Ada Jejak
148 Yahya
149 Tolonglah
150 Yaa Mayit
151 Ada Panggilan
152 Penampakan
153 Dikejar Setan Pocong
154 Terus menerus
155 Warga Panik
156 Semua Salah Dadun
157 ronda
158 Tamu
159 Ketakutan Dudung
160 bertemu dengan Dadun
161 Rara di Jemput
162 pertarungan Sengit
163 Keadaan Yahya
164 Menjenguk Yahya
165 Mengkhawatirkan
166 Selesai
Episodes

Updated 166 Episodes

1
Ada Pasar Malam
2
Menuju Tempat Hiburan
3
Pasar Malam
4
Dicegat Setan Pocong
5
Melawan
6
Melawan
7
Ditolong Warga Kampung
8
Mengganggu Ketenangan Warga
9
Setan Atau Siluman
10
Kehidupan Sukarmin
11
Berburu
12
Terkecoh
13
Buruan Menghilang
14
Dimiliki Macan Tutul
15
Merebut Kembali
16
Anjing Jadi Korban
17
Semakin Sengit
18
Dua Hewan Buruan
19
Tidak Enak Perasaan
20
Ada Tamu Tak Diundang
21
Mahluk Hitam
22
Sukarmin Menghilang
23
Pencarian Sukarmin
24
Sangat Mengkhawatirkan
25
Tertolong
26
Setan Pocong Berkeliaran
27
Dudung ingin Menakap Setan Pocong
28
Rasa Penasaran Sukarmin
29
Menggantikan Tugas Bapak
30
Mahluk Putih
31
Memantau
32
Salah Panik
33
Uang Hilang
34
Diluar Batas Kemampuan Ronda
35
Kesaksian Dudung
36
Rencana Dudung
37
Kehidupan Rara
38
Tamu Tak Tau Malu
39
Diusir
40
Ngeronda Setan Pocong
41
Tugas Dan Janji
42
Berburu Setan Pocong
43
Dudung Menangkap Pocong
44
Lepas Lagi
45
Sakit Juragan Badru
46
Dudung Di ancam
47
Syarat Berat
48
Pekerjaan Ayah Rara
49
Beban Dudung
50
Sampai Sakit
51
Dudu Jujur
52
Musyawarah
53
Keputusan
54
Jaya Bertamu
55
Dudung Melamar
56
Ditolak dan dicampakkan
57
Wak Jaya
58
Rencana Dibuat
59
Menunggu Uang Hilang
60
Biarkan Rencanya Berjalan
61
Akhirnya Kena Juga
62
Mengembalikan Sisa Uang
63
Terkuak
64
Juragan Pocong
65
Aki Gayatri
66
Penjelasan mahluk Yang Menyerang Sukarmin
67
Penangkal Makhluk Halus
68
Ilmu Yang Sangat Bermanfaat
69
Ilmu Dasar
70
Ujian Pertama
71
Negara Gilang Brata
72
Jadi Tamu Kehormatan
73
Janji Raja Suganda
74
Keinginan Yang Besar
75
Kerajaan Leweung Poek
76
Sambutan Kurang Baik
77
Meladeni Tantangan
78
Pertarungan Sengit
79
Permintaan Maaf Dudung
80
Penangkapan Kelok Hideung
81
Tugas selesai
82
Badru Tamam
83
Rencana Badru Tamam
84
Kesediaan Rara
85
Jaya Dipanggil
86
Tumbal
87
Mencari Penangkal
88
Berserah Diri
89
Baju Aneh
90
Penasaran
91
Siluman Pocong
92
Yani Sangat Ketakutan
93
Rara Terkejut
94
Sangat Mengkhawatirkan
95
Siluman Pocong Datang
96
Kabur berhamburan
97
Rara menemani Yani
98
Tak tega
99
Mencari Rara
100
Meresahkan
101
Keresahaan Jaya
102
Kehadiran Setan pocong
103
Badru Tamam
104
Raja Siluman Pocong
105
permintaan
106
Kawan Lama
107
Haji Sobari
108
Lamaran
109
Kaget
110
salah Yani
111
Baju Jimat Tidak Ada
112
Mendumel
113
Mebutuhkan Yani
114
Jawaban Yani
115
Badru Tamam Melajutkan Ritual
116
Sukarmin Penasaran
117
Makhluk Aneh
118
Rumah Jaya Dikelilingi
119
Badru tiba-tiba minta Tolong
120
Kesanggupan Jaya
121
Menjalankan Tugas
122
kekhawatiran orang tua
123
Keadaan Rara
124
dicegat setan pocong
125
Merasa Aman
126
Anak Tiba-tiba Rewel
127
Ternyata
128
Pengganggu
129
Rara Diusir
130
Pencarian Jaya
131
Sangat Sulit
132
Kehilangan Jejak
133
Ketakutan Saidah
134
Badru Tamam Kaget
135
Dudung Pulang
136
Kegelisahan Sukarmin
137
Hutang Pati
138
Kewalahan
139
Datang Tepat Waktu
140
Kumpul Keluarga
141
Pocong Cantik
142
Rara Belum Ditemukan
143
Meminta Bantuan Aki Kuncen
144
Memeras Juragan Pocong
145
Dudung harus ikut
146
Mengemparkan
147
Ada Jejak
148
Yahya
149
Tolonglah
150
Yaa Mayit
151
Ada Panggilan
152
Penampakan
153
Dikejar Setan Pocong
154
Terus menerus
155
Warga Panik
156
Semua Salah Dadun
157
ronda
158
Tamu
159
Ketakutan Dudung
160
bertemu dengan Dadun
161
Rara di Jemput
162
pertarungan Sengit
163
Keadaan Yahya
164
Menjenguk Yahya
165
Mengkhawatirkan
166
Selesai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!