Dicegat Setan Pocong

Pov Dudung

"Ternyata benar di kampung Jelegong ada tempat hiburan. tapi di sebelah mana ya?" Tanyaku mulai membuka pembicaraan.

"Emang kata siapa bohong? memang benar di sini ada tempat hiburan. tidak mungkin ada banyak orang kalau tidak ada yang menyenangkan."

"Terus di mana tempatnya?" tanya aku mengulang kembali pertanyaan.

"Kenapa kamu malah banyak bertanya, ikuti saja orang-orang! nanti saja pasti akan sampai ke tempat tujuan." jawab Amin yang terlihat celingukan dengan bertolak pinggang menirukan Gatotkaca yang sedang mencari musuhnya.

"Kalau ada tempat hiburan, Kenapa tidak ada sound yang terdengar?"

"Mungkin belum mulai karena ini masih sore." jawab Ajo menimpali.

"Ya sudah kita cari panggung tempat hiburannya, supaya kita bisa melihat dengan jelas siapa artis yang akan bernyanyi." ujar Amin sambil terus berjalan namun tidak bisa cepat, karena sudah penuh sesak oleh orang-orang yang sama-sama ingin menikmati hiburan.

Dengan perjuangan yang dipenuhi kesabaran, akhirnya kita pun sampai ke tempat tujuan. benar saja di tempat itu ada hiburan terlihat suasananya begitu hidup dan bersemangat. lampu-lampu warna-warni bersinar terang menciptakan nuansa yang ceria dan meriah di sepanjang lorong-lorong pasar, musik merdu dan riuhnya suara penjual yang berteriak menciptakan latar belakang yang dinamis dan menghibur.

Orang-orang berkerumun di sepanjang jalan, berjalan dari satu stand ke Stand lainnya. sambil menikmati aroma makanan yang menggoda dan melihat-lihat berbagai barang dagangan yang ditawarkan. ada berbagai makanan lezat seperti sate, bakso, mie ayam dan kue-kue tradisional yang menggoda lidah pengunjung. diantara kedai-kedai makanan terdapat juga stand-stand menjual barang unik dan antik. ada pakaian, perhiasan, mainan dan berbagai macam barang lainnya yang menarik perhatian pengunjung. suasana tawar-menawar yang riuh membuat pasar malam menjadi tempat yang ramai dan seru.

Di tengah-tengah lapang terlihat ada panggung yang diisi oleh berbagai alat musik, dengan para pemainnya yang sudah bersiap untuk melakukan pertunjukan. orang-orang yang berkunjung sebagian besar berada di hadapannya dengan suara gemuruh riuh rendah, dipenuhi oleh obrolan obrolan ringan dan penuh kebahagiaan.

Aku dan teman-teman lainnya berkumpul di satu tempat yang sangat tenang, yang bisa memindai keadaan panggung utama yang terlihat sudah ada tiga artis yang naik ke atas dengan wajah yang sangat cantik, dipadukan dengan pakaian yang glamour, membuat suara tepuk tangan terdengar memenuhi seluruh area lapangan.

Tak lama diantaranya suara musik pun mulai terdengar diikuti nyanyian yang terdengar merdu dan energik, membuat para penonton bersemangat untuk menggoyangkan tubuhnya, disambut dengan tepuk tangan yang lebih meriah, bahkan terdengar ada yang bersiul. yang dari belakang maju ke depan, berdempet-dempetan ingin lebih dekat ke arah panggung.

Selanjutnya, acara hiburan pun dimulai dengan begitu meriah dan sangat menakjubkan. artis-artis yang perform menunjukkan performa terbaiknya, diiringi dengan musik yang begitu kompak dan enak di telinga.

Aku Dan teman-temanku setelah melihat artis yang bernyanyi tidak terlalu khusu menatap ke arah panggung, karena yang sering kami lakukan menonton orang yang sedang nonton, dengan menyipitkan pandangan mencari wanita-wanita yang cantik yang bisa kita kagumi.

Tak terasa waktu pun semakin lama semakin larut, suasananya mulai terasa dingin. artis penyanyi mulai membuka baju jaketnya mungkin merasa gerah karena terus menari menghibur dengan dedikasi yang sangat tinggi, membuat orang-orang yang sedang menonton terdengar semakin bergemuruh Bersorak sorai sambil terus menari mengikuti irama musik yang sangat menggairahkan.

Aku yang datang dengan tanpa membawa uang, merasa sudah kesal dan tidak terlalu tertarik dengan hiburan yang ada. mataku memindai keadaan sekitar terlihatlah Amin yang sedang menatap ke arah panggung, namun dari rautnya tidak terlihat bersemangat sehingga aku pun mendekati.

"Teman-teman kita pada ke mana Min?"

"Nggak tahu Dung, tidak ketahuan Ke mana perginya. Namun tadi sebelum pergi mereka menitip pesan, kalau mau pulang kita harus berkumpul di depan warung."

"Warung yang mana Min? kan warung itu sangat banyak."

"Warung yang ada di pinggir kampung, yang di sampingnya ada pohon asem."

"Ya Sudah mendingan Ayo kita pulang. Aku sudah tidak betah berada di sini." aku mengajak Amin pulang.

"Ayo! aku juga sudah ngantuk."

Akhirnya kita berdua pun berjalan menuju ke arah warung yang sudah dijanjikan. tak lama diantaranya kita pun sampai ke tempat tujuan, terlihatlah sudah ada dua orang yang menunggu sambil duduk menikmati rokok yang berada di tangannya.

Aku dan Amin pun duduk di bangku yang terlihat kosong karena waktu itu warung dalam keadaan tutup, mungkin pemiliknya sedang menonton dangdut di pasar malam. tak lama diantaranya, datanglah Ajo yang disusul oleh Bidin diikuti oleh Enong dan Nani sampai akhirnya Pemuda Kampung cisuren berkumpul kembali.

"Sekarang udah kumpul semuanya, ayo kita pulang ! namun, sebelum berangkat Siapa yang berhasil?" Tanyaku sambil membagi tatap ke arah teman-teman yang berada di tempat itu.

"Akulah yang berhasil. Ada pemuda yang memberi pindang dan gorengan." jawab Enong sambil mengangkat plastik yang ada di tangannya.

"Ternyata nasin baik sedang bersamamu Nong! tapi Emangnya dia tidak mau mengantar kamu pulang?" Tanyaku yang masih menatap ke arah Enong dengan penuh kekaguman.

"Nggak, Karena Aku menolaknya.

"Ey..., Dasar licik! pemberiannya diambil tapi diantar pulang tidak mau."

"Aku menghargai perasaanmu kang Dudung, takut kamu cemburu." jawab Enong bercanda.

"Asik.....! kalau begitu nanti aku antar sampai ke rumah. Aku pastikan kamu akan selamat sampai tujuan. namun tidak pantas seorang putri membawa plastik seperti itu, Biarkanlah Kakanda yang membawa." tawarku sambil menadahkan tangan.

"Tidak! Nanti kalau kakanda Kudung yang bawa, pasti tidak akan selamat sampai rumah, pasti akan habis dimakan di jalan."

"Dasar pelit! Ya sudah, ayo kita pulang!" jawabku sambil mendengus kesal namun diakhiri dengan tersenyum.

Teman-teman yang lain tidak memberikan tanggapan, mereka hanya mengulum senyum sambil bangkit dari tempat beristirahatnya untuk memulai perjalanan pulang ke rumah.

Di sepanjang jalan terus diwarnai dengan obrolan obrolan, menceritakan pengalaman masing-masing sampai tak terasa semakin lama semakin jauh dari Jelegong. suara musik dangdut terdengar samar-samar sampai akhirnya tidak terdengar lagi, digantikan dengan suara jangkrik dan belalang. angin malam terasa dingin, langit tetap terang memamerkan bintang-bintang yang terlihat terang saling mengedip, dikomandoi oleh rembulan yang paling besar, membuat perjalanan semakin terasa gampang meski tidak menggunakan senter.

Namun ketika kami tiba di pinggir kampung Cisuren, tiba-tiba tercium kembali bau kemenyan membuat langkahku terhenti diikuti oleh yang lainnya, mungkin mereka merasakan penciuman yang sama.

Untuk sementara waktu kita pun terdiam, tidak ada yang berani mengeluarkan pembicaraan, tidak ada yang berani bergerak. keadaan sangat sunyi membuat suasana semakin terasa mencekam. aku memindai keadaan sekitar, mataku bergerak-gerak seperti sedang mencari sesuatu. aku mulai berburuk sangka, Apa mungkin setan pocong ada di kampungku?

"Kayaknya setan pocong ada lagi." gumamku dalam hati sambil memundurkan langkah.

"Mau kemana kamu Dudung?" tanya Amin berbisik.

"Aku mencium bau kemenyan kembali Min, jangan-jangan ini semua gara-gara setan pocong?"

"Jangan mengada-ngada kamu dung! Ayo kita percepat langkahnya agar segera sampai ke rumah."

"Yah, iyah....! secepatnya kita harus segera sampai ke rumah." jawabku sambil mulai melangkahkan kaki kembali.

Baru saja beberapa langkah tercium, bau bangkai yang sangat menyengat, membuat kepala terasa pening dan isi di dalam perut ingin keluar lewat mulut. tak sampai di situ terdengar suara pasir yang dilemparkan ke arah dedaunan, menimbulkan suara kemrosok yang begitu khas yang bisa membuat bulu Kuduk merinding.

Episodes
1 Ada Pasar Malam
2 Menuju Tempat Hiburan
3 Pasar Malam
4 Dicegat Setan Pocong
5 Melawan
6 Melawan
7 Ditolong Warga Kampung
8 Mengganggu Ketenangan Warga
9 Setan Atau Siluman
10 Kehidupan Sukarmin
11 Berburu
12 Terkecoh
13 Buruan Menghilang
14 Dimiliki Macan Tutul
15 Merebut Kembali
16 Anjing Jadi Korban
17 Semakin Sengit
18 Dua Hewan Buruan
19 Tidak Enak Perasaan
20 Ada Tamu Tak Diundang
21 Mahluk Hitam
22 Sukarmin Menghilang
23 Pencarian Sukarmin
24 Sangat Mengkhawatirkan
25 Tertolong
26 Setan Pocong Berkeliaran
27 Dudung ingin Menakap Setan Pocong
28 Rasa Penasaran Sukarmin
29 Menggantikan Tugas Bapak
30 Mahluk Putih
31 Memantau
32 Salah Panik
33 Uang Hilang
34 Diluar Batas Kemampuan Ronda
35 Kesaksian Dudung
36 Rencana Dudung
37 Kehidupan Rara
38 Tamu Tak Tau Malu
39 Diusir
40 Ngeronda Setan Pocong
41 Tugas Dan Janji
42 Berburu Setan Pocong
43 Dudung Menangkap Pocong
44 Lepas Lagi
45 Sakit Juragan Badru
46 Dudung Di ancam
47 Syarat Berat
48 Pekerjaan Ayah Rara
49 Beban Dudung
50 Sampai Sakit
51 Dudu Jujur
52 Musyawarah
53 Keputusan
54 Jaya Bertamu
55 Dudung Melamar
56 Ditolak dan dicampakkan
57 Wak Jaya
58 Rencana Dibuat
59 Menunggu Uang Hilang
60 Biarkan Rencanya Berjalan
61 Akhirnya Kena Juga
62 Mengembalikan Sisa Uang
63 Terkuak
64 Juragan Pocong
65 Aki Gayatri
66 Penjelasan mahluk Yang Menyerang Sukarmin
67 Penangkal Makhluk Halus
68 Ilmu Yang Sangat Bermanfaat
69 Ilmu Dasar
70 Ujian Pertama
71 Negara Gilang Brata
72 Jadi Tamu Kehormatan
73 Janji Raja Suganda
74 Keinginan Yang Besar
75 Kerajaan Leweung Poek
76 Sambutan Kurang Baik
77 Meladeni Tantangan
78 Pertarungan Sengit
79 Permintaan Maaf Dudung
80 Penangkapan Kelok Hideung
81 Tugas selesai
82 Badru Tamam
83 Rencana Badru Tamam
84 Kesediaan Rara
85 Jaya Dipanggil
86 Tumbal
87 Mencari Penangkal
88 Berserah Diri
89 Baju Aneh
90 Penasaran
91 Siluman Pocong
92 Yani Sangat Ketakutan
93 Rara Terkejut
94 Sangat Mengkhawatirkan
95 Siluman Pocong Datang
96 Kabur berhamburan
97 Rara menemani Yani
98 Tak tega
99 Mencari Rara
100 Meresahkan
101 Keresahaan Jaya
102 Kehadiran Setan pocong
103 Badru Tamam
104 Raja Siluman Pocong
105 permintaan
106 Kawan Lama
107 Haji Sobari
108 Lamaran
109 Kaget
110 salah Yani
111 Baju Jimat Tidak Ada
112 Mendumel
113 Mebutuhkan Yani
114 Jawaban Yani
115 Badru Tamam Melajutkan Ritual
116 Sukarmin Penasaran
117 Makhluk Aneh
118 Rumah Jaya Dikelilingi
119 Badru tiba-tiba minta Tolong
120 Kesanggupan Jaya
121 Menjalankan Tugas
122 kekhawatiran orang tua
123 Keadaan Rara
124 dicegat setan pocong
125 Merasa Aman
126 Anak Tiba-tiba Rewel
127 Ternyata
128 Pengganggu
129 Rara Diusir
130 Pencarian Jaya
131 Sangat Sulit
132 Kehilangan Jejak
133 Ketakutan Saidah
134 Badru Tamam Kaget
135 Dudung Pulang
136 Kegelisahan Sukarmin
137 Hutang Pati
138 Kewalahan
139 Datang Tepat Waktu
140 Kumpul Keluarga
141 Pocong Cantik
142 Rara Belum Ditemukan
143 Meminta Bantuan Aki Kuncen
144 Memeras Juragan Pocong
145 Dudung harus ikut
146 Mengemparkan
147 Ada Jejak
148 Yahya
149 Tolonglah
150 Yaa Mayit
151 Ada Panggilan
152 Penampakan
153 Dikejar Setan Pocong
154 Terus menerus
155 Warga Panik
156 Semua Salah Dadun
157 ronda
158 Tamu
159 Ketakutan Dudung
160 bertemu dengan Dadun
161 Rara di Jemput
162 pertarungan Sengit
163 Keadaan Yahya
164 Menjenguk Yahya
165 Mengkhawatirkan
166 Selesai
Episodes

Updated 166 Episodes

1
Ada Pasar Malam
2
Menuju Tempat Hiburan
3
Pasar Malam
4
Dicegat Setan Pocong
5
Melawan
6
Melawan
7
Ditolong Warga Kampung
8
Mengganggu Ketenangan Warga
9
Setan Atau Siluman
10
Kehidupan Sukarmin
11
Berburu
12
Terkecoh
13
Buruan Menghilang
14
Dimiliki Macan Tutul
15
Merebut Kembali
16
Anjing Jadi Korban
17
Semakin Sengit
18
Dua Hewan Buruan
19
Tidak Enak Perasaan
20
Ada Tamu Tak Diundang
21
Mahluk Hitam
22
Sukarmin Menghilang
23
Pencarian Sukarmin
24
Sangat Mengkhawatirkan
25
Tertolong
26
Setan Pocong Berkeliaran
27
Dudung ingin Menakap Setan Pocong
28
Rasa Penasaran Sukarmin
29
Menggantikan Tugas Bapak
30
Mahluk Putih
31
Memantau
32
Salah Panik
33
Uang Hilang
34
Diluar Batas Kemampuan Ronda
35
Kesaksian Dudung
36
Rencana Dudung
37
Kehidupan Rara
38
Tamu Tak Tau Malu
39
Diusir
40
Ngeronda Setan Pocong
41
Tugas Dan Janji
42
Berburu Setan Pocong
43
Dudung Menangkap Pocong
44
Lepas Lagi
45
Sakit Juragan Badru
46
Dudung Di ancam
47
Syarat Berat
48
Pekerjaan Ayah Rara
49
Beban Dudung
50
Sampai Sakit
51
Dudu Jujur
52
Musyawarah
53
Keputusan
54
Jaya Bertamu
55
Dudung Melamar
56
Ditolak dan dicampakkan
57
Wak Jaya
58
Rencana Dibuat
59
Menunggu Uang Hilang
60
Biarkan Rencanya Berjalan
61
Akhirnya Kena Juga
62
Mengembalikan Sisa Uang
63
Terkuak
64
Juragan Pocong
65
Aki Gayatri
66
Penjelasan mahluk Yang Menyerang Sukarmin
67
Penangkal Makhluk Halus
68
Ilmu Yang Sangat Bermanfaat
69
Ilmu Dasar
70
Ujian Pertama
71
Negara Gilang Brata
72
Jadi Tamu Kehormatan
73
Janji Raja Suganda
74
Keinginan Yang Besar
75
Kerajaan Leweung Poek
76
Sambutan Kurang Baik
77
Meladeni Tantangan
78
Pertarungan Sengit
79
Permintaan Maaf Dudung
80
Penangkapan Kelok Hideung
81
Tugas selesai
82
Badru Tamam
83
Rencana Badru Tamam
84
Kesediaan Rara
85
Jaya Dipanggil
86
Tumbal
87
Mencari Penangkal
88
Berserah Diri
89
Baju Aneh
90
Penasaran
91
Siluman Pocong
92
Yani Sangat Ketakutan
93
Rara Terkejut
94
Sangat Mengkhawatirkan
95
Siluman Pocong Datang
96
Kabur berhamburan
97
Rara menemani Yani
98
Tak tega
99
Mencari Rara
100
Meresahkan
101
Keresahaan Jaya
102
Kehadiran Setan pocong
103
Badru Tamam
104
Raja Siluman Pocong
105
permintaan
106
Kawan Lama
107
Haji Sobari
108
Lamaran
109
Kaget
110
salah Yani
111
Baju Jimat Tidak Ada
112
Mendumel
113
Mebutuhkan Yani
114
Jawaban Yani
115
Badru Tamam Melajutkan Ritual
116
Sukarmin Penasaran
117
Makhluk Aneh
118
Rumah Jaya Dikelilingi
119
Badru tiba-tiba minta Tolong
120
Kesanggupan Jaya
121
Menjalankan Tugas
122
kekhawatiran orang tua
123
Keadaan Rara
124
dicegat setan pocong
125
Merasa Aman
126
Anak Tiba-tiba Rewel
127
Ternyata
128
Pengganggu
129
Rara Diusir
130
Pencarian Jaya
131
Sangat Sulit
132
Kehilangan Jejak
133
Ketakutan Saidah
134
Badru Tamam Kaget
135
Dudung Pulang
136
Kegelisahan Sukarmin
137
Hutang Pati
138
Kewalahan
139
Datang Tepat Waktu
140
Kumpul Keluarga
141
Pocong Cantik
142
Rara Belum Ditemukan
143
Meminta Bantuan Aki Kuncen
144
Memeras Juragan Pocong
145
Dudung harus ikut
146
Mengemparkan
147
Ada Jejak
148
Yahya
149
Tolonglah
150
Yaa Mayit
151
Ada Panggilan
152
Penampakan
153
Dikejar Setan Pocong
154
Terus menerus
155
Warga Panik
156
Semua Salah Dadun
157
ronda
158
Tamu
159
Ketakutan Dudung
160
bertemu dengan Dadun
161
Rara di Jemput
162
pertarungan Sengit
163
Keadaan Yahya
164
Menjenguk Yahya
165
Mengkhawatirkan
166
Selesai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!