Ada Tamu Tak Diundang

Pov Sukarmin

Gemerlap kilat memecah kegelapan, malam angin berhembus dari luar menerpa tubuh dengan segera aku pun menutup pintu kembali, Supaya tidak ada nyamuk yang masuk.

Setelah berada di luar, aku pun turun dari teras menuju halaman, berjalan mondar-mandir seperti sedang mencari sesuatu. tanganku tetap memegang kepala golok bersiaga takut terjadi sesuatu, langit terlihat sangat gelap tidak ada bintang yang terlihat, Namun di luar terdengar jelas suara jangkrik dan belalang ditambah hewan-hewan yang suka bersuara ketika malam hari.

Hatiku lumayan terasa lega, merasa bebas ketika berada di luar rumah. Namun rasa cemas dan takut tidak hilang seketika, masih terasa mengikuti bahkan bulu Kuduk saja terasa berdiri.

"Aneh kenapa aku bisa jadi penakut , apa sebenarnya yang aku takuti, ada-ada saja bahan buat pemikiran." ujarku sambil terus berjalan-jalan di halaman.

Dari arah jauh terdengar suara anjing yang menggonggong namun tidak lama berhenti kembali, diganti dengan suara gagak dari arah belakang rumah, namun itu juga tidak terlalu lama. gemerlap dilap terlihat berkelap kembali membuat keadaan sekitar menjadi terang benderang, namun itu hanya sebentar digantikan kembali oleh gelapnya malam, disusul dengan petir yang terdengar bergemuruh dari arah jauh, menambah suasana semakin terasa menegangkan. aku masih berdiri di halaman rumah sambil memindai keadaan sekitar takut ada yang mencurigakan.

Aku sedikit terkejut karena semakin lama Berdiri dalam kegelapan, tiba-tiba keadaan sekitar nampak sedikit jelas samar-samar, seperti ada cahaya bintang yang menerangi. pohon pisang yang berada di belakang terlihat bayangannya, Begitu juga dengan rumah yang jauh bisa diperhatikan ditambah dengan cahaya lampu yang menggantung di teras.

"Lumayan agar remang-remang. Semoga aja hujan tidak jadi turun, karena malam ini adalah malam di mana bulan akan keluar untuk menunjukkan keindahan dalam pekatnya malam." gumamku yang sedikit bahagia ketika melihat keadaan sekitar yang nampak berbeda, namun rasa takut, rasa cemas, rasa penasaran belum menghilang ataupun berkurang. bahkan semakin lama bulu kunduku semakin terasa menebal, beberapa kali aku diusap menambah rasa heran, karena biasanya Tidak seperti itu tidak pernah ada yang ditakutkan.

Ketika Aku sedang berpikir dari mana rasa takutku berasal, tiba-tiba sekelebat kilat ada bayangan hitam yang lewat sedikit mengagetkan, aku memindai samping kanan dan ke samping kiri bahkan ke arah belakang aku tengok, takut ada yang datang dari belakang, namun aku tidak menemukan hal yang aneh itu.

Blig, blig, blug! blug! blug!

Terdengar suara langkah yang begitu berat, tanah yang kupijak terasa bergetar semakin menambah ketakutan, jantungku terasa bergetar ,keringat dingin sampai keluar.

"Haduh....! ini sebenarnya ada apa, tidak seperti biasa sampai ada suara langkah yang begitu menakutkan." gumam hatiku sambil terus Waspada, takut ada sesuatu yang tidak diinginkan.

Keadaan sekitar semakin lama semakin terang, seperti ada cahaya rembulan yang menyinari. Padahal di atas langit hanya gumpalan awan hitam yang menutupi, bintang-bintang tidak terlihat, keadaan terasa sunyi jangkrik dan belalang tidak mengeluarkan suara seperti sedang ketakutan.

Sedang fokus memperhatikan keadaan sekitar, dari pojok rumah sebelah barat terlihat ada bayangan makhluk besar tinggi, bentuknya seperti manusia ada kaki, ada tangan, tubuh dan kepala. namun tidak jelas wajahnya yang ada hanya hitam legam.

Melihat kejadian itu aku sangat terkejut, jantungku semakin kencang berdetak, hati semakin berdebar, ketakutan semakin menebal namun mataku tetap fokus menatap ke arah bayangan hitam ingin melihat jelas bentuk sebenarnya. tanganku memegang kepala golok bersiap untuk menerima segala kemungkinan.

"Aneh! Siapa orang yang malam-malam begini berkeliaran di halaman rumah orang, badannya sangat tinggi postur tubuhnya sangat besar?" Tanyaku di dalam hati.

Setelah diperhatikan makhluk hitam itu ternyata mendekat ke arah dinding rumah, tepat persis di dekat kamar. Tidak berbuat apa-apa hanya berdiri menimbulkan siluet yang menakutkan, kepalanya menyentuh ke arah lispang genteng.

Tubuhku sedikit bergetar namun bercampur dengan rasa penasaran, rasa takut kalau ada orang yang berniat jahat dengan keluarganya.

"Kurang ajar! mungkin inilah penyebab semua rasa cemas yang kurasakan sekarang, walaupun tubuhnya besar dan tinggi Aku tidak akan gentar menghadapinya. Aku adalah Sukarmin yang pantang mundur sebelum bertempur, pantang menyerah sebelum berusaha. Awas kamu.....!" gumamku sambil mulai melangkahkan kaki secara perlahan dan penuh kehati-hatian takut terdeteksi oleh musuh.

Aku mendekatinya bertujuan untuk memastikan sebenarnya bayangan hitam itu manusia atau jin atau siluman, yang disuruh oleh manusia yang memiliki sifat hasud. aku terus mendekat secara perlahan tanganku bersiap di kepala golok, kalau dia berbuat yang tidak tidak aku tidak akan bertanya lagi langsung akan membabat habis dengan.

Setelah semakin dekat, terlihatlah dengan jelas bentuk makhluk hitam itu yang terlihat sangat menakutkan. dahinya terlihat lebar dan sedikit maju ke depan, matanya berada di dalam kelopak terlihat bening menakutkan, hidungnya kecil bibirnya sangat lebar seperti orang utan.

Melihat kenyataan yang menakutkan aku semakin terkejut, bulu Kuduk tetap terasa merinding, bahkan sekujur tubuhku terasa panas dingin, jantungku semakin terus berdetak dengan cepat Hati terasa panas. untuk sementara waktu aku berdiri, tidak mundur tidak maju, mataku menatap ke arah makhluk yang menyeramkan.

Mahluk hitam yang sedang diperhatikan Sepertinya dia sadar kalau ada orang yang mengintai, terlihat Dia memberikan tubuh kemudian berjalan menuju ke arah dapur dengan berjalan yang sangat santai, seperti tidak ada ketakutan di dalam dirinya. dari arah jauh terdengar suara anjing yang menggonggong, dari arah atas terdengar kepakan sayap seperti ada burung yang sangat besar.

Melihat dirinya pergi rasa penasaranku semakin timbul, Apa tujuannya, apa maksudnya makhluk itu datang ke rumah? Aku merasa beruntung karena aku keluar dari rumah kalau tidak mungkin makhluk itu sudah menyerangku dari belakang.

"Kepalang tanggung, aku kejar kau iblis!" tekadku mengalahkan rasa takut, kemudian diikuti dengan langkah menuju ke arah perginya, makhluk hitam yang menyeramkan, tanganku tetap memegang kepala golok selalu bersiaga dalam kewaspadaan.

Setelah berada di samping dapur, ternyata makhluk itu tidak ditemukan. aku terus berjalan ke arah belakang sambil memperhatikan keadaan sekitar takut makhluk itu menerjang ku dari arah belakang.

Setelah berada di halaman belakang, ternyata makhluk itu tidak ditemukan namun ketika aku berjalan ke sebelah timur, terlihat makhluk hitam itu sedang berdiri sambil bertolak pinggang di bawah pohon rambutan, akupun menghentikan langkah kemudian bertolak pinggang golok yang sejak dari tadi berada di serangkanya sekarang sudah dikeluarkan.

Makhluk yang berdiri itu tidak terlalu lama beristirahat, dia pun berpindah tempat menuju ke arah halaman depan, seperti sedang mencari sesuatu dari rumah. aku terus mengikutinya dan ternyata dia sudah berhenti di depan teras, wajahnya yang menyeramkan tersinari oleh lampu yang dipasang, di halaman depan matanya yang kecil dan masuk ke dalam terlihat bergerak-gerak, menyebarkan ketakutan membuat bulu kundukku kembali berdiri. namun rasa penasaran tidak menghilang bahkan semakin merasa cemas takut makhluk itu berniat jahat.

"Aku akan mengikuti, selagi kamu menunjukkan wujud." gumamku dalam hati sambil tetap berdiri.

Setelah agak lama berdiri makhluk itu pun berjalan kembali ke arah samping rumah sebelah barat, seperti tidak mau terlalu lama menunjukkan wujud seramnya. dengan segera aku pun mengikuti tidak ada sedikitpun rasa gentar dalam tubuh yang ada semakin merasa kesal dan ingin menangkap.

"Sebenarnya mau apa makhluk itu, tapi melihat Dari gelagatnya dia membawa maksud yang buruk, Awas akan kutebas lehermu!" ujarku sambil mengikuti dengan memegang golok.

Ketika hendak berbelok Masuk ke halaman samping rumah, terlihat dari arah depan ada sebuah tangan yang besar dan hitam mengarah ke arah kepalaku, beruntung keadaan yang sedikit terang, dengan segera aku pun menundukkan tubuh menghindari serangan.

Setelah meloloskan diri dari serangan aku pun berlari menuju ke arah halaman depan, rumah karena sangat luas dan lumayan terang terbantu oleh lampu yang berada di depan. namun baru saja menarik nafas tiba-tiba makhluk itu sudah berdiri di hadapanku, dengan tangan yang begitu panjang dihiasi oleh kuku yang runcing. kalau tadi aku tidak menghindar mungkin tangan itu akan memegang kepalaku secara utuh.

Episodes
1 Ada Pasar Malam
2 Menuju Tempat Hiburan
3 Pasar Malam
4 Dicegat Setan Pocong
5 Melawan
6 Melawan
7 Ditolong Warga Kampung
8 Mengganggu Ketenangan Warga
9 Setan Atau Siluman
10 Kehidupan Sukarmin
11 Berburu
12 Terkecoh
13 Buruan Menghilang
14 Dimiliki Macan Tutul
15 Merebut Kembali
16 Anjing Jadi Korban
17 Semakin Sengit
18 Dua Hewan Buruan
19 Tidak Enak Perasaan
20 Ada Tamu Tak Diundang
21 Mahluk Hitam
22 Sukarmin Menghilang
23 Pencarian Sukarmin
24 Sangat Mengkhawatirkan
25 Tertolong
26 Setan Pocong Berkeliaran
27 Dudung ingin Menakap Setan Pocong
28 Rasa Penasaran Sukarmin
29 Menggantikan Tugas Bapak
30 Mahluk Putih
31 Memantau
32 Salah Panik
33 Uang Hilang
34 Diluar Batas Kemampuan Ronda
35 Kesaksian Dudung
36 Rencana Dudung
37 Kehidupan Rara
38 Tamu Tak Tau Malu
39 Diusir
40 Ngeronda Setan Pocong
41 Tugas Dan Janji
42 Berburu Setan Pocong
43 Dudung Menangkap Pocong
44 Lepas Lagi
45 Sakit Juragan Badru
46 Dudung Di ancam
47 Syarat Berat
48 Pekerjaan Ayah Rara
49 Beban Dudung
50 Sampai Sakit
51 Dudu Jujur
52 Musyawarah
53 Keputusan
54 Jaya Bertamu
55 Dudung Melamar
56 Ditolak dan dicampakkan
57 Wak Jaya
58 Rencana Dibuat
59 Menunggu Uang Hilang
60 Biarkan Rencanya Berjalan
61 Akhirnya Kena Juga
62 Mengembalikan Sisa Uang
63 Terkuak
64 Juragan Pocong
65 Aki Gayatri
66 Penjelasan mahluk Yang Menyerang Sukarmin
67 Penangkal Makhluk Halus
68 Ilmu Yang Sangat Bermanfaat
69 Ilmu Dasar
70 Ujian Pertama
71 Negara Gilang Brata
72 Jadi Tamu Kehormatan
73 Janji Raja Suganda
74 Keinginan Yang Besar
75 Kerajaan Leweung Poek
76 Sambutan Kurang Baik
77 Meladeni Tantangan
78 Pertarungan Sengit
79 Permintaan Maaf Dudung
80 Penangkapan Kelok Hideung
81 Tugas selesai
82 Badru Tamam
83 Rencana Badru Tamam
84 Kesediaan Rara
85 Jaya Dipanggil
86 Tumbal
87 Mencari Penangkal
88 Berserah Diri
89 Baju Aneh
90 Penasaran
91 Siluman Pocong
92 Yani Sangat Ketakutan
93 Rara Terkejut
94 Sangat Mengkhawatirkan
95 Siluman Pocong Datang
96 Kabur berhamburan
97 Rara menemani Yani
98 Tak tega
99 Mencari Rara
100 Meresahkan
101 Keresahaan Jaya
102 Kehadiran Setan pocong
103 Badru Tamam
104 Raja Siluman Pocong
105 permintaan
106 Kawan Lama
107 Haji Sobari
108 Lamaran
109 Kaget
110 salah Yani
111 Baju Jimat Tidak Ada
112 Mendumel
113 Mebutuhkan Yani
114 Jawaban Yani
115 Badru Tamam Melajutkan Ritual
116 Sukarmin Penasaran
117 Makhluk Aneh
118 Rumah Jaya Dikelilingi
119 Badru tiba-tiba minta Tolong
120 Kesanggupan Jaya
121 Menjalankan Tugas
122 kekhawatiran orang tua
123 Keadaan Rara
124 dicegat setan pocong
125 Merasa Aman
126 Anak Tiba-tiba Rewel
127 Ternyata
128 Pengganggu
129 Rara Diusir
130 Pencarian Jaya
131 Sangat Sulit
132 Kehilangan Jejak
133 Ketakutan Saidah
134 Badru Tamam Kaget
135 Dudung Pulang
136 Kegelisahan Sukarmin
137 Hutang Pati
138 Kewalahan
139 Datang Tepat Waktu
140 Kumpul Keluarga
141 Pocong Cantik
142 Rara Belum Ditemukan
143 Meminta Bantuan Aki Kuncen
144 Memeras Juragan Pocong
145 Dudung harus ikut
146 Mengemparkan
147 Ada Jejak
148 Yahya
149 Tolonglah
150 Yaa Mayit
151 Ada Panggilan
152 Penampakan
153 Dikejar Setan Pocong
154 Terus menerus
155 Warga Panik
156 Semua Salah Dadun
157 ronda
158 Tamu
159 Ketakutan Dudung
160 bertemu dengan Dadun
161 Rara di Jemput
162 pertarungan Sengit
163 Keadaan Yahya
164 Menjenguk Yahya
165 Mengkhawatirkan
166 Selesai
Episodes

Updated 166 Episodes

1
Ada Pasar Malam
2
Menuju Tempat Hiburan
3
Pasar Malam
4
Dicegat Setan Pocong
5
Melawan
6
Melawan
7
Ditolong Warga Kampung
8
Mengganggu Ketenangan Warga
9
Setan Atau Siluman
10
Kehidupan Sukarmin
11
Berburu
12
Terkecoh
13
Buruan Menghilang
14
Dimiliki Macan Tutul
15
Merebut Kembali
16
Anjing Jadi Korban
17
Semakin Sengit
18
Dua Hewan Buruan
19
Tidak Enak Perasaan
20
Ada Tamu Tak Diundang
21
Mahluk Hitam
22
Sukarmin Menghilang
23
Pencarian Sukarmin
24
Sangat Mengkhawatirkan
25
Tertolong
26
Setan Pocong Berkeliaran
27
Dudung ingin Menakap Setan Pocong
28
Rasa Penasaran Sukarmin
29
Menggantikan Tugas Bapak
30
Mahluk Putih
31
Memantau
32
Salah Panik
33
Uang Hilang
34
Diluar Batas Kemampuan Ronda
35
Kesaksian Dudung
36
Rencana Dudung
37
Kehidupan Rara
38
Tamu Tak Tau Malu
39
Diusir
40
Ngeronda Setan Pocong
41
Tugas Dan Janji
42
Berburu Setan Pocong
43
Dudung Menangkap Pocong
44
Lepas Lagi
45
Sakit Juragan Badru
46
Dudung Di ancam
47
Syarat Berat
48
Pekerjaan Ayah Rara
49
Beban Dudung
50
Sampai Sakit
51
Dudu Jujur
52
Musyawarah
53
Keputusan
54
Jaya Bertamu
55
Dudung Melamar
56
Ditolak dan dicampakkan
57
Wak Jaya
58
Rencana Dibuat
59
Menunggu Uang Hilang
60
Biarkan Rencanya Berjalan
61
Akhirnya Kena Juga
62
Mengembalikan Sisa Uang
63
Terkuak
64
Juragan Pocong
65
Aki Gayatri
66
Penjelasan mahluk Yang Menyerang Sukarmin
67
Penangkal Makhluk Halus
68
Ilmu Yang Sangat Bermanfaat
69
Ilmu Dasar
70
Ujian Pertama
71
Negara Gilang Brata
72
Jadi Tamu Kehormatan
73
Janji Raja Suganda
74
Keinginan Yang Besar
75
Kerajaan Leweung Poek
76
Sambutan Kurang Baik
77
Meladeni Tantangan
78
Pertarungan Sengit
79
Permintaan Maaf Dudung
80
Penangkapan Kelok Hideung
81
Tugas selesai
82
Badru Tamam
83
Rencana Badru Tamam
84
Kesediaan Rara
85
Jaya Dipanggil
86
Tumbal
87
Mencari Penangkal
88
Berserah Diri
89
Baju Aneh
90
Penasaran
91
Siluman Pocong
92
Yani Sangat Ketakutan
93
Rara Terkejut
94
Sangat Mengkhawatirkan
95
Siluman Pocong Datang
96
Kabur berhamburan
97
Rara menemani Yani
98
Tak tega
99
Mencari Rara
100
Meresahkan
101
Keresahaan Jaya
102
Kehadiran Setan pocong
103
Badru Tamam
104
Raja Siluman Pocong
105
permintaan
106
Kawan Lama
107
Haji Sobari
108
Lamaran
109
Kaget
110
salah Yani
111
Baju Jimat Tidak Ada
112
Mendumel
113
Mebutuhkan Yani
114
Jawaban Yani
115
Badru Tamam Melajutkan Ritual
116
Sukarmin Penasaran
117
Makhluk Aneh
118
Rumah Jaya Dikelilingi
119
Badru tiba-tiba minta Tolong
120
Kesanggupan Jaya
121
Menjalankan Tugas
122
kekhawatiran orang tua
123
Keadaan Rara
124
dicegat setan pocong
125
Merasa Aman
126
Anak Tiba-tiba Rewel
127
Ternyata
128
Pengganggu
129
Rara Diusir
130
Pencarian Jaya
131
Sangat Sulit
132
Kehilangan Jejak
133
Ketakutan Saidah
134
Badru Tamam Kaget
135
Dudung Pulang
136
Kegelisahan Sukarmin
137
Hutang Pati
138
Kewalahan
139
Datang Tepat Waktu
140
Kumpul Keluarga
141
Pocong Cantik
142
Rara Belum Ditemukan
143
Meminta Bantuan Aki Kuncen
144
Memeras Juragan Pocong
145
Dudung harus ikut
146
Mengemparkan
147
Ada Jejak
148
Yahya
149
Tolonglah
150
Yaa Mayit
151
Ada Panggilan
152
Penampakan
153
Dikejar Setan Pocong
154
Terus menerus
155
Warga Panik
156
Semua Salah Dadun
157
ronda
158
Tamu
159
Ketakutan Dudung
160
bertemu dengan Dadun
161
Rara di Jemput
162
pertarungan Sengit
163
Keadaan Yahya
164
Menjenguk Yahya
165
Mengkhawatirkan
166
Selesai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!