Melawan

Pov. Dudug

"Dung! Awas Dung....! awas pocong itu mendekat ke arahmu." teriak Amin mengingatkan sambil menjauh.

Aku yang tersadar kalau pocong sialan itu mendekati, dengan segera menjauh untuk menghindar. namun dengan kurang ajarnya pocong terus mendekati, warnanya yang putih dan berkuncung semakin terlihat menyeramkan.

"Tolong..... ha......ntu......! tolong! tolong hantu......! ada hantu......!" teriakku dengan sekuat tenaga sambil terus berlari menghindar dari kejaran pocong, namun Sekarang aku berlari tidak jauh hanya berkeliling di sekitaran jalan menghindari Pocong yang terus mengikuti dengan santainya seperti ingin digendong.

Dalam keadaan terdesak otakku terus berputar, Aku mulai mencoba berlari menuju ke arah Amin, siapa tahu saja setan pocong inj beralih mengejar sahabatku. Namun sayang pocong tetal mengejarku mungkin dia marah karena aku sudah melemparnya. Amin dan teman-teman lainnya hanya bisa menonton tanpa berani melakukan apa apa.

Aku terus berlari, kadang loncat untuk mempercepat langkah. Namun sayang aku yang mengenakan sendal jepit ketika mendarat tidak tepat, sehingga tubuhku terbanting terperosok terjungkal ke arah depan dengan posisi tengkurap.

Brug!

Aku tidak memperdulikan rasa sakit dengan segera membalikkan tubuh, terlihatlah pocong itu semakin mendekat bahkan hendak menginjak dada, namun dengan segera aku pun menggelindingkan tubuh, lalu bangkit kembali untuk melanjutkan menyelamatkan diri.

"To......long......! hantu.....! tolong......"

Teriakku sambil terus berlari namun aku sangat terkejut ketika melihat pocong sialan itu sudah berada di hadapan, dengan segera aku pun membalikkan tubuh dilanjutkan dengan berlari kembali. pocong terus mengejar yang hanya terlihat siluet putih yang sangat menyeramkan.

Aku terus berlari sampai melewati Amin yang sejak dari tadi memperhatikan. Mungkin merasa kasihan dengan keadaanku yang tersiksa, dia terlihat mengangkat tangan kemudian melemparkan batu yang tadi hendak dilemparkan ke arah pocong. Entah kena ataupun tidak, yang jelas batu itu tidak terdengar jatuh.

Namun Yang membuatku merasa lega, ketika Aku menoleh ke belakang. Setan locong tidak lagi mengejar, dia berbalik menuju ke arah Amin yang terdengar berteriak kemudian loncat sambil berteriak.

"Tolong hantu......! ada hantu.....! tolong....! tolong.....! Hantu, hantu....!"

Teriaknya sambil berlari terbirit-birit, matanya terbelalak dengan sempurna, berlari seperti dikejar harimau tidak ingat dengan keadaan sekitar.

Aku berhenti berlari sambil mengatur nafas yang memburu, mataku menatap ke arah Amin yang sedang berlari dikejar oleh setan pocong. Ajo terlihat menggeleng-gelengkan kepala Mungkin dia merasa kasihan dengan keadaan temannya yang tersiksa, namun dia pun tidak berani menolong takut pocong itu mengejar ke arahnya.

"Kurang ajar! Kenapa di kampung kita ada pocong. Awas kamu.....!" ancam Ajo entah sadar ataupun tidak, tubuhnya terlihat bergerak berjalan mendekat ke tempat pocong yang masih terus mengejar amin.

Setelah dekat dengan segera dia pun melemparkan batu yang sejak dari tadi ia genggam ke arah pocong.

Bugh!

Terdengar suara batu yang mengenai sasaran, membuat pocong itu melirik ke arah orang yang melempar. tanpa menunggu lama pocong itu pun berpindah haluan berbalik ke arah Ajo yang terlihat kaget, mungkin prasangkanya menjadi kenyataan pocong itu benar-benar mengejar dirinya.

"Dudung.....! tolong aku Dudung....! kamu lempar kembali pocong itu, supaya mengejar kamu kembali. lempar......! lempar....!" teriak Ajo meminta tolong terhadapku sambil memundurkan langkah, mulutnya terlihat menganga, matanya terbuka dengan lebar, tangannya bergerak-gerak seperti sedang mencari pegangan.

"Hehehe, kita gantian saja. aku masih capek, Nanti kalau kamu sudah kewalahan baru kita giliran kembali." jawabku yang masih merasa lelah sambil mengulum senyum, tanganku terus memijat-mijat betis yang terasa sakit akibat terjatuh.

Ajo terus berteriak-teriak meminta tolong, karena semakin lama pocong itu semakin mendekat hingga akhirnya. dia berlari menyelamatkan diri sedangkan aku dan Amin masih mengatur nafas yang terasa capek.

"Dudung....! Dudung.....! Tolong Dung...! tolong.....! Amin....! tolong Amin, tolong! Bidin tolong Bidin.....!" teriak Ajo yang terus berlari.

"Celaka ini tidak bisa dibiarkan. Menolong salah tidak ditolong juga sangat kasihan. ini harus bagaimana?" gumam amin yang mendekat ke arahku.

Aku hanya melongo memperhatikan pocong yang terus mengejar Ajo, Tadinya aku ingin membiarkan. namun ketika diperhatikan semakin lama Ajo semakin terlihat kasihan.

"Amin Ayo kita kejar, kita tolong Si Ajo!" ujarku sambil bangkit dari tempat duduk kemudian mengikuti pocong yang masih mengejar Ajo.

Teman-temanku terlihat setuju, Mereka pun mengikuti di belakang dengan membawa batu untuk dilemparkan. aku terus mengikuti setan pocong yang terus mengejar Ajo yang kebetulan dia berlari ke arah perkampungan, dengan berlari terbirit-birit. keadaan yang remang-remang dan ketakutan yang begitu mendalam, sehingga tidak memperhatikan keadaan sekitar. Sampai akhirnya dia pun tersandung batu besar.

Blug!

"Aduh....! tolong.....!" terdengar teriakan keputusasaan dari sahabatku yang tengkurap di atas tanah.

Dengan segera Ajo membalikkan tubuh hendak bangkit dari tempat terjatuhnya, namun sama seperti yang tadi menimpaku. dengan segera pocong itu berlari seperti hendak menginjak tubuhnya, membuat Ajo menggelindingkan tubuh menghindari serangan.

Teriakan pun terdengar kembali, tubuhnya bergetar tidak bisa tenang, matanya terbuka dengan sempurna. tangannya terus bergerak-gerak seperti sedang menghindari serangan lawan.

"Tolong, tolong hantu.....! tolong, tolong.....!

Teriak Ajo yang terdengar terus menerus sampai suaranya terdengar serak, bahkan lama-kelamaan tidak terdengar lagi, hanya bisa berguling-guling menghindari pocong yang terus terbang di atasnya seperti hendak menginjak.

Aku yang baru sampai dengan napas tersengal-senggal memberikan komando kepada teman-teman yang yang baru datang.

"Ini Setan kurang ajar, kalau kita lempar, dia akan mengejar orang yang melemparnya. Ayo kita lempar sama-sama, Aku ingin tahu sama siapa yang akan dia kejar. Ajo Jangan dibiarkan begitu saja, kasihan kalau terlalu lama disiksa. Ayo lempar sekarang!" komandoku sambil melemparkan batu yang tadi ditemukan ketika mengejar, Begitu juga dengan teman-temanku yang sudah memiliki batu dengan sama-sama melempar ke arah pocong.

Bugh!

Terdengar suara batu yang mengenai sasaran, sehingga pocong itu membalikkan tubuhnya mendekat ke arahku. namun Amin tidak tinggal diam dengan segera dia pun melemparkan batu ke arah pocong, sehingga berpindah haluan mendekat ke arah Amin. Tapi itu tidak dibiarkan Bidin yang sejak dari tadi terdiam, Dia terlihat memiliki keberanian dengan segera dia pun melemparkan batu yang digenggamnya. sampai akhirnya pocong itu dihujani oleh batu membuat dirinya terlihat kebingungan.

Pocong itu terus bergerak-gerak berbelok ke arah kanan, namun dilempar dari sebelah kiri. baru saja mau membalikkan tubuh batu dari arah belakang sudah datang, sehingga pocong itu membalikan tubuhnya. begitulah sampai akhirnya keberanianku semakin bertambah, setelah mengetahui bahwa setan itu ternyata bodoh Tidak ada yang menakutkan sedikitpun.

"Hahaha! ternyata pocong ini sangat bodoh. ayo terus lempar Jangan biarkan dia tenang!" ujarku sambil terus mencari batu untuk dilempar kembali.

"Ajo bangun, Ajo Bangun....., ayo lari lari....!" eriak Amin yang teringat dengan sahabatnya yang masih terlihat kepayahan. Ajo masih berguling-guling mungkin dia menganggap kalau dirinya masih dikejar oleh setan pocong.

Dengan perlahan Ajo membangkitkan tubuh, matanya menatap ke arah pocong yang sedang dilempar namun kekuatan tubuhnya sudah habis, sehingga dia tidak ikut mengeroyok dia menjauh dari kerumunan.

Hihihihi...........!

Tiba-tiba terdengar suara tertawa yang begitu melengking, suaranya sangat nyaring membuat bulu kunduku terasa merinding, merasa takut mendengar suara yang sangat asing di telinga.

Teman-temanku yang sedang asyik melempari pocong Mereka terlihat berhenti, tidak berani melempar kembali. terdengar suara angin yang bergemuruh membuat suasana semakin mencekam, Amin terlihat terdiam sedangkan aku melongok seperti tidak percaya dengan apa yang terjadi.

Episodes
1 Ada Pasar Malam
2 Menuju Tempat Hiburan
3 Pasar Malam
4 Dicegat Setan Pocong
5 Melawan
6 Melawan
7 Ditolong Warga Kampung
8 Mengganggu Ketenangan Warga
9 Setan Atau Siluman
10 Kehidupan Sukarmin
11 Berburu
12 Terkecoh
13 Buruan Menghilang
14 Dimiliki Macan Tutul
15 Merebut Kembali
16 Anjing Jadi Korban
17 Semakin Sengit
18 Dua Hewan Buruan
19 Tidak Enak Perasaan
20 Ada Tamu Tak Diundang
21 Mahluk Hitam
22 Sukarmin Menghilang
23 Pencarian Sukarmin
24 Sangat Mengkhawatirkan
25 Tertolong
26 Setan Pocong Berkeliaran
27 Dudung ingin Menakap Setan Pocong
28 Rasa Penasaran Sukarmin
29 Menggantikan Tugas Bapak
30 Mahluk Putih
31 Memantau
32 Salah Panik
33 Uang Hilang
34 Diluar Batas Kemampuan Ronda
35 Kesaksian Dudung
36 Rencana Dudung
37 Kehidupan Rara
38 Tamu Tak Tau Malu
39 Diusir
40 Ngeronda Setan Pocong
41 Tugas Dan Janji
42 Berburu Setan Pocong
43 Dudung Menangkap Pocong
44 Lepas Lagi
45 Sakit Juragan Badru
46 Dudung Di ancam
47 Syarat Berat
48 Pekerjaan Ayah Rara
49 Beban Dudung
50 Sampai Sakit
51 Dudu Jujur
52 Musyawarah
53 Keputusan
54 Jaya Bertamu
55 Dudung Melamar
56 Ditolak dan dicampakkan
57 Wak Jaya
58 Rencana Dibuat
59 Menunggu Uang Hilang
60 Biarkan Rencanya Berjalan
61 Akhirnya Kena Juga
62 Mengembalikan Sisa Uang
63 Terkuak
64 Juragan Pocong
65 Aki Gayatri
66 Penjelasan mahluk Yang Menyerang Sukarmin
67 Penangkal Makhluk Halus
68 Ilmu Yang Sangat Bermanfaat
69 Ilmu Dasar
70 Ujian Pertama
71 Negara Gilang Brata
72 Jadi Tamu Kehormatan
73 Janji Raja Suganda
74 Keinginan Yang Besar
75 Kerajaan Leweung Poek
76 Sambutan Kurang Baik
77 Meladeni Tantangan
78 Pertarungan Sengit
79 Permintaan Maaf Dudung
80 Penangkapan Kelok Hideung
81 Tugas selesai
82 Badru Tamam
83 Rencana Badru Tamam
84 Kesediaan Rara
85 Jaya Dipanggil
86 Tumbal
87 Mencari Penangkal
88 Berserah Diri
89 Baju Aneh
90 Penasaran
91 Siluman Pocong
92 Yani Sangat Ketakutan
93 Rara Terkejut
94 Sangat Mengkhawatirkan
95 Siluman Pocong Datang
96 Kabur berhamburan
97 Rara menemani Yani
98 Tak tega
99 Mencari Rara
100 Meresahkan
101 Keresahaan Jaya
102 Kehadiran Setan pocong
103 Badru Tamam
104 Raja Siluman Pocong
105 permintaan
106 Kawan Lama
107 Haji Sobari
108 Lamaran
109 Kaget
110 salah Yani
111 Baju Jimat Tidak Ada
112 Mendumel
113 Mebutuhkan Yani
114 Jawaban Yani
115 Badru Tamam Melajutkan Ritual
116 Sukarmin Penasaran
117 Makhluk Aneh
118 Rumah Jaya Dikelilingi
119 Badru tiba-tiba minta Tolong
120 Kesanggupan Jaya
121 Menjalankan Tugas
122 kekhawatiran orang tua
123 Keadaan Rara
124 dicegat setan pocong
125 Merasa Aman
126 Anak Tiba-tiba Rewel
127 Ternyata
128 Pengganggu
129 Rara Diusir
130 Pencarian Jaya
131 Sangat Sulit
132 Kehilangan Jejak
133 Ketakutan Saidah
134 Badru Tamam Kaget
135 Dudung Pulang
136 Kegelisahan Sukarmin
137 Hutang Pati
138 Kewalahan
139 Datang Tepat Waktu
140 Kumpul Keluarga
141 Pocong Cantik
142 Rara Belum Ditemukan
143 Meminta Bantuan Aki Kuncen
144 Memeras Juragan Pocong
145 Dudung harus ikut
146 Mengemparkan
147 Ada Jejak
148 Yahya
149 Tolonglah
150 Yaa Mayit
151 Ada Panggilan
152 Penampakan
153 Dikejar Setan Pocong
154 Terus menerus
155 Warga Panik
156 Semua Salah Dadun
157 ronda
158 Tamu
159 Ketakutan Dudung
160 bertemu dengan Dadun
161 Rara di Jemput
162 pertarungan Sengit
163 Keadaan Yahya
164 Menjenguk Yahya
165 Mengkhawatirkan
166 Selesai
Episodes

Updated 166 Episodes

1
Ada Pasar Malam
2
Menuju Tempat Hiburan
3
Pasar Malam
4
Dicegat Setan Pocong
5
Melawan
6
Melawan
7
Ditolong Warga Kampung
8
Mengganggu Ketenangan Warga
9
Setan Atau Siluman
10
Kehidupan Sukarmin
11
Berburu
12
Terkecoh
13
Buruan Menghilang
14
Dimiliki Macan Tutul
15
Merebut Kembali
16
Anjing Jadi Korban
17
Semakin Sengit
18
Dua Hewan Buruan
19
Tidak Enak Perasaan
20
Ada Tamu Tak Diundang
21
Mahluk Hitam
22
Sukarmin Menghilang
23
Pencarian Sukarmin
24
Sangat Mengkhawatirkan
25
Tertolong
26
Setan Pocong Berkeliaran
27
Dudung ingin Menakap Setan Pocong
28
Rasa Penasaran Sukarmin
29
Menggantikan Tugas Bapak
30
Mahluk Putih
31
Memantau
32
Salah Panik
33
Uang Hilang
34
Diluar Batas Kemampuan Ronda
35
Kesaksian Dudung
36
Rencana Dudung
37
Kehidupan Rara
38
Tamu Tak Tau Malu
39
Diusir
40
Ngeronda Setan Pocong
41
Tugas Dan Janji
42
Berburu Setan Pocong
43
Dudung Menangkap Pocong
44
Lepas Lagi
45
Sakit Juragan Badru
46
Dudung Di ancam
47
Syarat Berat
48
Pekerjaan Ayah Rara
49
Beban Dudung
50
Sampai Sakit
51
Dudu Jujur
52
Musyawarah
53
Keputusan
54
Jaya Bertamu
55
Dudung Melamar
56
Ditolak dan dicampakkan
57
Wak Jaya
58
Rencana Dibuat
59
Menunggu Uang Hilang
60
Biarkan Rencanya Berjalan
61
Akhirnya Kena Juga
62
Mengembalikan Sisa Uang
63
Terkuak
64
Juragan Pocong
65
Aki Gayatri
66
Penjelasan mahluk Yang Menyerang Sukarmin
67
Penangkal Makhluk Halus
68
Ilmu Yang Sangat Bermanfaat
69
Ilmu Dasar
70
Ujian Pertama
71
Negara Gilang Brata
72
Jadi Tamu Kehormatan
73
Janji Raja Suganda
74
Keinginan Yang Besar
75
Kerajaan Leweung Poek
76
Sambutan Kurang Baik
77
Meladeni Tantangan
78
Pertarungan Sengit
79
Permintaan Maaf Dudung
80
Penangkapan Kelok Hideung
81
Tugas selesai
82
Badru Tamam
83
Rencana Badru Tamam
84
Kesediaan Rara
85
Jaya Dipanggil
86
Tumbal
87
Mencari Penangkal
88
Berserah Diri
89
Baju Aneh
90
Penasaran
91
Siluman Pocong
92
Yani Sangat Ketakutan
93
Rara Terkejut
94
Sangat Mengkhawatirkan
95
Siluman Pocong Datang
96
Kabur berhamburan
97
Rara menemani Yani
98
Tak tega
99
Mencari Rara
100
Meresahkan
101
Keresahaan Jaya
102
Kehadiran Setan pocong
103
Badru Tamam
104
Raja Siluman Pocong
105
permintaan
106
Kawan Lama
107
Haji Sobari
108
Lamaran
109
Kaget
110
salah Yani
111
Baju Jimat Tidak Ada
112
Mendumel
113
Mebutuhkan Yani
114
Jawaban Yani
115
Badru Tamam Melajutkan Ritual
116
Sukarmin Penasaran
117
Makhluk Aneh
118
Rumah Jaya Dikelilingi
119
Badru tiba-tiba minta Tolong
120
Kesanggupan Jaya
121
Menjalankan Tugas
122
kekhawatiran orang tua
123
Keadaan Rara
124
dicegat setan pocong
125
Merasa Aman
126
Anak Tiba-tiba Rewel
127
Ternyata
128
Pengganggu
129
Rara Diusir
130
Pencarian Jaya
131
Sangat Sulit
132
Kehilangan Jejak
133
Ketakutan Saidah
134
Badru Tamam Kaget
135
Dudung Pulang
136
Kegelisahan Sukarmin
137
Hutang Pati
138
Kewalahan
139
Datang Tepat Waktu
140
Kumpul Keluarga
141
Pocong Cantik
142
Rara Belum Ditemukan
143
Meminta Bantuan Aki Kuncen
144
Memeras Juragan Pocong
145
Dudung harus ikut
146
Mengemparkan
147
Ada Jejak
148
Yahya
149
Tolonglah
150
Yaa Mayit
151
Ada Panggilan
152
Penampakan
153
Dikejar Setan Pocong
154
Terus menerus
155
Warga Panik
156
Semua Salah Dadun
157
ronda
158
Tamu
159
Ketakutan Dudung
160
bertemu dengan Dadun
161
Rara di Jemput
162
pertarungan Sengit
163
Keadaan Yahya
164
Menjenguk Yahya
165
Mengkhawatirkan
166
Selesai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!