Pagi-pagi Federick sudah mengirimi aku chat di NC. Hari ini dia bilang akan menjemput aku di rumah pukul 10.00 nanti. Kedengarannya dia sangat bersemangat sekali.
"Halo Nona Gill! Saya akan berangkat menjemput anda jam 10 nanti, bagaimana kalau saya jemput di rumah anda? Saya akan senang jika anda memberitahukan alamatnya!"
Aha ha ha... . Aku beneran kehabisan kata-kata. Mau di tolak ngak enak, diterima kerasa terbebani. Pada akhirnya pasrah menghadapi.
Aku sempat berpikir setelah telpon semalam, Renata tidak menghubungiku lagi. Biasanya paling tidak dia akan mampir sebentar kalau aku sedang libur dan berada di rumah. Aku merasa sedikit khawatir, jadi aku meninggalkan pesan di NC Renata mengatakan bahwa aku tidak berada di rumah hari ini. Dan belum ada balasan darinya.
Aku bersiap-siap untuk pergi. Walaupun aku punya cukup banyak pakaian, tapi kalau situasi begini rasanya langsung tidak ada pakaian yang cocok.
Oke Gill! Ini cuma menemani teman untuk berbelanja saja! Sama kayak pergi dengan Renata kok. Renata versi cowok tepatnya.
Aku selesai bersiap. Aku mengambil tas selempangku dan mengunci rumah. Aku meminta Federick menunggu di depan taman perumahan dan sekarang aku berjalan ke luar. Rasanya agak gimana ya, kalau langsung di jemput di depan rumah.
Cuacanya cerah, karena area ini ditanami pepohonan yang rindang, berjalan di sini tidak terasa panas. Aku melihat mobil berwarna putih terparkir di dekat patung angsa sisi taman. Seorang pria dengan kemeja putih berdiri di sana sambil memandangi ponselnya. Jika di lihat dari postur tubuhnya, aku yakin itu Federick jadi aku menghampirinya untuk memastikan.
"Federick?" Aku memanggil namanya, setelah dia menoleh ternyata benar itu adalah dia.
"Gill? Wah, anda lebih cepat dari yang saya pikirkan,"
Lebih cepat?! Jam janjiannya kan jam 10, aku malah sengaja berangkat jam 09.35 dan dia sudah lebih dahulu di sini?!
"Ah maaf, tapi bukankah anda sampai duluan? Apa anda sudah sampai lama?"
"Tidak juga. Saya baru sampai di sini sekitar satu jam yang lalu," ucap Federick sambil tersenyum menawan.
Apa?! Satu jam yang lalu?! Tuan apakah anda serius?! Akal sehatku langsung gagal merespon kalau bertemu dengan orang seperti ini. Luar biasa.
"Anda terlihat cantik hari ini. Biasanya saya melihat anda dengan rambut diikat, tapi hari ini anda mengurai rambut." dengan tatapan dan senyuman itu, Federick memujiku.
Astaga! Jantungku mau copot! Rasanya kok berdebar seperti ini ya. Akal sehat berusahalah! Tahan dan jangan memikirkan yang aneh-aneh!
"E-Ehem... . Jika sudah seperti ini bagaimana kalau kita berangkat. Nanti bisa kesiangan," kataku sambil mengalihkan pembicaraan.
Dalam hati Federick sebenarnya, pagi tadi dia sudah bersiap dari pukul 05.00 pagi karena terlalu bersemangat. Dan belum jam 08.00 dia sudah sampai di taman dengan gembira. Ini mungkin pertama kali lagi baginya merasakan debaran seperti ini. Dia menyentuh dadanya, dan degupan jantungnya semakin kencang tanpa sepengetahuan Gill.
Federick mempersilahkan Gill masuk ke dalam mobilnya. Mereka berdua duduk di kursi depan dan segera meluncur pergi dari area taman tersebut.
Wangi parfum ini, rasanya sangat nyaman. Benar-benar bisa membuat orang mengetahui kalau wanginya sangat sesuai dengan Federick. Tunggu?! Apa dia sengaja memakainya?
"Gill, apa anda tidak enak badan? Wajah anda sedikit pucat lho,"
"Bukan apa-apa kok. Saya sedikit mabuk kendaraan. Walau sudah sering pulang pergi dengan mobilnya Renata, saya masih belum bisa menghilangkannya. Tapi jangan khawatir, saya baik-baik saja,"
Aku memang sering mabuk kendaraan. Bahkan dengan jarak yang dekat, biasanya aku tidur untuk menghilangkan pusing.
Federick kemudian memperlambat mobilnya dan mengambil sesuatu yang terselip di belakang kursiku. Itu adalah pengharum mobil.
"Karena Theodore juga sering mabuk kendaraan, saya biasa menggunakan ini. Ini adalah aroma therapy ringan, jadi akan membantu menghilangkan pusing,"
"Ah, terimakasih. Saya tidak tau ada yang seperti ini. Lain kali saya harus minta Renata menggantung ini di mobilnya,"
Wanginya benar-benar terasa nyaman. Rasanya aku benar-benar bisa bernafas dengan lega. Federick merupakan orang yang benar-benar mempersiapkan semuanya dengan baik.
"Gill apa anda tau kawasan Orchid Park?"
"Kawasan mall terbuka? Saya pernah dengar itu baru dibuka dan belum pernah mengunjunginya,"
"Bagaimana kalau kita ke sana? Saya dengar tempatnya bagus dan sekarang mereka sedang mendekorasinya dengan bunga anggrek. Anda suka bunga anggrek juga kan?"
"Iya, saya memang menyukainya. Saya pernah melihat orang-orang mereview mall itu di NC jadi sepertinya menarik,"
"Saya senang anda tertarik juga. Pastinya anda juga akan semakin cantik jika di antara bunga-bunga itu~"
"Pffftt! Federick, anda bisa saja,"
"Saya serius lho,"
"Hahaha, anda bisa fokus mengemudi dulu,"
Aku ngak bisa menghindar dari gombalannya itu! Ya tapi jadi senang juga sih, kalian bohong banget kalau ngak merasa senang dengan candaan seperti itu.
Sampai di mall tersebut, aku dan Federick memarkirkan mobil kemudian naik ke atas untuk melihat dekorasi yang Federick ceritakan saat di mobil. Tamannya sungguh indah, bunga anggrek yang di pajang tidak terhitung jumlahnya. Aku terkesima melihat pemandangan yang indah ini. Jika ada saat dimana bisa membawa Leon dan ibu, aku akan mengajak mereka di sini.
"Gill, jika anda terbengong begitu, kata orang bisa kesurupan lho," bisik Federick padaku. Wajahnya sangat dekat dengan telingaku sehingga aku bisa merasakan nafasnya.
Tuan! Dengan segala keramaian di sini, jangan buat aku salah tingkah! Kasihanilah jantungku ini.
"Uwaah, S-Saya tidak bengong kok. Ehem, mari berkeliling dan lihat-lihat siapa tau ada barang yang cocok,"
"Pffftt! Gill sekarang anda benar-benar menangkap perhatian saya,"
"Wah, sungguh? Sepertinya saya harus lari supaya tidak tertangkap?" ucapku sambil tersenyum kecil menggoda Federick.
"Kalau begitu akan terus saya kejar~"
Kami berkeliling. Tempat ini sungguh luar biasa. Walau sedang ramai tapi tidak terasa sesak, apa ini karena tempat terbuka?"
Federick memilih sesuatu di salah satu stand yang ada. Dia memintaku untuk membantunya memilih, suaranya terasa lembut di telingaku. Pribadi yang sangat berbeda tapi membuatku terasa nyaman. Di salah satu rak pajangan, aku melihat bola kristal yang di dalamnya ada bunga anggrek berwarna kuning dan putih. Ini sangat cantik menurutku.
"Ini bagus, ada punya pilihan yang bagus ya Gill. Padahal saya tadi sempat melihat ke rak ini, tapi tidak melihat ada ini," Federick mendekat dan memperhatikan bola kristal yang aku pegang.
"Sepertinya saya menemukan kado yang cocok. Apa anda tau Federick? Anggrek putih melambangkan kesucian dan ketulusan, sedangkan anggrek kuning melambangkan keceriaan. Ini sangat cocok untuk ibu dan adik saya,"
Tentu saja Federick tidak mengetahui aku sudah memiliki Leon. Rasanya agak sakit kalau harus merahasiakan ini, tapi saat ini itu adalah pilihan terbaik bukan?
"Wah, anda selalu membuat saya kagum. Anda sampai ke situ memikirkannya. Tapi kalau anda sendiri, warna anggrek apa yang cocok?" tanya Federick padaku. Aku merasa sedikit terkejut. Mungkin karena aku tidak pernah memikirkannya.
"Hahaha, mungkin saya belum memikirkannya. Penilaian seseorang pasti berbeda-beda kan?" Benar. Aku tidak tau seperti apa dan bagaimana diriku sendiri saat ini.
Federick memberikanku mika resin berbentuk kotak yang di dalamnya terdapat kelopak utuh bunga anggrek biru asli yang di awetkan.
"Huh? Federick, apa ini?" tanyaku yang sedikit kebingungan sambil melihatnya.
"Itu seperti anda. Anggrek biru yang melambangkan kelangkaan, keunikan dan keindahan. Sama seperti anda di mata saya,"
Federick mengatakannya sambil menatapku. Dia mengatakannya dengan serius dan sekarang rasa berdebar kembali datang padaku.
Jika kalian sadar situasi sekarang, yang jagain stand pasti lagi ngerasa jadi obat nyamuk.
"Wah, dimana anda belajar ini?" Orang ini benar-benar bisa membuat meleleh!
"Saya tentu sudah buat persiapan dong, hahaha." tawa Federick dengan senangnya.
Setelah membeli beberapa barang kami berlanjut ke tempat yang lainnya. Kali ini aku tidak bisa berkomentar, Federick benar-benar senang sekarang.
Aku ngak tau apa yang dipersiapkannya sampai bisa sesenang itu. Bahkan aku sampai kalah debat soal anggrek tadi. Dia benar-benar menikmatinya.
"Gill, mau berfoto di sana?"
Federick menunjuk ke arah pusat dekorasi. Ditengah tanaman anggrek yang tersusun indah, berdiri sebuah pilar yang cukup tinggi. Sepertinya memang sengaja dibangun untuk area foto. Tapi bukannya ini untuk foto romantis ya? Firasatku menjadi tidak enak.
"Sepertinya agak ramai, mungkin lain-"
Sebelum aku bisa mengatakan sesuatu, Federick langsung meminta seseorang di area tersebut untuk membantunya.
"Ah permisi mas, bisa fotokan kami berdua?"
"Wah boleh-boleh, silahkan ke tengah sini,"
Sial! Dia ngak dengerin aku!
Mau tidak mau aku harus ikut berfoto dengannya. Kami berjalan ke arah tengah pilar itu, orang yang memotret kami meminta agar kami berdekatan. Sebenarnya sedikit terasa aneh kalau situasinya begini.
Kemudian aku menyadari ada sesuatu yang menyentuh tanganku. Federick menyelipkan jari-jarinya diantara jemariku. Dia menggenggam tanganku dengan erat. Telapak tangannya yang lumayan besar itu terasa hangat saat kami berpegangan tangan.
"Oke ayo senyum sedikit. Satu... dua... tiga..."
CEKREK!
Tuhan, aku ngak tau lagi bagaimana. Sepertinya wajahku sudah sangat merah seperti udang rebus kali ini!
•
•
•
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Dhina ♑
Please ya Thor
2021-08-15
0
alien
like
2021-01-25
0
RN
hadir lima like
feedback ya Thor
2021-01-05
2