CHAPTER 11 Hari-Hari Bersama

Hari-hari mereka kini dipenuhi kebersamaan. Banyak momen yang belum pernah Zoya rasakan sebelumnya—diperlakukan layaknya ratu oleh seseorang yang tepat.

Menjadi ratu bagi pria yang mencintai dengan tulus.

Impian setiap wanita.

Mungkin, ini juga bagian dari keberuntungan Zoya dibanding wanita lain di luar sana.

"Sayang," panggil Ahid.

Zoya, yang tengah sibuk di laptopnya, langsung menoleh.

"Iya?" jawabnya.

"Masih sibuk, ya?" tanya Ahid lembut.

Mereka saat ini berada di apartemen Zoya. Sehabis pulang kerja, mereka hanya membeli makanan untuk dimakan di rumah sambil menonton film bersama.

Tapi rencana itu sedikit tertunda.

Zoya mendadak mendapat permintaan revisi desain dari klien. Tanpa pikir panjang, dia langsung menyalakan laptop dan mulai bekerja, sampai melupakan makanan… bahkan melupakan seseorang yang duduk di sampingnya menunggu.

"Sorry, nanti ya," ucap Zoya tanpa menoleh.

Ahid hanya tersenyum kecil. Dia paham.

Sambil menunggu, dia mulai mencari film yang menarik.

Genre apa ya yang bagus? pikirnya.

Setelah beberapa menit memilih, akhirnya dia menemukan satu film yang menarik perhatiannya—Through My Window.

Tanpa pikir panjang, dia langsung memutar filmnya.

Momen Kecil yang Manis

Di tengah film yang sedang diputar, Zoya akhirnya menutup laptopnya dan menghampiri Ahid.

"Sorry, lama ya?" katanya sambil duduk di samping Ahid.

Ahid menoleh dan tersenyum.

"It's okay," jawabnya tenang.

Mereka berpindah ke meja makan, meninggalkan sofa sejenak. Masih dalam ruangan yang sama, hanya berganti tempat duduk.

Ahid, dengan kebiasaan barunya, menyuapi Zoya sesekali.

Zoya, meskipun awalnya menolak, tetap membuka mulut dan menerima suapan Ahid.

"Suka?" tanya Ahid, menatapnya penuh cinta.

"Hmm…" jawab Zoya dengan senyuman kecil.

Begitulah rasanya jatuh cinta. Bahkan hanya dengan saling memandang, keduanya bisa tersenyum sendiri.

Menonton Bersama

Selesai makan, mereka kembali ke sofa, melanjutkan film yang sempat terjeda tadi.

Ahid menarik kepala Zoya agar bersandar di dadanya.

"Genre romansa, ya?" ucap Zoya, melihat film yang Ahid pilih.

"Ya," jawab Ahid santai, tetap fokus pada layar TV.

"Kirain mau nonton film action atau thriller," komentar Zoya.

"Memangnya kamu mau?" balas Ahid, meliriknya sekilas.

"Tidak!" jawab Zoya cepat, lalu kembali fokus ke layar.

Ahid hanya tersenyum, tangannya terangkat untuk mengelus lembut kepala Zoya.

Namun, suasana berubah saat adegan dewasa muncul di layar.

Zoya langsung tegang.

Ahid, yang memperhatikannya, tersenyum kecil.

"Belum pernah?" tanyanya pelan.

"Never," jawab Zoya, sedikit malu.

Ahid menoleh, menatapnya lebih dalam.

"Really?" tanyanya lagi, memastikan.

Zoya hanya diam, pipinya mulai memerah.

"Sayang," panggil Ahid lembut.

"Hmm?" Zoya tetap menatap layar, tak berani menoleh.

Mereka masih dalam posisi yang sama—duduk berdampingan, Zoya bersandar di dada Ahid. Film yang sama masih diputar, tapi keintiman di antara mereka mulai terasa lebih nyata.

"I love you," ucap Ahid pelan.

Zoya menoleh.

Tatapan mereka bertemu.

"I love you too," jawabnya.

Dan detik itu juga, Ahid langsung menyambar bibir ranum Zoya.

Tak sulit, karena posisi mereka memang sudah begitu dekat.

Zoya membalas ciumannya.

Lembut.

Hangat.

Dan penuh perasaan.

Ahid menuntun dengan perlahan, tapi semakin lama, gairah mulai mengambil alih.

Tangannya mulai menjelajah, bermain di area sensitif Zoya.

"Shhh… Ahid…" desah Zoya tertahan.

Posisi mereka semakin dekat, dan Ahid bisa merasakan bagaimana tubuh Zoya mulai merespons sentuhannya.

Tapi tiba-tiba…

Ahid tersadar.

Dia menarik napas dalam dan menatap Zoya dengan pandangan berbeda.

"Sayang…" ucapnya pelan.

Zoya diam, masih dengan napas yang belum teratur.

"Aku pulang, ya," lanjut Ahid.

Zoya mengerjap, lalu perlahan mengangguk.

"Hmm, oke," jawabnya.

Mereka bangkit dari sofa, dan Zoya mengantar Ahid sampai depan pintu apartemen.

"Kenapa wajah kamu begitu, sayang?" tanya Ahid, melihat ekspresi Zoya.

"Enggak, memangnya kenapa?" balas Zoya cepat.

"Seperti nggak rela aku pulang," goda Ahid dengan senyum sekilas.

Zoya memutar bola matanya. "Tidak."

Ahid masih tersenyum. "Mungkin kamu yang nggak rela balik, kan?" balas Zoya.

Mereka sama-sama tahu bahwa itu benar.

Sama-sama tak rela berpisah.

Tapi jika terlalu lama bersama, bisa berbahaya.

"Yah…" Ahid mengusap wajahnya kasar, seperti kebiasaannya saat harus pergi meninggalkan Zoya.

Zoya tertawa.

Dia sudah hafal kebiasaan Ahid ini. Seolah-olah pria itu tak ingin berpisah, tapi tetap harus melakukannya.

"See you tomorrow," ucap Zoya sambil mengecup pipinya sekilas.

Ahid tersenyum lebar.

"Okay. Bye, sayang," ucapnya, melambaikan tangan sebelum akhirnya pergi.

Terpopuler

Comments

secret enjel

secret enjel

vote dan /Rose//Rose//Rose//Rose/ buat kakk biar tetap semangat /Determined/

2025-01-16

1

ˢ⍣⃟ₛsɐʇɹıo ⁴🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦𝐕⃝⃟🏴‍☠️

ˢ⍣⃟ₛsɐʇɹıo ⁴🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦𝐕⃝⃟🏴‍☠️

gagal ena" si ahid 😁

2025-01-15

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!