Di kantor Ahid.
Pekerjaan di kantor hari ini tak terlalu banyak. Ahid hanya sesekali menatap monitor sambil menghela napas. Namun, pikirannya seolah tak bisa lepas dari satu nama—Zoya.
Pintu ruangannya tiba-tiba terbuka. Same masuk dengan langkah santai, tetapi sorot matanya menyiratkan sesuatu.
"Bro, lu bilang nggak tertarik, tapi belakangan ini makin nempel aja sama Nona Zahira," ucap Same, menyindir.
Ahid tetap diam, hanya menatap Same dengan tenang.
"Tenang aja, gue nggak bakal ganggu kalian kalau lu memang benar-benar suka sama dia," lanjut Same.
Ahid masih diam, tapi kali ini dia menarik napas dalam.
"Walaupun berat," tambah Same dengan suara lebih pelan.
Ahid menatapnya. "Yah..." jawabnya singkat.
Same tersenyum kecil, meski terlihat sedikit getir. "Oke lah," ucapnya, lalu melangkah keluar dari ruangan.
Hati Same terasa berat. Dia benar-benar tertarik pada Zoya, tapi jika Ahid juga menyukainya, dia hanya bisa mengalah.
......................
Telepon dari Zoya.
Tuut... tuut...
Suara telepon berdering. Ahid dengan sigap mengangkatnya.
"Halo," suara lembut Zoya terdengar dari seberang.
"Are you busy, love?" tanya Ahid dengan nada lembut.
"No, why?" jawab Zoya.
"Nanti malam kita dinner, ya?" ajak Ahid. Dia sudah rindu Zoya, itulah alasan dia tiba-tiba menelepon.
"Restoran Aunty?" tebak Zoya.
"No," jawab Ahid cepat.
Dia ingin sesuatu yang lebih istimewa malam ini.
"Nanti kamu juga tahu. Setelah kerja selesai, aku akan ke sana. Kabarin aku, ya," ucap Ahid.
"Oh, oke," jawab Zoya sebelum menutup telepon.
Zoya terdiam sejenak. Memang mau ke mana? pikirnya dalam hati.
......................
Persiapan Ahid
Di tempat lain, Ahid tersenyum sendiri. Dia tak sabar bertemu Zoya lagi, meski mereka baru saja berpisah pagi tadi saat dia mengantarnya bekerja.
Sambil bersandar di kursinya, Ahid membuka ponsel dan mulai mencari sesuatu.
"Halo, restoran Lufy?" ucap Ahid setelah panggilannya tersambung.
"Halo, ada yang bisa kami bantu, Tuan?" jawab pihak restoran.
"I want to book a table for tonight," ucap Ahid.
"Oh, of course, Sir. Enjoy your evening," balas pihak restoran.
"Okay, thanks," ucap Ahid sebelum menutup telepon.
Dia tersenyum puas. Malam ini harus menjadi malam yang berkesan.
......................
Menjemput Zoya.
Pukul 6 sore.
Ahid sudah dalam perjalanan menuju butik tempat Zoya bekerja.
Begitu tiba, dia melihat Zoya keluar dari butik dengan anggun.
"Hi," sapa Ahid dengan senyum yang tak bisa disembunyikan.
"Hy," balas Zoya santai.
Tanpa ragu, Ahid langsung menggenggam tangan Zoya dan menuntunnya menuju mobil. Seperti biasa, dia membukakan pintu untuknya.
"Thanks," ucap Zoya.
Diperlakukan semanis ini, perempuan mana yang tidak baper?
Perjalanan ke Restoran.
Di dalam mobil, suasana terasa nyaman.
"Kita mau ke mana?" tanya Zoya, melirik Ahid yang fokus menyetir.
"Makan," jawab Ahid singkat.
Zoya hanya mengangguk, tapi diam-diam memperhatikan Ahid. Sesekali pria itu meliriknya dan tersenyum.
Yang membuat Zoya semakin gugup adalah tangan kiri Ahid yang tak pernah melepaskan genggamannya. Sesekali, dia bahkan mengecup punggung tangan Zoya dengan lembut.
Jantung Zoya berdebar lebih cepat.
Makan Malam Romantis.
Begitu tiba di restoran, Zoya tertegun.
Restoran itu dihiasi dengan dekorasi elegan. Meja mereka dipenuhi bunga-bunga segar dan lilin kecil yang memberikan suasana hangat.
Ahid dengan sigap menarik kursi untuknya.
Zoya duduk, masih terkesima.
Tak perlu menunggu lama, makanan pun datang—semuanya sudah disiapkan.
Saat mereka mulai makan, Ahid tetap menggenggam tangan Zoya.
"Suka?" tanya Ahid, menatapnya lembut.
Zoya menelan makanannya dan tersenyum kecil. "Hmm… thanks," jawabnya.
"Kalau suka, aku akan sering buat momen seperti ini, love," ucap Ahid.
Zoya menatap Ahid dalam-dalam. Tak ada kebohongan di matanya.
Hanya ketulusan.
"Zahira Zoya, I love you," ucap Ahid tiba-tiba.
Zoya terdiam.
Jantungnya berdetak lebih cepat dari sebelumnya.
"Kalau kamu belum siap, tidak perlu menjawab sekarang," lanjut Ahid dengan tenang.
Zoya menggeleng pelan.
"Aku akan menjawab..." ucapnya, sedikit ragu.
Ahid tetap menatapnya, menunggu dengan sabar.
"Sebenarnya, aku takut. Takut kamu hanya main-main. Tapi, yang aku lihat selama ini… kamu sungguh-sungguh. Yah, semoga benar seperti itu," lanjut Zoya jujur.
Ahid masih diam, tetapi senyumnya tetap hangat.
"Tapi kalau kita tidak mencoba, kita tidak akan tahu seperti apa," ucap Zoya lagi.
Ahid tersenyum lebih lebar. "So?" tanyanya, penuh harap.
Zoya menarik napas dalam-dalam.
"Aku sudah siap. Aku terima kamu," jawabnya mantap.
Ahid tampak terkejut, tapi dalam sekejap matanya berbinar.
"Are you serious?" tanyanya, memastikan.
"Yeah, I'm serious," jawab Zoya.
"Really?"
"Of course," Zoya mengangguk.
Dan detik itu juga, Ahid bangkit dari tempat duduknya dan langsung memeluk Zoya dengan erat.
"I love you," bisiknya di telinga Zoya.
Zoya merasakan getaran aneh di tubuhnya.
"I love you too," balasnya akhirnya.
Ahid melepaskan pelukan dan menatapnya penuh cinta.
Cuppp
Dia mengecup kening Zoya lembut.
Dan kali ini, Zoya menerimanya tanpa ragu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
ˢ⍣⃟ₛsɐʇɹıo ⁴🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦𝐕⃝⃟🏴☠️
tottuit bet 😂 5/Rose/untukmu thor /Chuckle/
2025-01-15
1
✿🅼🅴🅳🆄🆂🅰✿
hadirr thorrrr
2024-08-06
0