Chapter 9 Vitual

Satu Minggu Berlalu.

Sudah seminggu sejak Ahid mengungkapkan perasaannya kepada Zoya.

Sejak hari itu, Ahid tak pernah absen dari kehidupan Zoya. Pagi saat berangkat kerja, dia selalu menjemputnya. Pulang kerja pun, Ahid selalu memastikan Zoya tiba di rumah dengan selamat. Dan seperti sekarang ini, mereka kembali mampir ke restoran Aunty sebelum pulang.

"Mau makan apa?" tanya Ahid, melirik Zoya yang duduk di seberangnya.

Zoya tampak berpikir. Biasanya, dia langsung memesan menu favoritnya tanpa ragu.

"Mau makan menu biasa, Zoya?" tanya Aunty, yang sudah hafal kebiasaannya.

Zoya masih diam. Mau makan apa, ya?

"Laksa Singapore, Aunty. Jangan kasih udang, ya," ucap Zoya akhirnya.

Namun belum sempat Aunty mencatat pesanan itu, Ahid langsung menolak.

"Tidak! Sudah malam. Nanti kamu tidak bisa tidur. Ganti yang lain," ujar Ahid tegas.

Zoya mendengus. "Dih, apa sih?" protesnya.

"Aunty, orderan Zoya ganti jadi sup veggie saja," ucap Ahid tanpa ragu.

Zoya langsung menatap Ahid tajam. "Aku lagi pengen laksa, Ahid!" ucapnya kesal.

"Jadi, maunya apa?" Aunty menatap mereka bergantian.

"Sup veggie dua, dan hot green tea dua," jawab Ahid mantap.

Zoya melotot. "Apa sih? Emangnya kamu siapa? Boyfriend bukan, husband pun bukan," omelnya.

Ahid menatapnya santai. "Calon," jawabnya singkat.

Zoya terdiam. Masih calon, belum resmi... gumamnya dalam hati.

Aunty yang mendengar percakapan mereka hanya menggeleng-gelengkan kepala. "Kalian ini... Kadang Aunty suka lihat makin dekat, tapi kadang juga heran kalau sudah begini," katanya sebelum pergi.

Sambil menunggu makanan datang, Zoya membuka aplikasi novel onlinenya. Dia tenggelam dalam cerita yang dibacanya, sementara Ahid hanya diam, memperhatikannya dengan penuh perhatian.

Dia suka melihat Zoya serius, bahkan meskipun hanya saat membaca novel.

Tak lama, makanan mereka datang. Mereka makan dalam keheningan.

Meskipun awalnya Zoya menolak makanan yang Ahid pesan, dia tetap menyantap supnya. Toh, tak ada salahnya juga makan sesuatu yang lebih ringan di malam hari.

Aunty kembali mendekati meja mereka. "Jadi, kalian belum resmi juga?" tanyanya lagi.

"Secepatnya," jawab Ahid tanpa ragu.

Zoya hanya melirik Ahid sekilas.

"Memangnya Aunty mau apa?" tanya Zoya penasaran.

"Aunty cuma mau Zoya ada yang jaga betul-betul. Aunty sayang sama kamu. Dan kalau ada orang yang benar-benar sayang, kenapa harus menunggu?" jawab Aunty lembut.

Zoya terdiam.

"Belum kepikiran," ujarnya akhirnya.

"Lagipula, memangnya aku anak kecil sampai harus dijaga-jaga?" tambahnya lagi dengan nada sedikit defensif.

Ahid masih diam, membiarkan Zoya dengan pikirannya sendiri.

Aunty menghela napas. "Yasudah, terserah apa yang menurut Zoya baik," katanya sebelum pergi.

Setelah selesai makan, mereka keluar dari restoran. Ahid membayar makanan mereka sebelum kembali mengantar Zoya pulang.

Di Perjalanan Pulang

Di dalam mobil, tak ada percakapan di antara mereka. Hanya suara musik yang mengisi keheningan.

Ahid sesekali melirik ke arah Zoya, tapi gadis itu hanya menatap lurus ke depan.

Sesampainya di depan apartemen Zoya, Ahid akhirnya membuka suara.

"Langsung tidur, ya. Jangan tidur terlalu larut," ucapnya lembut.

Zoya hendak membuka pintu mobil, tapi tiba-tiba—

Cuppp

Ahid mengecup keningnya sekilas.

"I love you, Zahira Zoya," ucapnya pelan.

Zoya terdiam.

Seperti itulah Ahid. Setiap kali mengantar Zoya pulang, selalu ada momen seperti ini.

Terkadang, perlakuan Ahid membuatnya baper.

Namun, di balik itu, ada ketakutan dalam dirinya.

Zoya pernah merasakan bagaimana rasanya berharap pada seseorang, hanya untuk akhirnya ditinggalkan. Dia tahu, kebanyakan laki-laki akan terus berusaha sampai mendapatkan apa yang mereka inginkan—lalu pergi begitu saja.

Dia takut.

Takut Ahid akan berubah.

"Hmm... Good night," ucap Zoya akhirnya, menatap Ahid sekilas.

"I love you," ulang Ahid sekali lagi.

Zoya tetap diam.

Dalam hatinya, dia tahu ada perasaan yang mulai tumbuh untuk Ahid.

Tapi dia masih ragu untuk memulainya.

Ahid tersenyum tipis, lalu mengusap kepala Zoya dengan lembut.

"Aku akan tetap menunggu sampai Zoya siap," katanya pelan sebelum akhirnya membiarkan Zoya pergi.

Zoya melangkah masuk ke apartemennya, tanpa menoleh lagi.

Dan Ahid, seperti biasa, tetap menatapnya hingga sosoknya menghilang di balik pintu.

Sambil menghela napas panjang, Ahid tersenyum kecil.

Dia sudah bertekad—tidak peduli berapa lama, dia akan tetap menunggu.

Zahira Zoya .

Umur 25th.

Desainer muda berbakat boutique wedding Singapore.

Marga Indonesia .

dia hidup dilingkungan broken home.

alasan dia selalu takut-takut dalam memulai hubungan.

Ahid Jamilie.

Umur 30th.

Profesi senior fiber internet and cctv camera.

Marga Pakistan Turkish.

Bekerja di Singapore karena bisnis.

Same.

Umur 30th

Profesi asisten fiber internet cctv camera/asisten ahid sekaligus kawan karib.

Marga Pakistan Turkish.

Bekerja di Singapore ikut ahid.

Ineta launth/Anita.

Umur 25 th.

Profesi admin marketing di boutique wedding Singapore.

Marga Singapore asli.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!