1 Minggu Berlalu
"Ini sketsa yang kami buat, boleh Miss lihat-lihat dulu?" ucap Zoya dengan penuh percaya diri, menyerahkan sketsa desain gaun kepada kliennya.
Zoya merasa bangga dengan apa yang telah ia kerjakan. Desain yang ia buat menggabungkan dua elemen yang diminta klien, dan ia yakin ini akan memuaskan mereka. Di dalam hatinya, ia berharap desain ini bisa membuat kesan yang mendalam.
Di sebuah kafe yang ramai namun santai, klien itu menatap seksama sketsa yang Zoya berikan. Ada keheningan sejenak saat sang klien memeriksa tiap detail desain, seolah menilai dengan teliti.
"Ini menggabungkan dua agama yang Miss minta, China modern yang terlihat mewah, dan Muslim yang tertutup," jelas Zoya, mengamati ekspresi klien dengan hati-hati.
Sang klien terdiam beberapa detik, menilai desain itu tanpa berkata-kata. Setelah itu, dia mengangkat wajahnya dan tersenyum lebar.
"Ada tambahan lain, Miss?" tanya Zoya, memastikan desain ini sudah sesuai harapan klien.
"Tidak ada, ok! Seperti ini saja," jawab sang klien dengan nada puas, senyumnya semakin lebar.
"Ok, kalau begitu, akan langsung kami buat gaun yang seperti ini," ucap Zoya dengan semangat, merasa lega setelah mendapatkan respons yang positif.
"Ok, terimakasih," jawab klien itu, tampak sangat senang dengan hasil diskusinya, dan tak sabar menunggu karya akhirnya.
......................
Di Tempat Lain.
Sementara itu, di sisi lain kota, Ahid sedang memeriksa agenda kerjanya, memastikan semua sudah beres untuk hari itu.
"Same, tidak ada agenda lain untuk hari ini?" tanya Ahid, matanya masih fokus pada layar laptop, sementara secangkir kopi ada di tangannya.
"Sudah tidak ada," jawab Same yang duduk di sisi meja, masih sibuk dengan ponselnya.
"Ok! Kita mampir ke kafe depan dulu lah," ucap Ahid, menyadari perutnya mulai lapar dan ingin melupakan tumpukan pekerjaan sejenak.
Mereka berdua selesai meeting dengan klien mereka, dan akhirnya memutuskan untuk beristirahat di kafe yang terletak tidak jauh dari tempat mereka. Tanpa sengaja, Zoya yang sedang duduk sendirian di pojokan kafe menjadi perhatian mereka.
Di dalam kafe yang tenang namun penuh kehidupan, Same melirik sekeliling, dan matanya terarah pada seorang wanita yang duduk tenang di meja pojok.
"Excuse me, I want menu," ucap Same kepada pelayan kafe yang melintas.
Pelayan itu datang membawa dua buku menu, dan Same segera memesan.
"Lu mau makan apa?" tanya Same kepada Ahid, yang tampak cuek meskipun perutnya sudah keroncongan.
"Seperti biasa," jawab Ahid dengan suara datar, namun matanya mulai mengarah pada Zoya yang tampaknya tenggelam dalam dunia novelnya.
"Hey, minum apa?" tanya Same lagi, berusaha memecah keheningan.
"Hot green tea," jawab Ahid singkat, seolah tidak terlalu peduli dengan pembicaraan tersebut.
"Yah, and drink hot green tea 1, and 1 coffee late," ucap Same kepada pelayan. Lalu pelayan itu bergegas pergi.
Tiba-tiba, Same memperhatikan Zoya yang sedang fokus pada layar ponselnya, tampak menikmati novelnya.
"Dia cantik, Hid," ucap Same dengan tatapan nakal, melirik Ahid.
Ahid melirik Zoya sebentar, lalu hanya memberikan anggukan kecil, tidak terlalu tertarik.
"Dia sedang tunggu orderan apa, atau tunggu seseorang?" tanya Same penasaran.
Ahid masih memandang Zoya, tampaknya asyik dengan dirinya sendiri.
"Tanya sendiri sana," jawab Ahid malas.
Same, yang tidak bisa diam, langsung berjalan menuju meja Zoya.
"Excuse me," ucap Same dengan sopan, membuat Zoya menoleh kebingungan.
"Iyah, Tuan," jawab Zoya, bingung mengapa ada yang mengajaknya berbicara.
"Tunggu orderan atau tunggu seseorang?" tanya Same tanpa basa-basi.
"Ah, sorry," jawab Zoya, sedikit terkejut dengan pertanyaan yang langsung mengarah ke inti.
"Tunggu orderan, orangnya pun sudah pergi," jawab Zoya dengan sedikit canggung.
"Ahh, apa kita boleh gabung?" tanya Same lagi, sambil menunjuk meja tempat Ahid duduk.
"Gabung?" ucap Zoya, sedikit bingung dengan tawaran tersebut.
"Iya, dengan dia," jawab Same, menunjuk Ahid yang duduk lebih jauh di pojokan Caffe.
Zoya melihat ke arah yang ditunjuk, dan tiba-tiba ingat siapa "dia". Ahid. Pria yang beberapa waktu lalu membantunya, meskipun dia tidak pernah tahu mengapa Ahid begitu acuh padanya.
"Oh, ok!" jawab Zoya, akhirnya setuju meski masih sedikit bingung, lalu kembali fokus pada ponselnya.
Same kembali ke tempat Ahid dan mengajaknya pindah ke meja Zoya.
"Ayo, dia bilang kita boleh gabung," ucap Same, meyakinkan Ahid.
Ahid yang sebenarnya lebih suka tetap duduk di tempatnya, akhirnya mengikuti. Mungkin rasa penasaran mengalahkan rasa malasnya.
Mereka duduk bersama Zoya, dan Same dengan ceria memperkenalkan diri.
"Halo, boleh kita kenalan?" ucap Same dengan senyum lebar.
Zoya, yang awalnya fokus pada ponselnya, akhirnya mengangkat wajahnya dan sedikit terkejut melihat keduanya.
"Yah," jawab Zoya singkat, mencoba untuk ramah meski bingung.
"Nama saya Same, dan ini Ahid," ucap Same dengan antusias, memperkenalkan diri dengan senyum.
"Oh, ok!" jawab Zoya, masih sedikit canggung, dan kembali terfokus pada novel di tangannya.
"Nama mu siapa, nona?" tanya Same dengan rasa ingin tahu yang besar.
"Zahira Zoya," jawab Zoya singkat, lalu kembali terfokus pada layar ponselnya.
"Benar-benar menarik," ucap Same dalam hati, merasa semakin tertarik pada Zoya.
"Gimana hari mu?" tanya Ahid tiba-tiba, suaranya terdengar datar dan tidak terlalu mengharapkan jawaban panjang.
Zoya, yang sedikit terkejut dengan pertanyaan itu, langsung menatap Ahid.
"Baik, berkatmu," jawab Zoya dengan senyum tipis, merasa terharu atas pertolongan yang diberikan Ahid beberapa waktu lalu.
"Hmm," Ahid hanya mengeluarkan suara itu, tidak memberikan ekspresi lebih.
"What!! Kalian sudah kenal?" tanya Same, tampak terkejut.
"Enggak," jawab Zoya dengan tegas, mencoba menepis dugaan Same.
Ahid hanya diam, tidak ikut campur.
"Tapi dia pernah menolong saya," jawab Zoya lagi, sambil melirik Ahid yang masih diam.
Ahid, meskipun tidak banyak bicara, tetap memperhatikan Zoya. Pikirannya kembali teringat pada sesuatu yang tidak bisa ia lupakan—kejadian yang terjadi di apartemen Zoya beberapa waktu lalu.
"Hah, sadarlah," ucap Ahid dalam hati, mencoba menenangkan dirinya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
𝐕⃝⃟🏴☠️ ꚍяїғд🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦ˢ⍣⃟ₛ
3mawar untuk mu thor😁
2025-01-14
0
⧗⃟ᷢʷ🍾⃝ sᴀͩᴋᷞᴜͧʀᷡᴀͣ 🇮🇩🇵🇸
hayoo teringat apa🫣🤣
2025-02-13
0