Luna Shang Yuan & Roh Gadis Telaga Shen Hu

Setelah beberapa hari berlalu sejak Luna memulai perjalanannya sendirian, dia menemukan dirinya berada di tengah hutan yang hening. Pohon-pohon tinggi menjulang di sekelilingnya, cabang-cabang mereka menciptakan kanopi yang memfilter sinar matahari menjadi kilauan lembut di lantai hutan.

Suara alam menjadi satu-satunya musik yang mengiringi langkahnya, desiran angin yang lembut, gemerisik dedaunan, dan kicauan burung yang jarang terdengar. Setiap langkah Luna adalah perpaduan antara ketenangan dan keteguhan.

Setelah beberapa saat, hutan mulai menipis dan Luna melihat perbatasan yang ditandai oleh sebuah sungai kecil yang berkelok-kelok. Di seberang sungai itu, pegunungan yang menjulang tinggi terlihat di kejauhan, sebagian besar tertutup oleh kabut tebal yang membuat mereka tampak misterius dan memikat. Gunung-gunung itu tampak seperti benteng alam yang agung, puncak-puncaknya menyembul dari kabut, seolah-olah mereka menjaga rahasia dunia yang belum terungkap.

Luna berhenti sejenak di tepi sungai, menatap pegunungan yang menjulang jauh di sana. Pandangannya menerawang, penuh dengan perasaan campur aduk. "Meskipun berat meninggalkan mereka, aku yakin semua akan baik-baik saja. Aku yakin," ucapnya dilapisi senyuman tipis yang sangat lembut.

Kabut yang menyelimuti pegunungan itu memberikan suasana mistis, menandakan bahwa dia telah meninggalkan rumahnya dan memasuki dunia yang baru dan tak dikenal. Perasaan rindu akan rumah dan rakyatnya berdesir di hatinya, tetapi semangat untuk menjelajahi dunia yang luas dan penuh misteri ini menguatkan perasaannya.

Udara di sekitar sungai terasa lebih segar dan dingin, seolah-olah memberikan sambutan baru bagi Luna. Dia menghela napas dalam-dalam, menghirup aroma alam yang murni dan bebas. Dengan langkah pasti, dia menyeberangi sungai, air yang dingin menyentuh kakinya, memberikan sensasi yang menyegarkan.

Luna berjalan di sepanjang aliran sungai yang sejuk, airnya yang jernih memantulkan sinar matahari menjadi kilauan perak yang menari di permukaannya. Langkah-langkahnya ringan dan penuh ketenangan, seolah-olah dia adalah bagian dari alam itu sendiri. Gaun panjang berwarna putihnya berkibar lembut di tiupan angin, memberikan kesan anggun dan mempesona.

Setelah beberapa saat, Luna berhenti sejenak, mengambil seruling peraknya dari kantung kulit yang tergantung di pinggangnya. Seruling itu adalah warisan dari ibunya, terbuat dari bambu Shuizu dari Kerajaan Shang Yuan, dihiasi dengan ukiran halus yang menceritakan kisah-kisah kuno. Dia tersenyum tipis sebelum memainkan serulingnya, melodi yang indah mengalun lembut, meresap ke dalam udara sejuk.

Suaranya mengalir seperti sungai, mengundang burung-burung untuk berkumpul di sekelilingnya. Burung-burung dengan bulu berwarna-warni datang terbang, hinggap di cabang-cabang pohon dan semak-semak, mendengarkan dengan tenang. Ketenangan dan keindahan Luna terpancar dalam setiap gerakannya. Rambut hitam panjangnya tergerai bebas, mengalir seperti sutra di punggungnya. Matanya yang hitam halus memancarkan keteduhan dan kedalaman, seperti danau yang tenang di bawah sinar bulan.

Wajah Luna berseri-seri dengan kecantikan alami, kulitnya sehalus porselen dengan rona merah muda yang lembut di pipinya. Senyum tipis yang selalu terukir di bibirnya memberikan perasaan damai kepada siapa saja yang melihatnya. Setiap gerakannya penuh dengan keanggunan, seolah-olah dia adalah penari yang bergerak selaras dengan irama alam.

Tangan Luna yang halus menari di atas lubang-lubang seruling, menghasilkan melodi yang semakin dalam dan merdu. Langkah kakinya menyusuri jalur di sepanjang sungai dengan kelembutan, seolah-olah dia tidak ingin mengganggu keheningan hutan. Setiap tempat yang dia lewati dipenuhi dengan aura ketenangan dan keindahan yang dibawanya.

Saat Luna terus berjalan, memainkan serulingnya, suasana di sekelilingnya berubah menjadi lebih hidup namun tetap tenang. Hutan yang tadinya hening kini dipenuhi dengan suara burung-burung yang berkicau, seolah-olah mereka bernyanyi bersama melodi Luna. Keindahan Luna bukan hanya terlihat dari penampilannya, tetapi juga dari caranya membawa ketenangan dan kebahagiaan di mana pun dia berada.

Perjalanan Luna membawa dirinya ke sebuah telaga yang tersembunyi di antara pepohonan yang rimbun. Telaga Shen Hu, yang selama ini hanya dia dengar dalam cerita-cerita kuno, terbentang di hadapannya dengan keindahan yang menakjubkan. Airnya begitu jernih, memantulkan langit biru dan pepohonan di sekitarnya seperti cermin. Tepiannya dihiasi dengan bunga-bunga liar berwarna-warni, yang mengeluarkan aroma manis yang terbawa angin sepoi-sepoi.

Suasana di sekitar telaga sangat tenang. Burung-burung berkicau lembut, melengkapi keindahan alam dengan melodi alami mereka. Ikan-ikan kecil berenang di bawah permukaan air yang bening, menciptakan riak-riak halus yang menambah kesan damai. Cahaya matahari yang menyelinap melalui dedaunan menciptakan pola-pola indah di atas air, seperti lukisan alam yang hidup.

Luna berhenti memainkan serulingnya, terpesona oleh keindahan telaga Shen Hu. Dia menurunkan serulingnya perlahan, membiarkan keheningan alam mengisi udara. Matanya yang hitam halus membesar, memantulkan ketakjuban dan rasa kagum yang mendalam. Wajahnya yang manis tersenyum lembut, bibirnya sedikit terbuka dalam ekspresi kekaguman.

"Jadi inikah, telaga Shen Hu?" bisiknya dengan suara yang hampir tak terdengar, seolah-olah dia takut mengganggu kedamaian tempat itu.

Mata Luna berkilauan, dipenuhi dengan rasa kagum yang tulus. Pipinya yang halus merona lembut, seolah-olah tersentuh oleh cahaya matahari yang hangat. Rambut hitam panjangnya berkibar lembut di tiupan angin, menambah kesan anggun pada sosoknya. Dia berdiri di sana, memandangi telaga dengan hati yang penuh dengan keindahan dan ketenangan.

Dengan setiap tarikan napas, Luna merasakan kedamaian yang mendalam. Keindahan telaga Shen Hu seolah-olah menyatu dengan dirinya, memberikan perasaan tenang yang jarang dia rasakan. Wajahnya yang manis memancarkan ketulusan dan kebahagiaan, menunjukkan betapa dia menghargai setiap momen yang dia habiskan di tempat yang magis ini.

Luna melangkah perlahan ke tepi telaga, membiarkan jari-jarinya menyentuh permukaan air yang sejuk. Riak-riak kecil terbentuk, mencerminkan cahaya matahari yang berkilauan. Dia tersenyum, merasakan koneksi yang kuat dengan alam di sekitarnya. Dalam keheningan yang indah ini, Luna menemukan sebuah momen yang sempurna, di mana dia bisa merasakan kedamaian dan kebahagiaan yang sebenarnya.

Tiba-tiba, muncul seorang gadis kecil dengan sayap transparan yang berkilauan di bawah sinar matahari. Sayapnya yang halus dan berkilau memancarkan cahaya lembut, seolah-olah terbuat dari serpihan bintang. Gadis kecil itu tampak seperti peri, dengan mata besar yang memancarkan keceriaan dan rambut panjang berwarna perak yang berkilauan. Tidak ada seorang pun manusia yang dapat melihatnya kecuali Luna, yang seketika merasa ada sesuatu yang magis tentang kehadiran gadis kecil ini.

Sosok itu melayang ringan di udara, mendekati Luna dengan senyum ceria. "Kenapa kakak berhenti bermain seruling?" tanya gadis kecil itu dengan suara yang lembut dan jernih, seperti lonceng perak yang berbunyi.

Luna memperhatikan sosok itu dengan hati-hati, merasa sedikit takut namun juga terpesona oleh keindahan dan keajaiban yang terpancar dari gadis kecil itu. Dia teringat dengan perkataan sosok itu mengenai serulingnya. Perlahan, Luna mengalihkan pandangannya ke seruling bambu yang masih dia pegang. Kesadaran datang padanya bahwa mungkin ada sesuatu yang istimewa yang diharapkan oleh gadis kecil ini.

Dengan penuh ketenangan, Luna membawa seruling itu kembali ke bibirnya. Dia menutup matanya sejenak, membiarkan perasaan tenang dan damai yang dia rasakan di telaga itu meresap ke dalam dirinya. Kemudian, dia mulai memainkan melodi yang lembut.

Luna merasa kedamaian yang mendalam ketika melodi dari serulingnya mengalir lembut, menyatukan dirinya dengan keindahan alam di sekitarnya. Gadis kecil bersayap itu tetap duduk di tepi telaga, matanya yang berbinar-binar penuh dengan kekaguman dan kebahagiaan.

Setiap nada yang dimainkan Luna mengisi udara dengan rasa damai, seolah-olah melodi itu merangkul setiap sudut tempat itu. Suasana yang magis dan mempesona tercipta, menghubungkan dunia manusia dengan dunia roh dalam harmoni yang sempurna.

Ketika Luna selesai memainkan melodi, dia menurunkan serulingnya dengan perlahan, membiarkan keheningan yang indah memenuhi udara. Gadis kecil itu tersenyum lebar, tampak sangat senang dengan apa yang baru saja dia dengar.

"Kakak memainkan seruling dengan sangat indah," kata gadis kecil itu dengan suara lembut dan penuh kagum. "Aku belum pernah mendengar melodi seindah itu."

Luna tersenyum, merasa tersentuh oleh pujian tulus dari makhluk kecil yang magis itu. "Terima kasih," jawabnya lembut. "Apa yang membawamu ke sini, peri kecil?"

Gadis kecil itu melayang sedikit lebih dekat, sayapnya berkilauan dalam cahaya matahari. "Aku adalah penjaga telaga Shen Hu," ungkapnya dengan bangga. "Melodi kakak telah membuat telaga ini menjadi lebih indah dan damai. Itu adalah hadiah yang luar biasa bagi tempat ini."

Luna merasa bahagia mendengar kata-kata itu. Dia menatap telaga yang jernih dan indah, merasakan betapa istimewanya tempat ini. "Aku merasa sangat terhormat bisa memberikan sesuatu untuk tempat ini," ucapnya dengan tulus.

Gadis kecil itu mengangguk dan tersenyum lebar. "Kakak memiliki hati yang baik dan jiwa yang tenang. Itulah mengapa kakak bisa melihatku dan mendengar suara telaga ini," katanya. "Teruslah bermain serulingmu dengan penuh cinta, karena melodi-melodimu memiliki kekuatan untuk membawa kedamaian ke mana pun kakak pergi."

Episodes
1 Luna Shang Yuan (Arc 1: Seruling Perak Yueliang)
2 Teh Yui Zheng
3 Pendekar Pengembara Sunyi
4 Keputusan Sulit Sang Ratu
5 Serangan Di Hutan Jingu
6 Pertarungan Di Air Terjun Zhenlong
7 Zhengyu Shen dan Pertempuran di Lembah
8 Zhengyu Shen dan Kabar Tentang Ratu Shang Yuan
9 Perasaan Seorang Ratu
10 Pengorbanan dan Kesetiaan Penduduk Shang Yuan
11 Pendeta Misterius
12 Tugas Penting Pengembara Sunyi
13 Luna Shang Yuan & Roh Gadis Telaga Shen Hu
14 Roh Gunung VS Naga Yueliang
15 Pengembara Hitam Yingzhu
16 Kerajaan Megah Shang Yuan
17 Cincin Roh Telaga
18 Ratu & Rusa Jantan Putih
19 Desa Feng Hua
20 Perpisahan Dengan Hewan Suci
21 Serigala-serigala Menyeramkan
22 Anak Sebatang Kara Bertemu Dengan Ratu
23 Ratu Yang Melindungi Penduduk Desa
24 Hutan Bambu Di Malam Hari
25 Luna Menuju Desa Feng Hua
26 Keheningan di Balik Pegunungan Es
27 Manipulasi Dan Rencana Jahat
28 Harapan dalam Pesan Misterius
29 Takdir Yang Tak Terlihat
30 Hukuman Sang Ratu
31 Beku Dalam Kristal Abadi
32 Keberadaan Tak Terduga
33 Menjamu Sang Ratu
34 Malam Di Desa Feng Hua
35 Keterlibatan Roh Gadis Telaga Shen Hu
36 Penyerangan Desa Feng Hua - Bagian 1
37 Penyerangan Desa Feng Hua - Bagian 2
38 Penyerangan Desa Feng Hua - Bagian 3
39 Final ARC Yueliang - Kesedihan Sang Ratu (BOOK 1 END)
40 Yue Ji & Xin Ji (Arc 2: Matahari Terlarang)
41 Pengembara Putih dan Pengembara Sunyi
42 Rahasia Sang Ratu
43 Meninggalkan Desa Feng Hua
44 Pangeran Dari Kerajaan Shang 'An Xin
45 Penguasa Mutlak Dalam Kekangan Kekuatan
46 Hati Yang Terkunci Oleh Ambisi
47 Kecemasan Di Mata Penduduk Kerajaan Xin
48 Kesucian Yang Terpaku Kegelapan
49 Cinta Yang Membeku Di Kerajaan Shang' An Xin
50 Pengembara Putih Dan Pengembara Hitam
51 Tangkap Sang Ratu!
52 Yue Ji dan Xin Ji
53 Rahasia Nama "Yue Ji."
54 Jalan Menuju Artefak
55 Artefak Kuno: Seruling Yueliang VS Matahari Terlarang - Bagian 1
56 Artefak Kuno: Seruling Yueliang VS Matahari Terlarang - Bagian 2
57 Artefak Kuno: Seruling Yueliang VS Matahari Terlarang - Final
58 Cinta Antara Cahaya Dan Kegelapan
59 Kegelisahan Sang Ratu
60 Final ARC Matahari Terlarang - Meninggalkan Kerajaan Xin (BOOK 2 END)
61 Kaum Manusia Burung (Arc 3: Cermin Langit)
62 Terikat Dalam Kebebasan Angkasa
63 Yuxiao Zu, Bertemu Sang Ratu
64 Gadis Telaga Shen Hu, Dongeng Zhenyang
65 Hati Yang Tidak Sendiri
66 Jalan Menuju Negri Manusia Burung
67 Tempat Tertinggi, Lingyu Shanju
68 Helaian Yang Semerbak
69 Waspada Terhadap Sang Pengelana
70 Kemunculan Kura-Kura Dunia
71 Yuyan Dan Jejak Sang Pengkhianat
72 Cermin Yang Menyimpan Takdir
73 Perjalanan Menemukan Jati Diri Sang Ratu
74 Tugas Sang Titisan Dewi Salju
75 Dingin Yang Menguji Hati.
76 Es Yang Memecah Keraguan
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Luna Shang Yuan (Arc 1: Seruling Perak Yueliang)
2
Teh Yui Zheng
3
Pendekar Pengembara Sunyi
4
Keputusan Sulit Sang Ratu
5
Serangan Di Hutan Jingu
6
Pertarungan Di Air Terjun Zhenlong
7
Zhengyu Shen dan Pertempuran di Lembah
8
Zhengyu Shen dan Kabar Tentang Ratu Shang Yuan
9
Perasaan Seorang Ratu
10
Pengorbanan dan Kesetiaan Penduduk Shang Yuan
11
Pendeta Misterius
12
Tugas Penting Pengembara Sunyi
13
Luna Shang Yuan & Roh Gadis Telaga Shen Hu
14
Roh Gunung VS Naga Yueliang
15
Pengembara Hitam Yingzhu
16
Kerajaan Megah Shang Yuan
17
Cincin Roh Telaga
18
Ratu & Rusa Jantan Putih
19
Desa Feng Hua
20
Perpisahan Dengan Hewan Suci
21
Serigala-serigala Menyeramkan
22
Anak Sebatang Kara Bertemu Dengan Ratu
23
Ratu Yang Melindungi Penduduk Desa
24
Hutan Bambu Di Malam Hari
25
Luna Menuju Desa Feng Hua
26
Keheningan di Balik Pegunungan Es
27
Manipulasi Dan Rencana Jahat
28
Harapan dalam Pesan Misterius
29
Takdir Yang Tak Terlihat
30
Hukuman Sang Ratu
31
Beku Dalam Kristal Abadi
32
Keberadaan Tak Terduga
33
Menjamu Sang Ratu
34
Malam Di Desa Feng Hua
35
Keterlibatan Roh Gadis Telaga Shen Hu
36
Penyerangan Desa Feng Hua - Bagian 1
37
Penyerangan Desa Feng Hua - Bagian 2
38
Penyerangan Desa Feng Hua - Bagian 3
39
Final ARC Yueliang - Kesedihan Sang Ratu (BOOK 1 END)
40
Yue Ji & Xin Ji (Arc 2: Matahari Terlarang)
41
Pengembara Putih dan Pengembara Sunyi
42
Rahasia Sang Ratu
43
Meninggalkan Desa Feng Hua
44
Pangeran Dari Kerajaan Shang 'An Xin
45
Penguasa Mutlak Dalam Kekangan Kekuatan
46
Hati Yang Terkunci Oleh Ambisi
47
Kecemasan Di Mata Penduduk Kerajaan Xin
48
Kesucian Yang Terpaku Kegelapan
49
Cinta Yang Membeku Di Kerajaan Shang' An Xin
50
Pengembara Putih Dan Pengembara Hitam
51
Tangkap Sang Ratu!
52
Yue Ji dan Xin Ji
53
Rahasia Nama "Yue Ji."
54
Jalan Menuju Artefak
55
Artefak Kuno: Seruling Yueliang VS Matahari Terlarang - Bagian 1
56
Artefak Kuno: Seruling Yueliang VS Matahari Terlarang - Bagian 2
57
Artefak Kuno: Seruling Yueliang VS Matahari Terlarang - Final
58
Cinta Antara Cahaya Dan Kegelapan
59
Kegelisahan Sang Ratu
60
Final ARC Matahari Terlarang - Meninggalkan Kerajaan Xin (BOOK 2 END)
61
Kaum Manusia Burung (Arc 3: Cermin Langit)
62
Terikat Dalam Kebebasan Angkasa
63
Yuxiao Zu, Bertemu Sang Ratu
64
Gadis Telaga Shen Hu, Dongeng Zhenyang
65
Hati Yang Tidak Sendiri
66
Jalan Menuju Negri Manusia Burung
67
Tempat Tertinggi, Lingyu Shanju
68
Helaian Yang Semerbak
69
Waspada Terhadap Sang Pengelana
70
Kemunculan Kura-Kura Dunia
71
Yuyan Dan Jejak Sang Pengkhianat
72
Cermin Yang Menyimpan Takdir
73
Perjalanan Menemukan Jati Diri Sang Ratu
74
Tugas Sang Titisan Dewi Salju
75
Dingin Yang Menguji Hati.
76
Es Yang Memecah Keraguan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!