part 20 (ending)

Istriku Tuli

Part 20

#devandro

#sekar

Enam bulan berlalu, selama enam bulan itu juga Sekar menjalani bermacam tes sebelum operasi implan koklea telinga dilaksanakan. Ada rasa pesimis yang menggelayut pada dirinya. Namun, dengan susah payah Devandro meyakinkan Sekar agar mau mengikuti rangkaian pemeriksaan dan tes tersebut.

Hingga Devandro juga mengatakan bahwa dia telah susah payah mencari uang untuk kesembuhan Sekar. Jangan sampai kerja kerasnya menjadi sia-sia.

"Kak, kalau operasinya gagal. Sekar tetap nggak bisa mendengar bagaimana?" Ada nada ketakutan terbesit dalam diri Sekar.

Devandro memegang wajah Sekar dengan kedua tangannya. Tatapan mereka saling beradu. Bola mata itu memancarkan kehangatan dan menegaskan ada cinta di dalamnya.

"Kakak tetap cinta. Kakak akan selalu menjadi telinga buat Sekar." Devandro mengecup kening Sekar lembut seolah dia sedang mentransfer sebuah keberanian untuk Sekar.

Sekar memejamkan kedua matanya seakan sesuatu yang menentramkan itu telah masuk kedalam dirinya.

"Iya, Kak. Sekar bersedia," sahut Sekar.

Devandro mengecup bibir Sekar dengan sangat intim.

***

Usia kandungan Sekar juga sudah memasuki enam bulan. Beberapa perlengkapan bayi telah dibelikan oleh calon nenek muda yaitu Mama Elisa. Dia sangat antusias menyambut kehadiran cucu pertamanya. Sebuah kamar bayi bernuansa merah muda juga telah disiapkan. Bahkan ia telah mencari-cari yayasan penyalur baby sitter yang sudah diakui kredibilitas-nya.

"Maaf, Ma. Bukannya Sekar tidak mau menerimanya. Sekar mencoba mengurusnya sendiri," ucap Sekar lembut, Dia ingin mengurus anaknya sendiri dan dia yakin bisa..

Sekar masih ingat bagaimana ibunya mengurus dia sendiri tidak merasa kerepotan dan ibu juga membantu ayah dalam mencari nafkah. Masih terbayang senyum indah ibu saat mengurusi dia walaupun sedang lelah selesai membantu ayah.

"Nanti kamu repot, loh." Mama Elisa berusaha meyakinkan Sekar atas idenya.

"Insyaallah nggak, Ma. Ada Mbak Ina juga yang bantu beres-beres. Sekar hanya ngurus anak." Tolak Sekar kembali.

"Sudah, lah, Ma! Kalau maunya Sekar begitu jangan dipaksakan! Ntar Dayana pasti butuh baby sitter secara dia wanita karir," timpal Devandro saat itu.

Akhirnya Mama Elisa mengalah dan tidak memaksa lagi kehendaknya.

Sungguh indah rencana Tuhan bagi keluarga Pramesti, setelah beberapa bulan Sekar hamil. Dayana akhirnya diberi juga rezeki setelah lima tahun pernikahannya.

***

Jadwal operasi implan koklea telinga Sekar akan dilaksanakan lusa. Hari ini Sekar sudah mulai menginap di rumah sakit guna opservasi kesiapan tubuh Sekar sebelum operasi besar itu dilaksanakan. Puasa pun mulai dilaksanakan.

"Mau dengar suara anak kita, kan? Kamu harus kuat!" bujuk Devandro sambil megelus-elus pipi sekar.

"Iya, Kak. Sekar kuat. Insya Allah semua berjalan lancar."

Devandro mengelus perut Sekar, sesekali ia menciumnya. Sudah ada pergerakkan di dalam rahim Sekar. Bayi itu seolah tahu bahwa sedang dicium oleh papanya. Terasa sebuah tendangan saat itu juga. Sekar dan Devandro tertawa.

Hari yang ditentukan telah tiba, Sekar bersiap-siap dibawa ke dalam ruangan operasi. Operasi ini akan memakan waktu dua jam. Devandro selalu menggenggam tangan istrinya sepanjang koridor rumah sakit saat Sekar di dorong ke ruang operasi.

Langkah kembali terhenti di depan pintu ruang operasi. Tidak lama beberapa dokter memasuki ruangan. Operasi ini melipatkan beberapa dokter spesialis, di antara lain dokter spesialis bedah, dokter THT, dokter jantung, anestesi bahkan spesialis mata.

Proses pemasangan implan koklea harus melalui operasi pembedahan kepala. Setelah implan koklea dimasukkan. Maka tes suara dapat dilakukan sekitar enam jam setelah operasi dilaksanakan.

Lampu di atas pintu ruangan operasi telah mati. Satu persatu dokter spesialis keluar dari ruangan. Terakhir dokter yang menangani Sekar dari awal yaitu dokter spesialis THT.

Devandro berdiri setelah terdengar suara pintu terbuka. "Bagaimana, Rin?" tanya Devandro kepada Dokter Rina yang ternyata teman sekolahnya saat SMP.

"Alhamdulillah, operasi istri kamu berjalan lancar. Enam jam lagi kita akan melakukan tes. Dia hanya dibius lokal jadi tidak memerlukan waktu lama untuk pemulihan," papar Dokter Rina.

Setelah mendengar penjelasan Dokter Rina, dada Devandro yang tadinya penuh sesak tiba-tiba langsung lapang seolah dia bisa lepas dari tekanan musuh.

"Terima kasih banyak, ya, Rin," ucap Devandro penuh rasa haru.

"Sudah tugas saya. Ok, Devan. Saya pamit dulu." Dokter Rina melanjutkan langkahnya. Sepertinya dia akan kembali keruangan nya.

Tidak lama setelah itu, Sekar keluar dari kamar operasi. Dia masih terbaring di atas brankar. Senyum bahagia terpancar dari bibirnya.

Enam jam berlalu. Dokter Rina beserta beberapa perawat memasuki ruangan rawat Sekar.

Pengetesan akan pendengaran Sekar mulai dilakukan. Sekar meneteskan air matanya. Melihat itu, Devandro sangat terkejut. Apa Sekar merasakan sakit seperti memakai alat bantu dengar?.

"Sayang, kamu baik-baik saja, kan?" tanya Devandro panik.

"Kak Dev, Se-Sekar," ucap Sekar tebatah-batah. "Sekar bisa dengar suara Kak Dev."

Mendengar itu Devandro berteriak kegirangan. Tanpa sadar dia berloncat girang dan memeluk Sekar.

***

Tiga bulan setelah operasi implan koklea telinga dilaksanakan, Sekar sudah merasakan hidup sebagai manusia normal. Akhirnya dia mengerti musik itu seperti apa. Suara merayu itu bagaimana. Jika Devandro marah itu bagaimana nadanya. Warna warni dunia telah dia rasakan. Kicauan burung dari taman belakang rumah mereka menjadi nyanyian penyambut pagi.

Keinginannya mendengarkan suara tangis pertama anaknya sudah terwujud. Betapa bahagianya saat tangis bayi merah itu bisa ia dengar. Bayi perempuan yang dilahirkan secara normal dengan berat badan 3,1 kg dan panjang badan 51 cm itu diberi nama Faiqah Muthia yang memiliki arti istimewa dan taat beribadah. Serta tidak lupa nama kebesaran keluarga mereka disematkan di belakang namanya.

"Selamat malam Iqah, Papa bacakan azan, ya, semoga Iqah jadi anak soleha, sayang kepada Papa Mama."

"nggak mau Mama. Maunya Bunda," bantah Sekar.

"Ih, mana ada papa sama bunda," celetuk Devandro.

"Ada aja! Kan, itu bukan aturan ada dasar hukumnya." ucapan Sekar membuat Devandro memilih mengalah daripada berdebat.

Lafas Azan dan Iqomah dikumandangkan Devandro di telinga putri cantik mereka.

***

"Cantiknya cucu Oma," Mama Elisa berjalan ke arah Sekar lalu mengambil Faiqah dari gendongan Sekar.

"Sekarang setelah ada cucu kita dicuekin, ya, Day? " kelakar Devandro kepada Dayana yang masih terbaring di tempat tidur ruang rumah sakit.

Hari ini, putra tampan Dayana terlahir dengan cara operasi. Lengkap sudah kebahagiaan Oma dan Opa Pramesti. Di saat anak Devandro berumur tiga bulan. Dayana melahirkan anak pertamanya.

Terima kasih Tuhan, engkau telah menganugerahkan kebahagiaan yang tiada ternilai kepada Sekar dan Devandro, setelah sekian banyak ujian pernikahan yang mereka lalui. Hingga sekarang saatnya mereka meneguk air kesejukan.

-TAMAT-

Terpopuler

Comments

Nuranita

Nuranita

akhirx aq bisa tdur dan ga penasaran😁😁😁😁😁😁😁👍🏻👍🏻😊😊👍🏻😊😊

2022-10-14

0

Noorkhalidah Hj

Noorkhalidah Hj

mantap.. pendek padat sangat bagus

2022-09-11

2

nisa

nisa

ok kk critanya👍👌
mksih

2022-03-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!