part 16

Istriku Tuli

Part 16

#devandro

#sekar

Suasana kantor pagi ini sangat berbeda. Posisi Devandro langsung diambil alih oleh CEO Pramesti Grop yaitu Mama Elisa. Mereka yang terbiasa kerja santai di bawah pimpinan Devandro terlihat sangat kaku.

"Pagi Ma," sapa Devandro saat masuk keruangan kerjanya.

"Kamu kira ini di rumah, Devan?" sergah Mama Elisa.

"Oh, maaf Bu Elisa," ucap Devandro sambil senyum-senyum.

"Kamu sengaja disiapkan satu ruangan dengan saya. Agar saya bisa mengawasi cara kerja kamu."

"Siap, Bu." Devandro memberi hormat ala militer kepada Mama Elisa.

Setumpuk berkas yang harus diperiksa Devandro sudah menunggu diatas meja kerjanya. Melihat itu Devandro hanya bisa menghelah nafas panjang.

Mama Elisa yang berada beberapa meter dari meja Devandro hanya tersenyum menahan tawanya. Ternyata dia sengaja mengerjai anaknya dengan memberi kerjaan sebanyak itu.

Tanpa terasa jam istirahat siang pun telah tiba. Mama Elisa mengajak Devandro istirahat dahulu. Nanti saja kerjaan itu di sambung kembali.

"Nggak Ma, entar lagi makan siang Devan juga nyampe," ucap Devandro menolak ajakan Mama Elisa.

Benar sekali ucapan Devandro. Seorang security datang membawakannya lunch box.

"Permisi Pak, ini ada kiriman dari ojek online untuk Bapak Devandro."

"Terima kasih, Pak," ucap Devandro.

Mama Elisa heran melihat Devandro, sejak kapan anaknya ini berubah. Seingatnya saja. Sewaktu masih sekolah dia tidak mau dikirimi makanan, kenapa sekarang menjadi begini.

"Sejak kapan kamu seperti ini?" tanya Mama Elisa.

"Sudah lama, setiap siang selalu dikirim makanan, Mama mau?" Tawar Devandro.

"hmmm, boleh kalau ada untuk Mama."

"Sepertinya ada, deh, Ma."

***

Mama Elisa sudah mengumpulkan semua kecurangan Kiano terhadap Pramesti Grop. Ternyata dia musuh dalam selimut. Mata hatinya tertutup karena wanita seperti Alexa.

Mereka berencana ingin menguras harta Devandro menggunakan anak yang sedang Alexa kandung.

Jauh di sebuah rumah, yang tidak tahu pasti posisinya di mana. Alexa terlihat marah kepada lelaki yang tidak lain adalah Kiano. Dia menyalahkan Kiano kenapa menceritakan semua kepada gudang uang mereka.

"Gue dibikin mabok, jadi, ya, nggak sadar apa yang gue omongin," jelas Kiano

"Bodoh lu, lu cerita ke Devandro kalo ini anak lu. Dasar bodoh!" upat Aleksa.

Alexa yang tidak terima diceraikan Devandro sebelum anak ini lahir, karena dia tidak akan mendapatkan sedikitpun harta Devandro untuk biaya hidup anaknya.

"Gue bakal balas yang dilakukannya," ancam Alexa di hadapan Kiano.

Kiano tidak menyadari, sesuatu yang buruk akan terjadi saat dia kembali ke kantor nanti.

***

"Makan, ya, makan aja! Ngapain juga senyum-senyum," ucap Mama Elisa.

Devandro tetap saja tertawa melihat ke arah ponsel. Hal itu membuat Mama Elisa penasaran, lalu iya berjalan mendekati anaknya.

Ternyata ia sedang melihat video yang merekam saat Sekar belajar menggunakan hight heel. Mama Elisa juga ikut tertawa melihatnya.

"Kenapa dia tiba-tiba mau pake hight heel?" tanya Mama Elisa bercampur tawa.

"Katanya mau jadi cinderella, di malam family gataring," jawab Devandro.

Devandro tidak bisa lagi menahan tawanya saat melihat Sekar seperti robot, dan akhirnya menyerah. Dengan bibir monyong dia menanggalkan hight heel dari kakinya.

"Dia ini pake sendal jepit aja juga cantik," timpal Mama Elisa.

"Mama seleranya bagus, nggak salahkan Devan cari menantu untuk Mama." Goda Devandro sambil menaikkan alisnya.

"Kamu aja baru nikah, kasar sama dia."

"Iya, Ma. Menyesal rasanya sudah menyia-nyiakan waktu tiga bulan di awal itu," ucap Devandro lirih.

***

Mama Elisa tidak mau merusak jadwa liburan perusahaan dengan proses penangkapan Kiano. Dia masih memberi Kiano kesempatan untuk menikmati hidup bebasnya yang tersisa beberapa hari.

Jadwal family gataring sudah tiba, sabtu pagi para karyawan berkumpul di halaman kantor. Tiga unit bus siap mengantar mereka ke lokasi acara. Mereka memilih acara out door dengan, pengunungan dan sawah menjadi view mereka.

Mama Elisa, Papa Yuda, Dayana dan suami berangkat menggunakan mobil pribadi. Devandro yang statusnya sekarang hanya karyawan naik bus bersama yang lain.

Devandro dan Kiano kini berada di satu bus yang sama. Devandro masih bersikap baik kepada sahabatnya itu. Walau dia sudah mengetahui kedok Kiano yang sebenarnya.

Sepanjang perjalan dihabiskan mereka dengan bernyanyi, semua terlihat gembira. Devandro hanya seperti bayi yang tidak mau jauh dari ibunya. Dia selalu saja menempel ke Sekar.

Saat suasana bus mulai sepi, karena sebagian dari mereka sudah ada yang tertidur, tiba-tiba Alexa membuka suara dengan menyindir kekurangan fisik Sekar.

Sontak beberapa karyawan yang tidak paham siapa yang Alexa maksud ikut tertawa. Namun, terlihat wajah-wajah pucat dari para karyawan yang mengerti bahwa kata-kata itu ditujukan untuk siapa.

Rasanya Devandro ingin menampar mulut Alexa, tetapi dia melihat Sekar tersenyum bahagia menikmati pemandangan sepanjang jalan. Rasa itu diurungkannya, bila dia terbawa emosi, Sekar malah akan tahu apa yang terjadi. Lebih baik begini dia tidak mengetahui apa pun, walaupun hati Devandro sakit mendengarnya.

"Kak Dev, Sekar ngantuk," ucap Sekar manja.

Devandro merentangakan tangan, dan mengencangkan suaranya supaya Alexa dengar.

"Tidur aja dipelukan kakak! Tenang saja! Kakak akan selalu menjaga kamu dan pasti aman dari sampah yang tercampakkan."

Di tengah perjalanan bus mereka berhenti untuk istirahat sholat dan makan. Beberapa orang langsung menuju ruang makan, beberapa lagi menuju musholah.

Mobil Mama Elisa juga ikut berhenti di tempat yang sama. Dia mencari keberadaan Devandro di ruang makan. Namun tidak menemukannya.

"Pak Devandro di musholah, Bu. Dia dengan istrinya salat," ucap salah seorang karyawan mereka.

Haru, rasa tidak percaya. Devandro yang dulunya sampai dipukuli kakek agar mau salat, kini setelah dewasa dia mengerti pentingnya salat.

"Terima kasih, saya sepertinya akan salat juga," jawab Mama Elisa.

Sesampainya di musholah terlihat Sekar dan Devandro akan melaksanakan salat berjama'ah. Setelah bergantian dengan beberapa karyawan.

"Devan, tunggu Mama!" Suara Mama menghentikan, saat Takbir akan dilafazkan.

"Iya, Ma, Devan tunggu," ucap Devandro dengan senyum sumringahnya.

Tidak memerlukan waktu lama, Mama Elisa selesai mengambil air wudhu. Dia meminjam mukenah karyawannya yang ditemui di depan pintu masuk musholah.

Empat raka'at sudah selesai dilaksanakan mereka bertiga. Air mata Mama Elisa menetes saat Devandro menyalami tangannya.

"Kamu benar-benar berubah Devan," ucap Mama Elisa sambil mengusap kepala Devandro

Kemudian Mama Elisa memeluk Sekar yang berada di sebelahanya.

"Terima kasih, sayang. Sudah sabar menghadapi dan membimbing Devan."

Devandro kemudian mencolek Mama Elisa, mengingatkan, bahwa Sekar tidak akan tahu ucapan mama dengan posisi begitu.

Mama memegang pipi Sekar dengan kedua telapak tangannya, dan megulang ucapannya kembali.

Senyum Sekar pun terkembang. Ia mengahapus air mata yang tersisa di pipi Mama Elisa.

"Mama juga hebat, punya anak yang punya rasa tanggung jawab tinggi."

Sekar menyikut perut Devandro yang sedang salah tingkah dipuji wanita titipan Tuhan dari surga.

By Yati Suryati

Terpopuler

Comments

💫Sun love 💫

💫Sun love 💫

si mulut sampah kok nyangkut di bus nya Devan ya.... emang dia siapa????

2022-01-26

0

rini shabr

rini shabr

Allhamdulillah ya thor.sebagai warga halu makemak happy ending garis keras aku bahagia 😂🙏🏼

2021-05-24

1

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

semoga aja kebahagiaan itu datang

2021-05-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!