part 18

Istriku Tuli

Part 18

#devandro

#sekar

"Saya tidak mengizinkan siapa pun bertamu ke rumah, kalau ada yang ingin ke rumah saya, bilang saja tidak diizinkan oleh Bapak Devandro," ucap Devandro kepada security yang menjaga pos depan perumahan mereka.

Untuk menjaga-jaga niat buruk Alexa, selagi Devandro berangkat kerja. Dia juga mengingatkan Sekar akan ancaman Alexa. Namanya juga Sekar, respon dia hanya biasa saja. Bahkan mengatakan bahwa Devandro terlalu over protektif.

"Kakak, Sekar ikut ke kantor." Rengek Sekar saat Devandro akan berangkat kerja.

"Kakak sekarang cuma karyawan, loh, sayang. Mana boleh karyawan bawa istri. Nanti siang aja kita ketemu, ya. Antar makan siang kakak!"

Dengan wajah cemberut Sekar melepas Devandro berangkat kerja. Tiba di depan pintu mobil, Sekar kembali memeluk suaminya.

"Kakak, nanti makan siang pulang, ya!" ucap Sekar manja.

Devandro mengangguk dan kembali mencium kening istrinya. Ada apa gerangan, kenapa Sekar? Tidak biasanya dia bermanja-manja seperti ini.

Jam makan siang yang dijanjikan Devandro terlewatkan begitu saja. Sekar terlihat sangat kesal, dia mencoba berkali-kali mengirim pesan ke ponsel Devandro, tidak ada satu pesan pun yang dibaca.

Tingkahnya sudah seperti anak kecil yang sedang menunggu ibu pulang. Entah sudah berapa kali dia mondar-mandir ke depan dan masuk lagi ke kamar. Terakhir dia masuk ke kamar dan tidak keluar lagi.

Mbak Ina tentu saja sangat bingung bagaimana cara menghadapi Sekar jika sudah mengurung diri di dalam kamar. Dipanggil pun dia tidak akan mendengarnya.

Sudah hampir dua jam Sekar tidak juga keluar kamar, makan siang pun tidak dia lakukan. Akhirnya Mba Ina menelepon Devandro menggunakan telepon rumah mereka. Berkali-kali telepon masuk namun tidak ada jawaban. Mba Ina juga bingung, dia takut jika Sekar akan berbuat yang macam-macam, karena sudah seminggu ini juga sikap Sekar sedikit berubah.

Sekar yang biasanya tenang, bisa saja tiba-tiba marah jika Mbak Ina sedang membuka kulkas. Padahal apa salahnya pintu kulkas terbuka.

Setengah jam berikutnya, telepon rumah berdering. Segera dijawab oleh Mbak Ina. Ternyata Devandro yang menelpon balik. Mbak Ina menyampaikan bahwa dari tadi Sekar menunggu Devandro pulang dan sekarang dia malah menguring diri di kamar.

"Terima kasih, Mba. Sebentar lagi saya pulang. Tadi saya lagi presentase dengan rekan bisnis baru," jelas Devandro.

***

Memikirkan Sekar yang mengurung diri di kamar, Devandro meminta izin kepada Mama Elisa untuk pulang lebih awal. Bersyukur Mama Elisa mengizinkannya.

"Ma, Devan tinggalkan mobil, ya," ucap Devandro sambil memberes-bereskan kerjaannya.

"Jadi kamu pulang naik apa?," tanya Mama Elisa heran.

"Naik ojek, biar bisa nyalip-nyalip cepat nyampai rumah."

Devandro mencium tangan Mama Elisa, lalu melangkah meninggalkan ruangan. Saat di depan pintu, dia berpas-pasan dengan Kiano yang kebetulan ingin menemui Mama Elisa.

"Kemana lu?" tanya Kiano heran melihat Devandro sudah menenteng tas.

"Pulang," jawab Devandro sambil menepuk bahu sahabatnya itu.

Kiano yang merasa heran melihat Devandro pulang kerja di pukul tiga sore memandang Mama Elisa heran.

"Bidadarinya ngambek," celetuk Mama Elisa.

Langsung disambut gelak tawa Kiano.

"Ok, bro. Gue cabut duluan." Devandro melambaikan tangannya.

Lima belas menit waktu yang diperlukan Devandro agar tiba di rumahnya. Sesampai di rumah Mbak Ina langsung mengatakan bahwa Sekar belum juga keluar kamar.

Menggunakan kunci cadangan yang selalu ada di dalam tasnya. Devandro mencoba membuka pintu kamar. Terlihat Sekar sedang menangis di atas tempat tidur.

"Hei, kenapa?"

"Kakak bohong, bilangnya mau pulang pas jam istirahat."

"Maaf, kakak tadi lagi meeting. Kami juga gak pake jam istirahat. Makanya sekarang bisa pulang cepat."

"Nggak bohong? Bukan nemuin Alexa?"

Pertanyaan Sekar sangat mengejutkan Devandro, bisa-bisanya dia berpikir seperti itu. Devandro memeluk Sekar berusaha menenangkan hati dan pikirannya.

"Kakak nggak akan macam-macam lagi. Sumpah!" ucap Devandro sambil mengankat jari menunjukan jumlah dua.

Sikap manja Sekar semakin menonjol, dia tidak mau makan bila tidak disuapkan Devandro. Tidur pun tidak mau lepas dari pelukkan suaminya. Hingga suatu pagi dia kembali menangis saat tidak melihat Devandro ketika bangun tidur. Padahal saat itu Devandro sedang di kamar mandi.

Kegiatan memasak di dapur juga terkesan aneh, dia tetap memasak tetapi tidak mau mendekat apa lagi membuka pintu kulkas.

"Mbak, saya mau masak ayam kecap. Tolong keluarkan semua bahan-bahannya dari kulkas! Saya nggak suka banget cium bau kulkas." ucap Sekar dari ruang tengah.

Devandro hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah istrinya sekarang.

***

"Devan, coba bawa Sekar ke dokter ka ...."

"Mama kira dia gila?" timpal Devandro memotong perkataan Mama Elisa.

"Devandro Pramesti dengar Mama bicara dulu! Bawa Sekar ke dokter kandungan! Bisa jadi sedang hamil."

"Hamil, Ma?" Devandro tampak girang.

"Iya."

"Devan izin dulu ya, Ma?"

"Mau ke mana kamu?"

"Bawa Sekar periksa. Mama yang nyuruh tadi."

"Nanti, ya, Devan. Sekarang kamu kerja yang baik. Pukul empat masih lama," tutur Mama Elisa.

Devandro kembali duduk di balik meja kerja, dengan ponselnya ia mencari info-info tentang dokter kandungan terbaik di kota ini.

Ia juga mengirim pesan kepada Sekar agar bersiap-siap karena sepulang kerja Devandro akan langsung mengajaknya.

***

"Ngapain kita ke sini, Kak?" tanya Sekar heran setibanya mereka di sebuah klinik ternama di kota ini.

"Turutin aja, ya, apa yang disuruh," perintah Devandro.

Nomor antirian mereka pun dipanggil. Setelah di dalam ruangan dokter, Sekar baru paham bahwa ini ruangam dokter kandungan. Setelah menjalani tes, hasil keluar saat itu juga. Hasil tes menyatakan bahwa Sekar positif hamil, tetapi Sekar harus mengurangi aktifitas-nya karena dia belum lama melakukan operasi di bagian perut.

Mendengar kabar bahagia itu, Devandro langsung menggenggam tangan Sekar erat. Rona bahagia terpancar di wajah mereka berdua. Mimpi Sekar memiliki anak lagi akan terwujud.

Orang pertama yang diberi kabar gembira ini adalah Mama Elisa. Mama Elisa juga sangat gembira mendengar kabar dari Devandro.

Namun wajah ceria Sekar tiba-tiba berubah murung.

"Kak, Sekar ingin sekali mendengar suara tangisan anak kita,"

Sontak hati Devandro menjadi sesak mendengarnya. Mungkin ini saatnya janji implan koklea telinga ditepatinya.

"Besok kita mulai tes untuk operasi implan koklea, ya!" bujuk Devandro.

"Tapi, itu sangat mahal, Kak."

"Insyaallah, uang Kakak cukup," ucap Devandro mencoba meyakinkan.

***

Pagi hari yang sangat cerah, Sekar dan Mba Ina memutuskan untuk belanja beberapa kebutuhan bulanan ke pasar tradisional. Pasar yang letaknya tidak terlalu jauh dari komplek rumah mereka, sehingga mereka memutuskan untuk menggunakan sepeda motor saja. Kebetulan Mbak Ina bisa mengendarai sepeda motor sehingga Devandro menyediakan satu motor untuk keperluan Mba Ina ke pasar atau kemana pun disuruh Sekar.

Keadaan pasar yang cukup ramai, sehingga membuat mereka tidak memperhatikan pengunjung yang lain. Mereka tidak menyadari ada seseorang yang telah lama mengintai tidak jauh dari komplek. Menunggu saatnya Sekar keluar rumah tanpa Devandro.

Setelah selesai berbelanja, Mbak Ina meminta Sekar duluan saja keparkiran karena dia akan mengambil satu kantongan belanjaan yang tertinggal di los daging.

"Ibu tunggu di parkiran aja, biar saya yang jemput barang kita," pinta Mbak Ina kepada Sekar.

Sekar mengangguk paham, lalu ia menuju arah parkiran. Sedangkan Mbak Ina berjalan tergesah-gesah menuju los daging. Semoga saja kantung belanjaan mereka yang berisi bumbu dapur itu masih ada, tidak dibawa orang.

Masih rezeki mereka, kantongan tersebut ternyata disimpankan penjual daging. Setelah mengucapkan terima kasih Mbak Ina berlari menuju parkiran motor. Sesampai di sana tidak ada Sekar, tersisa hanya kantongan belanjaan yang berserakkan.

Dia sangat takut, bagaimana reaksi Devandro jika terjadi sesuatu kepada istrinya. Seluruh sudut pasar sudah dicari, berusaha bertanya-tanya kepada pengunjung pasar tetapi tidak ada yang melihat Sekar.

Dengan tangan gemetaran, Mbak Ina berusah mencari kontak Devandro di ponselnya. Tidak lama panggilan itu tersambung.

"Ada apa Ina? Sekar baik-baik saja, kan?" tanya Devandro di sebrang sana.

Pertanyaan itu membuat Mbak Ina semakin ketakutan. Dengan suara bergetar, dan menahan tangis, ia menjelaskan urutan kejadian hingga akhirnya Sekar menghilang. Tanpa aba-aba panggilan tersebut diputuskan oleh Devandro.

Dua puluh menit, Devandro telah sampai di pasar tersebut. Lalu ia menelepon Mbak Ina menanyakan posisinya. Akhirnya mereka bertemu dan bersama-sama mencari Sekar.

Rasanya, saat itu dia ingin sekali memarahi Mbak Ina kenapa membiarkan Sekar sendiri sedangkan dia mengetahui kekurangan Sekar.

"Alexa?"

Devandro menebak Alexa dibalik kejadian ini. Dia segera mengambil ponsel di saku celananya. Mencari kontak Alexa. Segera iya menghubungi. Semoga tebakkannya benar. Sekar di tangan Alexa sehingga dia tahu harus berbuat apa.

"Hai sayang," jawab dari seberang sana.

"Dimana Sekar?"

"Duh, kamu main nuduh aku aja."

"Dimana istri gue?" Nada suara Devandro meninggi.

"Tenang, dia aman dengan gue."

"Jangan lu sakiti dia, ******!" bentak Devandro.

Panggilan langsung diputuskan Alexa.

***

Alexa dan Amanda sedang tertawa puas, orang suruhannya berhasil membawa Nyonya Devandro kehadapan mereka.

Sekar didudukan di depan mereka dengan tangan terikat kebelakang dan mulut tertutup lakban hitam.

"Umpan sudah kita miliki untuk menarik ikan arwana," ucap Amanda.

Mereka kembali tertawa, merasa sudah menang. Selangkah lagi mereka bisa melihat Devandro hancur saat sang ratunya dimusnahkan dari dunia yang sangat kejam ini.

Pekanbaru, 01 Oktober 2020

Terpopuler

Comments

Rihan Jamaien

Rihan Jamaien

Pekan Baru sukses selalu🥰👍

2023-07-29

0

💫Sun love 💫

💫Sun love 💫

deg degan nih ....

2022-01-26

0

Eti Guslidar

Eti Guslidar

hrs selamat..

2021-05-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!