part 19

Istriku Tuli

Part 19

#devandro

#sekar

Ruangan berukuran tiga kali empat centimeter meter menjadi tempat dikurungnya Sekar. Ikatan di tangan dan lakban di mulut sudah dibuka oleh mereka. Mengunci Sekar sendirian di dalam kamar. Kamar ini pengap, ada sebuah jendela nako yang sepertinya jarang dibuka.

'Kejamnya alam aja aku lawan, apa lagi ini,' gumam Sekar dalam hati.

Ia berjalan berlahan mendekati jendela. Mencoba membukanya. Beruntung kaca jendela ini masih mudah untuk dibuka. Setelah membuka kaca bewarna hitam itu, Sekar melihat sekeliling. Sepertinya ini bukan sebuah rumah yang terletak di komplek. Sekar melihat bangunan di rumah sangat sederhana.

Rumah ini berpagar, tetapi bukan tembok tinggi. Kalau dilihat dari posisi Sekar berdiri sekarang, tembok itu masih bisa dipanjat.

"Bismillahirrahmanirrahim."

Sekar mencoba merenggangkan besi-besi penjepit kaca nako itu. Satu kaca berhasil dilepas. Setidaknya dia harus melepaskan lima kaca agar tubuhnya bisa lolos.

Dia pernah melihat Devandro membuka kaca nako rumah Kakeknya saat SMA dulu. Waktu itu Devandro dikurung tidak boleh keluar kamar. Sementara Sekar sudah menunggunya di bawah jendela, mereka akan pergi ke sungai.

Dua kaca berhasil lepas, keringat dingin terus mengalir. Takut jika mereka sewaktu-waktu masuk. Hanya kepada Allah, Sekar bermohon perlindungan.

"Lindungi hamba ya Allah, dari wanita-wanita jahat itu," bisiknya sambil terus membuka kaca.

Tiga kaca, sudah terlepas. Tinggal dua kaca lagi.

"Alhamdulillah."

Lima kaca terlepas, rasanya sudah cukup untuk meloloskan diri. Sekar mulai mebungkukkan badannya, berusaha melewati jendela tersebut. Dengan susah payah akhirnya Sekar bisa keluar juga dari ruangan itu.

Dengan mengendap-endap dan terbungkuk-bungkuk dia berlari ke arah pagar tembok. Hidup di kampung membuat Sekar pandai memanjat semua jenis pohon. Tembok yang setinggi dadanya, bukan masalah besar.

Dengan sedikit meloncat, tangannya berhasil menggapai atas tembok. Dengan bertumpuh pada kedua tangannya, ia menginjakkan kakinya pada tembok, seakan dia berjalan di tembok itu. Merasa cukup sampai, ia langsung mengangkat kakinya agar bisa duduk di atas tembok.

Sekar yang saat itu menggunakan celana kulot tidak mengalami kesulitan. Akhirnya ia bisa duduk di atas tembok sebelum turun ke sebelah. Saat akan turun, ia mencoba melihat ke sekitar rumah.

Sialnya, Sekar ketahuan oleh orang suruhan Alexa yang menculiknya di pasar tadi. Lelaki itu berusaha mengejar Sekar, ia berlari ke pintu gerbang, karena panik Sekar langsung meloncat ke sebelah.

"Kuat, ya, anak bunda!" ucap Sekar sambil mengusap perutnya.

Jika dia berlari ke arah kanan, itu pintu masuk rumah ini, pasti akan tertangkap. Ia putuskan berlari kearah kiri. Saat melihat kebelakang dia melihat lelaki berbadan besar itu mulai mengejarnya.

Sekar terus berlari mencari pertolongan atau pun tempat untuk sembunyi di antar gang kecil yang dia lewati. Larinya kalah cepat. Lelaki itu berhasil menangkap Sekar dari belakang. Dia memeluk Sekar erat dan berusaha menyeret Sekar.

Teriakan minta tolongnya tidak ada yang mendengar. Pergelutan yang tidak seimbang antara laki-laki dan perempuan itu terjadi. Sekar menggit tangan lelaki itu. Hingga dia berterial kesakitan dan melepaskan dekapannya.

Dengan terhoyong-hoyong karena sudah lelah berlari sekian jauh akhirnya dia menemukan sebuah musolah. Berharap di musolah tersebut dia bisa bersembunyi.

Pertolongan Allah itu nyata, seorang qarim yang sedang membersihkan musolah melihat Sekar sedang berlari ke arahnya.

"Bang tolong saya, Bang!" mohon Sekar.

Sekar pun berbicara terbatah-batah karena sudah sangat lelah.

"Sembunyi saja di dalam, Buk!" perintah qarim itu.

Sekar berlari masuk ke dalam musolah, di dekat tempat posisi imam ada sebuah ruangan kecil untuk menyimpan peralatan. Sekar di arahkan masuk ke dalam ruangan itu. Sendal yang dipakai Sekar segera disembunyikan oleh qarim.

Semetara di luar sana, lelaki jahat itu bertanya kepada qarim, apa melihat Sekar.

"Oh, tadi saya lihat dia lari ke arah sana!" ucap qarim sambil menunjuk arah jalan sebelah kanannya.

Lelaki itu tanpa mengucapkan terima kasih langsung berlari ke arah jalan yang ditunjuk.

***

Di tempat lain, Devandro menghubungi temannya yang merupakan seorang penegak hukum. Ia meminta tolong untuk melacak posisi Alexa melalui nomor ponselnya.

Dengan bukti rekaman percakapan antara dia dan Alexa tadi, Devandro membuat laporan atas kasus penculikan. Setelah para penegak hukum mendapatkan titik koordinat ponsel Alexa berada mereka segera meluncur ke lokasi.

Tidak memerlukan waktu lama, para penegak hukum telah sampai ke tempat kejadian perkara. Mobil mereka langsung berhenti di depan gerbang sehingga menghalangi mobil Alexa yang akan keluar.

Setelah mengetahui Sekar kabur, Alexa dan Amanda berniat meninggalkan tempat ini. Mereka masih takut akan tertangkap. Sayangnya mereka kalah cepat dengan Devandro. Untuk hal seperti ini Devandro bukanlah terlalu bodoh.

Dengan laporan yang dibuat Devandro mereka dibawa ke kantor untuk diperiksa lebih lanjut. Tanpa perlawanan, dua wanita cantik itu dipaksa masuk ke dalam mobil polisi.

Sebagian lagi, mencobs menyisir bangunan. Ternyata tidak ditemukan lagi Sekar. Devandro tersenyum saat melihat jendela nako sudah terbuka kacanya.

"Kamu memang hebat," gumam Devandro.

Tetapi kemana dia harus mencari Sekar. Jejak kaki dari bawah jendela mengarah ke tembok. Devandro bisa menyimpulkan bahwa Sekar kabur dengan melompati tembok ini.

Dalam kebingungannya, ponsel Devandro berdering. Panggilan dari nomor baru.

"Halo," sapa Devandro.

"Apa ini Bapak Devandro?" tanya orang di seberang sana.

"Iya, saya. Ada apa, ya?"

"Istri bapak, Sekar. Ada di musolah."

Ternyata itu telepon dari qarim musolah, setelah mengetahui alamatnya. Devandro mengatakan kepada pihak kepolisian bahwa Sekar telah ditemukan.

Devandro berlari menyusuri gang kecil hingga tibalah di depan musolah yang dimaksud. Tampak dari kejauhan, Sekar sedang duduk di teras musolah dengan ditemani seorang wanita yang merupakan ibu dari qarim musolah tersebut.

Sekar melihat kedatang Devandro, lalu berlari mengejarnya. Menjatuhkan diri dalam pelukan Devandro.

Sebagai ucapan terima kasih Devandro, dia berjanji akan menjadi donatur tetap setiap bulan untuk musolah ini. Musolah ini lah yang telah membantu meyelamatkan istrinya. Devandro dan Sekar pun pamit pulang.

"Ternyata kamu hebat, ya," tutur Devandro

Sekar hanya tertawa membayangkannya.

"Gurunya kan, Kak Dev. Belajar dari Kak Dev. Ingat nggak pas dikurung Kakek di kamar, Kakak keluar dengan melepaskan kaca jendela." Mendengarkan penuturan Sekar, Devandro tertawa terbahak-bahak.

Mereka berjalan kaki menyusuri gang hingga bertemu jalan raya.

"Jadi tadi ngeloncat pagar?"

Sekar hanya menganggung sambil memberikan senyum lebar, agar suaminya tidak marah.

"Ya, Allah gimana anakku," ucap Devandro panik.

"Tenang, Kak! Insya Allah nggak apa-apa. Tadi udah minta maaf sama dedeknya." Sekar mencoba ngeles.

Semoga ini akhir awal daripp kebahagiaan mereka. Devandro tidak akan mencabut laporannya. Dia akan meneruskan kasus ini. Pernyataan Sekar sebagai korban sekaligus saksi, bisa memperberat hukuman mereka. Biarlah mereka merasakan tidak enaknya dikurung di dalam sel.

"Kak Dev, lapar," Rengek Sekar.

"Yuk makan! Makam di mana?"

Sekar menunjuk penjual gado-gado di pinggir jalan yang mereka lewati.

"Situ? Ok. Siapa takut." Devandro menarik tangan Sekar

***

Sesampai di rumahnya, sudah menunggu Mama Elisa, Papa Yuda dan Dayana. Melihat Sekar pulang dengan selamat, mama langsung memeluk dan mencium pipi Sekar. Setelah Mama Elisa melepaskan pelukannya. Sekar mencoba mengulurkan tangan kepada Papa Yuda, kali ini uluran tangan Sekar disambut. Dengam cepat Sakar mencium tangan Papa Yuda.

Papa dan Yana ikut ke rumah Devandro karena mereka ingin meminta maaf kepada Sekar, karena selama ini telah membenci Sekar tanpa sebab dan Alasan yang tepat.

"Alhamdulillah, beginilah keluarga yang Mama inginkan," tutur mama bahagia.

Kesabaran Sekar telah membuahkan hasil. Suami penyanyang beserta keluarga yang baik kepadanya. Tanpa sadar air mata Sekar menetes tanda dia bahagia atas semua yang telah direncanakan Tuhan untuknya.

Terpopuler

Comments

Rihan Jamaien

Rihan Jamaien

haaah lega rasanya☺️🥰

2023-07-29

0

💫Sun love 💫

💫Sun love 💫

akhirnya.... kelar juga masalah Nya.

2022-01-26

0

Hafizah

Hafizah

syukur lah akhirnya bhgia

2021-05-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!