Pukul 15.00 tepat
Suara Sensei Mona kembali terdengar, kali ini lebih lantang dan penuh wibawa, "Murid-murid sekalian, sekarang saatnya kita menyaksikan pertarungan antara Rika dan Asuka. Ini adalah pelajaran penting bagi kita semua. Ingat, dalam setiap tindakan ada konsekuensi!"
Setelah pengumuman itu berakhir, Asuka menampilkan sorot mata yang tajam, seolah-olah tidak akan mengampuni Rika di sana. Tatapannya semakin tajam, ia mengangkat salah satu lengannya yang terdapat jam hologram yang menyala terang, sembari berbicara dengan lantang, diakhiri dengan teriakan seolah memanggil Katafrakt miliknya.
"Bayangmu mengelilingi kobaran api, kepakan sayapmu sekuat tornado... datanglah!"
Iron-Horphastor Red!
Tiba-tiba, perasaan Rika menjadi sangat gelisah, bahkan ia tidak tahu harus berbuat apa. Rika benar-benar merasa terdampar, tidak mengetahui banyak tentang kehidupannya saat ini. Baginya, kehidupan di Akademi hanyalah kehidupan biasa.
Di tengah keremangan hangar yang gemuruh dengan mesin dan alat berat, sebuah pintu raksasa perlahan terbuka, menampakkan sosok Katafrakt yang mengesankan. Iron-Horphastor Red, sebuah Katafrakt raksasa berwarna merah menyala, berdiri di sana, siap untuk bertarung. Tubuhnya yang besar dan kokoh berkilau dalam cahaya lampu hangar, menampakkan struktur baja titanium merah yang dirancang untuk menahan serangan apa pun.
Iron-Horphastor Red memiliki desain yang memukau dengan detail yang rumit. Pada bahunya yang kuat terpasang sebuah meriam termoelektrik, sebuah senjata yang mampu memuntahkan energi panas dan listrik dengan kekuatan destruktif yang tak terbayangkan. Meriam ini dikelilingi oleh jaringan pipa dan kabel yang bersinar dengan cahaya biru, seolah-olah energi berdenyut di dalamnya, menunggu untuk dilepaskan.
Suara keras menggelegar dari pengeras suara di hangar, memanggil Iron-Horphastor Red untuk hadir. Pilotnya, Asuka Kagami, siap untuk memimpin Katafrakt ini menuju pertarungan melawan Katafrakt milik Rika. Dengan gerakan lincah, meskipun besar, Iron-Horphastor Red mulai melangkah keluar dari hangar, setiap langkahnya menggema di lantai beton.
Saat Iron-Horphastor Red keluar ke udara terbuka, kehadirannya semakin menakjubkan. Cahaya merah menyala menciptakan kontras yang mencolok dengan langit kelabu di atasnya. Dari kejauhan, lapangan tempat pertandingan akan berlangsung sudah terlihat, dipenuhi oleh penonton yang menanti dengan antusias. Gemuruh sorak-sorai semakin menguat saat Katafrakt ini mendekat, menambah semangat Asuka untuk menunjukkan kekuatan sejati Iron-Horphastor Red!
Di tengah lapangan, Iron-Horphastor Red berhenti sejenak, mengamati sekelilingnya. Namun, lawannya, Rika, belum memanggil Katafrakt miliknya.
Suara mesin yang menderu dan panas yang mulai terasa di udara menandakan bahwa pertempuran akan segera dimulai.
Semua orang terpukau dengan kehadiran Iron-Horphastor Red. Perlahan, Asuka naik ke platform yang menyerupai lift sebelum memasuki kokpit Katafrakt, menampilkan senyuman sombong kepada Rika di bawah sana, seolah-olah Rika tidak akan berkutik di hadapan Iron-Horphastor Red.
"Rika, aku akan menghancurkanmu!" pikir Asuka sambil menampilkan senyuman kejamnya.
Setelah memasuki Katafrakt miliknya, Asuka mulai mengaktifkan semua sistem kontrol di kokpit. Semua monitor menyala dengan cahaya biru, dan dia memegang kendali dengan mantap sambil menatap layar yang terhubung dengan Sensei Mona.
"Asuka, kau berhasil memanggil Katafrakt milikmu... bagus sekali!" komentar Mona Sensei terdengar kagum.
Dengan wajah sombong, Asuka menjawab, "Tentu saja. Aku akan menunjukkan kekuatan sejati Katafrakt ini kepada Sensei dan semua orang. Rika hanya akan menjadi sasaran latihanku kali ini!"
Asuka menampilkan senyuman seringainya, "Ini akan menjadi hal yang mudah..."
Mona Sensei mendengar dan mengangguk, seakan menantikan aksi selanjutnya dari Asuka.
Sementara itu, Rika benar-benar terdiam saat melihat Robot Raksasa yang berdiri di hadapannya. Dia merasa putus asa, tidak tahu harus berbuat apa di situasi ini.
"Aku ingin menyerah, tapi kondisiku benar-benar tidak bisa melakukan apapun. Semua orang memandangiku," gumamnya dengan suara pelan.
Dari kejauhan, ia melihat Fuka memberikan isyarat dengan tangan, seolah mengingatkannya untuk menggunakan Jamnya. Rika merasakan getaran di pergelangan tangannya dan melihat Jam hologramnya berkedip-kedip.
Dengan ragu, Rika perlahan mengutak-atik jam tersebut, tetapi tidak ada reaksi yang terjadi.
Mona Sensei kembali mengumumkan pertarungan, "Iron-Horphastor Red sungguh mengesankan... sekarang saatnya melihat Imitation milik Rika!"
"Tapi sepertinya Rika sedang merencanakan sesuatu di sana, ataukah dia hanya mencari cara untuk menghadapi situasi ini?" lanjut Mona Sensei.
Gelagat Rika yang aneh membuat seluruh penonton merasa bingung.
Fuka, dengan gemas, menutupi wajahnya dengan kedua tangannya, "Oh, aku lupa! Rika sebenarnya kehilangan ingatannya tentang Katafrakt!"
Dari belakang, seseorang menepuk bahu Fuka dengan khawatir, "Fuka, kau harus menghentikan Rika sekarang. Ia benar-benar tidak bisa mengendalikan itu."
Fuka menoleh dan melihat kepala dokter yang juga bekerja sebagai staf medis di Akademi Gargantia. "Aku ingin melakukan itu, tapi... duel ini tidak bisa dihentikan, tidak peduli apa yang terjadi," jawab Fuka dengan gelisah.
Kepala dokter itu terlihat sangat khawatir akan keadaan Rika. "Ini bisa menjadi masalah besar. Jika dia tidak bisa mengaktifkan Katafrakt miliknya, mereka mungkin akan memutuskannya."
Dokter itu menambahkan, "Pengajar pasti akan menganggap Rika tidak pantas menjadi seorang pilot lagi."
Fuka merasa semakin terbebani dengan situasi ini, tetapi ia tetap berharap yang terbaik untuk Rika. Matanya memandang ke sekitar para penonton yang menunggu dengan harapan.
"Ayolah, Rika... aku yakin kau bisa melakukannya!" bisik Fuka penuh harapan.
Sementara itu, Rika masih mencoba mengoperasikan Jam hologramnya. Perangkat itu merupakan salah satu komponen utama yang terhubung langsung dengan inti Katafrakt. Orang-orang di sana menyebutnya Jam hologram, meskipun sebenarnya nama resminya adalah Gear-Driver Watch.
"Kenapa, kenapa aku tidak bisa mengaktifkannya?" gumam Rika dengan frustrasi, wajahnya penuh dengan keringat karena ketidakpastian.
Sementara itu, di hangar, salah satu Katafrakt tiba-tiba menyala dan meluncur keluar tanpa kendali. Katafrakt ini terbang menjauh dari arena hangar dengan cepat.
Keterkejutan dan kekecewaan menyelimuti penonton saat mereka melihat gelagat Rika yang tak menentu dan memakan waktu. Asuka pun ikut merasa kesal dan bertanya-tanya pada Rika.
Fuka merasa sangat bersalah saat melihat kondisi Rika seperti ini. Dia berlari menuju ruangan yang dihuni oleh sejumlah pengajar untuk mencari bantuan atau solusi. Namun, Fuka tidak memiliki rencana konkret, hanya keinginan untuk membantu Rika secepat mungkin.
Tiba-tiba, Asuka mengumumkan dengan tegas, "Hei, Rika! Sebagai rakyat jelata, kau tidak pantas bersaing dengan kami, orang-orang bangsawan. Kau yang mencuri simbol kehormatan kami akan mendapatkan hukumannya!"
Tanpa diduga, Asuka mengendalikan Katafrakt miliknya untuk mendekati Rika. Aksi ini membuat semua orang terkejut dengan tindakan Asuka yang melampaui batas.
"Mona Sensei, izinkan aku untuk mengakhiri ini sekarang juga!" seru Asuka melalui komunikasi kokpit yang terhubung dengan Mona Sensei.
"Tuntaskan tugasmu agar keluargamu senang, Asuka!"
Di dalam kokpit, Asuka merasa semakin frustasi. "Aku akan menyelesaikan tugasku. Tidak ada yang bisa menghalangiku!"
Fuka, sementara itu, mencoba mengaktifkan Gear-Driver Watchnya meskipun dalam keadaan genting, berharap agar Katafrakt Rika dapat merespons.
Reaksi penonton terhadap pertarungan ini semakin intens. Mereka benar-benar terkejut dengan tindakan agresif Asuka.
Sementara itu, Rika merasa semakin putus asa. Di depannya, Katafrakt raksasa itu semakin mendekat. "Apakah Asuka benar-benar ingin menghabisiku?" pikir Rika dengan cemas.
Pertarungan di arena Akademi Gargantia berubah menjadi insiden yang tidak terduga, dengan Katafrakt merah berkilau milik Asuka, menyoroti Rika dengan senjata besarnya. Suasana tegang memenuhi udara, dan para murid yang menyaksikan dari tribun menahan napas mereka.
Rika, yang berdiri di tanah tanpa perlindungan Katafrakt, terkejut melihat senjata besar Asuka mengarah padanya.
Iron-Horphastor Red bergerak lincah, dengan Asuka membidik dan mengaktifkan sistem radar untuk mengarahkan serangan termoelektriknya.
"36 meter... target terdeteksi, menunggu perintah serangan," ucap Asisten AI di dalam Kokpit milik Asuka, memberikan informasi yang dibutuhkan untuk menyerang.
Asuka menatap layar dengan serius, wajahnya mencerminkan ketegangan yang tidak biasa, menyadari bahwa dia bisa mengakhiri hidup Rika dalam sekejap.
Sementara itu, terlihat bahwa Asuka memiliki sebuah misi rahasia yang melibatkan keluarga Akagami, dan Mona yang menyuruhnya untuk mengakhiri Rika.
"Asuka! Jangan ragu-ragu melakukannya!" kata Mona, mengingatkan Asuka akan tanggung jawabnya sebagai bangsawan.
Tanpa ragu, Asuka menekan tombol peluncuran untuk melepaskan serangan termoelektrik penuh kekuatan dari Iron-Horphastor Red.
"Tem... bak!"
DUAR !!!
Reaksi panik merambat di antara penonton saat mereka menyaksikan nasib Rika yang terancam. Suara Fuka yang keras memanggil nama Rika bergema di antara kerumunan.
Pengajar, murid, bahkan kepala Akademi terlihat terkejut dan berusaha menyelamatkan Rika, tetapi mereka terlambat. Ledakan dahsyat menggema, menyelimuti area dengan asap tebal yang membatasi pandangan semua orang.
Di dalam keheningan yang tegang, Asuka masih menatap layar dengan tangan yang gemetar di atas kendali yang sekarang terasa lebih berat dari biasanya. Suara meriam yang baru saja ditembakkan masih bergema di pikirannya, jantungnya berdegup kencang.
"Asuka, berhasilkah aku?" gumamnya pada dirinya sendiri, tidak percaya dengan tindakannya sendiri.
Air mata tanpa disadari mengalir di pipi Asuka, dia merasa beban berat atas tindakan yang mungkin saja telah mengakhiri nyawa seseorang. Rasa sesal merayap di hatinya.
Tiba-tiba, saluran telekomunikasi milik Iron-Horphastor terhubung dengan suatu Katafrakt lain yang tiba-tiba muncul.
"Eh? Apa ini...?"
Nampaknya Asuka tersenyum lega, "Memangnya harus begini... Rika!"
Asap perlahan mulai memudar, dan gambaran sebuah Katafrakt raksasa terlihat jelas. Tingginya mencapai 27 meter, berdiri kokoh di hadapan Rika.
Rika, yang masih terduduk dengan wajah yang penuh ketakutan, menutup kedua telinganya dengan tangan. Kedua matanya tertutup rapat, merasakan ancaman yang menghampirinya. Meskipun begitu, dia berhasil selamat dari serangan mematikan tadi.
Di depannya, terdapat Katafrakt yang kuat, tanpa pilot. Suatu hal yang sangat tidak biasa.
Katafrakt itu dilapisi dengan lapisan armor yang putih, dengan bentuk yang aerodinamis. Di tangan kanannya terdapat senjata pistol termoelektrik raksasa, sementara di belakangnya ada pedang raksasa yang dapat menciptakan panas yang mematikan saat digunakan. Orang-orang sering menyebutnya sebagai Aegis Imitation
Perlahan-lahan, Rika membuka kedua matanya yang lemah, dan pupil coklatnya terlihat di bawahnya. Dia terkejut melihat Katafrakt besar itu muncul di hadapannya, meskipun tidak tahu siapa yang mengendarainya.
"Siapa...?" gumam Rika dalam kebingungan, mencoba mencari tahu siapa yang menyelamatkannya. Dia tidak menyadari bahwa Katafrakt itu sebenarnya miliknya sendiri.
Fuka berada di tengah kerumunan penonton, terkejut melihat kehadiran Katafrakt itu. Segala kekhawatirannya seketika terlupakan.
"Rika, bagaimana ini mungkin?!" serunya dengan penuh kebingungan.
Fukari tersenyum lebar, memanggil keras nama Rika di tengah kekacauan. "Rikaaaaa!"
"Itu adalah Katafrakt milikmu, Imitation Aegis!" serunya semangat. "Mulai sekarang, jangan sampai kamu lupa namanya ya!"
Tapi dalam hati, Fukari bertanya-tanya, "Apakah dia bisa mengendalikan Katafrakt itu? Aku tahu Rika sedang mengalami penurunan ingatan, tapi ada firasat bahwa Rika mampu menggunakan Imitation Aegisnya."
Kembali berteriak, "Rikaaa! Ayo, saatnya tunjukkan kepada si bodoh berambut merah itu, Rikaaa! Aku yakin kau pasti bisa melakukannya!"
Rika mendengar teriakan Fukari, semakin penasaran dengan Katafrakt di hadapannya. Awalnya, kehidupan sekolahnya terasa seperti hidup dalam komik manga, tapi sekarang semuanya menjadi nyata. "Jadi, beginikah kehidupanku di dunia ini?" gumamnya dalam kebingungan. "Bagaimana aku bisa melewati semua ini... bisakah aku mengendalikan robot ini yang disebut Katafrakt?"
Tiba-tiba, mata Rika bersinar dengan kepercayaan diri, jemarinya menggenggam kendali dengan erat.
Imitation Aegis merespons emosi Rika, merentangkan tangannya besar-besar, mengundang Rika untuk naik. Dengan langkah mantap, Rika berlari menuju tangannya.
Di sisi lain, Asuka mendengar teriakan Fukari dengan risih. "Si bodoh itu... Suatu saat, aku akan membuatnya diam!" Lalu, dia beralih ke layar yang menampilkan Imitation Aegis memungkinkan Rika masuk ke kokpitnya. "Imitation Aegis!" serunya dengan senyuman.
"Sepertinya Katafrakt itu benar-benar punya perasaan," ucap Asuka, sambil memandang kontrolnya seolah-olah ingin berkomunikasi dengan Katafrakt miliknya. "Tapi Iron-Horphastor, aku yakin kau juga punya emosi."
Dua Katafrakt raksasa bersiap untuk bertarung. Imitation, dikendalikan oleh Rika, berhadapan dengan Horphastor Red, dikendalikan oleh Asuka. Ketegangan menggantung di udara ketika Asuka menunjukkan keahliannya!
Rika baru saja memasuki kokpit Imitation. Saat menyalakan sistem, dia menemukan selembar kertas misterius di sana, pesan dari seseorang yang sangat akrab.
Setelah membaca pesan itu, sesuatu luar biasa terjadi. Rika merasa seolah-olah dia menyatu dengan Imitation. Gerakannya lebih cepat, lebih lincah, dan lebih tepat. Imitation mengangkat Pedang Ion yang bersinar terang, siap menghadapi Horphastor Red di sana!
Di sisi lain medan, Asuka mengamati perubahan pada Imitation dengan kebingungan. "Apa yang terjadi pada Rika?" pikirnya. Namun, tidak ada waktu untuk bertanya. Pertempuran telah dimulai.
Imitation menyerang dengan kecepatan dan kekuatan yang luar biasa, Pedang Ion menebas ke arah Horphastor. Asuka hampir tidak sempat menghindar, dan beberapa kali Pedang Ion itu hampir mengenai kokpit Horphastor, tempat dia berada. Asuka berjuang mati-matian untuk mempertahankan dirinya, namun Imitation terus menekan dengan serangan demi serangan.
"Apakah dia benar-benar Rika?!" ucap Asuka, sibuk menghindari serangan yang dilancarkan oleh Rika.
Disana, Asuka memanfaatkan kontrol untuk menggerakkan Iron-Horphastor meloncat tinggi, lebih dari 50 meter dari tanah. "Rika, bisakah kau menghindari serangan ini?!"
Iron-Horphastor menggeser posisi seperti senjata raksasa dengan meriam raksasanya, Asuka memperkirakan jarak dan akurasi dari titik ledakan sekaligus menilai target tersebut.
"Target ditentukan, torpedo siap diluncurkan ke posisi target," ucap Iron-Horphastor Ai.
Kemudian Asuka mengonfirmasi presentase peluncuran. Asuka menggunakan Hyper-Driver atau peralatan seperti masker yang berguna untuk merubah pola pikir dan Katafrakt inti menjadi satu, seolah-olah Katafrakt adalah tubuhnya yang dapat dikendalikan dengan penuh hati.
"Hyper Driver, siap!"
Seluruh wujud Iron-Horphastor menyala terang karena kemampuan khusus diaktifkan oleh Asuka, perlahan beberapa komponen senjata tempur terbuka dibeberapa sudut mesin serta menampilkan wujud baru Iron-Horphastor yang terlihat kuat.
Asuka menyeringai. "Sekarang tamat riwayatmu, Rika!"
Dari angkasa, Iron-Horphastor menampilkan senjata raksasanya berupa meriam torpedo yang memiliki moncong lurus panjang. Ujung moncong meriam tersebut terbuka perlahan-lahan, mengeluarkan cahaya terang.
Asuka memandang tajam monitor di kokpitnya dan berteriak. "Blazing— ... Maximum Attack!"
Kemudian Iron-Horphastor meluncurkan tiga missile raksasa menuju posisi Aegis Imitation di bawah sana. Serangan itu mengeluarkan sonar ultrasonik yang mempengaruhi keadaan udara.
Missile-missile itu terbang secara acak, seolah-olah mereka tak memiliki arah.
Namun, datangnya missile setara nuklir itu tak menghentikan lajunya. Mereka meluncur dari angkasa menuju Aegis Imitation yang berada dalam diam.
Aegis Imitation tak bergeming.
Kemudian, mereka mendekat ke arah Katafrakt itu dan menghantamnya—
BAM!!!
Ledakan sangat besar menggelegar, menciptakan kehancuran. Asap tebal menyelimuti area ledakan tersebut.
Perlahan-lahan, asap itu mulai memudar, meninggalkan pemandangan kehancuran. Namun, Aegis Imitation tampak tidak ada di tempatnya dan tak bisa terdeteksi oleh radar milik Iron-Horphastor.
Kondisi ini membuat banyak orang kembali khawatir dan terkejut dengan pertarungan kedua Katafrakt tersebut. Meskipun begitu, Fukari tidak merasa khawatir, meski sebelumnya ia sempat menangis karena keadaan Rika.
"Kemana dia menghilang?"
"Apakah dia berhasil menghindari serangan dahsyat itu?"
Asuka menyalangkan kedua matanya, merasa sedikit kesal karena serangan andalannya gagal tak sesuai rencana.
Tiba-tiba, AI milik Iron-Horphastor memberikan peringatan dengan cahaya merah yang berkedip terus menerus. "Target tak terdeteksi mendekati Katafrakt... Target tak terdeteksi mendekati Katafrakt."
Asuka tidak melihat apa pun di monitornya, dan ia meminta AI untuk memberitahu posisi Aegis Imitation milik Rika. "Beritahu jaraknya!"
AI itu menjawab dengan suara yang mengagetkan Asuka. "Target tiba di belakang..."
"Apa!"
Dari udara, terlihat sebuah Katafrakt muncul di belakang Iron-Horphastor, tampaknya memiliki kemampuan kamuflase yang sangat efektif.
Dengan kedua tangan raksasanya, Imitation Aegis meraih peluncur milik Iron-Horphastor dan mendorongnya ke permukaan tanah.
"Apakah dia berniat menjatuhkanku?! Ini tidak mungkin terjadi!"
"Aku adalah seorang putri bangsawan, bagaimanapun juga!"
"Sebuah Katafrakt seperti ini tidak mungkin mengalahkan Iron-Horphastor!"
Asuka mengernyitkan dahi, tidak mampu melakukan serangan balik atau melepaskan diri dari cengkeraman Katafrakt milik Rika. "Ini tidak mungkin!"
Dari angkasa, kedua Katafrakt terjatuh dan menciptakan percikan api. Perlahan, percikan-percikan api itu menyatu dengan oksigen dan menciptakan aura panas.
"Sial, aku tidak bisa melarikan diri!" geram Asuka.
"Ini tidak bisa terjadi!"
"Aku tidak akan kalah begitu saja!"
Dengan cepat, Imitation mendorong Iron-Horphastor ke tanah seperti jatuhnya meteor.
"Aku benar-benar tidak bisa melawan kehormatan ini, sebagai 'Ratu'..." Asuka memandang monitor dengan ekspresi pasrah. "...baiklah, aku tidak punya kekuatan lagi untuk mengejarmu."
"Uenohara Rika!" seru Asuka, air mata sedikit mengalir dari matanya.
Akhirnya, kepala Iron-Horphastor hancur saat menghantam permukaan tanah, menciptakan ledakan luar biasa.
Ledakan itu menggelegar, menghasilkan gelombang kejut yang menghempaskan segala yang ada di sekitarnya.
Dari dalam kokpitnya, Asuka membuka mata setengah terbuka, menahan rasa sakit. Tampaknya Asuka selamat dari kejadian itu.
"Aku harus melepaskan Hyper-Driverku..."
Saat itulah, ia terkejut melihat monitor di depannya. Imitation Aegis sedang mengambil pedang raksasa saat berada di atas Iron-Horphastor yang tergeletak tak bergerak.
Situasi seperti itu sangat berbahaya bagi Asuka!
Dari arah lain, Fukari berlari mendekati kedua Katafrakt tersebut sambil berteriak kepada Rika di dalamnya. "Rika, sudah cukup!"
Dari sisi lain, bayangan raksasa melesat dengan cepat, menciptakan hembusan angin yang memukul semua orang di sekitarnya.
Namun, meskipun begitu, mesin pedang masih menyala, menunjukkan bahwa Imitation Aegis tidak akan berhenti melakukan serangan terakhir kepada Iron-Horphastor dan Asuka yang sudah menyerah.
Tiba-tiba, tangan Imitation bergerak dan mengarahkan pedang raksasa itu ke arah Iron-Horphastor!
Namun, serangan itu akhirnya digagalkan oleh sebuah Katafrakt yang tiba-tiba muncul dalam pertempuran kedua Katafrakt tersebut.
Entitas yang tidak dikenal itu ternyata adalah Katafrakt milik mantan komandan Kerajaan yang memiliki wewenang penuh atas Departemen Shining.
"Ia adalah Nova Zephyrion?!"
Orang-orang melihat tangan Zephyrion meraih pedang milik Imitation Aegis. Katafrakt itu dengan mudah menggagalkan aksi Imitation Aegis, dan semua orang tahu kekuatan besar yang dimilikinya.
Dari jarak dekat, Fukari berada di genggaman tangan Zephyrion. Fukari melihat Katafrakt itu dengan ekspresi terkejut dan takjub.
Dia tersenyum melihat kedatangan Zephyrion, seolah-olah dia sangat mengenal sosok yang mengendalikan Katafrakt itu.
Sementara kejadian itu berlangsung, dari tengah-tengah Katafrakt raksasa itu keluar asap sedikit dan kokpit terbuka, menampakkan seorang pilot.
Dia adalah perempuan dengan rambut hitam panjang, wajah cantik dan elegan. Tatapan matanya tajam dan indah. Dia dikenal sebagai senior Setsuna Kurashina.
Setsuna melihat semua orang yang menyaksikan peristiwa itu, lalu pandangannya beralih ke Fukari yang berada di genggaman Katafrakt.
"Fukari, seperti biasa," kata Setsuna dengan senyum manis. "Kamu selalu mengabaikan bahayamu sendiri untuk menyelamatkan temanmu."
"Itu adalah kelebihanmu sebagai murid yang luar biasa," tambah Setsuna, bangga pada Fukari.
Asuka keluar dari kokpitnya dan menyambut senior yang telah menyelamatkan nyawanya. "Senior, terima kasih telah menyelamatkanku."
Asuka menundukkan kepala, menunjukkan rasa hormat yang dalam.
Setsuna melihat ke arah Asuka. "Asuka, sebaiknya kamu segera mendapatkan perawatan medis, dan..." matanya berpindah ke kokpit Imitation Aegis milik Rika. "Rika, sepertinya kamu telah tersadar dari insiden Mainus-001, kamu membuatku sangat khawatir."
Dari tangan Fukari, Setsuna merespons. "Senior, setelah ini ada beberapa hal yang harus kukatakan padamu, terutama mengenai kondisi Rika."
Setsuna mengangguk dengan tenang, menunjukkan senyum manisnya. Secara instan, orang-orang mulai mendekati mereka, membuat area tersebut sangat ramai.
"Kepala Akademi, sepertinya Setsuna telah kembali," ucap Miwel Van Endemik, terkesan dengan Nova Zephyrion.
"Ini semua berkat bantuannya. Tanpa dia, keseimbangan di Akademi bisa saja hancur karena pertempuran antara Asuka dan Rika."
Tiba-tiba, pengajar Miwel mengatakan sesuatu kepada rekan pengajar wanita di sampingnya. "Mona Sensei, apakah kamu ingin bertemu dengan temanmu?"
"Sepertinya tidak perlu," jawab Mona. "Bagi Setsuna, Akademi hanyalah rumah, dan dia menolak menjadi pengajar karena ingin melanjutkan Departemen miliknya."
Di dalam Aegis Imitation, Rika merasakan kehadiran jiwa asli Rika yang tegas dan badass. Perasaan Rika yang baik hati bercampur dengan kekuatan dan aura misterius dari jiwa asli Rika, menimbulkan pemahaman baru dalam dirinya.
"Aku tidak ingin menyakiti teman-temanku. Dunia ini kejam, tapi aku ingin melindungi mereka," pikir Rika.
"Kau pasti menemukan hal-hal yang kau cari... Rika." Jawab sosok Rika itu, kemudian Kedua mata Aegis Imitation perlahan memudar, menandakan bahwa Katafrakt itu tidak aktif.
Rika, meski pingsan, meneteskan air mata, terjebak dalam mimpi sedih.
Setsuna melihat Imitation Aegis, wajahnya seakan-akan mengungkapkan pemahamannya akan rahasia di balik Katafrakt itu. "Aku merasakan kesedihan... Sepertinya ia merindukan pemiliknya."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments