Setsuna mendekatinya dan memeluknya erat. Dia merangkul Rika dengan kehangatan yang mengalir dari setiap sentuhan, sebagai jawaban atas keraguannya yang sedang membanjiri hatinya. Setelah beberapa saat, Setsuna melepaskan pelukannya dengan lembut namun penuh makna.
"Rika, kau mau ikut bersamaku?" tanyanya, suaranya menenangkan.
Rika perlahan menatap wajah Setsuna, matanya masih basah oleh air mata. Suaranya penuh dengan keingintahuan dan keraguan, mencerminkan perasaannya yang campur aduk. "Kemana, Senpai?" tanyanya dengan hati-hati.
Setsuna tersenyum lembut, mencoba memberikan ketenangan pada gadis itu. "Aku perlu Rika untuk membantu menyelesaikan masalah keluarga Akagami. Bagaimana, Rika, maukah kau ikut?"
Rika terlihat semakin penasaran, namun juga tidak ingin menolak permintaan Setsuna. "Aku akan ikut, jika Senpai membutuhkanku," ucapnya dengan mantap.
Setsuna mengangguk mengerti. "Baiklah, kita berangkat sekarang, Rika."
Kemudian, Setsuna dan Rika naik ke platform Lift Zephyrion. Rika memandang sekeliling dengan kagum saat mereka naik ke dalam katafrakt milik Setsuna.
Saat Nova Zephyrion terangkat dan melayang di udara, monitor di dalam katafrakt menampilkan pemandangan kota yang megah dan futuristik di bawah mereka. Rika memandang dengan takjub, terpesona oleh keindahan dan kompleksitas teknologi di sekitarnya.
Di malam yang ramai dan gelap, di sebuah perkotaan yang padat dengan lampu-lampu neon yang menyala, Nova Zephyrion muncul seperti sebuah bintang terang di langit. Katafrakt yang megah itu melintasi langit kota dengan gemerlapnya, memantulkan cahaya bulan dan lampu-lampu jalan yang berkilauan di bawahnya.
Orang-orang di bawah, dari pejalan kaki yang berjalan cepat hingga pengendara yang menepi di pinggir jalan, semuanya menghentikan apa yang sedang mereka lakukan.
Mereka mendongak ke atas, mata mereka tertuju pada siluet besar yang melintas dengan anggun di langit malam. Beberapa mengeluarkan telepon pintar mereka untuk mengabadikan momen ini, membagikan keajaiban yang mereka saksikan kepada dunia melalui media sosial.
"Apakah itu Nova Zephyrion?" bisik seorang wanita dengan mata terbelalak kagum.
"Iya, itu pasti katafrakt legendaris itu. Tampak lebih megah dari yang aku bayangkan," sahut seorang pria dengan suara berdecit.
Sementara itu, Nova Zephyrion terus bergerak dengan kecepatan tinggi di atas kota, meninggalkan jejak cahaya yang gemerlap di belakangnya.
Suara angin yang bertiup melintasi struktur armornya menciptakan desiran yang menakjubkan di udara. Bagi yang menyaksikannya, momen ini adalah pengingat akan keajaiban teknologi dan kekuatan yang dapat mengubah kehidupan mereka dalam sekejap.
Sebagai katafrakt paling canggih yang pernah diciptakan, Nova Zephyrion tidak hanya mewakili kekuatan militer, tetapi juga keindahan dan kemajuan teknologi yang menakjubkan. Melihatnya melewati kota pada malam hari memberi inspirasi dan kekaguman kepada siapa pun yang beruntung melihatnya.
Tiba-tiba, Setsuna memulai percakapan dengan Rika. "Rika, bagaimana cara kamu mengendalikan Aegis? Kamu belum begitu mengerti sistem katafrakt di dunia ini, kan?"
Rika memandang layar monitor yang menampilkan pemandangan di bawah mereka. "Aku tidak tahu pasti, tapi aku merasa ada sesuatu yang menggerakkan katafrakt itu sendiri. Seperti katafrakt itu hidup," ucapnya, mencoba menjelaskan sensasi yang dia rasakan.
Setsuna tersenyum, fokus mengendalikan perangkat katafraktnya. "Sudah kusangka pasti begitu," katanya.
"Senpai, kita akan pergi ke mana?" tanya Rika dengan rasa ingin tahu yang menggebu.
Setsuna menyeringai. "Kita akan ke rumah Asuka."
Mata Rika melebar, terkejut dengan tujuan Setsuna. Informasi itu mengungkap fakta baru yang mengejutkan baginya.
"Kamu tahu, Rika, Asuka adalah putri bangsawan dari keluarga Akagami. Mereka adalah keluarga kerajaan, namun setelah kehilangan putri mereka, keluarga itu mulai beralih ke arah yang kurang terpuji. Aku akan menyelesaikan masalah mereka secepat mungkin, Rika. Kamu cukup berdiri di belakangku," ucap Setsuna.
Rika mengangguk, terus memandangi pemandangan yang terlihat melalui layar monitor, merenungkan perjalanan yang mereka lalui.
Rika memandangi pemandangan yang terlihat melalui layar monitor dengan pikirannya melayang jauh. Setsuna melihat ekspresi serius di wajahnya dan menyadari bahwa Rika sedang dalam proses memproses semua informasi yang baru saja dia dengar.
"Rika, aku mengerti ini bisa menjadi kejutan besar bagimu," ucap Setsuna dengan lembut, mencoba memberikan penjelasan lebih lanjut. "Kehadiranmu adalah kunci untuk memulihkan kedamaian dalam keluarga Akagami. Aku percaya, dengan kehadiranmu, mereka tidak akan berani mengulangi rencana bodoh mereka."
Rika menarik napas dalam-dalam, mencoba meredakan kekagetannya. "Senpai, apa yang sebenarnya terjadi dengan keluarga Akagami?" tanyanya, ingin memahami situasi lebih dalam.
Setsuna menggelengkan kepala, sedikit terguncang oleh memori yang tidak menyenangkan. "Keluarga Akagami adalah keluarga bangsawan yang memiliki pengaruh besar dalam politik dan ekonomi. Namun, kehilangan putri mereka, Rin Kagami, mengakibatkan pergolakan dalam struktur kekuasaan mereka. Banyak yang percaya ada konspirasi di balik kepergian Rin," jelaskannya dengan serius.
Rika memandang Setsuna dengan mata yang penuh pertanyaan. "Apa yang kita cari di rumah Asuka, Senpai?"
Setsuna menjelaskan dengan hati-hati, memilih kata-kata dengan teliti. "Aku ingin memberitahu mereka bahwa mengincarmu adalah percuma dan aku akan mengungkap kebenarannya. Mereka terlalu bodoh untuk mengerti," ujarnya dengan tegas.
Rika mengangguk, menyerap semua informasi yang diberikan Setsuna. Dia merasa bertanggung jawab untuk membantu Setsuna menyelesaikan masalah ini, meskipun dia masih merasa tidak yakin dengan semua yang terjadi.
Saat mereka mendekati rumah Akagami, Nova Zephyrion melambung rendah di atas tanah, mendarat dengan lembut di halaman yang luas. Rika menatap ke arah bangunan megah di depan mereka, bangunan yang mencerminkan kemegahan dan sejarah keluarga bangsawan.
Mereka turun dari Nova Zephyrion dan berjalan menuju pintu masuk. Setsuna memimpin dengan langkah mantap, jubah Admiralnya mengkibar-kibar, sementara Rika mengikuti di belakangnya dengan hati-hati. Mereka disambut oleh pelayan-pelayan yang ramah, yang segera mengarahkan mereka berdua ke ruang tamu utama.
Di dalam ruangan yang megah itu, Renjiro Akagami, Kepala Keluarga dengan tatapan yang penuh misteri, duduk dengan tenang di atas kursi besar. Dia menyambut Setsuna dengan senyuman tipis.
"Setsuna Kurashina, kau datang lagi," kata Renjiro dengan suara lembut namun penuh wibawa, menunjukkan hubungan yang panjang dan rumit antara mereka.
Setsuna mengangguk hormat. "Renjiro. Aku datang dengan membawa kebenaran."
Rika berdiri di belakang Setsuna, mengamati dengan cermat interaksi mereka. Dia merasa tegang, menyadari betapa pentingnya momen ini bagi mereka berdua.
Renjiro berdiri dan menatap tajam kepada Setsuna, meskipun tatapannya tak berpengaruh dihadapan Setsuna.
"Perempuan bodoh yang selalu memprioritaskan uang itu, tidak akan lagi mengikuti rencanamu, Renjiro!" ucap tajam Setsuna.
Tiba-tiba pria yang memiliki kehormatan itu melebarkan matanya. Ketika dia melihat Rika dibelakang Setsuna.
"Kenapa dia masih hidup?" tanya Renjiro terkejut melihat Rika.
Sebelum Renjiro memanggil Asuka, tiba-tiba Setsuna berjalan mendekati orang itu. Sambil berjalan Setsuna menjelaskan sesuatu dengan lantang. "Rencana kalian untuk membunuh Rika, itu adalah mustahil dan tidak akan pernah terjadi. Apakah kau tau? saat pertempuran berlangsung. Rika hampir saja mengakhiri kehidupan Asuka!" ucap Setsuna tajam dan keras ketika menyebut nama Asuka.
"Aku datang kemari untuk menghukum seluruh bangsawan Akagami... Renjiro, Berhentilah melakukan hal-hal bodoh, kau tahu? aku ini terlalu sibuk untuk mengatasi masalah yang kalian buat, ditambah karena kalian semua sudah mengecewakan mendiang Rin!"
Renjiro nampak naik pitam ketika Setsuna menyebut nama putrinya. "Setsuna! kau tidak berhak mengatakan itu didepanku!"
"Tentu saja aku berhak, karena dia adalah sahabatku. Aku tidak ingin kalian para manusia bodoh mengecewakan Rin." Setsuna terus berjalan mendekati Renjiro.
Renjiro nampak melangkah mundur seiring Setsuna mendekatinya, tatapan tajamnya membuat pria itu takluk, karena dia mengetahui kekuatan Setsuna tak bisa dianggap remeh. Dan dia bukan type orang yang tak segan-segan menghancurkan kediamannya.
Setsuna berdiri dihadapan pria itu. Tapi, tiba-tiba setsuna mengubah ekspresinya menjadi lembut. "Sebagai ayah kandung Rin. Aku tidak ingin melukai kalian... dan aku tidak ingin melihat Rin sedih, karena itu... jelaskan semuanya kepadaku, Renjiro."
Renjiro menatap Setsuna dengan intensitas, masih terkejut dengan kehadiran Rika dan dengan tuntutan yang keras dari Setsuna. Namun, saat Setsuna mengubah ekspresinya menjadi lembut, ada kelegaan yang tersirat di wajahnya, meskipun tetap dihadapkan pada situasi yang sulit.
"Setsuna... Aku tidak pernah bermaksud untuk melukai Rika," ucap Renjiro dengan suara yang penuh penyesalan. "Aku hanya mencoba melindungi Asuka. Kau harus percaya padaku, aku hanya ingin yang terbaik untuk keluarga Akagami yang selalu loyal kepada kerajaan,"
"Kau harus tahu, selama ini keluarga Akagami selalu berada di bawah perlindungan Rin, semenjak dia meninggal... kami benar-benar diincar oleh Menteri kerajaan, dan aku tidak ingin kehilangan putriku lagi!"
Setsuna menatap Renjiro dengan serius, mempertimbangkan kata-katanya dengan hati-hati. "Renjiro, apa yang terjadi sebenarnya? Mengapa kalian berencana untuk membunuh Rika?"
Renjiro menghela nafas dalam-dalam, mencoba mengumpulkan pikirannya. "Setsuna, ini bukan sesuatu yang bisa kubicarakan di sini. Ada orang-orang yang ingin mengambil alih kekuasaan di keluarga Akagami. Mereka merasa terancam dengan keberadaan Rika."
"Sepertinya, Menteri itu kesal ketika Rika dan kau berhasil menyelamatkan Putra Mahkota."
Setsuna menarik napas panjang, mencoba memahami situasi yang semakin kompleks ini. Dia mengerti bahwa ada politik dan intrik di balik semua ini, namun tetap ingin mencari jalan keluar yang tidak melibatkan kekerasan. "Jadi, orang yang kau maksud adalah Eliot?"
Renjiro mengangguk pelan.
"Aku tahu dia adalah pengkhianat, tapi posisinya sebagai penasihat kerajaan sangat tinggi, kami hanyalah bangsawan yang terus mengabdi kepada mereka! sementara Raja benar-benar sudah tak bisa diharapkan karena penyakitnya semakin parah!"
Setsuna menyipitkan matanya. Dia peka terhadap sesuatu. Kemudian Setsuna bergegas pergi, meninggalkan Renjiro sendirian. Saat pergi Setsuna mengatakan sesuatu. "Mulai sekarang, keluarga Akagami berada di bawah pengawasanku, dan serahkan semuanya kepadaku."
"Aku merasakan sesuatu terjadi di kerajaan, jangan-jangan Eliot mengincar Putra Mahkota!"
Setsuna melewati Rika, jubahnya mengkibar saat berjalan. "Rika, kita kembali."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments