Penakluk Hati
Juna pria yang selalu menghabiskan waktunya untuk pekerjaannya, kalau dia lagi tidak sibuk pasti dia berkumpul dengan para sahabatnya. Orang tuanya selalu mencoba untuk menjodohkannya. Karan disuruh ibunya untuk menemui seseorang di cafe Crown milik salah satu cafe sahabatnya. Saat Juna memasuki cafe, banyak para wanita yang meliriknya dan sangat mengagumi ketampanannya. Juna terus melangkahkan kakinya menuju salah satu meja yang sudah dipesankan ibunya. Setengah jam Juna sudah menunggu seseorang yang di atur kan ibunya. Dia terus memperhatikan jamnya. Sudah 2 gelas dia menghabiskan kopinya. Juna memanggil pelayan untuk minta kopi lagi.
"Ya, pak. Apa ada yang bisa saya bantu?" tanya seorang pelayan wanita.
"Aku minta kopi lagi" ucap Juna, wajah Juna kini sudah terpancar wajah yang sangat kesal.
"Baik, pak. Tunggu sebentar" ucap Pelayan itu. Setelah 5 menit kemudian kopi Juna datang, Saat disaat dia mau meminumnya. Seorang wanita dengan pakaian yang agak terbuka, datang menghampiri Juna.
"Maaf, apa kamu Juna? Aku sherin" ucapnya sambil senyum manis. Juna melihat kearah wanita itu dari bawah keatas dengan wajah datar. Wanita itu melihat Juna seperti memperhatikannya, langsung menyibakkan rambutnya yang panjang kebelakang telinganya. Karena tidak ada jawaban dari Juna, Wanita itu langsung duduk didepan Juna. Juna hanya diam saja, dia lebih memilih minum kopinya.
"Maaf, aku terlambat sedikit! Tadi aku, harus ke salon dulu" ucapnya dengan senyum-senyum. Karan yang mendengarnya hanya senyum kecut.
"Ck. Kenapa mama menjodohkan aku dengan wanita badut ini" gumamnya dalam hati. Selesai dia menghabiskan kopinya, Juna bangkit berdiri, dia memilih pergi. Sherin sangat kaget Juna bangkit berdiri meninggalkannya.
"Hei, kamu mau kemana?" tanyanya sambil menarik tangan Juna, sewaktu Juna berjalan disampingnya. Juna melirik Sherin karena tangannya ditarik.
"Hei, nona jangan membuat aku semakin kesal. Kamu sudah membuang waktu, ku yang berharga.!" ucap Juna dengan kesal.
"Tapi kamu belum makan" Juna langsung menghempaskan tangan Sherin dengan kasar.
"Aku tidak selera lagi makan melihat wajah badut mu itu!" ucap Juna dengan dingin. Sherin, melihat tatapan Juna yang sangat dingin padanya dan ucapan dia yang agak last menurutnya membuat dia kesal. Setelah mengatakan kasarnya pada Sherin, Juna langsung pergi saja. Sedangkan Sherin sudah sangat kesal, apalagi dia melihat sekelilingnya sudah memperhatikan mereka dari tadi. Hal itu membuat dia jadi malu. Sherin lebih memilih keluar dari cafe dari pada pengunjung cafe itu terus memperhatikannya.
***
Sepulang dari cafe Juna langsung memilih kembali ke kantornya untuk memeriksa pekerjaannya. Juna mendengar suara dering hp nya. Juna melihat nama yang memanggilnya ternyata mamanya. Juna lebih memilih mengabaikannya saja.
Jam sudah menunjukkan waktu jam 6 sore, Juna lebih memilih pulang, karena hari ini pekerjaannya sudah beres. Sesampai dia pulang, Juna langsung masuk ke kamarnya. Dia ingin membersihkan tubuhnya dari peluh yang sudah terasa sangat lengket. Sehabis Juna mandi Juna, turun kebawah. Sesampai diruang makan Juna melihat orang tuanya, Maya, suami adiknya dan keponakannya sudah duduk dimeja makan.
"Om, duduk dekat Sanjay, ya!" ucap keponakannya. Juna tersenyum dan mencium pipi Juna dengan gemas.
Merekapun, mulai makan malam dengan tenang.
"Lain kali mama tidak perlu menjodohkan aku. Semua yang mama kenalkan sama aku selalu saja membuat membuang waktu, ku! Apalagi wajah mereka seperti badut!" ucap Juna dengan kesal. Semua yang pada dimeja makan ketawa mendengar ocehan Juna. Apalagi Juna bilang semua cewek yang dikenalkan padanya cewek badut.
"Baiklah, sayang! Habisnya kami tidak mau melihat anak kami yang ganteng ini jadi perjaka tua!" ucap mamanya dengan kekeh.
"Oma, apa perjaka tua?" tanya Sanjay yang masih cadal. Semua jadi ketawa mendengarnya. Juna semakin kesal jadinya, semua meledekkannya.
***
Seorang gadis dengan sepedanya berjalan menikmati suasana kota, yang baru saja keluar dari toko kue tempat dia bekerja. Jam sudah menunjukkan jam 10 malam. Dia sangat senang melihat keramaian yang dilewatinya. Setelah menempuh perjalan satu jam, gadis itu masuk ke komplek perumahan yang sangat mewah. Sesampai depan rumah yang sangat luas, seorang satpam membuka pagar untuknya dan menyapanya dengan hormat.
"Malam, nona Ica. Tumben lama pulangnya, non." ucap Satpam itu dengan lembut.
"Malam, pak. Hari ini banyak pelanggan pak" ucapnya dengan lembut juga.
"Saya, masuk dulu ya pak!" sambungnya
"Iya, non"
Ya, nama gadis itu Marisa Santoso. Nama panggilannya Ica. Saat ini umurnya sudah berumur 21 tahun. Ica tinggal bersama ibu, ayah tirinya dan adik perempuannya yang berumur 13 tahun. Ayah kandungnya meninggal dalam kecelakaan sewaktu dia berumur 7 tahun. Setelah satu tahun meninggal ayahnya ibunya menikah lagi dengan pria mantan pacar ibunya dulu. Dari pernikahan ibunya, ibunya melahirkan seorang putri yang bernama Raisa Aldiono. Nama belakang mereka berbeda. Karena Icha tetap memakai nama ayah kandungnya. Sewaktu dia berumur 15 tahun, ayah tirinya sempat melecehkannya karena ayahnya saat itu sedang mabuk. Dia memberitahu pada ibunya tapi ibunya tidak percaya padanya. Ibunya sudah cinta buta dengan ayah tirinya. Ica dan Raisa selalu saja di bedakan-bedakan oleh ibu kandungnya sendiri, kalau ayah tirinya Ica sudah memakluminya. Tapi ibu kandungnya sendiri memperlakukannya buruk. Uang jajannya selalu saja pas-pas sewaktu dia sekolah, berbeda dengan adiknya selalu lebih uang jajannya apalagi adiknya selalu dicium keningnya dengan penuh kasih sayang setiap mereka pergi sekolah. Dia tidak pernah merasakannya, bahkan semasa ayahnya masih hidup saja ibunya memang tidak pernah menyayanginya seperti itu.
Harta peninggalan ayahnya semua dikelola Rizki Aldiono ayah tiri Ica. Ibunya memberi hak, kepada ayah tirinya. Ibunya tidak tahu apa saja kegiatan Ica diluar. Semenjak pelecehan yang dibuat ayah tirinya, Ica memutuskan untuk belajar bela diri, dia juga selalu mengikuti pertandingan bela diri dan dia selalu menang. Diumurnya yang ke 19 tahun, Icha membentuk kelompok-kelompok yang diisi anak muda pria maupun wanita, semuanya pandai bela diri karena di ajari Icha. Mereka selalu membantu orang yang selalu membutuhkan bantuan mereka. Di umurnya yang 19 tahun, Icha juga mempunyai toko Kue karena hobinya yang memasak kue. Tak butuh waktu yang lama toko kuenya yang kecil-kecillan kan menjadi toko kue yang besar, karena kue buatannya sangat disukai banyak orang.
Diumur dia yang ke 20 tahun toko kuenya sudah memiliki 3 cabang. Toko kuenya sangat laris. Tidak ada yang tahu siapa yang punya toko kue bahkan keluarganya. Karena keluarganya hanya tahu dia bekerja sebagai pelayan di toko kue. Icha sempat berpikir keluar dari rumahnya karena bisnisnya berjalan lancar, tapi diurungkannya karena rumah itu adalah rumah kenangan dia bersama ayahnya.
Icha dapat membuka toko kue dari uang jajannya semasa dia sekolah yang dia tabung dan juga dia selalu membantu temannya untuk mengerjakan tugas mereka, upahnya sangat lumayan untuknya. Karena Icha anak yang pintar membuat banyak orang meminta pertolongannya. Dia juga diam-diam membuka les privat untuk temannya hasilnya ditabungnya dan hasil hadiah tandingan beladiri semuanya ditabung. Dari situlah Ica dapat membuka toko kuenya. Untuk biaya sekolahnya dulu dari beasiswa, begitu juga biaya kuliahnya, Icha selalu mendapatkan beasiswa. Jadi dia tidak terlalu memikirkan biaya pendidikannya. Sebenarnya mama nya selalu mengirim uang untuk biaya kuliahnya, tapi dia tidak pernah memakainya.
Dari hasil toko itulah, dia mengumpul anak muda yang dijalankan. Dia memberikan mereka bekal untuk masa depan mereka, dan Icha memberikan mereka lapangan pekerjaan.
Sebenarnya sewaktu ayahnya meninggal, ayahnya ada buat surat wasiat seluruh harta kekayaannya jatuh ke tangan anak dan istrinya. Mereka punya 50% persen masing-masing saham. Icha akan mendapatkannya ketika umur Icha sudah 22 tahun. Ibunya tidak pernah memberitahu Icha isi wasiat ayahnya. Dan juga uang yang selama ini yang digunakan ibunya untuk biaya pendidikannya adalah uang yang sudah di deposit ayahnya untuk biaya pendidikan Icha. Setiap bulannya uang itu akan ditransfer ke rekening Icha. Ica berpikir itu adalah uang dikirim ibunya untuk biaya pendidikannya. Hanya ibunya saja yang tahu uang deposit untuk pendidikan Icha.
Semua pembantu yang bekerja dirumahnya sangat kasihan melihat Icha yang selalu dibedakan. Icha yang selalu naik sepeda sedangkan adiknya punya mobil dan supir pribadi. Sungguh malang nasibnya. Tapi dia tidak pernah menunjukkan wajahnya yang sedih pada siapapun.
☘️☘️☘️☘️☘️☘️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
suci saipul
baru paralog nya saja sudah bikin nyesek😭😭😭😭🥺🥺🥺🥺
2021-07-10
0
Zikri
mak gendeng nih caknyo....
2021-06-18
0
malirisia
nyimak thor
2021-01-27
1