Semenjak pertemuannya dengan Icha, Juna memerintahkan Boni untuk mencari latar belakang Icha selesai dari rapat.
"Boni, sekarang tugas mu untuk mencari tahu tentang gadis itu!" perintahnya sambil memainkan pulpen yang ditangannya.
"Gadis? Gadis yang mana, pak?" Boni bingung dengan perintah Juna.
"Gadis yang pengantar kue tadi!"
"Tadi kan ada 2 gadisnya pak, jadi gadis yang mana, bos?"
"Yang kelihatan tomboy tadi!"
"Baik, pak." Boni jadi semakin binggung dengan atasannya, tidak biasanya atasannya itu penasaran dengan seorang wanita. Karena biasa Juna pria yang selalu cuek dengan wanita, meskipun wanita itu berpakaian seksi.
***
Icha yang dari sudah keluar dari ruangan terus memikirkan Juna, dan dia merasa pernah melihat Juna tapi, tapi dia lupa entah dimana dia pernah melihatnya. Sampai-sampai saat dia berjalan dia tidak melihat jalannya, dan menabrak pintu kaca. Ririn yang melihat Icha seperti itu jadi ketawa.
"Adu, mbak hati-hati dong jalannya. Pasti mbak lagi memikirkan bos ganteng tadi, kan?" ucap Ririn dengan ketawa
Icha melihat sekelilingnya berharap tidak ada yang melihatnya sambil memegang hidung dan jidatnya yang sakit.
"Enak, saja. Aku memang kurang fokus tadi!" elak Icha.
"Sudahlah, mbak jujur saja. Lagian tadi saya perhatikan bos itu terus melihat mbak, deh. Dia sepertinya suka sama, mbak!" ucap Ririn dengan senyum.
"Kamu ini, ya. Ya ngak mungkinlah dia suka. Lihat gaya ku yang seperti ini! Sudahlah Ayuk, kita balik ke toko. Aku masih ada urusan penting lagi." ucap Icha sambil melangkahkan kakinya.
***
Sepulang dari kantor Juna, Icha pergi ke kampusnya karena ada jadwal mata kuliahnya. Isabel dan Romi melihat Icha baru datang, dan langsung mendekati Icha.
"Icha, tersayang ku! Happy birthday sayang" ucap Isabel sambil memeluk Icha.
"Terimakasih, sayang" balas Icha.
"Happy birthday, ya Cha!" ucap Romi sambil adu jotos kepada Icha, hal yang biasa mereka dua lakukan kalau ketemu.
"terimakasih, ya Rom! Ya sudah kita masuk, nanti telat kita" ucap Icha. Akhirnya mereka pun jalan bareng menuju ruangan mereka.
Setelah mata kuliahnya habis, Icha dan 2 sahabatnya itu pergi ke kantin kampus.
"Oh, ya kalian nanti malam ada acara tidak?" tanya Icha sambil menikmati makanannya.
"Kalau aku sih, tidak ada. Tidak tahu kalau Romi!" ucap Isabel sahabat perempuan Icha.
"Aku juga tidak ada! Memang kenapa?" tanya Romi.
"Aku mau traktir kalian makan" ucapnya.
"Mau...Dimana Sayang?" ucap Isabel dengan semangat 45.
"Kalau sudah traktir pasti cepat sekali mulut, mu menjawabnya!" ucap Romi sambil menjitak kepala sahabatnya itu.
"AW.. Sakit tahu!" ucap Isabel sambil mengelus kepalanya yang kena jitak dan mengerucutkan bibirnya.
"Bertengkar Mulu, sih kalian! Gimana? Mau apa tidak? Tapi aku yang tentukan tempatnya!" ucap Icha sambil geleng kepala melihat kedua sahabatnya bertengkar.
"Iya, kami mau!" ucap Romi.
"Cha, mama kamu kasih apa di ultah, mu?" tanya Isabel.
"Kasih apa rupanya? Boro-boro kasih hadiah, ucapan saja tidak ada! Aku tidak mau terlalu berharap, karena selama hidup, ku dia tidak pernah mengucapkannya, hanya papa ku saja yang mau merayakan ulang tahun, ku!" ucap Icha dengan tenang sambil menikmati makanannya. Sebenarnya dalam hatinya sangat sakit melihat mamanya melupakan ultahnya dan kini sebenarnya matanya mulai berkaca-kaca. Hanya saja dia tidak mau menunjukkan wajah sedihnya didepan kedua sahabatnya.
Kedua sahabatnya itu sebenarnya tahu saat ini Icha sedih. Tapi, mereka pura-pura tidak tahu karena mereka tahu wataknya Icha.
"Habis ini dirimu kemana, sayang?" tanya Isabella mencairkan suasana.
"Aku balik ke toko dulu. Kalian mau bareng dengan, ku? Setelah dari situ nanti aku traktir kalian!"
"Boleh" ucap Romi.
"Baiklah. Lebih baik kita berangkat sekarang saja!" ucap Icha.
***
Setelah mereka sampai di toko kue millik Icha. Icha membantu karyawannya untuk masukkan kue pesanan customer nya.
"Rin, nanti kalian semua nanti datang ya, ke resto yang didepan ujung jalan sana! Tokonya tutup aja lebih awal! Aku sehabis antar ini langsung ke resto yang disana!" ucap Icha.
"Oke, mbak!" jawab Ririn.
Icha langsung keluar dan mengayuh sepedanya. Kalau sahabatnya mengikuti Icha dari belakang. Sebenarnya mereka tadi bilang biar naik mobil Romi saja. Tapi dia tidak mau, akhirnya kedua sahabatnya itu mengalah.
Sepeda yang di gayuh Icha masuk ke daerah komplek perumahan elit. Dia mencari nomor rumah yang ditujunya. Akhirnya rumah yang dicarinya dapat. Dia melihat rumah itu yang sangat besar dan halamannya sangat luas. Meskipun rumahnya juga besar, tapi masih kalah dari rumah customer nya.
"Permisi, pak! Saya mau antar kue yang dipesan dari toko kue Cha-cha." ucap Icha sopan pada satpam yang menjaga rumah itu.
"Oh, tunggu ya neng. Saya akan hubungi dulu nyonya!" ucap Satpam itu. Satpam itu pun langsung menghubungi majikannya. Icha tidak tahu apa yang dikatakan satpam itu. Tak butuh waktu lama, satpam itu membuka gerbang rumah itu.
"Silahkan masuk, neng! Nyonya sudah menunggu!" ucap Satpam itu.
"Terimakasih ya pak!" Sebelum masuk, Icha menyuruh kedua sahabatnya itu menunggu dia diluar saja. Icha sendirilah yang masuk. Sedangkan sepedanya dibiarkannya didepan pagar saja.
Sesampai didepan pintu, Icha langsung disambut sama pembantu rumah itu.
"Masuk, non!" ucap pembantu itu. Icha pun langsung mengangguk kepalanya sambil tersenyum.
"Tunggu sebentar, ya non!" sambung pembantu itu lagi setelah Icha masuk kedalam. Icha hanya berdiri saja sambil menunggu yang punya rumah.
"Maaf, ya menunggu lama!" ucap seorang wanita yang tampak masih muda sambil membawa anak laki-laki.
"Iya tidak apa-apa, mbak!" jawab Icha dengan lembut.
"Ini kue pesanan nya, ya mbak!" ucap Icha sambil memberi kotak kue yang dipegangnya.
"Terimakasih, ya! Oh ya namanya siapa?"
"Saya bernama Marisa, mbak! Tapi kalau dipanggil Icha!" jawab Icha dengan sopan.
"Kalau saya Dina, ini anak saya! Saya lagi ngidam makan kue dari toko kue kamu! Makanya saya, pesan!" ucap Dina.
"Oh. Mbak, sudah pernah makan kue saya sebelumnya?" tanya Icha.
"Sudah. Suami saya dulu sering bawa kue dari toko kamu! Saya sangat suka. Sangat enak!" ucap Dina.
"Wah, terimakasih ya mbak! Senang rasanya mendengar pujian dari customer. Oh, ya mbak! Saya permisi dulu ya! Saya ada urusan lagi! dan Selamat ya, mbak atas kehamilan anak keduanya!" ucap Icha.
"Baik! Ini, pembayaran kuenya, ya!" ucap Dina sambil menyerahkan amplop putih pada Icha.. Sebelum Icha keluar dari rumah itu Icha menundukkan tubuhnya agar sejajar dengan Prince putra Dina dan Gio.
"Hai ganteng, selamat menikmati kuenya ya!" ucap Icha. Prince hanya diam saja. Setelah mengatakan itu pada Prince, Icha langsung keluar dari rumah itu sambil tersenyum.
☘️☘️☘️☘️☘️☘️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
W.Willyandarin
aku mampir kak
2020-09-26
4