Akhirnya Icha dan 2 sahabatnya itu Sampai di restoran. Mereka pun langsung masuk kedalam. Karena pengunjung di restoran itu banyak, akhirnya Icha lebih memilih duduk yang berada di outdoor restoran itu yang terletak disampingnya.
Icha langsung menyuruh kepada pelayan restoran itu untuk menyediakan beberapa kursi dan meja lagi untuk pegawai tokonya. Setelah kursi dan meja untuk pegawainya disiapkan, para pegawainya pun datang.
"Oh, ya kalian bisa memesan makanan apa saja yang kalian ingin makan.!" ucap Icha pada pegawainya.
"Terimakasih, mbak!" jawab pegawainya serentak.
"Kalian dua juga, terserah deh mau pesan apa!" ucap Icha pada dua sahabatnya itu.
"Iya, sayang!" ucap Isabella dengan wajah bahagia. Mereka pun langsung memesan makanan yang ingin mereka makan.
Icha selalu memandang hpnya, dari hati kecilnya dia berharap mamanya mengucapakan selamat ulang tahun untuknya. Tapi dai tadi pagi sampai menjelang malam pun mamanya tidak ada ucapan dari mamanya. Rasanya dia ingin sekali menangis, tapi hatinya terhibur karena para sahabatnya. Saat dia sibuk melihat hpnya, dia tidak sadar sahabat dan para pegawainya yang sudah datang tadi sudah berdiri didepannya dengan membawa kue ulang tahun didepanya.
"Selamat ulang tahun Icha kami tersayang!" teriak mereka semua. Icha sangat kaget mendengarnya dan melihat kue ulang tahun untuknya. Icha bangkit dari tempat duduknya.
"Sekarang kamu doa dulu baru tiup lilinnya!" ucap Isabella. Icha hanya menganggukkan kepalanya saja, yang kini matanya sudah berkaca-kaca. Setelah berdoa dia meniup lilinnya.
"Terimakasih! hiks...hiks.." Kini dia tidak tahan menahan air matanya.
"Ya, ampun mbak. Mbak selalu saja menangis, setiap kita merayakan ulang tahun mbak!" ucap Ririn. Isabella dan Romi langsung memeluk Icha. Karena mereka tahu apa yang saat ini membuat Icha menangis.
"Jangan menangis sayang!" ucap Isabella. Setelah mendapatkan pelukan dari sahabatnya, Icha menghapus air matanya.
"Terimakasih, ya untuk kalian semua." ucap Icha tulus pada mereka semua.
"Ya, sudah. Saat ini aku sebagai sahabat kamu mau memberi tantangan untuk, mu!" ucap Romi.
"Ya, ampun. Mana ada yang ulang tahun mendapat tantangan kali!" ucap Icha dengan kesal.
"Hahaha. Itu hukuman untuk mu yang sudah menangis dihari bahagia. Lagian yang lainnya pasti setuju! Ya, kan?" ucap Romi.
"Setuju!" jawab mereka serentak. Icha jadi kesal, karena tidak ada satupun yang mau mendukungnya.
Karena tidak mau dianggap takut, akhirnya Icha menyetujui tantangan dari Romi. Icha sangat kaget mendengar tantangan dari Romi. Dia harus memberi potongan kue ulang tahunnya yang pertama pada pengunjung yang akan muncul dari balik pintu dan Icha juga harus menyuapinya juga.
Icha ingin protes, tapi karena semua menyetujui tantangan yang diberikan padanya membuat dia hanya menerima saja.
Icha berharap seorang anak kecil atau perempuan yang muncul. Mereka sudah menunggu 10 menit, tapi tidak ada satupun yang datang. Icha sudah merasa senang.
"Sudahlah, pasti tidak akan ada yang datang! Sekarang kita lanjuti saja makan malamnya, ya!" ucap Icha dengan senyum. Icha pun langsung ingin memakan makanan mereka yang sudah datang 5 menit yang lalu.
Saat dia ingin mau makan, Romi memberikan sepotong kue untuk Icha.
"Apa, sih Rom?" tanya Icha.
"Lihat itu ada orang yang baru masuk. Sekarang kamu siap-siap, mana tahu dia ke arah kesini!" ucap Romi. Icha pun langsung melihat kearah pria tua yang masuk.
Icha dengan lemas, menuju kearah pintu. Dia sangat cemas, berharap pria tua itu tidak memilih duduk kearah mereka. Icha semakin cemas karena pria tua itu berjalan kearahnya, Icha menutup matanya, Kuenya yang di piring sebelah kirinya, sedangkan sebelah kanannya sudah ada sendok yang berisi potongan kue. Icha pun melihat langkah kaki yang memakai sepatu pria menuju kearahnya, dengan cepat Icha menyodorkan piring kuenya dan sendok yang dipegangnya sambil menundukkan wajahnya. Dia tidak tahu bukan pria tua yang dilihatnya tadi. Dia takut kalau pria tua itu berpikir kalau dia lagi menggodanya.
"Maaf, pak! Silahkan makan kue dari saya ini, dan bolehkah saya menyuapi anda?" ucap Icha gugup, dengan masih setia menundukkan kepalanya.
Juna dan asistennya Boni yang berdiri dibelakangnya sangat terkejut apa yang dilakukan Icha, Juna ingin sekali pergi meninggalkan Icha, karena menurutnya Icha adalah wanita yang stress. Tapi saat dia mau melangkah, dia melihat wajah Icha dengan jelas. Dia melihat wanita yang selama ini selalu ada dipikirannya. Dan dia melihat sekelilingnya, dia melihat sekelompok anak muda yang rame dan berdiri memperhatikan mereka. Dia juga melihat kue ulang tahun yang ada didepan meja para anak muda itu. Dia langsung mengerti apa yang terjadi. Dia yang tadi wajah dingin, tiba-tiba langsung tersenyum kecil. Dia pun langsung mengambil kue itu dan memakan kue yang ada disendokkan padanya. Asistennya terkejut, karena pria itu menerima suapan dari Icha. Padahal, selama ini Juna tidak mau dekat dengan wanita manapun, Icha merasa senang, Juna tidak menolaknya dan itu berarti dia menang dari tantangan dari sahabatnya itu.
"Terimakasih, tuan!" ucap Icha yang masih menutup matanya sambil menunduk, dan dia ingin meninggalkan Juna.
Saat dia melangkah pergi, tangan Icha ditarik. Sehingga tubuh Icha berada di dekapan Juna. Icha sangat kaget karena itu, sehingga matanya membulat. Mata mereka saling bertemu, dan kini Juna tersenyum pada Icha.
Sahabat Icha, pegawainya dan Boni asisten Juna sangat terkejut. Icha tidak tahu kenapa saat ini jantungnya berdetak lebih cepat.
"Tidak segampang itu kamu pergi!" ucap pria itu dan tiba-tiba Juna langsung mencium pipi Icha. Yang melihatnya pada kaget, terutama Icha. Setelah mencium Icha, Juna langsung melepaskan Icha. Icha kini masih kaget dengan apa yang terjadi, dan wajahnya jadi merah merona. Juna yang melihat Icha tampak seperti itu membuat dia sangat gemas melihat Icha. Juna langsung mendekati wajahnya ke Icha dengan tersenyum.
"Terimakasih untuk kuenya. Kita akan bertemu lagi nona manis!" ucap Juna berbisik ditelinga Icha. Icha yang tidak tahu entah kenapa saat ini dia sangat gugup, dan jantungnya berdetak lebih cepat. Sebenarnya dalam pikirannya, dia ingin sekali menampar Juna karena telah menciumnya sembarangan, tapi entah kenapa pikiran dan tubuhnya tidak bisa bekerja sama.
Juna langsung pergi dari tempat itu. Dia memilih ingin memperhatikan Icha dari tempat lain. Juna lebih memilih duduk diruang atas, ruangan VVIP. Ruangan itu bisa melihat bagian luar belakang Resto itu dari kaca. Dari situlah dia bisa melihat jelas Icha dari atas.
"Bos, apa anda tertarik pada gadis itu?" tanya Boni sambil melihat Juna yang selalu tersenyum. Juna tidak menjawab pertanyaan Boni padanya. Boni sangat senang melihat Juna seperti itu, karena menunjukkan Juna sudah tertarik pada wanita. Apalagi ini pertama kalinya Juna mencium seorang wanita. Inilah yang meyakinkan bahwa Juna menyukai Icha
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
malirisia
lake Thor bgettttttt
2021-01-27
0
Lindra Yadi Ilin
😍😍😍
2020-12-27
0
Haica
gercep deh bos
2020-12-09
5