Juna terus memperhatikan Icha dari jauh. Dia sangat cemburu melihat Icha ketawa bersama sahabatnya Romi. Tapi, karena di tahu kalau Romi adalah hanya sekedar sahabat bagi Icha.
Icha dan dua sahabat sudah merasa sangat kenyang. Mereka memutuskan untuk pergi ke toko buku yang ada di mall. Mereka ingin mencari buku untuk referensi tugas akhir mereka.
"Tunggu, sebentar! Aku harus menjumpai mereka. Aku harus jelaskan kalau aku tidak putri dari teman mereka!" ucap Icha sebelum mereka keluar dari restoran.
"Icha, apa harus?" sebelum Icha m langkah Romi menarik tangan Icha.
"Tentu saja! Orang harus bisa melupakan kalau aku adalah putri dari seorang wanita yang bernama Ketrin!" ucap Icha dengan tajam.
"Bukan begitu juga, Cha. Kami mengerti perasaan kamu. Tapi, kita harus lihat situasinya. Kalau dia menyakitimu lagi, barulah kamu putuskan lagi.!" ucap Isabella yang juga tidak setuju dengan tindakan sahabatnya. Icha pun menghela nafasnya.
"Baiklah!" ucap Icha.
***
Icha dan kedua sahabatnya sangat fokus mencari buku untuk mereka. Icha tidak sadar kalau dia diikuti Juna dan Boni dari belakang.
"Bos, apa kita terus mengikutinya saja?" tanya Boni bingung melihat bosnya seperti itu.
Juna langsung memelototi asistennya itu. Melihat tatapan Juna, membuat Boni jadi diam. Terpaksa dia pun mengikuti bosnya itu.
"Cha, sudah dapat bukunya?" tanya Romi.
"Sudah! Kalian juga, kan?" Icha balik tanya pada kedua sahabatnya. Mereka pun langsung mengangguk kepalanya.
Mereka pun langsung menuju kasir, untuk membayar buku yang mereka beli.
"Oh, ya! Kita nonton, yuk! Sudah lama kita tidak nonton!" ucap Isabella.
"Aku, sih oke saja!" ucap Icha.
"Ya, sudah aku juga oke"
Mereka bertiga langsung pergi ke bioskop. Juna dan Boni juga ikut. Juna memerintahkan, Boni pilih kursi pas dibelakang Icha. Boni sebenarnya ingin menolak, tapi apalah daya dia tidak bis menolak perintah bosnya itu.
Dia, berpikir selama bertahun-tahun bekerja sama Juna, ini pertama kalinya Juna seperti ini. Mengikuti seorang wanita dari belakang. Padahal dulu, banyak wanita cantik dan seksi yang mengejarnya. Tapi, malah bosnya memilih mengerjai seorang wanita yang tampak biasa saja, tidak pernah menggunakan alat makeup.
Boni sebenarnya mengakui, kalau Icha memang cantik walaupun tanpa riasan. Berbeda dengan anak gadis yang lainnya, sibuk merias dirinya untuk mengejar pria pujaannya.
Icha dan kedua sahabatnya memilih nonton film horor. Juna, sebenarnya tidak suka. Tapi, karena tujuannya untuk mengikuti Icha, terpaksa dia juga ikut nonton.
Juna sangat bingung dengan Icha, karena disaat orang yang menonton terkejut dan menjerit setiap muncul hantunya, dia hanya santai saja. Pandangan tetap lurus ke depan.
"Diriku sangat penasaran dengan pribadi mu!" gumam Juna.
"Apa bos?" tanya Boni, karena dia mendengar Juna seperti berbicara.
"Sudah tonton saja!" ucap Juna, dengan pandangan masih kearah Icha.
***
Romi mengantarkan Icha menuju ke toko kuenya dulu, karena dia juga masih punya kerjaan. Meskipun sang matahari telah menutup dirinya.
Sedangkan Juna juga kembali ke ke kantornya, karena kerjaannya telah menumpuk. Akibat dari tadi dia terus mengikuti Icha.
"Bon, kamu cari tahu bagaimana hubungan Icha dengan keluarganya dan kegiatannya sehari-hari. Aku mau yang lengkap. Tidak boleh ada yang ketinggalan!" perintah Juna.
"Baik, bos!" ucap Boni.
"Baiklah. Kalau kamu boleh pulang duluan!" perintah Juna. Juna memang terkenal bos yang sangat baik, dia jarang menyuruh pegawainya untuk lembur.
***
Juna melihat jamnya, sudah menunjukkan jam 10 malam. Juna, pun langsung memutuskan untuk pulang.
Dalam perjalanan pulang, dari jauh dia melihat sebuah mobil berhenti di jalan. Juna sebentar sangat curiga, karena jalan sangat sepi. Apalagi, lampu sein mobil itu masih menyala.
Saat dia lewat dia melihat tampak orang berkelahi, 4 orang melawan satu orang. Juna langsung menghentikan mobilnya. Dia ingin membantu orang itu.
"Hei, sedang apa kalian?" teriak Juna. Mereka pun melihat kearah Juna.
"Tidak usah ikut campur! Pergi sana!" teriak salah satu mereka.
Saat mendekat Juna, sangat kaget ternyata orang yang akan dikeroyok itu adalah Icha.
"Icha!" ucap Juna. Icha yang tadi belum jelas melihat wajah Juna, karena silau dari lampu mobil, setelah Juna mendekat Icha baru menyadari kalau itu adalah Juna.
"Kak Juna!" ucap Icha.
Tanpa, ada aba-aba salah satu dari mereka langsung menendang perut Icha. Icha yang terus fokus melihat Juna, tidak menyadarinya. Icha pun langsung mundur kebelakang, hampir saja dia jatuh ketanah. Kalau bukan Juna, langsung menopang tubuh Icha dari belakang, mungkin dia sudah jatuh.
"Terimakasih, kak!" ucap Icha. Icha pun langsung menatap ke empat pria itu dengan tajam.
"Kita lawan sama-sama!" ucap Juna.
Icha pun langsung mengangguk kepalanya. Saat mereka lagi bicara, mereka langsung di serang.
Akhirnya perkelahian itu pun terjadi, masing-masing satu lawan dua. Icha sangat kagum, melihat Juna saat berkelahi. Tidak makan waktu yang lama, Icha dan Juna bisa mengalahkan lawannya. Lawan mereka sampai mengerang kesakitan di wajah dan tubuhnya.
Saat musuhnya sudah tak, berdaya lagi. Icha langsung mengikat mereka. Sedangkan Juna langsung menghubungi polisi. Setelah beberapa menit, akhirnya polisi datang dan langsung menghampiri mereka.
"Kami butuh keterangan dari bapak dan ibu!" ia ucap polisi itu kepada mereka.
"Baik, pak!" ucap Icha.
***
Didalam kantor polisi Icha menjelaskan kalau preman itu datang ingin balas dendam padanya. Ternyata preman itu adalah anak buah dari preman yang ditangkap polisi, sewaktu Icha dan teman-temannya pergi memberi bantuan ke kawasan kumuh.
Juna yang mendengarnya sangat terkejut. Dia sangat bingung, kenapa Icha punya musuh. Apalagi, dia melihat tadi Icha sangat ahli dalam bela diri. Setelah memberi keterangan, mereka di ijinkan untuk pulang.
"Terimakasih, atas bantuannya kak!" ucap Icha.
"Sama-sama" jawab Juna sambil menatap Icha.
"Baiklah, Saya duluan balik ya, kak!" Juna hanya mengangguk kepalanya.
Icha langsung pergi dan masuk ke dalam mobilnya. Sedangkan Juna juga langsung masuk ke mobilnya. Dia ingin memastikan Icha sampai dirumahnya.
Dia mengikuti mobil Icha, dia tahu Icha sudah pindah rumah. Jadi dia tidak heran kalau jalan Icha pilih, bukan lah jalan yang pernah dilalui Icha.
Setelah mobil Icha masuk ke salah satu rumah yang tampak lumayan luas. Juna sangat yakin itu adalah rumah Icha sekarang.
Melihat Icha sampai dirumah dengan selamat, membuat perasaannya tenang. Setelah memastikannya, Juna langsung pulang kerumahnya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Ismi Terysa
juna gak gentle
2021-08-06
0
Lindra Yadi Ilin
ungkapkan la perasan mu juna kpd icha
2020-12-27
1
Sulastri Sulastri
jangan cuma pdkt aj juna..... jadikan istrimu kan sama"mandiri jg jago beladiri
2020-12-02
9