Sudah satu hari Icha pergi dari rumah, tapi keluarganya tak ada satupun yang menyadarinya, bibi Mey yang selama ini menjaga Icha merasa kasihan dengan kehidupan nona nya. Tak ada satupun yang bertanya tentang Icha. Mereka hanya menganggap Icha telah pergi ke kampus.
Para PRT berkumpul di kamar belakang, setelah majikannya tertidur.
"Nah sekarang kita sudah kumpul disini. Saya, putra saya Kenny dan suami saya pak Joko akan mengundurkan diri dari sini setelah ulang tahun nona Raisa!" ucap Bibi Mey. Pak Joko adalah suami dari bibi Mey yang bekerja sebagai satpam dirumah Icha sejak papa Icha dan mama Icha menikah.
"Kenapa, bi? Jadi yang tinggal disini hanya saya, Marni dan pak Jack?" tanya Susi salah satu pembantu dirumah Icha. Umurnya masih 30 tahun.
"Memangnya pak Joko mau kerja dimana?" tanya Jack yang bekerja sebagai supir Raisa.
"Kami sudah berjanji pada tuan besar dulu. Kami akan menjaga nona Marisa. Jadi, kami akan mengikuti nona Marisa" ucap Pak Joko.
"Jadi nona Marisa sudah pergi, pak? Apa tuan dan nyonya tahu?" tanya Susi lagi.
"Seperti biasa mereka tidak pernah tahu apa saja yang berhubungan dengan nona Marisa!" ucap Pak Joko lagi.
"Aku heran lihat nyonya kenapa sih, nyonya tidak sayang sama nona Marisa? Dan juga kenapa nona Marisa tidak bertahan disini saja? Ini kan rumah tuan Santoso. Ini adalah haknya nona Marisa!" ucap bibi Marni dengan kesal. Bibi Marni juga adalah PRT yang bekerja sejak papa Icha dan mama Icha menikah.
"Sudahlah, sekarang kalian yang bertugas menjaga rumah tuan besar. Jika terjadi sesuatu, kalian harus hubungi kami?" ucap Bi May
"Baiklah. Kami kirim salam sama nona Icha, ya Mar!" ucap Bibi Marni.
"Iya, Jangan ada yang kasih tahu kalau nona Icha sudah pergi. Biarkan saja mereka menyadarinya sendiri. Dan jangan ada yang kasih tahu kami kerja dimana, soalnya kami beritahu nanti kami mau pulang kampung.!" ucap bibi Mey lagi.
Semuanya pun mengangguk kepalanya. Setelah berbincang, mereka masuk ke kamar masing-masing.
***
Seperti biasa mama nya Icha, papa sambungnya Icha dan Raisa adiknya Icha berkumpul di meja makan untuk sarapan.
"Sayang hari ini kamu tidak perlu bersekolah ya, semalam mama sudah minta ijin dari kepala sekolah kamu. Dan kita bisa pergi ke salon untuk acara nanti malam!" ucap mamanya...
"Baik mama!" jawab Raisa sambil menikmati makanannya.
"Kami, juga mas. Jangan telat pulangnya, ya!" sambung mamanya pada suaminya.
"Iya, sayang. Aku tidak akan mungkin melewati ultah putri kita yang cantik ini!" ucap Suaminya.
***
Semenjak Icha keluar dari rumahnya, Icha tidak pernah lagi menunjukkan wajah sedihnya lagi, seakan bebannya sudah terangkat.
Icha Sebenarnya sudah lama memiliki mobil. Icha selalu menyimpan dirumah pribadinya. Hari ini Icha akan memakai mobilnya ke tokonya, karena sudah terasa lama dia tidak memakainya. Dia ingin sekali memakainya, berhubung hari ini dia tidak ada jadwal ke kampus.
Mobil Icha memasuki daerah toko kue miliknya, Ririn yang sudah mengenal mobil Icha, langsung menghampiri Icha.
"Wah, mbak hari ini tampak ceria sekali!" ucap Ririn yang sudah diangkat sebagai asisten pribadi Icha.
"Kamu ini, Rin! Ada-ada saja!" ucap Icha sambil melangkah masuk ke toko kuenya. Ririn pun ketawa melihat bosnya itu dan mengikuti Icha. Semua karyawan memberi tunduk pada Icha ketika Icha masuk kedalam.
"Pagi, mbak!" ucap para Karyawan sambil merapikan ruangan toko kue.
"Pagi semuanya!" jawab Icha pada mereka dengan lembut.
"Rin, apa Beni sudah datang?" tanya Icha.
"Sudah, mbak! Sekarang dia lagi di dapur" jawab Ririn.
Icha langsung menuju dapur, dia melihat para pegawainya lagi sibuk bekerja. Icha langsung masuk keruang ganti baju, dan mengganti bajunya dengan baju masaknya. Setelah memakai baju seragamnya, Icha langsung mendekati Beni.
"Ben, saya yang akan menyiapkan kue ultah untuk hari ini! Kamu yang lain saja!" ucap Icha.
"Baik, mbak!" ucap Beni.
Icha menikmati pekerjaannya, dengan telaten dia membuat kue yang sesuai dipesan di tokonya. Setelah beberapa jam, akhirnya kue buatannya siap, dan dia langsung menyuruh pegawainya untuk masuk ke dalam penyimpanan. Setelah itu Icha langsung membantu pegawainya untuk membuat kue yang lain. Karena hari ini banyak pengunjung yang datang ke toko kuenya.
Setelah menyelesaikan aktifitasnya didapur, Icha pun langsung keluar dari dapur. Dia ingin melihat suasana toko kuenya.
Icha sangat senang melihat para pengunjungnya yang menikmati kuenya. Saat dia ingin kembali keruangan ya, Icha menabrak seorang anak kecil, sehingga anak kecil laki-laki itu jatuh.
"Sayang maaf, Tante tidak sengaja!" ucap Icha sambil membantu anak kecil itu berdiri.
"Tante Icha!" ucap Sanjay. Tenyata anak laki-laki itu adalah Sanjay.
"Sanjay! Wah, akhirnya kita ketemu lagi!" ucap Icha sambil mencubit pipi Sanjay dengan gemas.
"Iya, Tante!" ucap Sanjay dengan senyum.
"Kamu bersama siapa kemari sayang?" tanya Icha.
"Icha?" panggil Maya, sebelum Sanjay menjawabnya, mamanya datang bersama para sahabatnya sambil membawa anak mereka masing-masing.
Sanjay pun langsung berlari kepada Maya, dan Icha pun langsung mendekati Maya.
"Mbak, Maya!" ucap Icha sambil berdiri. Maya pun tersenyum lembut padanya.
"Mama, Sanjay mau pipis!" ucap Sanjay sambil menarik baju Maya. Icha yang melihatnya senyum-senyum, dan langsung mendekati Sanjay lagi.
"Sanjay mau pipis? Sanjay bisa kesana sendiri, atau Sanjay mau Tante temani?" tanya Icha dengan lembut.
"Sanjay sendiri saja, Tante! Sanjay kan sudah besar!" ucap Sanjay. Sanjay pun lari ke toilet, dan diikuti, Cika, Ciko, Jaden, anak dari para sahabat Maya.
"Kamu kerja disini, Cha?" tanya Maya.
"Iya, mbak!" jawab Icha dengan lembut.
"Kamu masih kenal, saya?" tanya Dina pada Icha. Icha pun langsung melihat kearah Dina, dan disamping Dina ada Prince, anak kecil yang tatapannya sangat dingin.
"Iya, mbak! Apa kabar mbak?" tanya Icha dengan ramah.
"Kabar, baik!" jawab Dina. Mereka tidak menyadari dari tadi Nayla terus memandang Icha, seperti tampak berpikir. Akhirnya Nayla, mengingat nama Icha, nama anak kecil yang selalu dibawa kerumahnya dulu bersama klien papanya. Anak kecil yang selalu diajak Nayla dan Dina kalau datang kerumah Nayla. Untuk memastikannya Nayla, langsung bertanya.
"Apa kamu Marisa Santoso?" tanya Nayla. Semua temannya melihat kearah Nayla, begitu juga Icha.
"Iya, mbak! Mbak, kenal saya?" tanya Icha, wajahnya tetap tersenyum.
"Lebih, baik mbak-mbak duduk dulu!" ucap Icha. Mereka pun langsung duduk. Saat mereka duduk, anak-anak mereka semua sudah kembali dan duduk disamping mama mereka masing-masing.
"Mbak kenal saya?" tanya Icha lagi.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
malirisia
lanjut thor mkin seru
2021-01-27
0
Lindra Yadi Ilin
seru ni ceritanya
2020-12-27
0
W.Willyandarin
Hello Author 👋
Maaf baru mampir 😊
2020-10-05
2