"Apa maksud kalian?" tanya Ketrin dengan masih bingung.
"Benar, bi! Apa maksud bibi?" tanya Raisa yang juga bingung dengar ucapan bibi Mey.
"Maaf, nya! Kami permisi dulu. Kami pergi dulu!" ucap bibi Mey tanpa menjawab pertanyaan majikannya.
Bibi Mey pun pergi dengan keluarganya, taxi online yang mereka pesan sudah menunggu mereka. Para pembantu dirumah itulah yang mengantar kepergian mereka.
***
Ketrin setelah sarapan dia masih memikirkan ucapan dari bibi Mey. Perasaan dia semakin gelisah.
"Apa putri ku, meninggalkan ku? Itu, tidak mungkin!" gumamnya sendiri. Raisa jadi g gelisah, dengan ucapan bibi Mey. Pikiran juga sama dengan mamanya.
Hanya Rizki papanya Raisa lah yang sangat senang. Dia memang dari dulu, ingin Icha, anak tirinya itu pergi dari rumah itu. Karena pikirannya terus kepada putrinya, Ketrin pergi lari ke kamar Icha.
Raisa yang melihat mamanya lari, Raisa juga ikut lari mengikuti mamanya.
Saat dia masuk ke kamar Icha, Susana kamar itu seperti tampak kosong. Yang biasanya di meja rias Icha ada barang-barang alat kosmetik, foto Icha dengan papanya yang terletak di meja dan bergantungan tidak ada.
Yang ada hanya tertinggal foto Icha bersama dirinya dan suaminya yang pertama. Bisa dibilang, itu hanya satu-satunya foto mereka bersama. Karena dari dulu di memang tidak mau berfoto dengan Icha dan suaminya. Berbeda dengan anaknya Rais dan suaminya sekarang. Foto mereka bersama sangat banyak.
Ketrin dengan lemas melangkah kan kakinya menuju lemari Icha, dia berharap baju-bajunya Icha masih ada. Ternyata semuanya hanya harapan palsu saja, lemari Icha tidak ada baju Icha lagi, yang tertinggal hanyalah beberapa baju yang pernah dia beri pada Icha.
"Ma, apa kak Icha pergi?" tanya Raisa dengan gugup sambil menahan air matanya. Ketrin melihat piala yang dulu pernah di menagkan Icha, dia tidak tahu itu piala apa. Ketrin dengan kakinya yang sudah lemas mundur dan duduk dipinggir kasur Icha. Air matanya tak terasa telah menetes.
Raisa, yang melihat kesedihan mamanya, langsung memeluk mamanya.
"Kenapa dia pergi?" ucapnya dengan meneteskan air mata.
"Kita akan cari kak Icha, ma!" ucap Raisa dengan meneteskan air matanya.
Dia tidak menyangka kakaknya akan pergi dari rumah. Dia juga salah, dia juga telah melupakan ulang tahun kakaknya. Begitu juga orang tuanya, yang selalu mengabaikan kakaknya.
***
Icha yang akan siap-siap akan berangkat kerja, dia sangat bingung mobil hitam berhenti didepan rumahnya. Ketika dia memperhatikan, Icha sangat terkejut melihat siapa yang keluar dari mobil.
"Bibi Mey, Kevin, Pak Joko!" ucap Icha sambil membuka pagar rumahnya.
"Non!" ucap Mereka serentak. Mereka pun saling berpelukan. Icha pun mempersilahkan masuk kerumahnya.
Kini mereka duduk di ruang tamu rumah Icha. Mereka melihat rumah Icha yang tampak sangat luas, meskipun masih lebih besar rumah orang tua Icha. Disana hanya ada foto Icha dan ayah saja. Tidak ada satu pun foto mamanya.
"Baiklah, siapa yang bisa jelasin pada Icha?" ucap Icha.
Bibi Mey pun menjelaskan tujuan mereka datang, Icha pun senang kalau mereka datang kepada Icha, karena dia memang merasa kesepian tinggal sendiri di rumahnya.
Mereka bekerja sesuai, yang biasa dikerjakan mereka di rumah Orang tua Icha dulu. Kevin tetap bersekolah, di tempatnya. Perbedaannya, yang biasa Kevin yang mengurus taman, tapi di rumah Icha sekarang, dia hanya disuruh untuk fokus belajar saja. Untuk biaya sekolahnya, Icha yang membayarnya.
Kevin yang memang anak baik dan tahu diri, dia menolaknya. Dia akan membantu membersihkan taman Icha, setelah dia menyelesaikan tugas sekolahnya. Icha pun menyetujuinya, dia sangat bangga dengan Kevin.
***
Sudah satu Minggu mereka mengetahui kepergian Icha dari rumah, Ketrin kini sudah mulai melupakan kepergian putrinya. Raisa sangat bingung, secepat itukah mamanya melupakan kakaknya. Padahal kemarin mamanya terus menangis karena kakaknya pergi.
Dia sangat bingung ketika melihat mamanya bisa ketawa bahagia begitu bersama papanya dan bersama teman-teman arisannya. Dia sempat bertanya-tanya apa mamanya tidak menyayangi kakaknya.
Raisa terus mencari kakaknya, dia selalu pergi ke kampus kakaknya kalau dia sudah ulang sekolah. Tapi, dia juga tidak pernah bertemu dengan kakaknya.
Kini Raisa bersama teman-temannya di toko kue Cha-cha milik kakaknya. Dia kesana karena itu toko kue yang lagi ngetrend di kalangan masyarakat, dia memang menyukai rasa kuenya. Karena kue ulang tahunnya waktu itu berasal dari toko kue Cha-cha, jadi dia pernah merasakannya.
Raisa bersama-sama dengan temannya menghabis weekend mereka di situ, mereka melihat sudah sangat rame di toko kue itu. Karena tidak hanya kue saja yang disediakan, tapi aneka minuman juga disediakan.
"Wah, ramai banget! Apa kita bisa dapat tempat?" tanya temannya Raisa.
"Sudah tenang, pasti ada tempat yang kosong untuk kita!" ucap salah satu temannya Icha lagi.
Mereka pun langsung masuk kedalam, akhirnya setelah melihat-lihat mereka melihat ada meja yang kosong, pas untuk mereka dengan kursi yang ada empat. Karena mereka ada empat orang. Mereka pun langsung duduk, setelah mereka duduk mereka memesan kue dan minuman yang mereka inginkan.
Raisa melihat suasana toko kue itu yang sangat menyenangkan, dia sekilas melihat seseorang yang tidak asing baginya.
"Kak Icha!" gumam Raisa. Tapi, dia tidak yakin kalau itu kakaknya, dengan memastikannya Raisa berdiri dan mendekati kakaknya. Dia melihat kakaknya mengobrol pada karyawan di toko kue itu, apalagi mereka tampak sangat kompak.
Icha tidak menyadari kalau adiknya ada di toko kuenya. Icha pun melangkahkan kakinya, Icha memang tidak memakai baju seragamnya karena saat ini dia memang sudah ada janji. Dia berjanji akan datang ke acara party kecil-kecillan di rumah Maya.
Raisa melihat kakaknya akan pergi, dia langsung berlari mengejar kakaknya. Dia terkejut melihat kakaknya naik mobil. Karena setahu dia kakaknya tidak pernah punya mobil.
"Apa itu memang kak Icha? Mobil siapa itu?" gumamnya. Karena penasaran nya, Raisa memanggil kakaknya.
"Kak Icha!" panggil Raisa. Icha yang merasa ada yang memanggilnya, dia pun melihat sumber suara.
Dia terkejut melihat adiknya ada di toko kuenya. Raisa pun mendekati kakaknya.
"Kakak Icha!" panggil Raisa dan Raisa langsung memeluk kakaknya. Icha pun membalas pelukan Raisa.
"Rai, kamu disini sama siapa?" tanya Icha. Icha memang sayang sama Raisa, karena selama ini Raisa selalu memperlakukannya dengan baik. Raisa pun langsung melepaskan pelukannya.
"Rai sama teman-teman, kak! Kakak kemana saja? Kita pulang yuk, kak!" ucap Raisa sambil menggemgam tangan kakaknya. Icha langsung melepaskan tangan Raisa dari tangannya.
"Maaf, kakak tidak bisa pulang. Nanti suatu saat kakak akan pulang! Kakak, pergi dulu!" ucap Icha, Icha pun langsung masuk kedalam mobilnya.
Raisa hanya bisa terdiam karena kakaknya menolak untuk pulang, dia hanya bisa memandang kepergian kakaknya.
Icha yang sudah tidak mau ambil pusing tentang keluarganya, dia sudah ambil keputasan di tidak akan kembali kerumahnya, walaupun dia dibujuk siapapun.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Andriani
bagus ceritanya tp tulisannya msh berantakan 🙏
2021-01-28
0
Lindra Yadi Ilin
goood icha
2020-12-27
1
Alea Wahyudi
sudah terlalu sering di abaikan apa lg sama mamanya orang yg hrsnya dekat & memanjakannya dg limpahan kasih sayang...skrng Icha jd wanita yg kuat & mandiri walaupun hatinya penuh dg kekecewaan trhdap mamanya .....semangat Icha kamu pasti menemukan kebahagiaan mu
2020-11-10
8