Icha yang kini lagi di taman yang penuh kenangan dirinya dan papanya, dia ingin menghilangkan kesedihannya dengan melihat anak-anak yang bahagia bermain bersama keluarganya. Dulu dia sangat iri melihat anak-anak yang bisa bermain bersama mamanya. Tapi, dia bisa tetap bersyukur papanya selalu ada bersamanya. Dia tidak tahu kenapa mamanya sangat jarang memperhatikannya. Saat dia melihat jamnya sudah menunjukkan jam 3 sore membuat dia ingat kalau dia harus ke toko kuenya, karena ada pesanan yang harus diantarnya.
Meskipun dia yang punya, dia tidak mau hanya mau memerintahkan pegawainya saja, dia juga ingin mengerjakan apa yang bisa dikerjakannya. Saat dia mau naik sepedanya, Icha melihat anak kecil ditengah jalan yang sedang mengambil bolanya, dan dari arah yang lain sebuah mobil melaju dengan cepat.
Icha langsung berlari untuk menyelamatkan anak itu. Icha sangat bersyukur anak itu berhasil diselamatkannya.
"Sayang kamu tidak apa-apa kan?" tanya Icha dengan cemas. Anak kecil itu melihat kearah Icha dengan tersenyum.
"Tidak apa-apa, Tan. Maachi sudah bantu tadi!" ucap anak itu dengan kata-kata yang sedikit cadel. Icha tersenyum pada anak itu sambil mencubit pipinya dengan gemas.
"Namanya siapa? Kamu datang kemari sama siapa?" tanya Icha lagi.
"Sanjay, Tante. Tadi Sanjay kemari sama mama"
"Baiklah, Tante akan antar ke sama mama kamu ya sekarang. Ayuk!" Icha membawa Sanjay untuk mencari mamanya. Icha mendengar seorang wanita memanggil nama anak itu dengan berteriak. Icha mengikuti sumber suara.
"Itu mama. Mama!" ucap Sanjay sewaktu dia melihat mamanya berjalan mencarinya sambil memanggil nama Sanjay, Icha langsung melepaskan tangannya dari Sanjay. Icha mengikuti kearah Sanjay berlari.
"Sayang, kamu ini kemana saja? Tadi, mama bilang Jagan bermain jauh-jauh, Mama dan Oma sudah dari tadi nyari kamu" ucap wanita itu yang kini sudah memeluk Sanjay dengan erat sambil menangis. Sanjay langsung melepaskan dirinya dari pelukan mamanya. Dia melihat wajah mamanya sudah menangis.
"Maaf, ma. Sanjay salah. Jangan nangis!" ucap Sanjay sambil menghapus air mata mamanya. Icha yang melihatnya, sangat tersentuh.
"Tadi cucu Oma kemana, sayang?" ucap wanita paru Bayah yang berdiri disamping ibunya Sanjay.
"Tadi Sanjay ngejar bola Sanjay. Tadi, Sanjay mau kena tablak, Oma!" oceh Sanjay. Mamanya dan Omanya sangat terkejut mendengarnya.
"Jadi cucu Oma tidak apa-apa kan sayang?" tanya Omanya sambil melihat keadaan Sanjay. Mereka sangat mengkuatirkan Sanjay.
"Dia tidak apa-apa, tante!" ucap Icha untuk menenangkan keluarga Sanjay. Mereka baru sadar ada seorang wanita yang dari tadi memperhatikan mereka.
"Kamu siapa?" tanya ibunya Sanjay yang kini sudah berdiri.
"Tante ini tadi yang selamatkan Sanjay, ma!" ucap Sanjay menerangkan. Mereka langsung tersenyum kepada Icha.
"Terimakasih sudah menyelamatkan anak saya!" ucap mamanya Sanjay.
"Nak, siapa namamu?" tanya Oma Sanjay dengan tersenyum.
"Nama saya Marisa Santoso, Tan. Tapi panggil saja Icha" jawabnya dengan tersenyum
"Saya Maya dan ini mama saya. Sekali lagi terimakasih banyak" ucap Maya. Tenyata yang ditolong Icha adalah anak dari Maya, cucu dari Rani dan Ray.
"Sama-sama mbak. Lagian kita sesama manusia harus bisa saling tolong menolong. Saya permisi dulu ya mbak, tante, karena saya ada pekerjaan!" ucap Icha dengan tersenyum. Lalu Icha mensejajarkan tubuhnya dengan Sanjay.
"Hai ganteng, lain kali mainnya hati-hati ya. Bye" ucap Icha dengan mencubit pipi Sanjay.
"Baik, Tante." jawab Sanjay dengan senyum
"Hati ya, nak!" ucap Rani sambil memeluk Icha. Icha sangat kaget dapat dipeluk dengan seorang ibu. Dia saja tidak pernah merasakan pelukan seorang ibu. Icha langsung mengedalakin dirinya supaya tidak menangis. Icha langsung meninggalkan mereka dengan langkah yang cepat.
"Dia wanita yang baik, ya ma!" ucap Maya.
"Iya, May. Kalau dia jadi jodoh kakak mu gimana ya, May?" ucap Rani sambil melihat punggung Icha.
"Maya setuju, ma. Dia melihat sangat cantik, ma. Padahal dia tidak ada pakai riasan. Cocok untuk kak Juna. Kakak kan tidak suka lihat wanita yang suka pakai make up, katanya mereka seperti badut!" ucap Maya dengan tertawa karena mengingat perkataan Juna wanita yang selalu dikenalkan mamanya adalah wanita badut karena pakai make up. Rani yang mendengar kata-kata Maya ketawa.
"Baiklah, mama akan cari info tentangnya." ucap Rani dengan senyum.
***
Kini Icha sudah berada di toko kuenya. Dia mengecek pesanan yang akan diantarnya.
"Ben, apa semua kuenya sudah dibungkus kan?" tanya Icha pada Beni anak buahnya dalam komunitas beladiri yang dibentuknya. Beni yang dari anak muda gelandangan dibawa Icha masuk kedalam komunitasnya, Semua anak buahnya berasal dari anak gelandangan dan preman, mereka diajarkan keterampilan yang dapat mengubah mereka jadi lebih baik. Salah satunya Beni dia mengajarkan Beni jadi koki kue di toko kuenya.
Sebenarnya Icha juga memiliki beberapa bengkel mobil dan motor, tapi semua diserahkannya pada anak buahnya yang mengelola. Anak buahnya sangat berhutang Budi kepada Icha, karena Icha mengubah mereka yang dari sampah masyarakat jadi orang yang berguna.
"Sudah, bos! Tinggal diantar saja bos!" ucap Beni.
"Baiklah, beritahu sama Ririn dan Rudi memasukkan semuanya kedalam kereta box kita" ucap Icha.
"Baik, bos" ucap Beni. Icha langsung masuk kedalam ruangan kerja yang dilantai atas gedung toko kuenya. Di sana dia mengganti bajunya dengan seragam toko kuenya. Setelah 10 menit, Icha turun kebawah.
"Apa sudah dimasukkan?" tanya Icha pada Ririn
"Sudah, bos. Saya yang temani bos kesana ya!" ucapnya.
"Oke. Tapi ingat jangan panggil aku..."
"Jangan panggil bos. Iya, aku tau bos!" ucap Ririn dengan ketawa. Semua pegawai yang ada didekat mereka ketawa. Memang Icha selalu mengingatkan anak buahnya kalau ada orang maupun diluar jangan memanggilnya Bos. Dia tidak ingin ada yang tahu siapa dia.
Mereka pun melajukan kendaraannya dengan Icha yang membawa. Dia sangat kencang membawanya.
Setengah jam perjalanan, mereka sampai membawa makanan mereka ke gedung yang sangat tinggi. Tapi karena itu adalah perusahaan besar, Icha minta ijin kepada satpam gedung kantor itu.
"Maaf, pak kami dai toko Cha-cha mau mengantar pesanan. Apa kami boleh masuk, pak?"
"Maaf, nona atas nama siapa yang pesan ya?" tanya satpam itu, Icha langsung mengambil bon yang dibuatnya karena disana ada nama yang memesannya.
"Atas nama Boni, pak!"
"Oh, pak Boni Rayas asisten CEO ya. Sebentar ya mbak, saya akan kabari dulu." Satpam itu langsung menghubungi pihak sekretaris dari Boni Rayas.
"Mbak silahkan naik kelantai 20 ya. Di sana mbak sudah ditunggu!" ucap Satpam itu setelah mendengar jawaban dari yang dia telepon. Icha dan Ririn langsung memikirkan kendaraan mereka, lalu mereka membawa makanan mereka yang ada didalam kota kue. Mereka langsung naik kedalam lift. Dan Icha melihat ternyata gedung ini memiliki 21 lantai.
☘️☘️☘️☘️☘️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Ria
semangat
2022-03-21
0
Lindra Yadi Ilin
semangat thor
2020-12-27
1
W.Willyandarin
semangat kak
2020-09-20
3