Devia dan Resti tidak mendapatkan Mila diluar. Tidak tahu anak itu kemana. Selama berada didalam Resti tidak melihat Mila ikut masuk, dan ternyata kabur terlebih dahulu meninggalkan Resti dan Devia. Kini keduanya mencari keberadaan Mila ke penjuru rumah sakit dan taman.
" Eh bentar, itu sepertinya Mila ada ditaman sendirian" Devia melihat keberadaan Mila dan keduanya pun mengendap endap melihat Mila tampak menunduk dan menangis.
" Tapi jangan ganggu dulu" bisik Resti kepada Devia yg menjawab dengan mengangguk.
Tampak Mila menangis namun hanya isakan belaka. Dan mendengarkan keluh kesahnya melalu telepon. Mila sedang menelpon kakaknya yg belum mendapatkan pinjaman uang. Sehingga Mila tampak sedih dan menangis itu.
" masa pinjam Kanjeng Gusti Ayu mas?" ucap Mila kepada kakaknya melalui telepon namun tidak didengar jawaban kakaknya.
" Aku engga berani " Sahut Mila kembali. Dan semua itu didengar oleh Resti dan juga Devia.
" Sstt, gw ke toilet sebentar" Bisik Devia kepada Resti dan Resti mengangguk. Kemudian Devia meninggalkan Resti tetap dibelakang Mila sambil ngumpet.
Tampak Mila masih bertelepon dengan kakaknya itu. Jika Mila akan meminjam uang kepada Kanjeng Gusti Ayu. Namun kembali, ia tidak berani menemuinya. Bahkan jika menunggu kedatangan Kanjeng Gusti Ayu pasti akan lama. Dan hal itu membuat Mila berfikir keras agar bisa bertemu dengan Kanjeng Gusti Ayu.
Dan tak lama kemudian Mila pun menutup panggilan kepada kakaknya. Kemudian menunduk sedih.
" Eheeemm..." Resti mencoba mendatangi Mila sambil berdehem. Agar Mila tidak terkejut jika tiba tiba langsung berada disisinya.
" Eh , Res " Mila kaget dengan keberadaan Resti yg datang. Kemudian melihat Devia yg baru datang dari toilet.
" Ada apa?" tanya Resti kepada Mila yg tampak sedih itu. Kemudian menatap Mila dengan sangat intens. Resti ingin Mila berkata jujur dengan keadaannya saat ini.
" Biaya operasi belum dapat, sekitar lima belas jutaan. Belum lain lainnya. Tapi mas Ikbal belum dapat uang pinjaman " Ucap Mila sambil menyeka airmatanya yg menetes di pipi.
Devia duduk disebelah Mila kemudian merangkul Mila. Untuk memberikan kekuatan serta ketenangan untuk Mila. Resti yg mendapatkan penjelasan Mila pun turut sedih, karena uang sejumlah itu tidak mudah untuk didapatkan.
" Tadi mas Ikbal memintaku untuk pinjam sama Kanjeng Gusti Ayu. Tapi aku tidak berani. Mau balikin juga bingung pakai apa coba" ucap Mila, bingung mau pinjam dan mengembalikannya nanti. Sebab penghasilan keluarga jika dikumpulkan pun tidak akan cukup untuk mengembalikan pinjaman nantinya. Belum untuk kebutuhan setiap harinya nanti.
" Kalau ketemu juga susah, apalagi telepon hanya untuk pinjam uang. Lebih memalukan " lanjut Mila mengenai Kanjeng Gusti Ayu, bertemu langsung saja tidak berani ngomong, apalagi menelepon. Hal itu menjadikan Mila berfikir seribu kali.
" Via bisa bantu ngomong engga " Celetuk Resti kepada Devia yg berada disebelahnya.
" Mana berani aku, kalau ketemu dirumah aja jangankan pinjam uang. Mau minta tolong ambil gelas aja ga berani" Sahut Devia kepada permintaan Resti. Memang benar sih, walau hal sederhana saja tidak berani apalagi terkait dengan uang.
" Iya ya " sahut Mila yg sadar dengan hal hal kecil pun tidak mungkin terlaksana jika ketemu Kanjeng Gusti Ayu. Apalagi menuruti permintaan kakaknya itu.
" Mil, Mila..." Seseorang memanggil Mila , yang tak lain adalah mamaknya. Datang ketempat keberadaan Mila serta teman temannya.
" nopo Mak ?" Sahut Mila sambil menatap mamaknya yg datang.
" tadi dokter datang dan mau operasi bapak, katanya operasi sudah dibayar lunas oleh orang. Mamak engga tahu siapa. Dokter juga tidak memberitahu "
" Haahh...!, kok bisa !" sahut Mila tak percaya, bahkan Mila menatap Resti dan Devia bergantian.
" Ini diminta tanda tangan, mamak malah bingung " Ucap mamak ya kembali, sambil menyodorkan kertas dari dokter. Mila menerimanya dengan tangan gemetar.
" Udah Sono di urus dulu Nul, semoga lancar " ucap Resti dan Mila pun mengangguk kemudian meninggalkan Resti dan Devia.
Walau Mila kebingungan dengan kejadian itu, namun ia tetap mengikuti mamaknya untuk mendatangi, serta minta kejelasan dari dokter.
Sementara Resti menatap Devia penasaran. Sebab belum lama ini Devia meninggalkan Resti untuk ke toilet. Dan Resti curiga jika semua itu perbuatan Devia. Namun Devia hanya mengangkat bahunya tidak tahu menahu.
" Mana ada gw uang segitu, kalau kemarin kan tabungan gw Res. Beda ini mah " Ucap Devia sambil berlalu.
Keduanya kemudian mendatangi Mila. Dan benar saja , orang yg membayar biaya rumah sakit tidak menampakkan diri. Resti masih menatap Devia curiga, sebab berbagai kemungkinan hanya Devia yg bisa.
" Apa jangan jangan kamu menghubungi Den Satria ya?" Bisik Resti kepada Devia.
" Ogah !, kalau seperti itu, serasa gw jual diri " sahut Devia, apalagi terkait dengan Satria. Tentu ia tolak secara mentah mentah. Sebab belum seberapa jauh hubungannya dengan Satria. Dan masih tahap perkenalan semata. Walau Satria sudah mengungkapkan jatuh cintanya kepada Devia namun Devia belum membuka hatinya kepada Satria. Biar berjuang dulu meyakinkan, itu yg didalam pikiran Devia.
" Lha terus ?"
" Yo ga tahu, mungkin rejeki nomploknya Minul" Sahut Devia yg memang tidak mengakui pertolongan terhadap Mila saat ini. Akhirnya keduanya pamit pulang. Sementara Mila menunggu ayahnya untuk operasi. Dan operasi itu nanti malam akan dilaksanakan.
Malam ini Resti menginap dirumah nenek Welas. Menemani Devia serta nenek Welas. Resti langsing tidur, karena lelah diperjalanan. Sementara Devia membuka ponsel serta laptopnya untuk memeriksa beberapa hal terkait perusahaan miliknya.
Resti tidak tahu yg dilakukan Devia karena matanya sudah terpejam dan mimpi indah.
" Non, dari perusahaan Hutomo Otoparts ingin mengajukan kerjasama. Apakah Non Via akan menerimanya ?" tanya Angel kepada Devia melalui pesan singkatnya. Devia menimbang nimbang tentang kerjasama tersebut. Dan Devia sudah mengetahui siapa saja orang orang yg bisa dipercaya perusahaan Hutomo Otoparts. Namun saat ini belum bisa meyakinkan tentang perusahaan untuk bekerja sama perusahaan miliknya.
" Tolak, dan selidiki siapa yg membawanya masuk "
Devia meminta Angel untuk menolak kerjasama itu. Sebab ada beberapa hal yg harus dibenahi. Apalagi Devia tahu inti dari kerjasama itu. Yang akan menguntungkan satu pihak kedepannya. Salah satu yg Devia tahu adalah seseorang yg hanya ingin terima enaknya saja tanpa melihat bagaimana nanti bentuk kerja sama tersebut untuk untung dan ruginya.
" Baik nona "
Angel pun membalas kembali, mengiyakan permintaan Devia. Dan Angel tahu jika Devia sedang berada di perusahaan Hutomo Otoparts saat ini. Apalagi kakak kakaknya serta ayah bundanya. Namun hal itu dibiarkan terlebih dahulu.
Devia penasaran tentang siapa orang yg bisa membawa masuk orang perusahaan Hutomo Otoparts ke perusahaannya. Sehingga Angel menghubunginya. Dan Devia pun langsung mengetahuinya melalui ponsel canggih miliknya.
Angel tahu apa yg harus ia lakukan dengan perkataan Devia itu. Sehingga esok hari harus menemui orang itu untuk klarifikasi. Serta memberikan pernyataan penolakan kerjasama tersebut karena sang bos menolaknya. Angel tentu meminta anak buahnya untuk menemui utusan Hutomo tersebut. Bukan dirinya yg akan terjun langsung dan menemui utusan perusahaan Hutomo.
...****************...
Ga usah penasaran Res...
Devia memang begitu, menolong tanpa memperlihatkan tangannya...
Mohon dukungan 🌹🌹
Like 👍
Subscribe dan Vote ya
Salam
Si©iprut
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
S. M yanie
𝐬𝐞𝐦𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭𝐭𝐭𝐭𝐭
2024-09-25
1
S. M yanie
𝐭𝐞𝐫𝐧𝐲𝐚𝐭𝐚 𝐬𝐚𝐦𝐚𝟐 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐡𝐞𝐛𝐚𝐭𝐭/Sleep//Sleep//Sleep//Sleep/
2024-09-25
0
S. M yanie
𝐭𝐮𝐡𝐡𝐡 𝐤𝐚𝐧𝐧𝐧
2024-09-25
0