Tampak 2 orang pemuda mengendap endap di semak belukar. Keduanya berwajah serupa dan tampak sedang mengawasi seseorang di balik bilik bambu. Hampir setiap hari begitu, bahkan keduanya pun sering mengintai menggunakan kamera kecil dan terbang kesana kemari, mengikuti perintahnya.
" Sepertinya Devia sengaja bertahan di gubuk kecil itu. Terbukti ia jarang sekali keluar rumah " Ucap Devan kepada Davin, mengintai pergerakan adiknya setelah hanyut di sungai.
" Dan dia sengaja tidak membawa tas ini, agar tidak kita awasi. Enak aja dia berpangku tangan begitu. Sementara kita mengurus perusahaanya dari pagi sampai pagi kembali"
" Awas aja di kalau muncul ke tempat ini"
" Tapi sepertinya ada sesuatu yg tidak beres dengan nenek nenek itu. Dan kemarin ada seorang wanita, kalau tidak salah namanya Dyah Ayu Kusuma, salah satu keluarga bangsawan keraton"
" Dan kedua gadis kampung itu ahhh, menjengkelkan. Untung saja gw ga ketahuan"
" Habis sih lu, pipis sembarangan. Coba kalau mereka ngelihat, habis tuh burung di kejar kejar, haha..!!"
Keduanya pun bercengkerama secara perlahan, agar tidak didengarkan oleh siapapun. Sebab Davin dan Devan sudah satu minggu ini berada tidak jauh dari tempat Devia adiknya.
Beruntung Andre sang asisten menolong Devia saat hanyut beberapa waktu lalu. Namun kemudian kabur karena melihat ada seorang nenek yg mendatanginya. Dan kemudian 2 gadis turut serta menolong Devia.
Andre selalu patuh kepada kedua kakak beradik kembar itu. Walaupun kadang merasa jengkel karena perintahnya selalu mendadak dan berbahaya. Namun Andre dengan sukarela membantunya, sebab upahnya pun setara dengan nyawanya.
" Kita tunggu Devia disekitar sini, jika keluar segera tangkap dan bawa pulang" Ucap Davin yg memang tidak rela Devia berada di tempat ini. Rasanya mustahil bagi Devia bisa bertahan selama seminggu dan berakting pura pura amnesia.
Devan dan Davin tahu jika Devia sengaja tidak memberitahukan kebenaran dirinya kepada nenek Welas. Namun maksud dari Devia disalah artikan oleh nenek Welas. Begitu juga dengan Davin dan Devan.
Sementara saat ini didalam rumah nenek Welas. Devia sedang berada di kamar sendirian. Sementara nenek Welas sedang pergi ke warung. Devia merasa sedih karena perjuangan nenek Welas saat ini. Sebab dengan penghasilan yg tidak seberapa, nenek Welas tetap memberikan yg terbaik buat Devia.
Walaupun kadang dibantu Resti dan Mila, begitu juga Kanjeng Gusti Ayu. Seperti saat kemarin datang pun, beliau meninggalkan beberapa lembar rupiah kepada nenek Welas. Devia ingin membantunya.
Kemarin sempat bercengkerama dengan Resti dan Mila, jika Devia ingin ikut mendaftar kerja. Untuk membantu nenek Welas. Dan dengan ide jail dari Resti Devia pun bisa mengikutinya. Walaupun semua menggunakan data palsu yg dibuat oleh Resti.
Devia tahu, kalau dia diawasi oleh seseorang. Makanya Devia tidak pernah keluar rumah. Setelah melihat kepergian nenek Welas, dengan perlahan ia menelisik sekitar rumah nenek Welas. Karena posisi rumah berada di ujung perkampungan dan jauh dari tetangga. Maka tidak banyak yg tahu jika ada Devia disana. Kecuali Resti dan Mila serta beberapa orang termasuk pak Kadus.
" hmmpp....pppff..!!"
Devia tertangkap sudah, ketika keluar rumah. Sosok laki laki dengan wajah yg tertutup. Namun Devia sangat paham dengan bau dari orang yg menangkapnya itu.
Dengan pergerakan cepat Devia menyerang menggunakan sikut tangannya serta kakinya.
Aduuuuhhh.....
" Sialan lu, siapa lu sebenarnya?, main bekap orang aja lu..!!" Ketus Devia sambil melepaskan diri, kemudian berniat menyerang kembali. Namun didepannya kini tampak orang yg membekapnya sedang mengaduh kesakitan karena perlawanan Devia. Tampak memegang perutnya dan menunduk.
" Lu ga usah pura pura ga kenal beg*. Dan jangan pura pura amnesia "
" Haiiis, siapa sih Lo?" Kembali Devia bersiap untuk menyerang orang yg dihadapannya. Walau ia tahu jika didepannya itu adalah Devan, kakak kandungnya. Namun karena kesengajaannya yg pura pura amnesia membuat ia memaksakan dirinya tak mengenal Devan.
" Ciaaaat...!!" Devia menyerang bertubi tubi Devan hingga terjadilah perkelahian itu. Walaupun saling memukul layaknya bertarung sungguh sungguh. Namun dari pertarungan itu tetap saling menahan agar tidak benar benar mengenai wajah maupun badan mereka.
Memang putra putri Daniella adalah petarung handal, dengan menguasai berbagai ilmu beladiri. Membuat lawan lawannya gentar jika sudah berhadapan dengan putra putri Daniella tersebut.
Sementara disisi lain tampak seorang pemuda duduk sambil melihat kedua adik adiknya bertarung. Tertawa perlahan, karena masing masing masih mempertahankan egonya. Siapa lagi jika bukan Davin anak tertua dari Daniella. Walau hanya selisih beberapa menit dari Devan. Kemudian geleng geleng kepala.
" Sudah cukup kalian latihan. Sini duduk sambil minum kelapa muda" Ucap Davin sambil menepuk beberapa kelapa muda dihadapannya. Walau hasil dari mencuri milik warga. Hahhhh.
Keduanya kompak menatap Davin yg berada tak jauh dari pertarungan Devan dan Devia.
" Pasti nyuri yaaa, tuh kelapa!" Celetuk Devia tanpa sadar, dan kemudian menatap Davin yg terus mengulas senyumnya. Sementara Devan menatap Devia kemudian merangkul Devia. Mengajaknya menuju ketempat Davin.
" Udah ga usah berantem, kami sudah tahu elu pura pura tidak ingat siapa diri Lo. Kasih tahu alasannya?" Ucap Davin kepada Devia yg memanyunkan bibirnya melihat kedua kakaknya yg justru tertawa.
Akhirnya Devan dan Devia turut duduk di sebelah Davin.
" Kenapa sih Abang selalu ngikutin Via?" Celetuk Devia dengan Ketus kepada kedua kakaknya. Kini menatap kakak kakaknya disampingnya itu dengan wajah cemberut.
" Ya ngikutin perintah bunda dan ayahlah" Sahut Devan, yg memang seringkali diminta mengawasi adiknya oleh Daniella dan Gerald.
" Tapi bukan kita yg ngikutin elu kesini, ya ga Van?" Sahut Davin, membuat Devia mengerutkan keningnya. Karena perkataan Davin, sang kakak.
" Andre yg menolong elu dikali saat hanyut. Dan kabur kala nenek nenek itu datang" Celetuk Devan sambil meminum air kelapa muda dihadapannya. Devia mengerjapkan matanya tak percaya. Karena memang tahu saat tersadar ketika di rumah nenek Welas, dan meyakini nenek Welas, Resti dan Mila yg menolongnya.
" Jadi maksud Lo bertahan di rumah nenek nenek itu, maksudnya apa coba ?" Davin senantiasa ingin mengetahui kemauan Devia selama di perkampungan saat ini.
Devia kemudian bercerita tentang nenek Welas kepada kakak kakaknya itu. Terutama anak dari nenek welas dahulu yg meninggal karena amnesia. Sehingga Devia bermaksud menghibur nenek welas bersama dengan Resti dan Mila saat ini.
Devia juga menceritakan siapa sebenarnya nenek Welas itu. Seperti yg pernah diketahui oleh Devia, termasuk cerita dari Dyah Ayu Kusuma, majikan nenek Welas dahulu.
Davin dan Devan pun paham akan kemauan Devia saat ini. Sehingga keduanya rela untuk meninggalkan Devia sementara bersama nenek Welas. Namun tetap saja, kepengurusan yg selama ini dipegang kakaknya tetap harus dilaksanakan juga oleh Devia. Walaupun nantinya secara diam diam.
Devia juga bercerita tentang keinginannya bekerja bersama Resti dan Mila saat ini. Sehingga mau tak mau Devan dan Davin pun mengikuti setiap langkah yg diambil Devia.
Devan dan Davin akhirnya meninggalkan beberapa keperluan Devia selama berada di kampung tersebut. Dan keduanya pun meninggalkan Devia. Devia lega saat ini, namun tetap saja masih dalam pengawasan kedua kakaknya.
" Ingat Via, bunda lebih cerdik mengetahui kemanapun elu berada"
...****************...
Jiaaaaaahhh....
Yg ngawasin Devia tidak cuma kedua kakaknya ternyata.
Bunda Daniella pun juga demikian...
Kasihan deh Lo...!!
Mohon dukungan 🌹🌹
Like 👍
Subscribe dan Vote ya
Salam
Si©iprut
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
✏️Pena Kosong
beruntungnya Devia memiliki dua saudara yang sangat mengkhawatirkan keselamatan dan kebutuhannya.
😊
2024-11-10
0
KANIA RIYADI
wkwkwk paling enak nyantai
2024-10-09
4
👑Кιкαη Αqυєєη👑
Devia gk ada bakat bohong/Facepalm/
2024-08-17
1