Ketemu Mbak Watik

Siapa sangka jika nenek Welas masih sehat seperti saat ini. Diusianya yg hampir 80 tahun itu masih sanggup ke sawah maupun berkebun. Seringkali Devia melarangnya, sebab Devia tidak bisa menolong jika tidak berada di rumah.

Sudah lebih dari satu bulan Devia menemani nenek Welas. Ia sangat senang bisa membantu dalam segala hal bersama nenek Welas. Entah kenapa Devia masih tetap berada di sini menemani nenek Welas. Seakan mempunyai ikatan batin yg sulit dijelaskan oleh Devia.

Hal itupun sudah diketahui oleh bunda Daniella. Bahkan sangat mendukung Devia, namun Devia tidak boleh meninggalkan kewajibannya. Mengurus perusahaan miliknya sendiri, warisan dari mendiang kakeknya Anderson Teknologi Corp.

" Markonah !, jalan jalan yuk mumpung libur. Siapa tahu dapat cowok ganteng dan kaya " Celetuk Resti yg baru datang. Mengajak Devia jalan jalan untuk melepas lelah selama seminggu bekerja.

" Terus simbok?" Sahut Devia, karena jika ditinggalkan tentu kembali sendirian. Sebab kondisi yg sudah renta itu selalu mencari keberadaan Romiyati putrinya. Walaupun Orang orang menganggapnya sudah meninggal. Namun bagi nenek Welas, merasa Romiyati masih hidup. Hanya entah dimana.

" Mila Minul nanti kesini kok. Yg penting kita kasih tahu. Biar Minul kesini untuk menemani sebentar" sahut Resti. Menikmati suasana pagi hari. Minum teh hangat di kediaman nenek Welas sudah menjadi kebiasaanya.

" Ya udah yuk tapi jangan lama lama, aku tidak tega meninggalkan simbok " Sahut Devia kemudian berpamitan kepada nenek Welas. Beruntung diperbolehkan dan nenek Welas mewanti wanti agar hati hati dijalan.

Keduanya naik angkot menuju sebuah pasar terlebih dahulu. Sudah terbiasa bagi Resti jika berbelanja apapun memang ke pasar. Bukan mall maupun toko toko khusus seperti layaknya hidup di ibu kota. Uang yg 1 juta hasil dibagi bagi waktu lalu pun masih tersisa. Berniat untuk beli sepatu yg layak untuk bekerja di kantor. Selama ini masih menggunakan sepatu bekas sekolah.

Selain perlengkapan berupa sepatu, Resti juga membeli jajanan untuk orang rumah. Termasuk nenek Welas.

" Kalau jajanan didalam pasar lebih lengkap" Ucap Resti yg kemudian mengajak Devia menuju ke dalam pasar.

Wajah cantik Devia yg berbeda dari yg lain mengundang perhatian dari para pengunjung pasar tersebut. Namun Devia mengabaikan, justru menunduk.

" Aku mau beli ponsel" Celetuk Devia,membuat Resti berhenti menatap Devia.

" Emang punya duit?" sahut Resti, mengingat saat ini belum gajian. Dan keduanya hanya memakai sisa pembagian waktu lalu. Devia lebih irit ternyata. Tidak seperti biasanya di kota Jakarta. Bahkan hidup sederhana seperti saat ini pun tidak menjadi kendala setiap harinya.

" Engga, emang harganya berapaan ? "

Devia hanya ingin ponsel yg murah agar bisa komunikasi dengan Resti dan Mila nantinya. Itu sebagai alasan Devia karena susah berkomunikasi jika mereka ditempat yg berbeda. Padahal Devia mempunyai ponsel canggih didalam kantong celananya. Hanya dirinya yg tahu. Bahkan Resti tidak tahu jika Devia membawa kartu tanpa batas di kantongnya.

" 1 juta lebih, kalau mau yg bagus ya harganya juga bagus, gajian masih lama " Sahut Resti membuat Devia bengong mendengar perkataan Resti. Ternyata ada juga ponsel seharga itu. Bahkan gajian bulanan hanya berkisar 2 jutaan lebih sedikit akan langsung ludes nantinya.

" Neng Devia " Seseorang memanggil Devia dari arah samping. Pengunjung pasar ramai, membuat Devia mengabaikannya. Walaupun ia seperti mengenal suara orang yg memanggil. Seorang wanita paruh baya mendatangi Devia dengan nafas ngos ngosan.

Resti mengerutkan keningnya karena seorang wanita paruh baya tiba tiba memeluk Devia dari belakang. Sementara Devia terkejut dengan kejadian itu.

" Neng Devia kok sampai sini ?" Ucapnya kembali dan kemudian membalikkan badan Devia.

" Maaf Bu , ibu siapa ya?" tanya Devia sambil mengedip kedipkan matanya. Sementara wanita paruh baya itu mengerutkan kening. Devia seakan sedang sedang bersandiwara kepadanya. Namun hal itu tidak ia pahami, membuat wanita paruh baya itu melepas pelukannya.

" Maaf Bu, ibu kenal dengan Devia?, Dia lupa ingatan saat ini "

" Hah...!!"

Resti yg tidak tega melihat keterkejutan wanita paruh baya itupun kemudian mengusap lengan wanita paruh baya itu. Dan menjelaskan keadaan Devia saat ini. Mau tak mau Resti mengajak wanita paruh baya itu keluar pasar lebih dahulu bersama Devia. Resti ingin tahu tentang Devia yg sebenarnya. Sementara Devia berfikir keras agar semua rencananya bejalan lancar untuk sandiwaranya.

Devia ingat, jika di pasar tersebut ada jajanan yg menggugah selera. Namun kini sudah berada diluar pasar.

" Res, makanan yg ada parutan kelapanya itu dimana ya ?"

" Klepon?"

" Iya, dimana ya. Lagi pingin banget. Simbok juga titip tadi " Devia beralasan seperti itu, agar Resti meninggalkan lebih dulu.

" Ibu ini biar aku jelaskan tentang kenapa aku bisa seperti ini. Semoga aku bisa mengingat ingat sesuatu " Devia kembali menatap wanita paruh baya itu, namun secara halus meminta Resti membelikan jajanan yg diinginkan.

" Ya udah aku belikan dulu, kamu ngobrol dulu sama ibu ibu ini.., tapi jangan pergi dulu ya Bu. Khawatir Devia nyasar dan hilang kembali" Ucap Resti kemudian meninggalkan Devia dan wanita paruh baya, usianya kurang lebih dari 50 tahunan. Namun masih terlihat segar hingga diusia ini.

Kini Devia duduk berdua, setelah Resti masuk kedalam pasar kembali. Wanita paruh baya itu kemudian menatap Devia. Keduanya saling bertatap muka. Devia langsung memeluk wanita tersebut.

" Maaf budhe, Via sengaja untuk berbuat seperti ini " Ucapan Devia sambil memeluknya.

" Neng lupa ingatan atau engga sih ?"

" Engga, Via sandiwara dihadapan Resti. Hehe he ".

" Kok bisa , bunda tahu engga kalau neng berbuat seperti ini ?" Ucap wanita paruh baya itu dan Devia mengangguk.

" Dukung malah "

" Hah..."

Devia kemudian menceritakan tentang kenapa ditempat ini. Tentang nenek Welas dan Resti serta Mila. Terutama tentang kondisi nenek Welas yg selalu mencari keberadaan putrinya yg hilang atau mungkin meninggal dunia.

" Budhe Watik boleh ketempat nenek Welas engga ?"

Ternyata wanita paruh baya itu adalah mbak Watik, pengasuhnya bibi Safira maupun Davin dan Devan. Namun setelah kelahiran Devia, mbak Watik pindah ke kota Yogyakarta. Karena asal muasalnya dari kota tersebut. Namun sampai sekarang tidak tahu keberadaan keluarganya. Dan hanya hidup bersama suami dan anak anaknya.

" Jangan dulu budhe, khawatir mereka tahu sandiwara Devia"

" Siapa yg bersandiwara?, Kalian ternyata akrab " Celetuk seseorang dengan ketus dari arah belakang Devia. Yang tak lain adalah Resti yg sudah kembali membawa jajanan yg diminta Devia.

" Astaghfirullah...!!" Devia tersentak kaget karena Resti mendengar ucapan Devia dan mbak Watik. Sementara mbak Watik justru bingung dengan sikap Devia saat ini.

Resti menatap Devia sambil melotot, karena merasa selama ini dibohongi oleh Devia. Wajah Horor Resti membuat Devia menunduk namun senyumannya mengembang, iapun mengakui kesalahannya.

" Sudah neng, kasih tahu siapa ta..., Resti ya?" Mbak Watik ingin Devia berkata jujur kepada Resti. Sebab memang tidak baik jika selalu berbohong seperti saat ini. Karena kebohongan awal akan berlanjut terus menerus.

...****************...

Jiaaaaaahhh....

Dibongkar mbak Watik....

Siapa sih mbak Watik sebenarnya ?

Mohon dukungan 🌹🌹

Like 👍

Subscribe dan Vote ya

Salam

Si©iprut

Terpopuler

Comments

✏️Pena Kosong

✏️Pena Kosong

black card Thor??/Hunger/
jadi semakin penasaran siapa Devia sebenarnya🤔🤔🤔

2024-12-19

0

✏️Pena Kosong

✏️Pena Kosong

nah, semakin penasaran🤔🤔🤔

2024-12-19

0

ѕнισυχ ⁴³

ѕнισυχ ⁴³

Markonahhhh /Curse//Curse//Curse//Curse//Curse/

2024-10-13

2

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Devia
3 Resti Dan Mila
4 Kanjeng Gusti Ayu Dan Mbok Welas
5 Raden Mas Satria Hutomo Hadiningrat
6 Davin Dan Devan
7 Nyopet
8 Romiyati
9 Ketemu Mbak Watik
10 Ckkk, Mbak Watik !
11 Perkenalan
12 Nembak, Eh Meleset
13 Kiyai Amir
14 Lapor Komandan
15 Hanyalah Remukan Ciki
16 Minul Dapat Bantuan
17 Aji Lembu Sekilan
18 Hati, Pikiran Dan Ucapan
19 Simbok Galau Eaaa..!!
20 Gosip
21 Simbok Tahu Ternyata
22 Kejujuran Devia
23 Sat Set Pokoknya
24 Menemui Raden Mas Arya
25 Orang Misterius
26 Curiga Terhadap Devia
27 Si Hitam Manis, Minul
28 Caper Atau Kebiasaan
29 Wejangan Fadil
30 Romiyati
31 Ojo Gumun
32 Satria Mencoba Bersabar
33 Penyelidikan Satria 1
34 Janji Adalah Hutang
35 Elang Wilangga
36 Ilmu Kebal Senjata
37 Satria Curiga
38 Panglimunan
39 Erwin Gautama Mandala
40 Resti Dan Satria
41 Ki Rangkupadan Sayekti
42 Keturunan Penguasa Timur
43 Lahar Dingin
44 Saudara Perempuanku
45 Kembali
46 Merawat Satria
47 Amnesia ?
48 Hengky Lukito Sastrowiyoto
49 Putra Romano
50 Pencarian Hengky
51 Bertemu Erwin
52 Bastian Philip
53 Anak Panti Asuhan
54 Rencana Devia Yang Tersembunyi
55 Berkas
56 Status, Derajat, Pangkat
57 Menemani Satria
58 Panti Wiloso
59 Ke Panti Asuhan
60 Menikah Mendadak
61 Persiapan
62 Tidak Sah
63 Raden Mas Arya Meninggal Dunia
64 Menemui Erwin
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Prolog
2
Devia
3
Resti Dan Mila
4
Kanjeng Gusti Ayu Dan Mbok Welas
5
Raden Mas Satria Hutomo Hadiningrat
6
Davin Dan Devan
7
Nyopet
8
Romiyati
9
Ketemu Mbak Watik
10
Ckkk, Mbak Watik !
11
Perkenalan
12
Nembak, Eh Meleset
13
Kiyai Amir
14
Lapor Komandan
15
Hanyalah Remukan Ciki
16
Minul Dapat Bantuan
17
Aji Lembu Sekilan
18
Hati, Pikiran Dan Ucapan
19
Simbok Galau Eaaa..!!
20
Gosip
21
Simbok Tahu Ternyata
22
Kejujuran Devia
23
Sat Set Pokoknya
24
Menemui Raden Mas Arya
25
Orang Misterius
26
Curiga Terhadap Devia
27
Si Hitam Manis, Minul
28
Caper Atau Kebiasaan
29
Wejangan Fadil
30
Romiyati
31
Ojo Gumun
32
Satria Mencoba Bersabar
33
Penyelidikan Satria 1
34
Janji Adalah Hutang
35
Elang Wilangga
36
Ilmu Kebal Senjata
37
Satria Curiga
38
Panglimunan
39
Erwin Gautama Mandala
40
Resti Dan Satria
41
Ki Rangkupadan Sayekti
42
Keturunan Penguasa Timur
43
Lahar Dingin
44
Saudara Perempuanku
45
Kembali
46
Merawat Satria
47
Amnesia ?
48
Hengky Lukito Sastrowiyoto
49
Putra Romano
50
Pencarian Hengky
51
Bertemu Erwin
52
Bastian Philip
53
Anak Panti Asuhan
54
Rencana Devia Yang Tersembunyi
55
Berkas
56
Status, Derajat, Pangkat
57
Menemani Satria
58
Panti Wiloso
59
Ke Panti Asuhan
60
Menikah Mendadak
61
Persiapan
62
Tidak Sah
63
Raden Mas Arya Meninggal Dunia
64
Menemui Erwin

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!