" Sialan main tembak aja, pakai maksa lagi untuk jadi pacarnya. Awas aja akan gw kerjain tuh Satria" Celetuk Devia dalam hati. Ia merasa dongkol dengan sikap Satria. Terlebih karena Satria memaksa Devia menjadi pacarnya. Entah sungguhan atau pura pura. Namun perkataan Satria yg jatuh cinta kepada nya, membuat Devia tersenyum namun juga geregetan. Ga romantis banget.
Ting....
Ponsel Devia menerima pesan dari nomor asing. Devia pun mengerutkan keningnya, sebab baru kali ini mendapat pesan dari orang yg tidak dikenal Devia.
Sore pulang bareng, jangan kabur dulu.
Dari kekasihmu 😘
" hais, tahu nomorku dari mana Satria. Sialan..!!" Gerutu Devia kesal kemudian mengabaikan pesan dari Satria. alih alih menyimpan nomor ponsel tersebut dan membalasnya. Devia justru menyimpan kembali ponsel itu ke saku miliknya.
Resti yg melihat gelagat Devia pun hanya mampu diam menatapnya. Sebab jika sudah berhubungan dengan Devia apalagi Satria. Resti sudah tidak berkutik. Sebab, siapapun yg bertemu dengan Satria, kebanyakan gadis gadis akan terkesima dan kemungkinan besar akan menyukainya. Namun melihat dirinya hanyalah orang biasa, lebih baik menghindar dan jauh jauh dari keturunan keluarga ningrat tersebut. Lebih baik sadar diri dan menghindari pertemuan langsung dengan Satria.
Resti menebak, jika Devia ada apa apanya dengan Satria. Melihat kejadian kemarin di rumah nenek Welas. Resti diam diam menguping pembicaraan Satria dan Devia. Namun karena pernah mendengar perkataan mbak Watik sewaktu di pasar, Resti yakin jika Devia juga bukan orang biasa. Hal itu dipendam dalam hati. Yang penting tetap bisa bersama merawat nenek Welas.
Sore harinya Satria sengaja menunggu Devia untuk pulang. Hal itu menarik perhatian dari beberapa karyawan termasuk Resti dan Mila. Resti dan Mila sempat terbengong karena Satria sampai bersedia menunggu Devia. Dan Satria sempat mengatakan sesuatu kepada Resti, jika itu permintaan nenek Welas. Alih alih mempercayai perkataan Satria, Resti justru melihat genggaman tangan Satria terhadap tangan Devia. Yang menunjukkan jika Satria ada maksud tertentu dengan Devia. Apalagi kalau bukan urusan hati.
Satria sengaja menggunakan motor bebek jadul menuju suatu tempat. Bahkan Devia merasa asing dengan tempat itu. Lingkup perkampungan dan juga padat penduduk. Hingga keduanya sampai ke sebuah Pondok pesantren. Devia tertegun dengan sikap Satria. Devia mengira, Satria mengajaknya pacaran sesuai kesepakatan tadi siang di kantor. Jika hari ini adalah sepasang kekasih.
" Elu mau rukiyah saya Den ?" Celetuk Devia yg tidak segan segan dengan Satria. Walaupun ia keluarga ningrat.
" Iya, biar kamu sadar sesadar sadarnya." Sahut Satria sengaja membuat Devia gelagapan. Kemudian Satria mengajak Devia sesuatu pendopo di pesantren itu.
Tak lama kemudian lelaki sepuh mendatangi Satria.
" Assalamualaikum Mbah kiyai"
" Waalaikumsalam nak Mas Den Satria. Sholat magrib dulu. Nanti kita baru bicara " Sahut kiyai Amir yg sempat memperkenalkan diri. Devia tertegun dengan kiyai Amir. Dan sempat melintas dalam benak Devia. Jika kiyai Amir adalah bukan orang sembarangan. Hal itu pernah juga diketahui Devia semenjak bersama dengan engkong Rojali di Jakarta. Devia sering bertemu dengan orang orang seperti kiyai Amir tersebut.
" Baik Mbah kiyai " Sahut Satria. Dan Devia pun mengikutinya.
" Masih ingat dengan tata cara sholat enggak " celetuk Satria kepada Devia. Sambil melirik Devia disebelahnya.
" Enggak " Sahut Devia dengan Ketus. Ngapain nanyak nanyak. Namun tidak urung Devia tetap mengikuti sholat maghrib bersama santri yg lainnya.
Setelah sholat maghrib Satria dan Devia kembali ke pendopo yg tadi. Begitu juga dengan kiyai Amir. Tampak kiyai Amir menatap Devia sesaat.
" Coba boleh lihat telapak tangan nak Via sebentar " Ucap kiyai Amir kepada Devia. Dan Devia menuruti perkataan kiyai Amir.
" Hem" Ucapnya, dan kiyai Amir cuma melihat sekilas. Kemudian menutup matanya. Sesaat mulutnya komat Kamit, membuat Devia mengerutkan keningnya.
" Astaghfirullah....."
Ucap kiyai Amir kemudian membuka mata, menatap Devia dan memundurkan wajahnya. Keningnya berkerut dan menggelengkan kepala.
" Bagaimana Mbah kiyai, apakah bisa mengetahui Via berasal dari mana, orang tuanya maupun seluk beluknya ?" Tanya Satria yg ternyata meminta Mbah kiyai Amir untuk menerawang Devia. Untuk mengetahui asal usulnya, serta menemui keluarga Devia. Tentu bukan hanya masalah hati tapi ingin mengungkap kebenaran Devia.
" Saya tidak bisa Den. Maaf " Sahut kiyai Amir, tidak bisa mengetahui tentang Devia sesuai keinginan Satria. Sementara Satria menghirup nafas dalam dalam. Karena merasa ada yg aneh dari jawaban kiyai Amir. Namun Satria tetap menerima penjelasan dari kiyai Amir tersebut.
" saya baru tahu, jika neng Daniella mempunyai putri secantik ini. Pantas saja Raden mas Satria kepincut dengan gadis ini. Dan kenapa gadis ini pura pura lupa ingatan. Ah, biarlah itu urusan anak muda. Aku tidak mau mengusiknya. Rojali pasti tidak mau tinggal diam kalau aku ikut campur " batin kiyai Amir menatap Devia kemudian menggelengkan kepala. Sebenarnya sejak melihat Devia, kiyai Amir sudah menebaknya. Namun hal itu ia tutupi agar Satria tidak curiga.
" Padahal saya ingin dia ketemu dengan keluarganya, mungkin dengan bertemu keluarganya bisa ingat siapa dirinya " Ucap Satria kepada kiyai Amir. Dan hanya diangguki oleh kiyai Amir.
" Kalau dia ingat terus melupakan nak mas Den Satria bagaimana?" Tanya kiyai Amir kepada Satria. Dan hal itu membuat Satria kebingungan. Namun ia juga meyakinkan diri jika itu tidaklah masalah.
" Tidak masalah Mbah kiyai, jika cinta saya bertepuk sebelah tangan pun Satria menerimanya dengan ikhlas. Yang penting Via bisa bertemu dengan keluarganya lagi. Saya tidak mau simbok Welas tergantung pada Via nantinya. Sebab itu semua kesalahan saya "
Satria menyadari, jika terkait nenek Welas, dirinya akan selalu merasa bersalah. Sebab semua terjadi akibat kenakalannya dahulu.
" Pede amat !" Celetuk Devia menimpali perkataan Satria tentang cinta bertepuk sebelah tangan. Devia geregetan tentang hal itu. Namun kembali mengingat barusan tentang Satria yg merasa bersalah membuat Devia menatap Satria.
" Punya salah apa anda dengan simbok ?" Ucapnya kemudian. Karena penasaran dengan kisah cerita dahulu tentang Satria.
" Simbok mempunyai putri, bernama Romiyati. Saya yg dulu suka iseng dan jail, mendorong bibi Romiyati. Hingga kepalanya terbentur. bibi Rom lupa ingatan setelah sembuh. Saat itu usia saya 2 tahun, ia menghilang ketika saya mengajaknya bermain di kali " Ucap Satria jujur dengan kisahnya dahulu. Makanya Satria sangat merasa bersalah dengan nenek Welas.
" Mungkin usianya saat ini sudah 50an tahun lebih" lanjut Satria, menyesali perbuatannya dahulu. Yg hingga kini masih terus merawat nenek welas. Walaupun itu jauh dari tempatnya berada.
Akhirnya keduanya pun pamit pulang. Karena sudah cukup lama bercengkerama. Dan Satria mengantar Devia menuju rumah nenek Welas.
" Titip salam buat kang Rojali" bisik kiyai Amir kepada Devia, kemudian menepuk punggung Devia. Beruntung hal itu tidak didengar Satria ketika mengambil motornya.
" Hah.." Devia kaget dengan ucapan kiyai Amir. Karena kiyai Amir ternyata mengenal engkong Rojali. Kiyai Amir pun terus mengulas senyumnya.
" Saya tahu semuanya. Tapi tenang saja, saya tidak akan memberitahu Satria mengenai hal ini" Ucapnya kembali, karena ia tahu siapa keluarga besar dari Devia.
Devia yg sempat tidak percaya pun kemudian mencoba menghubungi engkong Rojali. Karena kebebasannya kali ini sangat terganggu.
...****************...
Uhuuuuyyy, siapa kiyai Amir sebenarnya dan ada hubungan apa dengan Rojali dan Daniella.
Penasaran saya bikin cerita.🤗😊😂🤣
Mohon dukungan 🌹🌹
Like 👍
Subscribe dan Vote ya
Salam
Si©iprut
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
👑Кιкαη Αqυєєη👑
engkong tuh kakek kn?
2024-10-12
1
👑Кιкαη Αqυєєη👑
Rojali siapa
2024-10-12
1
S. M yanie
jangan jangan jangan jangannnnnnnnn... asemmm, wkwkwk
2024-09-20
2