Ckkk, Mbak Watik !

" Jadi kamu asli anak Jakarta, dan tidak amnesia atau lupa ingatan begitu?"

Resti tidak menyangka jika Devia ternyata tidak lupa ingatan. Dan memang berasal dari Jakarta. Sementara mbak Watik adalah salah satu orang kepercayaan ibundanya. Namun kembali memilih berada di kota Yogyakarta saat ini.

" Aku kasihan melihat nenek Welas. Bahkan ia sudah menganggap ku anak ataupun cucunya. Maka dari itu, aku masih berada ditempat nenek Welas saat ini ". Devia pun menceritakan maksud dan tujuannya ditempat nenek Welas. Dan berharap Resti tidak memberitahukan kebenarannya ini kepada yg lainnya, termasuk Mila.

" Kalau kemarin yg nyopet itu benar atau tidak?" Tanya Resti kembali, menelisik ucapan Devia yg kata mbak Watik orang berada.

" Nyopet ?" Mbak Watik tidak percaya jika Devia melakukan kejahatan nyopet seperti yg dikatakan Resti saat ini. Hal itu tidak mungkin dilakukan oleh keluarga keturunan Anderson Abraham.

" Engga, abang Devan dan Davin menemui Via sebelumnya dan memberikan kartu serta beberapa keperluan Via. Makanya Via ke ATM dulu buat ambil duit dan beli dompet itu, hehe sorry Res masalah itu " Ucap Devia menjelaskan tentang dompet yg dia temukan beberapa waktu lalu.

" Asem !"

" Neng Devia mah ga bakalan nyopet Res, orang di..."

" Hussss.." potong Devia agar tidak menjelaskan lebih jauh tentang siapa sejatinya dirinya. Dan berharap Resti hanya tahu sekedarnya saja.

" Iya iya neng. Tapi sekali kali harus main kerumah budhe. Masih punya nomor budhe kan?" Tanya mbak Watik kepada Devia dan dijawab anggukan serta senyuman yg penuh arti. Sesaat Devia pun mengiyakan permintaan mbak Watik. Hingga perut Resti bersuara minta diisi.

" mbakso yuk !" Devia ingin sekali makan bakso, sudah lama tidak jajan seperti saat ini. Apalagi ke pasar ada mbak Watik dan juga Resti terlihat menahan lapar. Dan Devia mengetahuinya dan mengajak keduanya untuk makan bakso pinggir jalan.

" Ya udah ayuk, tapi kamu yg bayar. Kamu kan kaya seperti cerita budhe Watik "

" Hais, yg kaya ayah dan bunda bukan aku " sahut Devia mengajak keduanya menuju kedai bakso yg tak jauh dari tempatnya berada. Devia pun memesan bakso jumbo yg sangat diminati di tempat tersebut.

Bakso jumbo telah tersedia dimeja dan kini ketiga menikmati bakso tersebut. Ketiganya bercengkerama tentang keseharian Devia di rumah nenek Welas. Bahkan mbak Watik penasaran tentang siapa nenek welas itu sebenarnya.

Hingga ketiganya pun berpisah setelah dari kedai bakso. Bahkan Resti bertukar nomor ponsel dengan mbak Watik. Karena suatu saat pasti bertemu kembali.

Kini Resti dan Devia pun kembali kerumah nenek Welas. Sebab tidak ingin berlama lama.meninggalkan nenek welas sendirian. Kebetulan ditempat nenek Welas ada Mila yg menemani.

" Oleh olehnya ke pasar mana?" Celetuk Mila melihat dua sahabatnya pulang dari jalan jalan ke pasar Beringharjo. Tampak Resti mengeluarkan semua belanjaannya termasuk jajanan pasar untuk nenek Welas dan Mila.

" Ini buat simbok " ucap Devia kepada nenek Welas, yg memang diminta memanggilnya simbok. Nenek Welas sangat senang dengan panggilan itu. Sehingga seringkali mengulas senyumnya melihat Devia sangat perhatian terhadapnya.

" Terima kasih nduk, cah ayu. Duitnya disimpan jangan boros boros buat beli jajanan seperti ini " Sahut nenek Welas kepada Devia, Resti dan Mila. Ia tidak ingin membebani ketiga gadis ini hanya untuk dirinya seorang. Sementara dirinya juga seringkali menyisihkan uang pemberian dari Kanjeng Gusti Ayu maupun Satria.

" Tidak apa apa mbok, mumpung Via masih disini " sahut Devia, seakan ia ingin pergi jauh. Membuat nenek Welas menjadi sendu. Ia tidak ingin Devia pergi meninggalkannya.

" Engga mbok, kita masih disini kok. Sampai bulik Romiyati kembali" Sahut Resti, karena selalu akan dihubungkan dengan putri dari nenek Welas, jika seseorang ingin bepergian dan tidak pulang. Resti jadi serba salah walaupun ucapan itu keluar dari Devia. Dan menyadari jika suatu saat Devia akan kembali ke Jakarta. Kendati demikian Riska sangat bersyukur karena Devia mampu berbaur dengannya ditempat ini.

Resti sejak tadi diwanti wanti oleh Devia agar tidak keceplosan, walaupun dirinya sendiri yg sering keceplosan. Perihal dirinya dan kebiasaanya di kota Jakarta.

Nenek welas tersenyum, melihat ketiga gadis dihadapannya itu sehingga tidak merasa kesepian hingga saat ini. Walaupun masih sangat berharap putrinya kembali. Namun kembali mengingat perkataan orang jika putrinya sudah meninggal dunia, hanyut di kali Progo.

Hal itu sebenarnya membuat beban bagi orang sekitar jika menghadapi nenek Welas. Namun keberadaan Resti dan Mila yg ingin sekali berkah dari merawat abdi dalem yg sudah pensiun ini. Yang lama kelamaan perhatian tulus terhadap nenek welas tanpa imbalan apapun.

Keduanya seringkali berdoa agar adanya keajaiban untuk nenek Welas maupun dirinya serta Mila. Hanya sekedar hidup ayem tenteram untuk kedepannya. Seringkali cita citanya ingin ia lanjutkan, namun karena faktor ekonomi dan tidak bisa kuliah. Membuat Resti dan Mila mengubur dalam cita citanya.

Cita cita yg di impikan Resti dan Mila hanyalah sederhana. Ingin mempunyai butik dan mengelolanya sendiri. Dimana di kota Yogyakarta merupakan salah satu tempat wisata bagi turis lokal maupun turis asing. Dan tentu akan lebih dirasakan dampaknya jika mereka bisa mempunyai butik maupun produk lokal berupa pakaian dan kaos dengan cirikhas daerahnya tersebut.

Resti seringkali curhat dengan Devia, walaupun Devia hanya mendengarkan keluh kesahnya selama ini. Namun setelah mengetahui kenyataan dari Devia, membuat nyalinya ciut untuk mengungkapkan keinginannya itu.

Namun Devia berusaha selalu tetap seperti biasanya. Dan tidak memungkiri jika Devia salut dengan Resti serta Mila. Yang tetap bisa bertahan berada di kampung ini hanya untuk menemani nenek Welas. Sementara teman seusianya lebih banyak merantau ke kota untuk mengais rejeki di pabrik pabrik maupun tempat lainnya.

Walaupun kenyataanya saat ini keduanya bekerja di kantoran, namun seakan begitu mudah bisa masuk kerja dan bersaing dengan sarjana. Yang membuat Devia bertanya tanya,apakah ada orang dalam sehingga Resti, Mila dan dirinya bisa diterima di perusahaan tersebut. Dan lebih lebih dirinya yg menggunakan identitas palsu hingga saat ini.

Ketiga gadis masih asik bercengkerama bersama nenek Welas. Sambil menikmati jajanan yg dia bawa dari pasar. Sejenak Mila tertegun, sebab Devia menghabiskan uangnya hanya untuk membeli berbagai makanan tersebut.

" Sebagian bawa pulang Nul, buat bapak yg sedang sakit. Semoga lekas sembuh, Via belum bisa kesana " Ucap Devia menganjurkan Mila membawa beberapa makanan untuk ayah Mila. Dan hal itu juga diangguki oleh Resti. Resti sudah paham kenapa Devia melakukan hal itu. Namun tetap menjaga rahasia Devia hingga entah kapan itu berakhir.

" Beres kalau bawa pulang mah, ya udah aku pulang dulu ya Mbah " Ucap Mila sambil berpamitan pulang, tangannya membawa sekantung kresek makanan. Tidak seberapa, namun itu membuat keluarganya dirumah bahagia. Sebab jarang sekali Mila makan jajanan seperti saat ini.

Resti hanya menggelengkan kepalanya melihat Mila berlari untuk pulang kerumah. Seperti biasanya, jika Mila tidak gampang berjalan anggun seperti gadis gadis lain. Lebih tomboy dari yg diperkirakan Resti. Namun semua itu menjadikan Resti dan Devia tertawa senang. Karena perilaku Mila membuat hiburan tersendiri. Terutama nenek Welas yg ada dihadapannya.

" Simbok istirahat dulu ya nduk. Semakin lama semakin gampang lelah "

" Ya mbok, Via disini kok. Sudah tidak kemana mana lagi " sahut Devia tersenyum begitu juga dengan Resti.

Kini hanya tinggal berdua, Resti mengulik tentang Devia sebenarnya. Dan masa lalu Devia tentunya. Namun Devia hanya menceritakan sebagian, tidak lebih dari candaan dan tawa keduanya.

" Assalamualaikum"

...****************...

Yahhhhh Bocor juga penyamarannya...

Bagaimana hayo dengan nenek Welas, jika tahu ternyata Devia engga lupa ingatan?

Mohon dukungan 🌹🌹

Like 👍

Subscribe dan Vote ya

Salam

Si©iprut

Terpopuler

Comments

✏️Pena Kosong

✏️Pena Kosong

🙄othor masih nanya?? pasti khawatir SM sedih, mana udah sesayang itu sama devia

2024-12-19

0

✏️Pena Kosong

✏️Pena Kosong

lumayan ya, makanan gratis😂

2024-12-19

0

✏️Pena Kosong

✏️Pena Kosong

ikuttt

2024-12-19

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Devia
3 Resti Dan Mila
4 Kanjeng Gusti Ayu Dan Mbok Welas
5 Raden Mas Satria Hutomo Hadiningrat
6 Davin Dan Devan
7 Nyopet
8 Romiyati
9 Ketemu Mbak Watik
10 Ckkk, Mbak Watik !
11 Perkenalan
12 Nembak, Eh Meleset
13 Kiyai Amir
14 Lapor Komandan
15 Hanyalah Remukan Ciki
16 Minul Dapat Bantuan
17 Aji Lembu Sekilan
18 Hati, Pikiran Dan Ucapan
19 Simbok Galau Eaaa..!!
20 Gosip
21 Simbok Tahu Ternyata
22 Kejujuran Devia
23 Sat Set Pokoknya
24 Menemui Raden Mas Arya
25 Orang Misterius
26 Curiga Terhadap Devia
27 Si Hitam Manis, Minul
28 Caper Atau Kebiasaan
29 Wejangan Fadil
30 Romiyati
31 Ojo Gumun
32 Satria Mencoba Bersabar
33 Penyelidikan Satria 1
34 Janji Adalah Hutang
35 Elang Wilangga
36 Ilmu Kebal Senjata
37 Satria Curiga
38 Panglimunan
39 Erwin Gautama Mandala
40 Resti Dan Satria
41 Ki Rangkupadan Sayekti
42 Keturunan Penguasa Timur
43 Lahar Dingin
44 Saudara Perempuanku
45 Kembali
46 Merawat Satria
47 Amnesia ?
48 Hengky Lukito Sastrowiyoto
49 Putra Romano
50 Pencarian Hengky
51 Bertemu Erwin
52 Bastian Philip
53 Anak Panti Asuhan
54 Rencana Devia Yang Tersembunyi
55 Berkas
56 Status, Derajat, Pangkat
57 Menemani Satria
58 Panti Wiloso
59 Ke Panti Asuhan
60 Menikah Mendadak
61 Persiapan
62 Tidak Sah
63 Raden Mas Arya Meninggal Dunia
64 Menemui Erwin
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Prolog
2
Devia
3
Resti Dan Mila
4
Kanjeng Gusti Ayu Dan Mbok Welas
5
Raden Mas Satria Hutomo Hadiningrat
6
Davin Dan Devan
7
Nyopet
8
Romiyati
9
Ketemu Mbak Watik
10
Ckkk, Mbak Watik !
11
Perkenalan
12
Nembak, Eh Meleset
13
Kiyai Amir
14
Lapor Komandan
15
Hanyalah Remukan Ciki
16
Minul Dapat Bantuan
17
Aji Lembu Sekilan
18
Hati, Pikiran Dan Ucapan
19
Simbok Galau Eaaa..!!
20
Gosip
21
Simbok Tahu Ternyata
22
Kejujuran Devia
23
Sat Set Pokoknya
24
Menemui Raden Mas Arya
25
Orang Misterius
26
Curiga Terhadap Devia
27
Si Hitam Manis, Minul
28
Caper Atau Kebiasaan
29
Wejangan Fadil
30
Romiyati
31
Ojo Gumun
32
Satria Mencoba Bersabar
33
Penyelidikan Satria 1
34
Janji Adalah Hutang
35
Elang Wilangga
36
Ilmu Kebal Senjata
37
Satria Curiga
38
Panglimunan
39
Erwin Gautama Mandala
40
Resti Dan Satria
41
Ki Rangkupadan Sayekti
42
Keturunan Penguasa Timur
43
Lahar Dingin
44
Saudara Perempuanku
45
Kembali
46
Merawat Satria
47
Amnesia ?
48
Hengky Lukito Sastrowiyoto
49
Putra Romano
50
Pencarian Hengky
51
Bertemu Erwin
52
Bastian Philip
53
Anak Panti Asuhan
54
Rencana Devia Yang Tersembunyi
55
Berkas
56
Status, Derajat, Pangkat
57
Menemani Satria
58
Panti Wiloso
59
Ke Panti Asuhan
60
Menikah Mendadak
61
Persiapan
62
Tidak Sah
63
Raden Mas Arya Meninggal Dunia
64
Menemui Erwin

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!