Nyopet

Devia menyiapkan berkas untuk mendaftar pekerjaan. Semua berkat Resti dengan menggunakan tongkat ajaib, sim salabim. Walaupun data semua palsu, namun bisa menolongnya saat ini. Devia tidak mau berpangku tangan ketika berada di kediaman nenek Welas.

Sementara Resti hari ini sudah mulai tes wawancara bersama Mila. Devia mengikutinya, dan melakukan tes tertulis. Perusahaan Hutomo Otoparts milik Hutomo Hadiningrat adalah tujuan ketiga gadis itu. Walau usia Devia lebih tua satu tahunan atau bahkan mungkin lebih. Namun dalam daftar keterangan diri lebih muda 2 tahun. Dan itu menurut Resti wajar saja. Sebab wajah Devia memang tampak lebih muda dari usianya.

" Via...!!" Panggil Resti kepada Devia, namun Devia mengabaikannya. Membuat Resti sedikit ketus memanggilnya kembali.

" Markonah..!!"

" Hah, apa..!!" Sahut Devia kebingungan, karena kaget mendengar panggilan Resti.

" Waaaa, seharusnya namamu bukan Devia. Mending ganti pakai Markonah deh. Habis dipanggil pake nama Devia sejak tadi diem bae.."

" Engga denger" Sahut Devia pura pura tidak mendengar. Sebab ia masih was was dengan data palsu tersebut. Tapi setidaknya mempercayai Resti, agar tetap tenang ketika tes nanti.

Devia pun mengikuti tes tertulis, bahkan lebih cepat dari dugaan Resti dan Mila. Bagaimana tidak cepat?, pertanyaan yg diberikan hanyalah hitung hitungan dan mengenai pengenalan komputer. Sedangkan Devia kan ahlinya. Bahkan jauh dari itu.

Hingga Devia langsung ikut tes wawancara bersama Resti dan Mila. Sebab menurut penilaian dari pengawas, Devia memiliki kemampuan lain. Beruntung hari sebelumnya terutama setelah bertemu kakaknya, Devia cepet cepat memasang softlens kembali. Resti dan Mila tidak curiga sebab Devia mengatakan matanya sudah sembuh. Namun penglihatannya sedikit berkurang. Sehingga Resti dan Mila patungan membeli kacamata untuk Devia.

Tes wawancara telah usai, dan kini menunggu hasilnya. Inti dari tes wawancara hanyalah mengenai kesanggupannya mengikuti aturan perusahaan dan juga nominal gaji yg diterima nantinya. Dan ketiganya kompak untuk tetap melanjutkan menjadi karyawan di perusahaan tersebut.

" Hah, kita nunggu panggilan. Pasti lama, mana duitku udah habis lagi ", Celetuk Mila sambil menghempaskan badannya di bangku taman kota.

" Mau dapet duit dengan mudah?" Sahut Resti disebelah ya. Sementara Devia duduk sambil menikmati es teh yg mereka beli, satu bungkus buat bertiga.

" Gimana caranya?" Ucap Mila tampak antusias mendengar ide dari Resti yg tampak tersenyum.

" Pakai botol plastik terus di isi pasir sama krikil dikit. Terus digoyang goyang Deket lampu bangjo ", Ucap Resti menjelaskan kemudian bergantian minum es teh dari tangan Devia.

" Ngamen itu namanya " sahut Devia tertawa sumbang. Menelisik perkataan Resti tersebut. kemudian geleng geleng kepala.

" Kamu tahu?" tanya Resti kepada Devia dan mendapat anggukan dari Devia.

" Kelamaan.., nyopet aja yuk. Dah lama kita ga beraksi" celetuk Mila sambil mengedipkan matanya kepada Resti. Dan Resti mengangguk menyetujuinya.

" Jahat bener " Devia menggelengkan kepala, ternyata teman temannya ini terbiasa berbuat jahat dengan mencopet.

Terlintas ide konyol dari Devia saat ini. Ia melihat sekitar tempat duduknya. Sebuah toko aksesoris dan ATM jauh diseberang sana. Kemudian menimbang nimbang perkataan dari Mila tentang mencopet.

" Kalian disini, saya yg beraksi" Sahut Devia langsung kabur menyeberang jalan. Sementara Resti dan Mila saling pandang, sebab Devia sudah kabur duluan.

" Kejar?"

" Ga usah, tungguin dulu aja" Sahut Mila.

" Jangan jangan tuh anak nyopet beneran!" Ucap Resti namun Mila justru tertawa. Sebab tidak mungkin Devia mencopet, apalagi kondisinya masih amnesia menurutnya. Jadi bisa kemungkinan adalah meminta minta. Mungkin dengan wajah cantik Devia mampu membawa uang untuknya.

Mila dan Resti sering melihat perilaku Devia yg konyol. Apalagi ketika meminta dibelikan kacamata beberapa hari yg lalu. Sebab Devia berjanji akan membelikan sepeda motor, agar bisa sampai ke perusahaan kedepannya. Resti dan Mila mengiyakan perkataan Devia. Sebab dengan harga yg saat ini kemungkinan tahunan baru bisa beli. Itupun harus puasa Senin Kemis setiap minggunya.

Dengan gaji sebagai karyawan, mungkin akan pas pasan untuk kebutuhan sehari hari. Bagaimana untuk membeli sepeda motor?. Pemikiran Resti pun realistis dengan kehidupannya saat ini. Apalagi semua kebutuhan semakin mahal dari yg biasanya.

" Saya dapet, ayo kabur!!" Teriak Devia yg berlari kearah Resti dan Mila. Membuat keduanya melotot tak percaya. Sebab Devia membawa dompet berwarna coklat dan berisi tebal. Akhirnya Resti dan Mila pun berlari menjauhi keramaian. Devia pun mengikuti keduanya.

Hingga sampailah mereka diperkebunan dipinggir sawah. Nafas ketiganya memburu dan terengah engah. Sesaat berhenti, Devia menoleh kebelakang. Berpura pura takut ada yg mengejar. Beruntung suasana sudah sepi, Devia pun menyerahkan dompet kepada Resti.

Resti melotot setelah membuka dompet tersebut, karena didalamnya ada uang pecahan seratus ribuan sebanyak 30 lembar. Namun tidak ditemukan nama identitas pemilik dompet tersebut.

" Bagaimana ini?" Resti kebingungan dengan dompet berisi uang tersebut. Tangannya gemetar. Sebab baru kali ini melihat begitu banyak uang didalam dompet.

" Wong edan, jadi nyopet beneran?" Suara ketus Mila terlontar begitu saja. Apalagi melihat Devia yg menggaruk garuk kepalanya, walaupun tidak gatal.

" Katanya suruh nyopet" sahut Devia menghela nafas. Walupun Devia sebenarnya bukan nyopet. Tapi memang mengambil uangnya sendiri, agar teman temannya tidak kebablasan berbuat kejahatan dengan mencopet.

" Tapi ini?"

" Udah pakai aja, toh ga ada namanya kan ". Devia meminta Resti dan Mila memakai uang tersebut. Karena jika mengembalikan pun tidak ada identitas yg tertinggal.

" Lhah terus?" Resti masih bingung dengan keadaan itu. Bahkan ingin membuang dompet beserta isinya ketengah sawah namun ditahan oleh Mila.

" Eits, kita butuh duit. Bagi tiga aja. Pas satu juta satu juta" Celetuk Mila tersenyum mengembang.

" Rejeki nomplok" Mila kembali tertawa sumbang. Siapa yg tidak senang jika mendapatkan uang cuma cuma seperti itu.

" Tapi jangan kasih tahu simbok ya" Ucap Devia, dan Resti serta Mila mengangguk. Sebab khawatir Devia kena omel yg membuat nenek Welas bersedih.

Memang ketiganya sepakat untuk bahu membahu membantu nenek Welas. Karena menurut konon cerita dari penduduk kampung tersebut. Apabila membantu abdi dalem maka rejeki akan selalu datang dengan sendirinya. Maka dari itu, Resti dan Mila selalu datang membantu nenek Welas. Begitu juga Devia.

Akhirnya ketiganya pun pulang kerumah. Tak lupa Devia dan Resti membeli makanan dan cemilan untuk nanti ditempat nenek Welas. Sementara Mila akan pulang kerumahnya, sebab ayahnya sedang sakit saat ini.

Devia dan Resti pun ikut membelikan obat obatan untuk ayah Mila. Agar Mila tidak terlalu terbebani dengan berbagai kebutuhan selama ayahnya sakit.

" Mila berapa saudara sih Res?" Tanya Devia kepada Resti yg sedang menikmati cemilan di kediaman nenek Welas.

" Tiga, Mila nomor dua. Kakaknya yg cowok udah menikah. Tapi kakaknya itu nganggur, buruh kuli bangunan. Sementara ibunya buruh tani dan adiknya masih sekolah SMP " sahut Resti menjelaskan siapa Mila sebenarnya kepada Devia.

" Kalau kamu?" Resti bertanya kepada Devia, berharap Devia mengingat dirinya sebenarnya. Namun Devia menggelengkan kepalanya. Belum saatnya memberitahukan siapa dirinya saat ini. Sebab khawatir, nenek Welas mendengar dan membuatnya sedih kembali.

" Yo wes, santai saja. Sebab jika ingat pun kasihan nenek Welas. Karena ia berharap jika kamu menjadi cucu maupun anaknya"

Resti memang paham kenapa nenek Welas selalu bersedih, ketika tidak ada yg menemaninya. Dan berharap dari ketiga gadis itu ada yg mau tetap tinggal dirumahnya. Namun Resti dan Mila masih mempunyai keluarga. Dan berharap Devia mau menemani nenek Welas untuk sementara.

...****************...

Whuaaaaahhhhh....

Ada apa dengan nenek Welas??

Mohon dukungan 🌹🌹

Like 👍

Subscribe dan Vote ya

Salam

Si©iprut

Terpopuler

Comments

✏️Pena Kosong

✏️Pena Kosong

seandainya aku juga dapat rejeki nomplok😂

2024-12-19

0

KANIA RIYADI

KANIA RIYADI

hhhaaaaa kek aku ky y

2024-10-09

2

👑Кιкαη Αqυєєη👑

👑Кιкαη Αqυєєη👑

Mawar nya 3 aja 🌹🌹🌹

tapi ganti ya /Facepalm//Facepalm//Facepalm/

2024-08-17

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Devia
3 Resti Dan Mila
4 Kanjeng Gusti Ayu Dan Mbok Welas
5 Raden Mas Satria Hutomo Hadiningrat
6 Davin Dan Devan
7 Nyopet
8 Romiyati
9 Ketemu Mbak Watik
10 Ckkk, Mbak Watik !
11 Perkenalan
12 Nembak, Eh Meleset
13 Kiyai Amir
14 Lapor Komandan
15 Hanyalah Remukan Ciki
16 Minul Dapat Bantuan
17 Aji Lembu Sekilan
18 Hati, Pikiran Dan Ucapan
19 Simbok Galau Eaaa..!!
20 Gosip
21 Simbok Tahu Ternyata
22 Kejujuran Devia
23 Sat Set Pokoknya
24 Menemui Raden Mas Arya
25 Orang Misterius
26 Curiga Terhadap Devia
27 Si Hitam Manis, Minul
28 Caper Atau Kebiasaan
29 Wejangan Fadil
30 Romiyati
31 Ojo Gumun
32 Satria Mencoba Bersabar
33 Penyelidikan Satria 1
34 Janji Adalah Hutang
35 Elang Wilangga
36 Ilmu Kebal Senjata
37 Satria Curiga
38 Panglimunan
39 Erwin Gautama Mandala
40 Resti Dan Satria
41 Ki Rangkupadan Sayekti
42 Keturunan Penguasa Timur
43 Lahar Dingin
44 Saudara Perempuanku
45 Kembali
46 Merawat Satria
47 Amnesia ?
48 Hengky Lukito Sastrowiyoto
49 Putra Romano
50 Pencarian Hengky
51 Bertemu Erwin
52 Bastian Philip
53 Anak Panti Asuhan
54 Rencana Devia Yang Tersembunyi
55 Berkas
56 Status, Derajat, Pangkat
57 Menemani Satria
58 Panti Wiloso
59 Ke Panti Asuhan
60 Menikah Mendadak
61 Persiapan
62 Tidak Sah
63 Raden Mas Arya Meninggal Dunia
64 Menemui Erwin
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Prolog
2
Devia
3
Resti Dan Mila
4
Kanjeng Gusti Ayu Dan Mbok Welas
5
Raden Mas Satria Hutomo Hadiningrat
6
Davin Dan Devan
7
Nyopet
8
Romiyati
9
Ketemu Mbak Watik
10
Ckkk, Mbak Watik !
11
Perkenalan
12
Nembak, Eh Meleset
13
Kiyai Amir
14
Lapor Komandan
15
Hanyalah Remukan Ciki
16
Minul Dapat Bantuan
17
Aji Lembu Sekilan
18
Hati, Pikiran Dan Ucapan
19
Simbok Galau Eaaa..!!
20
Gosip
21
Simbok Tahu Ternyata
22
Kejujuran Devia
23
Sat Set Pokoknya
24
Menemui Raden Mas Arya
25
Orang Misterius
26
Curiga Terhadap Devia
27
Si Hitam Manis, Minul
28
Caper Atau Kebiasaan
29
Wejangan Fadil
30
Romiyati
31
Ojo Gumun
32
Satria Mencoba Bersabar
33
Penyelidikan Satria 1
34
Janji Adalah Hutang
35
Elang Wilangga
36
Ilmu Kebal Senjata
37
Satria Curiga
38
Panglimunan
39
Erwin Gautama Mandala
40
Resti Dan Satria
41
Ki Rangkupadan Sayekti
42
Keturunan Penguasa Timur
43
Lahar Dingin
44
Saudara Perempuanku
45
Kembali
46
Merawat Satria
47
Amnesia ?
48
Hengky Lukito Sastrowiyoto
49
Putra Romano
50
Pencarian Hengky
51
Bertemu Erwin
52
Bastian Philip
53
Anak Panti Asuhan
54
Rencana Devia Yang Tersembunyi
55
Berkas
56
Status, Derajat, Pangkat
57
Menemani Satria
58
Panti Wiloso
59
Ke Panti Asuhan
60
Menikah Mendadak
61
Persiapan
62
Tidak Sah
63
Raden Mas Arya Meninggal Dunia
64
Menemui Erwin

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!