Cici merasa sangat hangat dan nyaman dalam pelukan Alif,
Alif masih terjaga,dia memandangi wajah Cci dengan lekat,jantung Alif mulai berdebar kencang, bagaimana pun dia tetaplah seorang normal, pria mana yang akan tahan jika ada wanita yang sangat cantik berada dipelukannya,
Alif hendak bangun,ingin mengalihkan pikiran-pikiran negatifnya.
Namun tangan Cici memegang erat baju Alif, pelan-pelan Alif melepaskan tangan Cici, dan menggantinya guling.
"hufftttt....!" Alif bernafas lega, Alif bergegas berdiri dan keluar kamar untuk mengalihkan pikiranya.
Setelah, tenang dia masuk kembali ke kamarnya untuk melihat keadaan Cici.
"apa kau sedang patah hati?"tanya Alif lirih.
Cici tiba-tiba terbangun,
"Guru...! "Cici terkejut
"kau sudah sadar?,tunggulah sebentar!"Alif segera ke dapur untuk mengahangatkan susu jahe dan memberikan pada Cici.
"minumlah, selagi hangat!"Alif memberikan segelas susu jahe pada Cici.
"Terimakasih guru!,Cici harus segera pulang, mommy pasti khawatir!"
Ujar Cici teringat akan mommynya,
"tenanglah mamah sudah menelpon mommymu!" ujar Alif menenangkan.
"wah, apa mamah sudah tidur?"tanya Cici
"hmmm, mamam yang merawatmu, mamah sangat khawtir padamu,apa yang sebenarnya terjadi?,kau tak bisa terkena hujan, lalu kenapa kau hujan-hujan di malam hari?"tanya Alif penasaran.
"Tidak apa-apa guru, hehehe!" jawab Cici menutupi .
"wah masalah anak muda ya, jika tidak mau cerita tidak apa-apa...!"
"hmmmm,guru!, kenapa guru bisa menemukanku?" tanya Cici.
"Dimana pun kamu pergi ,aku pasti bisa menemukanmu...!" jawab Alif sangat meyakinkan.
"Benarkah?,jadi aku tidak perlu khawatir jika tersesat guru pasti akan menemukanku kan? hehehe!" Cici sangat terhibur dengan perkataan gurunya.
"aku bisa kau andalkan!,apa kau butuh bahu untuk menangis?"tanya Alif lembut.
Cici meneteskan air mata,
"bolehkah Guru?" tanya Cici penuh harap,
"kenapa tidak?" Alif segera duduk di samping Cici menegakkan tubuhnya.
"letakan kepalamu, menangislah!, aku akan pura-pura tidak tahu...!"
Cici meletakan kepalanya di pundak Alif dan mulai menangis,sampai merasa lega,
Ini terasa seperti pundak Daddy, hangat dan sangat nyaman, aroma tubuh guru, membuatku merasa tenang,dalam hati Cici.
"Guru, apa guru pernah patah hati?" tanya Cici
"pernah!" jawab Alif
"apa yang guru lakukan saat patah hati?"tanya Cici penasaran, maklumlah Cici adalah bunya baru akan mekar,
"tidak ada,heheheh apa kau sedang jatuh cinta dan patah hati?"tanya Alif.
"Cici sendiri juga tidak tahu apa Cici ini sedang jatuh cinta atau tidak, tapi melihat dia bergandengan tangan dengan orang lain rasanya hati Cici terasa sangat nyeri!." Cci mengutarakan apa yang dirasakanya pada sang guru.
"wah, kau sudah jatuh cinta padanya itu namanya!"
"Cici tidak tahu guru , karna Cici sudah mengenalnya begitu lama, tapi dia mengatakan ingin bersamaku,tapi dia masih belum bisa melupakan masalalunya, makanya Cici tidak menerimanya, karna takut jika dia akan kembali bersama masalalunya...!" Cici mulai menceritakan kisahnya.
"wah, kenapa kau menjatuhkan hatimu pada laki-laki yang begitu plin-plan?"tanya Alif keheranan.
"maksud guru?"tanya Cici lebih jelas.
"Dia, tidak bisa tegas dengan pilihanya, maka lupakan saja laki-laki yang tidak berperinsip itu!" ujar Alif memberikan saran.
"iya, Cici akan melupakannya guru!" jawab Cici yakin.
"Hmmm, anak pintar, apa laki-laki itu Gren?" Alif hanya asal menebak.
"Bukan,dia senior di tempatku latihan bela diri!"jawab Cici tegas, entah mengapa rasanya percaya saja dengan Alif,sangat lega menceritakan semua padanya,menagis dipundak gurunya pun benar-benar sangat nyaman.
"oh aku kira itu Grenn, aku akan menghukumnya jika dia menyakitimu...!"ujar Alif
"tidak guru!" kak Grenn sangat baik pada Cici, Cici jadi ingat sudah berjanji akan melihatnya bertanding besok!"
"apa kau benar-benar sudah baikan?" tanya Alif.
"sudah guru,untung saja guru cepat menemukan Cici,jadi Cici baik-baik saja, tubuh Cici ini sangat renta terkena huhan,jika terkena hujan biasanya Cici tidak akan bisa bangun dari tempat tidur selama 3 hari mungkin bisa lebih,tapi tidak tahu saat ini, rasanya tempat tidur guru sangat nyaman, rasanya seperti di peluk mommy...heheh!"
Kedua tangan Alif memegang kepala Cici dan mendekatkan wajahnya sampai kening dan hidungnya saling menempel.
"Gu, gu.." Cici terkejut dengan apa yang dilakukan gurunya.
"hmmm benar kau sudah tidak demam!" Alif merasa lega setelah, mengecek suhu tubuh Cici.
"ah, aku kira..." Cici bernafas lega.
"kenapa?, kau kira aku mau menciumu? Hahahhaha" ujar Alif tertawa
"hehehe, guru juga tahu-tahu begitu.." jawab Cici merona karna malu.
"hmmmm, aku ini pria baik-baik, aku akan menikahi wanita yang aku cintai dulu baru menciumnya...!" ujar Alif penuh dengan keyakinan,
"memang kenapa jika belum menikah, kalau kita berciuman?" tanya Cici penasaran.
"ah, kau ini masuk Jerman apa Indonesia?"tanya Alif
"Aku kan masuk warga negara Indonesia guru...!"jawab Cici
"Jadi budaya barat jangan kau bawa kemari, hehehe, jangan suka mengikuti kesenangan sesaat,kau ini perempuan kau harus bisa menjaga diri, jangan mudah memberikan hal berharga dengan mudah pada laki-laki yang bahkan belum menjadi suamimu...!" ujar Alif menasehati.
"oh, begitu ya,baik guru aku mengerti...!"jawab Cici
"kau memang pintar!,kau bisa lihat pergaulan sekarang mengerikan, banyak anak seusiamu kehilangan masa mudanya, karna kesenangan sesaat tadi,terlebih lagi yang paling rugi itu pihak perempuan..."ujar Alif
"ah, benar guru, aku akan lebih hati-hati untuk masa depanku!, aku juga tidak ingin mengecewakan mommy dan daddy..."jawab Cici
"hemmmm, jika bergandeng tangan, berpelukan ringan, mengecup kening, itu masih bisa ditoleransilah!" ujar Alif.
"Guru, guru kenapa belum menikah?,apa guru pernah pacaran?"tanya Cici
"pernahlah, tapi endingnya jagain jodoh orang itu buang-buang waktu,nungguin yang klik dihati aja langsung ajak nikah nanti!" jawab Alif.
"sekarang udah nemu yang klik belum, guru?"tanya Cici
"udah..."jawab Alif
"kenapa nggak di ajak nikah?" tanya Cici lagi.
Alif mencubit hidung Cici gemas...
"hey,,,kenapa kau banyak bertanya?" tanya Alif gemas.
"ah, guru, sakit!, aku penasaran, guru ini sangat tampan!, kenapa masih belum laku?" ujar Cici nyengir,
"ah, benarkah aku tampan menurut Cici?" tanya Alif
"iyalah, guru ini sangat tampan,...!" jawab Cici yakin sepenuh hati,
"wah,iya aku tampan ya,lalu apa Cici menyukaiku?" tanya Alif.
"sukalah..!"jawab Cici
"ya sudah kita menikah saja yuk!" ajak Alif.
"bukan maksudnya bukan suka itu...!" Cici terkejut dan berusaha menjelaskan.
"ahahhahhaha, iya aku bercanda...aku sudah menemukan yang klik dihati,tapi dia belum menyadari perasaanku...aku akan sabar menunggu sampai dia menoleh kepadaku, dan jatuh hati padaku,...!"ujar Alif santai.
"bukankah itu juga buang-buang waktu?!"tanya Cici
"ah benar juga, tapi tidak tahu kenapa, yakin saja buat nunggu dia,yang penting dia belum menikah saja..."ujar Alif.
"ah Guru benar-benar pria sejati...!" puji Cici kagum.
"tidurlah!, udah larut, aku di ruang tamu, katakan saja jika perlu sesuatu!" ujar Alif berpesan.
"Baik guru...!" jawab Cici
Alif ke ruang tamu ...merebahkan tubuhnya di sofa.
Pagi hari...
"hey Lif, ngapain kamu tidur sini?"tanya bu Lastri
"kan Cici di dalam mah, masak mau tidur sama Cici!!" jawab Alif
"kan suruh jagain Cici malah tidur..!" bu Lastri berjalan masuk kamar Alif,bu Lastri membelai Cici lembut.
"sayang, sarapan yuk...!" bu Lastri membangunkan Cici perlahan.
"mah...!" Cici terbangun.
"Mandi dulu ya,mamah siapkan air hangat...!" ujar bu Lastri masuk kamar mandi menyiapkan air untuk Cici.
"mandilah sayang, pakailah ini kemarin Alif yang membelikan, celana dalamnya kebesaran makanya mamah pakaikan cemiti hehehhe"ujar bu Lastri terkikik.
"apa mah?, guru yang membelikanya?" Cici terkejut
"wah mamah cici malu dong,...!'ujar Cici
"kenapa malu? Kan darurat...sudah sana mandi keburu dingin...!" bu Lastri mendorong
cici ke kamar mandi untuk segera mandi.
Cici segera masuk kamar mandi, dan bergegas membersihkan tubuhnya,
Sedangkan bu Lastri menyiapkan sarapan.
"astaga, seumur hidup baru kali ini pakai celana kedodoran, untung saja hari ini pelajaran bebas masuknya juga bebas!" ujar Cici segera memakai baju yang dibelikan Alif.
"Dressnya cocok juga nih, guru ternyata tidak terlalu payah!,hihihi gimana ya guru beli dalamanya ya?, aku tidak bisa membayangkanya hihihi"
Selesai berganti baju, Cici mengikat rambutnya ke atas,
"ah, ini seperti bukan aku?" Cici bergegas keluar kamar.
"wah, Cici cantik sekali pakai dress...!"bu Lastri memuji Cici yang baru saja selesai mandi.
"makasih mah, oh apa guru belum bangun?" tanya Cici
"kamu bangunin gih...tuh di ruang tamu...!" ujar bu Lastri
Cici bejalan ke ruang tamu, untuk membangunkan gurunya yang terlihat masih terlelap.
"Ya Tuhan, Guru ini apa tidak capek,tidur seperti ini?" dalam hati Cici yang melihat gurunya tidur dengan kaki menggantung di sofa.
"Guru, guru bangun...ayo sarapan..." Cici menyetuh lengan Alif lembut.
"Ci, kau cantik sekali..." puji Alif saat membuka mata melihat pemandangan yang begitu cantik,
"Guru, maaf sudah sangat merepotkanmu,Cici akan membalas kebaikan guru...!" ujar Cici
"hmmmm, kenapa terlalu formal,percayalah aku orang yang bisa kau andalkan,ingatlah itu!" ujar Alif berdiri dan segera untuk mencuci wajah dan menggosok gigi.
"Guru, kapan mau nasi kuning aku akan membuatkanya...!" ujar Cici menawarkan.
"nanti akan aku tagih...sekarang kita sarapan...!" ajak Alif.
Merekapun segera menuju meja makan, dan sarapan bersama ..
"Kau mau ke sekolah jam berapa Ci?" tanya Alif.
"setelah ini...!" jawab Cici
"ayo berngkat bersama,apa kau mau pulang dulu?, aku akan mengantarmu...!"
"iya, biar mommy melihatku dulu jika aku baik-baik saja" jawab Cici
"Baiklah, aku mandi dulu,kau tunggu sebentar..." ujar Alif bergegas mandi
Setengah jam kemudian.
"yuk...Ci...berangkat!"ajak Alif yang sudah siap.
"mamah, aku pulang dulu ya mah,terimakasih mamah sudah merawat Cici..." ujar Cici berpamitan pada bu Lastri
"tidak perlu berterimakasih,aku ini juga mamahmu, salam buat Mommymu ya sayang..." bu Lastri menitip pesan pada Cici.
"iya mamah sampai jumpa..!" Cici mencium pipi kanan kiri bu Lastri
"Mah kita berangkat dulu ya!" ujar Alif berpamitan,
"iyah, jaga Cici baik-baik !"ujar bu Lastri
"semoga hubungan kalian ada kemajuan,kalau bukan Cici aku juga tidak akan bersabar,karna itu Cici, mamah akan bersabar...untuk menimang cucu,
Kau pikir mamahmu ini tidak tahu apa?, Kau begitu menyukai gadis kecil ini!, mamah aja suka apalagi kamu!" bu Lastri bergumam sendiri.
Author
"wah, Bu Lastri memang paling ngerti anaknya..."
Jangan lupa like dan komen..
😇😇😇😇
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 175 Episodes
Comments
Eni Ghiya
critanua bagus tpi mangilnya kok guru doang gk pakai bapak sperti gk enak j bacanya
2020-11-17
0
Rhania lesta
Ayo pak...harus gercep nanti
2020-05-05
2
Siti Nur Janah
ntor trus papinya Alif di mana?
2020-04-29
1