Kabar buruk

Hendra lantas mematikan sambungan telponnya, Eva melihat raut wajah Hendra yang cemas dan segera mengikuti langkah suaminya pergi.

"Mas ada apa? Apa yang terjadi?" Tanya Eva.

Hendra menghentikan langkahnya dan berbalik kearah Eva. "Gladys kritis, kita harus segera ke rumah sakit sekarang!" Jawab Hendra sambil meraup wajahnya kasar.

Deggg..

Jantung Eva seperti di tusuk beda tajam sampai berdarah-darah, anak yang ia harapkan untuk sembuh kini sedang melawan penyakitnya sendiri.

Tubuh Eva gemetar lengkap dengan air mata yang berjatuhan, Hendra memeluk Eva untuk menenangkannya, setelahnya mereka pun keluar dari rumah dan masuk ke dalam mobil.

15 menit memacu kendaraan, kini Hendra dan Eva sudah berada di rumah sakit. Mereka berdua berlari menuju tempat dimana Gladys di rawat, sesampainya mereka di depan ruangan Gladys. Di waktu bersamaan Dokter keluar dengan keringat mengucur di pelipisnya, perasan kedua orang itu sangatlah tak karuan.

"Dok, bagaimana keasaan Gladys?" Tanya Hendra.

"Maaf, Tuan. Kondisi pasien semakin memburuk, kami sudah berusaha semaksimal mungkin dan mengerahkan Dokter terbaik di rumah sakit ini. Tapi takdir berkehendak lain, putri Tuan menghembuskan nafas terakhirnya 3 menit yang lalu." Jelas Dokter dengan wajah kecewanya karena tak bisa menyelamatkan pasiennya.

DEGGG...

Hendra menarik kerah baju sang Dokter, air matanya kembali berderai persis saat dia di beritahu bahwa anak lelakinya meninggal dunia dulu.

"Bagaimana bisa anakku pergi, hah! Dokter macam apa kau ini, kembalikan anakku sekarang juga!" Amuk Hendra.

"Maaf, Tuan.Pekerjaan kami memang seorang Dokter untuk membantu pasien sembuh, kami hanya perantara karena sebaik-baiknya penyembuh adalah Tuhan yang Esa. Saya tahu bagaimana perasaan anda, Tuan. Tapi tim medis pun kecewa karena tak bisa menyelamatkan anak anda, kita sudah berusaha semaksimal mungkin dan berbagai upaya telah kami lakukan, jadi tolong sabar dan ikhlaskan kepergian Nona Gladys, sekarang dia tidak akan merasakan sakit lagi, tidak perlu kontrol dan minum obat-obatan lagi." Ucap Dokter berusaha menenangkan Hendra, kematian adalah hal yang paling menyedihkan karena tak bisa mengibati sebatas rindu dengan bertemu.

Tangan Hendra mulai turun secara perlahan, tubuhnya terduduk di hadapan Dokter dan menangis sejadinya.

Eva menangis histeris menerobos masuk ke dalam tempat dimana Gladys menghembuskan nafas terakhirnya, Suster menutup tubuh Gladys yang sudah terbujur kaku.

"JANGAN!" Teriak Eva berlari menarik selimut itu dan melemparnya dengan asal.

Seperti orang gila, itulah sebutan yang pas untuk Eva. Tangannya mengguncangkan tubuh Gladys yang sudah tak bernyawa, berkali-kali Eva menepuk pipi Gladys berharap ada keajaiban agar anaknya utu kembali menghirup udara dan membuka matanya.

"Bangun, Gladys! Ayo bangun sayang, Mama mohon cantik." Raung Eva.

Suster mencoba menenangkan Eva, tubuhnya merosot ke bawah begitu Suster memundurkan tubuhnya menjauh dari Gladys. Dokter kembali menutup tubuh Gladys dengan selimut putih sampai menutupi kepalanya.

********

Langit belum pulang dari rumah Meta, mereka semua seperti sudah kenal lama sampai bisa akrab satu sama lain. Meta mengambil cuti karena dia ingin mengunjungi temannya yang sakit di luar kota, Langit dan Raja pun tidak pergi bekerja karena jadwal tidak begitu padat dan kemungkinan siang mereka baru pergi ke kantor. Ayra juga ada kelas siang, jadi mereka bersantai sambil mengobrol menikmati waktunya.

Dering ponsel membuat yang lainnya menatap kearah meja, dimana ada salah satu ponsel menyala dengan suara nyaring dan itu berasal dari ponsel milik Kejora. Kejora melihat siapa yang memanggil nomornya, tidak ada nama yang artinya nomor orang yang tidak di kenal.

[Hallo,]

[......]

[A-Apa!]

[......]

[Baik, Terimakasih.]

Pandangan Kejora langsung kosong, dadanya sesak dan juga air matanya berjatuhan seperti meteor yang menyerang bumi.

"Ra, are you oke?" Tanya Ayra merangkul Kejora dari samping.

"G-Gladys udah pergi, Ay." Jawab Kejora dengan nafas tercekat, ada rasa bersalah karena dirinya tak memberikan organ terpenting dalam hidupnya kelada sang adik, kini dia kehilangan orang yang di sayanginya untuk ke sekian kalinya.

Ayra dan Meta membulatkan matanya, mereka bersamaan menutup mulutnya seakan tak percaya dengan apa yang barusan Kejora katakan. Kini Kejora menangis tergugu, gadis kecil yang selalu baik dan juga memberikan dukungan untuk tetap hidup padanya, kini lebih dulu menghadap sang pencipta.

"Gladys, hiksss... Maafin Kakak," Lirih Kejora terisak meremas ponsel yang masih di genggamnya.

Salah seorang dari pihak rumah sakit memberitahukan kabar duka ini padanya, di sebrang telpon seorang perawat menghubunginya untuk datang ke rumah sakit, tetapi atas permintaan Gladys sendiri Kejora tidak boleh menemui orangtuanya. Sebagai seorang adik, tentu saja Gladys tak tega jika Kejora kembali diadili oleh keluarganya sendiri walaupun bukan kesalahannya.

Kejora meminta Meta mengantarkannya ke rumah sakit, dia juga mengatakan apa yang di sampaikan oleh perawat untuk datang secara diam-diam.

"Ayo, gue anterin." Seru Langit.

"Gue sama Kak Meta aja, udah terlalu banyak gue ngerepotin loe Kak." Ucap Kejora tak enak hati kalau terus di bantu oleh Langit, entah balasan apa yang pantas untuk semua kebaikan Langit.

"Cepat!" Desak Langit bangkit dari duduknya, dia menarik tangan Kejora keluar dari dalam rumah sampai Kejora sendiri kesusahan mengimbangi langkah panjang Langit.

Raja menyeruput teh manisnya, dia segera berlari menyusul bersama Meta dan Ayra.

******

Hendra mengurus surat kematian Gladys, sedangkan Eva menunggu Gladys di mandikan oleh petugas rumah sakit. Syifa datang bersama Kavindra, dia memakai masker untuk menutupi wajahnya.

"Mama." Panggil Syifa.

Eva tak bergeming, dia tetap diam dengan tatapan kosongnya membuat Syifa tak tega melihatnya. Kavindra memasang wajah datar melihat kesedihan yang di perlihatkan oleh Eva.

"Mama, yang sabar ya, Ma. Gladys sekarang udah gak ngerasain sakit lagi, dia pasti sedih kalo liat Mama kayak gini. Berusaha ikhlas ya, Ma." Ucap Syifa mengusap bahu Eva.

Mulut Eva kembali bergetar di susul air matanya yang terus berjatuhan, Syifa memeluk ibunya menahan sesak di dadanya, situasinya saat ini begitu menyesakkan baginya. Selain kehilangan adik bungsunya, Syifa juga rasanya ingin berteriak mengadukan perlakuan Kavi padanya yang masih meninggalkan bekas luka yang membiru di tubuhnya. Setelah kembali dari luar, lebih tepatnya mencari Kejora, Kavi kembali ke hotel dimana Syifa berada. Wanita itu hendak kabur, akan tetapi Kavi mengancamnya akan memberitahukan pada kedua orangtuanya bahwa sekarang dirinya tengah berbadan dua. Nyali Syifa pun menciut, dia sangat takut dengan amukan sang Ayah, terlebih lagi jika beritanya menyebar maka akan membuat citra Hendra rusak di mata pebisnisnya.

"Ini gara-gara anak sialan itu! Kalau saja dia tidak kabur, pasti saat ini Gladys masih hidup dan kumpul lagi sama kita." Ucap Eva menggebu-gebu.

"Apa? Jadi, Gladys gak dapet pendonor, makanya dia meninggal?" Tanya Syifa karena setahunya kalau Gladys akan melakukan operasi bersama Kejora, dia kira operasinya sudah di lakukan.

"Enggak! Dia kabur, Mama akan pastikan dia menerima balasan yang setimpal karena sudah membuat anak Mama pergi lagi." Geram Eva sampai tangannya mengepal kuat.

Kavi yang mendengarnya pun terpancing emosinya, dia mengepalkan tangannya dengan mata yang memerah menahan amarah, dia tidak bisa meluapkannya di tempat umum karena situasinya sangat tidak memungkinkan.

"Kalian berencana menukarkan milik Kejora dengan Gladys? Sebenci itu kalian padanya? Jika Kejora yang pergi, apa kalian juga akan sama sedihnya seperti sekarang ini, hah!" Ucap Kavi dengan penuh penekanan.

"Ya memangnya kenapa? Hidup dia itu pembawa sial, buktinya tiga orang sudah pergi karenanya, jadi bila dia mati pun itu anugerah buat keluarga." Ucap Syifa tak suka, kenapa juga suaminya harus peduli.

"Benar, terlalu berharga air mataku untuk menangisi anak tidak tahu diri itu." Timpal Eva.

"Pantas saja Tuhan mengambil Gladys, karena Tuhan lebih tahu mana yang terbaik. Aku tidak menyangka seorang Ibu sanggup mengatakan hal yang tidak seharusnya keluar dari mulut seorang ibu." Ucap Kavindra sambil berlalu dari hadapan istri dan mertuanya, sungguh dia menyesal sekali karena lebih memilih ular dari pada seorang gadis sebaik Kejora.

Terpopuler

Comments

ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢

ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢

no wonder kalo ada ibu yg begini, ibu gua slnya begitu wkwk

2024-11-30

2

Laurensia Listianawati

Laurensia Listianawati

ya apa Kejora bukan anak kandungnya

2025-01-13

0

komalia komalia

komalia komalia

bilangin lah kavindra kalau istri mh anak kesayangan mertua mu tua telah hamil

2024-10-20

2

lihat semua
Episodes
1 Kejutan yang tak terduga
2 Murkanya Galaxy
3 Memilih mati
4 Kambuh
5 Rintihan Kejora
6 Bertemu kembali
7 Kartu Identitas
8 Trauma
9 Kembali ke rumah
10 Pernikahan
11 Operasi
12 Mengharapkan Karma
13 Menjenguk Kejora
14 Awal mula kebencian itu hadir
15 Kebohongan
16 Amukan Kavindra
17 Tak sanggup Kehilangan
18 Kabar buruk
19 Pemakaman
20 Tersebarnya Berita
21 Menemui Kejora
22 Pilih-Pilih
23 Pengajian
24 Hak Mutlak
25 Amukan Hendra
26 Tawaran Zoya dan Nando
27 Gak bujang lagi
28 Mantan calon mertua
29 Melawan
30 Virus
31 Menjemput Kejora
32 Mimpi buruk
33 Terharu
34 Menyelamatkan
35 Syifa Histeris
36 Haji Raja
37 Menghadiri pesta
38 Melamar
39 Menjemput
40 Baku hantam
41 Pingsan
42 Sadar
43 Menjenguk
44 Pulang
45 Menyuapi
46 Langit kegirangan
47 Menemuinya
48 Tes DNA
49 Cemburu
50 Dibpertemukan
51 Putri Ayah
52 Permintaan Ben
53 Pindah
54 Mencabut laporan
55 Kejora cemburu
56 Murkanya Seorang Ayah
57 Bermain di pantai
58 Menonton Drama
59 Kacau
60 Perdebatan Ayah dan Anak.
61 Perihal warisan
62 Tukang pijat
63 Bertemu ulat bulu
64 Hilangnya Langit
65 Hari itu telah tiba
66 Prosesi sungkeman
67 Ayah?
68 Kemarahan Langit
69 Fitting baju
70 Pergi ke Bandung
71 Amukan Langit
72 Asing
73 Charger
74 Malam pertama
75 Lagi?
76 Resepsi
77 Noda yang membandel
78 Berita Viral
79 Membalas
80 Di buntuti
81 Semuanya hancur
82 Kemauan Langit.
83 Lesehan
84 Gundal gandul
85 Keenakan
86 mood swing
87 Dugaan Galen
88 Cebong
89 Cek cebong
90 Urgent
91 Kejutan
92 Isi pikiran Nando
93 Suntuk
94 Marinasi
95 Tukang ribut
96 Cemas
97 Mencari Langit
98 Masih terngiang
99 Kontraksi
100 Melahirkan
101 Saran nama
102 Baby
103 Berita
104 Menangkap pelaku
105 Konferensi pers
106 Konferensi pers
107 Kado
108 Menghibur Bila
109 Tingkah Bumi dan Langit
110 Kesabaran Kejora.
111 Kejutan
112 Novel baru lagi, judulnya " Kasih sayang Cahaya" jangan lupa baca ya readers
113 Hallo, guys ini novel baruku sequel dari -Langit Maheswara' versi Arzan ya.
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Kejutan yang tak terduga
2
Murkanya Galaxy
3
Memilih mati
4
Kambuh
5
Rintihan Kejora
6
Bertemu kembali
7
Kartu Identitas
8
Trauma
9
Kembali ke rumah
10
Pernikahan
11
Operasi
12
Mengharapkan Karma
13
Menjenguk Kejora
14
Awal mula kebencian itu hadir
15
Kebohongan
16
Amukan Kavindra
17
Tak sanggup Kehilangan
18
Kabar buruk
19
Pemakaman
20
Tersebarnya Berita
21
Menemui Kejora
22
Pilih-Pilih
23
Pengajian
24
Hak Mutlak
25
Amukan Hendra
26
Tawaran Zoya dan Nando
27
Gak bujang lagi
28
Mantan calon mertua
29
Melawan
30
Virus
31
Menjemput Kejora
32
Mimpi buruk
33
Terharu
34
Menyelamatkan
35
Syifa Histeris
36
Haji Raja
37
Menghadiri pesta
38
Melamar
39
Menjemput
40
Baku hantam
41
Pingsan
42
Sadar
43
Menjenguk
44
Pulang
45
Menyuapi
46
Langit kegirangan
47
Menemuinya
48
Tes DNA
49
Cemburu
50
Dibpertemukan
51
Putri Ayah
52
Permintaan Ben
53
Pindah
54
Mencabut laporan
55
Kejora cemburu
56
Murkanya Seorang Ayah
57
Bermain di pantai
58
Menonton Drama
59
Kacau
60
Perdebatan Ayah dan Anak.
61
Perihal warisan
62
Tukang pijat
63
Bertemu ulat bulu
64
Hilangnya Langit
65
Hari itu telah tiba
66
Prosesi sungkeman
67
Ayah?
68
Kemarahan Langit
69
Fitting baju
70
Pergi ke Bandung
71
Amukan Langit
72
Asing
73
Charger
74
Malam pertama
75
Lagi?
76
Resepsi
77
Noda yang membandel
78
Berita Viral
79
Membalas
80
Di buntuti
81
Semuanya hancur
82
Kemauan Langit.
83
Lesehan
84
Gundal gandul
85
Keenakan
86
mood swing
87
Dugaan Galen
88
Cebong
89
Cek cebong
90
Urgent
91
Kejutan
92
Isi pikiran Nando
93
Suntuk
94
Marinasi
95
Tukang ribut
96
Cemas
97
Mencari Langit
98
Masih terngiang
99
Kontraksi
100
Melahirkan
101
Saran nama
102
Baby
103
Berita
104
Menangkap pelaku
105
Konferensi pers
106
Konferensi pers
107
Kado
108
Menghibur Bila
109
Tingkah Bumi dan Langit
110
Kesabaran Kejora.
111
Kejutan
112
Novel baru lagi, judulnya " Kasih sayang Cahaya" jangan lupa baca ya readers
113
Hallo, guys ini novel baruku sequel dari -Langit Maheswara' versi Arzan ya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!