Kambuh

Angkasa mengajak Langit untuk pulang, dia tak mungkin membiarkan kakaknya menunggu karena gadis yang di tolong pun sudah ada yang menjaga.

"Abang, yuk pulang dulu. Abang belum ganti baju, nanti masuk angin." Ajak Angkasa.

Langit mengiyakan ajakan adiknya, tetapi baru saja beberapa langkah berjalan, dadanya terasa terhimpit sampai kesulitan mengatur nafasnya. Langit meremat dadanya sampai tubuhnya merosot ke bawah, melihat itu Angkasa lantas memanggil Dokter dan membantu Kakaknya duduk.

"DOKTER, DOK! TOLONG...!" Teriak Angkasa meminta bantuan.

Salah seorang perawat yang lewat lantas membantu Angkasa membawa Langit menuju ruangan yang kosong, sambil menunggu Dokter datang, perawat memasangkan alat bantu pernafasan terlebih dahulu. Sedangkan Angkasa dilarang masuk, mau tak mau ia menunggu di luar ruangan.

Ceklekkk.

Dokter datang memeriksa keadaan Langit, riwayat Asma Langit kambuh kembali karena beberapa faktor. Langit kelelahan, banyak pikiran dan juga kedinginan karena bermain air laut tanpa mengganti pakaiannya. Beruntung Langit belum benar-benar pulang, dia bisa langsung mendapatkan perawatan dari rumah sakit.

Setelah pemeriksaan selesai, Dokter keluar bersama perawat yang mendampinginya. Ia meminta Angkasa untuk berjaga di dalam sana, Langit kini sedang beristirahat setelah Dokter memberikan obat sesuai dengan apa yang di keluhkannya.

"Abang," Lirih Angkasa melihat jarum infus dan juga alat bantu bernafasan terpasang di tubuh Langit, setelah sekian lama tak kambuh, kini Angkasa melihat kembali kondisi Langit yang terlihat pucat dan juga berantakan.

Angkasa menarik kursinya dan duduk di samping pembaringan Kakaknya, dia lupa mengabari keluarganya perihal keadaan Kakak sulungnya. Tangannya merogoh saku celananya, dia membuka layar benda pipih yang ternyata batrenya hanya tinggal 20 persen lagi.

"Isshhh, lupa bawa charger lagi." Gumam Angkasa.

Begitu Angkasa mengaktifkan datanya, banyak panggilan tak terjawab dari ayahnya. Dia menebak kalau Ayahnya sudah mengetahui apa yang terjadi pada Langit, tangannya bergerak memencet tombol panggilan untuk menghubungi ayahnya kembali.

Tutttt..

[......]

[Papa, aku di rumah sakit jagain Abang. Batrainya sedikit lagi, aku tidak bisa lama-lama nelponnya.]

[......]

[Cempaka Sinar Medika]

Tuuttt...

******

Di dalam mobil.

Aiman mendapatkan panggilan dari Putranya, akhirnya dia tahu dimana keberadaan Langit. Sejurus kemudian, Aiman melajukan mobilnya menuju ke rumah sakit dimana Langit di rawat. Di dalam hatinya ia terus berdoa demi keselamatan Putranya, Galaxy pun tak kalah khawatirnya pada sang Kakak, terlebih lagi dia juga mendengar percakapan kembarannya dan juga Ayahnya.

Firasat seorang Ibu jarang sekali meleset, apa yang di khawatirkan oleh Laras benar-benar terjadi.

Kurang lebih selama 20 menit Aiman berkendara, akhirnya dia sampai juga di rumah sakit dimana Langit di rawat. Aiman mengirimkan pesan kepada istrinya agar membawa baju ganti sekalian melihat kondisi Langit, karena dirinya yakin kalau Laras pasti terus gelisah sebelum benar-benar bertemu dengan anaknya.

Sebelumnya, Angkasa mengirimkan pesan dimana ruang rawatnya, jadi Aiman tak perlu bertanya lagi pada resepsionis.

Sesampainya di depan pintu kamar Langit, Aiman menghembuskan nafasnya panjang. Keduanya pun masuk ke dalam, terlihat Langit masih tenang dalam tidurnya. Angkasa menempelkan jari telunjuk di depan mulutnya, sebagai isyarat agar kembarannya dan juga ayahnya tidak berisik atau menimbulkan suara karena Kakaknya butuh istirahat.

"Ya Allah, Nak. Malang sekali nasibmu, Papa yang mendengarnya saja tidak kuat, apalagi kamu." Lirih Aiman nyaris tak terdengar, meskipun hanya ayah sambung bagi Langit. Kasih sayangnya begitu besar, tak ada pembedaan antara Langit dan yang lainnya karena bagi Aiman semuanya sama.

Galaxy mengepalkan tangannya dengan mata terpejam, dia bersumpah tidak akan ada yang berani menyakiti kakaknya lagi. Jika suatu saat dia ataupun anggota keluarga yang lain di pertemukan kembali dengan Jennie, dia orang pertama yang akan menyingkirkannya. Galaxy berharap karma akan segera datang mengertai Jennie, sungguh dia sangat membenci wanita licik itu.

*****

Di rumah sakit lain.

Jennie pula di larikan ke rumah sakit usai kepergian Galaxy, dia mengalami pendarahan karena stress dan juga harus mendengar cibiran, cacian dan makian yang di lontarkan dari mulut para tamu undangan. Tanpa di sangka, sahabat baik Langit yang menemani kisah perjalanan cinta dirinya pun turut hadir. Awalnya teman Langit itu juga syok karena dia hanya ikut orangtuanya menghadiri acara koleganya, tapi ternyata apa yang di saksikan sungguh di luar dugaan. Malah dia juga melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana murkanya Galaxy, dia tidak melihat Langit karena mungkin pada saat dia sampai Langit sudah pergi meninggalkan acara tersebut.

Mertua Jennie terus menggerutu menyalahkan Jennie dan keluarganya karena membuat malu nama baik keluarga, semua rencana yang telah di susun pun gagal. Kevin mengacak-acak rambutnya frustasi, di sisi lain dia ingin Jennie dan calon anaknya selamat, tetapi di sisi lainnya lagi dia di buat pusing oleh ibunya yang terus mengomel tanpa henti.

"Ibu, diamlah! Kalau mau ngomel nanti saja, aku pusing mendengarnya!" Sentak Kevin dengan penampilan kacaunya.

"Dasar anak tidak tahu diri! Berani kau membentak ibumu sendiri, hah?! Bagaimana bisa aku melahirkan anak yang pembangkang, lebih memilih orang baru daripada ibunya sendiri. Lihatlah sendiri, karena ulahmu keluarga kita yang menanggung malu!" Bentak Maria tak kalah sengitnya.

"Sudahlah, Ma. Lebih baik kita pulang saja, mau hidup atau mati pun dia (Jennie dan anaknya) Papa tidak peduli." Ucap Arya acuh tak acuh.

"Mulai detik ini juga, jangan pernah menginjakkan kakimu ke rumah kami lagi. Aku tidak sudi menerima benalu!" Sarkas Maria pada Kevin, dia berjalan menabrak bahu Ibu Jennie yang terlihat diam saja tanpa mau ikut mendebat besannya.

Irwan mengepalkan kedua tangannya dengan kepala tertunduk dan juga air mata yang berusaha di tahannya, ia ingin marah tapi sadar akan posisinya dimana sekarang. Nasya hanya terisak menyayangkan nasib Putrinya yang sangat dia sayang begitu menyedihkan, terlebih lagi mertuanya menaruh rasa benci sampai tidak peduli akan keselamatan Jennie maupun bayinya.

Kevin menjambak rambutnya dengan kuat, dia bahkan meninju tembok rumah sakit sampai darah mengalir dari tangannya. Irwan dan Nasya berusaha menenangkan Kevin, walau bagaimana pun nasi sudah menjadi bubur.

*******

Malam hari.

Dokter Meta kembali memeriksa kondisi temannya, yang tak lain adalah gadis yang di tolong oleh Langit dan juga Angkasa. Sebuah laporan dari salah satu perawat membuat perasaannya tak karuan, tubuh Kejora yang kerap di panggil Ara mengalami kejang-kejang. Dokter Meta meminta bantuan rekan sesama Dokternya untuk menangani Kejora, sampai 3 jam di dalam ruangan yang dingin, Kejora berhasil melewati masa kritisnya.

Berulang kali Meta mengucap syukur karena Kejora masih ingin berjuang untuk hidup, Kejora di pindahkan ke ruang IGD karena takut kejadian serupa terulang lagi meskipun Kejora sudah dinyatakan lewat masa kritis.

"Kejora, Kak Meta mohon untuk tetap bertahan hidup. Kakak tahu bagaimana kehidupan kamu, jangan biarkan mereka merasa menang dan tahu keberadaanmu, mereka semua pasti menginginkanmu hanya untuk kepentingan mereka sendiri. Aku ingin kau egois untuk sekarang ini, kau berhak bahagia, Kejora." Ucap Meta sambil menggenggam erat sebelah tangan Kejora, hatinya merasa begitu tercabik melihat berbagai alatas medis yang menempel di tubuh teman yang selalu menjadi pendengar baik baginya.

Kejora Andhira Wilyatama, Seorang gadis yang sangat baik dan juga pekerja keras. Sayangnya, dia harus hidup di tengah keluarga yang terlihat harmonis, namun berantakan di dalamnya. Kedua orangtuanya pilih kasih, dia hanya memiliki satu tempat yang dia anggap rumah dan pahlawan dikala dia merasa kesusahan dan butuh pertolongan. Tempatnya berlindung, tetapi semuanya hancur disaat dia mendapati orang yang dianggap pelindung itu beradu peluh di kamar kakaknya sendiri, dengan dalih mereka saling mencintai, padahal dia sudah mempersiapkan acara pernikahannya yang hanya tinggal menghitung hari. Saat mengadukan Kakaknya pada kedua orangtuanya, siapa sangka Kejora malah mendapat cacian dan makian, serta dia harus mengalah demi kakaknya yang selalu di unggulkan. Adiknya yang sama-sama perempuan seringkali sakit-sakitan, butuh donor jantung karena jantungnya bocor. Lagi-lagi dia di tuntut mengerti keadaan di sekitar orang yang menjadi keluarganya, sang ayah mendesak Kejora untuk memberikan salah satu organ penting dalam dirinya, pun dengan sang Ibu. Lengkap sudah kemalangan yang di derita Kejora, Meta hanya menangis membayangkan bagaimana Kejora melewati hari-harinya. Kejora adalah sahabat dari adik Meta, tetapi Kejora juga dekat dengan Meta layaknya seorang adik kakak.

"Aku tidak akan memberikanmu kepada keluargamu lagi, Ra. Aku bersumpah, tidak akan ada kebahagiaan di dalam keluarga Wilyatama." Ucap Meta dengan wajah marahnya.

Terpopuler

Comments

Nurhayati Nia

Nurhayati Nia

semoga kejora dan langit berjodoh yaa

2024-12-06

0

Laurensia Listianawati

Laurensia Listianawati

apa Kejora bukan anak kandung

2025-01-12

0

Ayu

Ayu

bnyk crita yg sdh aku baca ada baby mara and venus ada mars untuk kejora. tk kirain sm tapi penulis nya beda. maaf ya thor jdi pusing nih

2024-12-09

1

lihat semua
Episodes
1 Kejutan yang tak terduga
2 Murkanya Galaxy
3 Memilih mati
4 Kambuh
5 Rintihan Kejora
6 Bertemu kembali
7 Kartu Identitas
8 Trauma
9 Kembali ke rumah
10 Pernikahan
11 Operasi
12 Mengharapkan Karma
13 Menjenguk Kejora
14 Awal mula kebencian itu hadir
15 Kebohongan
16 Amukan Kavindra
17 Tak sanggup Kehilangan
18 Kabar buruk
19 Pemakaman
20 Tersebarnya Berita
21 Menemui Kejora
22 Pilih-Pilih
23 Pengajian
24 Hak Mutlak
25 Amukan Hendra
26 Tawaran Zoya dan Nando
27 Gak bujang lagi
28 Mantan calon mertua
29 Melawan
30 Virus
31 Menjemput Kejora
32 Mimpi buruk
33 Terharu
34 Menyelamatkan
35 Syifa Histeris
36 Haji Raja
37 Menghadiri pesta
38 Melamar
39 Menjemput
40 Baku hantam
41 Pingsan
42 Sadar
43 Menjenguk
44 Pulang
45 Menyuapi
46 Langit kegirangan
47 Menemuinya
48 Tes DNA
49 Cemburu
50 Dibpertemukan
51 Putri Ayah
52 Permintaan Ben
53 Pindah
54 Mencabut laporan
55 Kejora cemburu
56 Murkanya Seorang Ayah
57 Bermain di pantai
58 Menonton Drama
59 Kacau
60 Perdebatan Ayah dan Anak.
61 Perihal warisan
62 Tukang pijat
63 Bertemu ulat bulu
64 Hilangnya Langit
65 Hari itu telah tiba
66 Prosesi sungkeman
67 Ayah?
68 Kemarahan Langit
69 Fitting baju
70 Pergi ke Bandung
71 Amukan Langit
72 Asing
73 Charger
74 Malam pertama
75 Lagi?
76 Resepsi
77 Noda yang membandel
78 Berita Viral
79 Membalas
80 Di buntuti
81 Semuanya hancur
82 Kemauan Langit.
83 Lesehan
84 Gundal gandul
85 Keenakan
86 mood swing
87 Dugaan Galen
88 Cebong
89 Cek cebong
90 Urgent
91 Kejutan
92 Isi pikiran Nando
93 Suntuk
94 Marinasi
95 Tukang ribut
96 Cemas
97 Mencari Langit
98 Masih terngiang
99 Kontraksi
100 Melahirkan
101 Saran nama
102 Baby
103 Berita
104 Menangkap pelaku
105 Konferensi pers
106 Konferensi pers
107 Kado
108 Menghibur Bila
109 Tingkah Bumi dan Langit
110 Kesabaran Kejora.
111 Kejutan
112 Novel baru lagi, judulnya " Kasih sayang Cahaya" jangan lupa baca ya readers
113 Hallo, guys ini novel baruku sequel dari -Langit Maheswara' versi Arzan ya.
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Kejutan yang tak terduga
2
Murkanya Galaxy
3
Memilih mati
4
Kambuh
5
Rintihan Kejora
6
Bertemu kembali
7
Kartu Identitas
8
Trauma
9
Kembali ke rumah
10
Pernikahan
11
Operasi
12
Mengharapkan Karma
13
Menjenguk Kejora
14
Awal mula kebencian itu hadir
15
Kebohongan
16
Amukan Kavindra
17
Tak sanggup Kehilangan
18
Kabar buruk
19
Pemakaman
20
Tersebarnya Berita
21
Menemui Kejora
22
Pilih-Pilih
23
Pengajian
24
Hak Mutlak
25
Amukan Hendra
26
Tawaran Zoya dan Nando
27
Gak bujang lagi
28
Mantan calon mertua
29
Melawan
30
Virus
31
Menjemput Kejora
32
Mimpi buruk
33
Terharu
34
Menyelamatkan
35
Syifa Histeris
36
Haji Raja
37
Menghadiri pesta
38
Melamar
39
Menjemput
40
Baku hantam
41
Pingsan
42
Sadar
43
Menjenguk
44
Pulang
45
Menyuapi
46
Langit kegirangan
47
Menemuinya
48
Tes DNA
49
Cemburu
50
Dibpertemukan
51
Putri Ayah
52
Permintaan Ben
53
Pindah
54
Mencabut laporan
55
Kejora cemburu
56
Murkanya Seorang Ayah
57
Bermain di pantai
58
Menonton Drama
59
Kacau
60
Perdebatan Ayah dan Anak.
61
Perihal warisan
62
Tukang pijat
63
Bertemu ulat bulu
64
Hilangnya Langit
65
Hari itu telah tiba
66
Prosesi sungkeman
67
Ayah?
68
Kemarahan Langit
69
Fitting baju
70
Pergi ke Bandung
71
Amukan Langit
72
Asing
73
Charger
74
Malam pertama
75
Lagi?
76
Resepsi
77
Noda yang membandel
78
Berita Viral
79
Membalas
80
Di buntuti
81
Semuanya hancur
82
Kemauan Langit.
83
Lesehan
84
Gundal gandul
85
Keenakan
86
mood swing
87
Dugaan Galen
88
Cebong
89
Cek cebong
90
Urgent
91
Kejutan
92
Isi pikiran Nando
93
Suntuk
94
Marinasi
95
Tukang ribut
96
Cemas
97
Mencari Langit
98
Masih terngiang
99
Kontraksi
100
Melahirkan
101
Saran nama
102
Baby
103
Berita
104
Menangkap pelaku
105
Konferensi pers
106
Konferensi pers
107
Kado
108
Menghibur Bila
109
Tingkah Bumi dan Langit
110
Kesabaran Kejora.
111
Kejutan
112
Novel baru lagi, judulnya " Kasih sayang Cahaya" jangan lupa baca ya readers
113
Hallo, guys ini novel baruku sequel dari -Langit Maheswara' versi Arzan ya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!