Pemakaman

Kejora mematung di tempatnya, dia mendengar semua percakapan ibu dan juga Syifa, ucapan Kavindra pun mampu menyentil hatinya. Ternyata benar, bila dirinya pergi maka mereka akan sangat mensyukurinya.

Meta hendak melangkahkan kakinya karena tak mampu menampung rasa geramnya lagi, tetapi Raja berhasil menahannya. Jika Meta maju, itu sama saja mereka tidak memenuhi kemauan Gladys untuk yang terakhir kalinya. Langit manarik tangan Kejora untuk pergi menuju ruangan yang sudah ada seseorang menunggu kedatangan Kejora, ingin rasanya Langit merobek mulut Eva dan juga Syifa yang sudah terlampau batas.

Di sebuah ruangan Dokter bedah, Kejora duduk berhadapan dengan Dokter laki-laki yang bernama Yoga. Sebuah amplop putih di sodorkan di hadapan Kejora, dengab ragu Kejora mengambilnya dan membuka isi di dalamnya.

"Semalam pasien sadar dan meminta bantuan saya untuk menuliskan surat dan juga memberikan ponsel miliknya kepada kakaknya yang bernama Kejora, disana juga ada rekaman suara pasien sebelum menghembuskan nafas terakhirnya." Ucap Dokter Yoga.

Kejora beberapa kali mengerjapkan matanya, dia tak kuasa membuka ponsel milik adiknya yang kini sudah ada di tangannya. Disana juga ada sebuah surat kecil dengan kertas berbentuk hati, Kejora lantas membukanya dan membacanya di dalam hati.

'Kakak, maafkan aku ya. Karena aku sakit, kakak menderita karena Mama Papa. Sepertinya aku mau menemui Abang, Nenek dan kakek, aku cape kak harus terus minum obat dan merasakan nyeri. Jangan merasa bersalah atas kepergianku nanti, tolong bawakan aku bunga mawar putih jika kakak punya waktu senggang.

Oh iya, aku hampir saja lupa.

Selamat ulang tahun yang ke 23 Kak Kejora, semoga bahagia menyertaimu. Maaf, aku tidak bisa ikut menyembuhkan luka kakak. Bersinarlah seperti Bintang Kejora, tolong pergi dari mereka semua kak, aku tidak mau kakak terluka lagi. Aku sangat sayang Kakak, tolong jangan menangis lagi karena aku ikut merasakan sedihmu kak.

Saat Papa menyuruh Kakak mendonorkan jantungnya untukku, aku menolak dengan keras. Aku mendapatkan cukup kasih sayang dari mereka, bahkan apapun yang aku mau mereka mengabulkannya. Tapi, aku tidak mau Kak. Selama ini Kakak belum merasakan bahagia, lebih baik aku pergi tanpa merasa berdosa daripada hidup tapi tak tenang karena pengorbanan kakak.

I Love you Kakak 💜💜

Tangis Kejora kembali pecah, Meta memeluk tubuh Kejora yang bergetar hebat saat membaca sebuah ucapan dari adiknya. Dokter Yoga pun ikut menyeka air matanya, selama ini dialah yang menjadi pendengar Gladys yang selalu menceritakan Kejora, dia bangkit dari duduknya meminta Kejora memeluknya. Akan tetapi, Langit langsung melayangkan tatapan tajam seeta menghalangi tubuh Dokter Yoga dengan tubuhnya. Padahal, Dokter Yoga ingin memeluk Kejora layaknya seorang ayah memeluk anaknya.

"Ayo kita pergi. Kau ingin melihat proses pemakamannya bukan?" Ajak Langit.

Kejora menganggukkan kepalanya pelan, dia ingin melihat adiknya di kebumikan walaupun melihat dari kejauhan.

******

Pemakaman Gladys sudah siap, banyak orang memakai pakaian serba hitam. Hendra dan ada beberapa orang pria mengangkat keranda menuju pemakaman, Eva tak hentinya menangis dan berjalan lunglai.

Dari kejauhan, Kejora dan yang lainnya melihat proses pemakaman dari jauh, lebih tepatnya di bawah pohon besar. Dengan mata kepalanya sendiri, Kejora melihat Gladys di kebumikan.

"Tenang disana, Dek. Sampaikan salam Kakak sama Abang dan Nenek, katakan pada mereka kalau Kakak rindu." Gumam Kejora.

Meta mengelus lengan Kejora, Langit dan Raja berdiri do belakang para perempuan dengan mengirimkan doa untuk almarhumah.

Salah seorang Ustadz memimpin doa untuk mendiang Gladys, semua orang pun mengangkat tangannya meng-aminkan.

Eva dan Syifa menaburkan bunga diatas gundukan tanah merah, orang- orang mulai berangsur-angsur pergi dan di pemakaman hanya ada anggota keluarga saja. Syifa melihat ke sekeliling pemakaman, niatnya dia ingin mencari makam kakaknya yang ada di tempat yang sama, tetapi matanya menangkap sosok Kejora yang dia benci.

"Ma, Pa. Bukankah itu Kejora," Ucap Syifa menunjuk kearah pohon besar.

Hendra dan Eva menajamkan matanya, ternyata apa yang di ucapkan oleh Syifa memang benar, Kejora masih tetap berdiri memakai pakaian serba hitam dan masker yang menutupi wajahnya. Dari belakang, Langit mendapat bisikan dari Raja yang mana membuatnya tersenyum misterius di balik masker yang dia pakai.

Kedua orangtua Kejora berjalan cepat kearah anak yang di cap pembawa sial, saat sudah berhadapan dengan Kejora yang menunduk sambil mengangkat tangannya mendoakan adiknya, satu tamparan mendarat di pipi Kejora dengan keras dan terasa panas.

PLAKKK...

"Mau apa kau disini, hah?!" Pekik Eva.

Dada Eva naik turun, Hendra pun hendak menampar Kejora seperti apa yang di lakukan oleh istrinya, tetapi tangannya berhasil di tepis oleh Langit dan sebuah bogeman mentah mendarat di pipi Hendra.

Bughhh..

Hendra jatuh tersungkur ke tanah, Eva dan Syifa membantunya berdiri, sementara Kavi hanya diam menyaksikan itu semua karena dia tidak perlu mengotori tangannya sendiri yang memang sudah berniat menonjok wajah Hendra.

"Sialan! Siapa kau, hah! Jangan pernah ikut campur." Hardik Hendra lengkap dengan tatapan marahnya.

Tangan Syifa meraih rambut Kejora, tetapi sejurus kemudian Meta memelintir tangannya dan juga menggigit jarinya sampai perempuan itu memekik sakit.

"Aaakhhh.." Ringis Syifa.

"Beraninya kau menyakiti putriku!" Marah Eva, dia mendorong dada Meta sampai mundur beberapa langkah ke belakang.

"Putrimu? Putri yang mana? Apa putrimu yang sangat cerdas itu? Wow, lihatlah siapa wanita tua ini, bukankah wanita ini adalah ibu yang tega menyakiti putrinya yang lain. " Ucap Meta.

Prookkk ... Prookkk..

Meta bertepuk tangan membuat Eva semakin kesal.

"Dasar Nenek Grandong!" Cibir Meta tersenyum miring.

Eva beralih menatap Kejora yang sedari tadi diam, dia menarik baju yang di pakai oleh Kejora. Tapi siapa sangka, Kejora melepaskan tangan Eva dengan mendorongnya.

"Apa? Mau menamparku? Memukulku? Aku tidak takut!" Tantang Kejora lengkap dengan tatapannya yang menghunus tajam.

"Lihatlah, Pa. Anak ini semakin kurang ajar, tidak tahu balas budi." Adu Eva pada suaminya.

"Hanya orangtua yang tidak punya hati menyakiti putrinya sendiri tanpa belas kasih, budi mana yang anda maksud, nyonya? Kebaikan apa yang kalian harap aku akan membalasnya? Oh, apakah aku harus memukuli, memaki, sampai dapat pelecehan yang kau maksud? Baiklah, tunggu saja. Akan aku balaskan semuanya. Sepertinya sudah cukup aku diam selama ini, kalian mau menyalahkanku akan kepergian Gladys? Tapi sebelum itu, urus putri kesayangan kalian yang pastinya akan membuat kalian sengsara, tunggu saja waktunya." Ucap Kejora tanpa takut. Air matanya di usap dengan kasar, tidak ada sorot mata sendu di mata teduhnya, melainkan sorot mata dendam.

"Pembunuh sepertimu lebih baik lenyap dari muka bumi ini, aku sangat menyesal membiarkanmu hidup dan tumbuh sampai membawa petaka bagi anak-anakku." Tekan Hendra.

"Tuan Hendra yang terhormat! Kalau aku bisa memilih, aku tidak akan mau lahir dari perempuan yang ku panggil dengan sebutan Mama, peran orangtuaku tidak pernah ada. Selama ini kalian anggap aku sebagai pembunuh, pembawa sial. Kenapa kalian tidak melihat aku sebagai anak, hah! Sebesar apa kesalahanku pada kalian, justru yang seharusnya kalian anggap pembunuh adalah wanita yang sekarang tengah berbadan dua. Wanita yang kalian banggakan sebagai anak, aku tekankan pada kalian semua! Aku BUKAN PEMBUNUH." Tegas Kejora.

"Jaga bicaramu, anak sialan!" Seru Hendra menunjuk wajah Kejora.

Tubuh Syifa membeku di tempatnya, sebelum Hendra maupun Eva kembali melukai Kejora. Langit meminta Meta membawa pergi Kejora, dia menatap Hendra dengan tatapan sengit.

"Jangan sampai kau menyesal." Ucap Langit kemudian berbalik menyusul yang lainnya.

Hendra mengeratkan giginya sampai urat lehernya terlihat, sedangkan Eva tampak memikirkan ucapan Kejora, dia menatap Syifa intens sampai membuat anaknya itu gelagapan.

"Ya, apa yang Kejora katakan memang benar. Istriku ini sedang hamil sebelum menikah denganku, lihatlah perutnya yang sudah semakin membesar." Ucap Kavindra sambil pergi meninggalkan mereka bertiga yang masih diam.

Hendra melayangkan tatapan tajamnya pada Syifa, saat matanya turun ke bawah perut anak kesayangannya, matanya melebar melihat perut Syifa membulat.

"Kau berhutang penjelasan padaku!" Ucap Hendra dingin.

Terpopuler

Comments

Laurensia Listianawati

Laurensia Listianawati

orang tua kok g.tahu kalo anaknya sdh hamil duluan ,org tua koplak

2025-01-13

0

LENY

LENY

TUH ANAK KESAYANGAN KALIAN WANITA JALANG LICIK

2024-12-10

0

komalia komalia

komalia komalia

tah hakan ku sia eva hendar anak sia ges rereneh jadah

2024-10-20

1

lihat semua
Episodes
1 Kejutan yang tak terduga
2 Murkanya Galaxy
3 Memilih mati
4 Kambuh
5 Rintihan Kejora
6 Bertemu kembali
7 Kartu Identitas
8 Trauma
9 Kembali ke rumah
10 Pernikahan
11 Operasi
12 Mengharapkan Karma
13 Menjenguk Kejora
14 Awal mula kebencian itu hadir
15 Kebohongan
16 Amukan Kavindra
17 Tak sanggup Kehilangan
18 Kabar buruk
19 Pemakaman
20 Tersebarnya Berita
21 Menemui Kejora
22 Pilih-Pilih
23 Pengajian
24 Hak Mutlak
25 Amukan Hendra
26 Tawaran Zoya dan Nando
27 Gak bujang lagi
28 Mantan calon mertua
29 Melawan
30 Virus
31 Menjemput Kejora
32 Mimpi buruk
33 Terharu
34 Menyelamatkan
35 Syifa Histeris
36 Haji Raja
37 Menghadiri pesta
38 Melamar
39 Menjemput
40 Baku hantam
41 Pingsan
42 Sadar
43 Menjenguk
44 Pulang
45 Menyuapi
46 Langit kegirangan
47 Menemuinya
48 Tes DNA
49 Cemburu
50 Dibpertemukan
51 Putri Ayah
52 Permintaan Ben
53 Pindah
54 Mencabut laporan
55 Kejora cemburu
56 Murkanya Seorang Ayah
57 Bermain di pantai
58 Menonton Drama
59 Kacau
60 Perdebatan Ayah dan Anak.
61 Perihal warisan
62 Tukang pijat
63 Bertemu ulat bulu
64 Hilangnya Langit
65 Hari itu telah tiba
66 Prosesi sungkeman
67 Ayah?
68 Kemarahan Langit
69 Fitting baju
70 Pergi ke Bandung
71 Amukan Langit
72 Asing
73 Charger
74 Malam pertama
75 Lagi?
76 Resepsi
77 Noda yang membandel
78 Berita Viral
79 Membalas
80 Di buntuti
81 Semuanya hancur
82 Kemauan Langit.
83 Lesehan
84 Gundal gandul
85 Keenakan
86 mood swing
87 Dugaan Galen
88 Cebong
89 Cek cebong
90 Urgent
91 Kejutan
92 Isi pikiran Nando
93 Suntuk
94 Marinasi
95 Tukang ribut
96 Cemas
97 Mencari Langit
98 Masih terngiang
99 Kontraksi
100 Melahirkan
101 Saran nama
102 Baby
103 Berita
104 Menangkap pelaku
105 Konferensi pers
106 Konferensi pers
107 Kado
108 Menghibur Bila
109 Tingkah Bumi dan Langit
110 Kesabaran Kejora.
111 Kejutan
112 Novel baru lagi, judulnya " Kasih sayang Cahaya" jangan lupa baca ya readers
113 Hallo, guys ini novel baruku sequel dari -Langit Maheswara' versi Arzan ya.
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Kejutan yang tak terduga
2
Murkanya Galaxy
3
Memilih mati
4
Kambuh
5
Rintihan Kejora
6
Bertemu kembali
7
Kartu Identitas
8
Trauma
9
Kembali ke rumah
10
Pernikahan
11
Operasi
12
Mengharapkan Karma
13
Menjenguk Kejora
14
Awal mula kebencian itu hadir
15
Kebohongan
16
Amukan Kavindra
17
Tak sanggup Kehilangan
18
Kabar buruk
19
Pemakaman
20
Tersebarnya Berita
21
Menemui Kejora
22
Pilih-Pilih
23
Pengajian
24
Hak Mutlak
25
Amukan Hendra
26
Tawaran Zoya dan Nando
27
Gak bujang lagi
28
Mantan calon mertua
29
Melawan
30
Virus
31
Menjemput Kejora
32
Mimpi buruk
33
Terharu
34
Menyelamatkan
35
Syifa Histeris
36
Haji Raja
37
Menghadiri pesta
38
Melamar
39
Menjemput
40
Baku hantam
41
Pingsan
42
Sadar
43
Menjenguk
44
Pulang
45
Menyuapi
46
Langit kegirangan
47
Menemuinya
48
Tes DNA
49
Cemburu
50
Dibpertemukan
51
Putri Ayah
52
Permintaan Ben
53
Pindah
54
Mencabut laporan
55
Kejora cemburu
56
Murkanya Seorang Ayah
57
Bermain di pantai
58
Menonton Drama
59
Kacau
60
Perdebatan Ayah dan Anak.
61
Perihal warisan
62
Tukang pijat
63
Bertemu ulat bulu
64
Hilangnya Langit
65
Hari itu telah tiba
66
Prosesi sungkeman
67
Ayah?
68
Kemarahan Langit
69
Fitting baju
70
Pergi ke Bandung
71
Amukan Langit
72
Asing
73
Charger
74
Malam pertama
75
Lagi?
76
Resepsi
77
Noda yang membandel
78
Berita Viral
79
Membalas
80
Di buntuti
81
Semuanya hancur
82
Kemauan Langit.
83
Lesehan
84
Gundal gandul
85
Keenakan
86
mood swing
87
Dugaan Galen
88
Cebong
89
Cek cebong
90
Urgent
91
Kejutan
92
Isi pikiran Nando
93
Suntuk
94
Marinasi
95
Tukang ribut
96
Cemas
97
Mencari Langit
98
Masih terngiang
99
Kontraksi
100
Melahirkan
101
Saran nama
102
Baby
103
Berita
104
Menangkap pelaku
105
Konferensi pers
106
Konferensi pers
107
Kado
108
Menghibur Bila
109
Tingkah Bumi dan Langit
110
Kesabaran Kejora.
111
Kejutan
112
Novel baru lagi, judulnya " Kasih sayang Cahaya" jangan lupa baca ya readers
113
Hallo, guys ini novel baruku sequel dari -Langit Maheswara' versi Arzan ya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!