*Crek...Crek
Suara gemercik dari kayu bakar yang dilalap api terdengar cukup menenangkan dimalam hari
"Apakah sudah matang?"
"Masih belum"
Aku saat ini sedang memasak beberapa tusuk sate rusa dan sate kelinci didepan perapian
'Untuk saat ini makanan ini yang paling mudah untuk dimasak'
*clack
"Apakah sudah matang?"
Grace keluar dari rumah dengan rambut basah sepertinya dia baru selesai mandi namun bajunya masih berlumuran darah membuat yang lainnya sedikit jijik saat menatap Grace
"Apa?"
"Kenapa kau tidak mengganti baju mu?"
"Ha? Pikir ada pakaian yang muat dengan ku? Pakaian di rumah ini kebesaran semua!"
Grace yang mendengar ucapan Gin mengerutkan keningnya tidak puas dnegan perkataan Gin
"Sudah sudah, biar aku bersihkan"
Aku yang melihat pertengkaran kecil antara Gin dan Grace tak punya pilihan lain selain menengahi mereka
"[Clean]"
Darah yang berada di pakaian Grace menghilang secara perlahan, rambutnya juga yang tadinya basah mulai mengering
"Kau seharusnya melakukan ini dari tadi"
Grace membuat wajah tidak puas saat aku membersihkannya dengan sihir ya mau bagaimana lagi bukan
"Sudahlah ayo mari berkumpul, dagingnya sebentar lagi matang"
Aku menyeret keduanya kearah perapian agar mereka segera duduk. Disana sudah ada Kin dan Sarah yang menetap daging daging itu dengan wajah tidak sabar
"Kau pintar memasak yah?"
Grace bertanya kepadaku sambil memiringkan kepalanya
"Tidak juga, aku hanya membaca dari buku teori saja"
Aku terus memutar tusuk sate di perapian agar matangnya merata, karena kita tidak mempunyai alat panggang aku hanya perlu menancapkan tusuk sate itu didekat perapian jadi ini cukup mudah
"Sepertinya ini sudah matang"
Aku memandangi tusuk sate itu sebentar lalu mulai memasukkan tusuk sate itu kedalam mulutku
"Um! Lumayan.."
Aku menatap tusuk sate yang barusan aku makan, rasa gurih dagingnya menyatu dengan rasa manis dari tanaman Safetyleaf cukup lezat untuk dimakan
"Hei kalian! Ayo dimakan, ini sudah matang!"
"Hore!!"
Mereka mulai menyerbu daging daging yang sudah matang dan mulai menyantapnya sambil duduk mengelilingi api unggun yang ku buat
"Manisnya!!!"
"...Lezat"
Melihat mereka yang menyantap daging itu dengan lahap membuat ku senang
"Hei Art apa kau anak dari seorang koki? masakan mu sangat enak"
Grace bertanya padaku sambil terus memakan dagingnya
"Hahaha bukan, ini hanya resep sederhana dan sate yang dijual di jalanan lebih enak dari masakan ku"
Aku hanya terkekeh saat mendengar pertanyaan Grace, lagipula itu hanya resep keadaan darurat
"Oh benar juga bukannya kau ini setengah manusia dan Iblis?"
Kin bertanya kepadaku meminta konfirmasi dariku apakah itu benar
"Benar, lalu?"
"Seperti apa orangtuamu?"
Aku berpikir sejenak mencoba untuk menjelaskannya namun ternyata cukup sulit karena mereka cukup eksentrik
"Aku tak tahu bagaimana cara menjelaskannya tapi Ibuku adalah orang yang tegas sedangkan Ayahku sedikit... Kau tau.. Eksentrik bisa dibilang"
"Eh? berarti kalian cukup harmonis bukan?"
"Bisa dibilang begitu"
Aku tersenyum tipis sambil menatap api unggun yang terus bergemericik rasanya sedikit sedih saat mengingat mereka
"Ayahku adalah orang yang sedikit gila, dia pengguna pedang yang hebat, disamping itu Ibuku adalah penyihir yang cukup keren aku masih tidak bisa lupa penampilannya yang membawa sabit hitam itu"
Mereka mendengarkan ceritaku dengan cermat tampa mengalihkan pandangan sedikitpun
"Kalau begitu maukah kau pulang?"
Grace bertanya dengan sedikit takut sambil menatap ku
"Tenu saja mau... Tapu itu tidak mungkin. Jarak dari sini kesana sangatlah jauh, dan juga aku tidak bisa meninggalkan kalian bukan?"
Meski aku menjawab dengan senyuman, mereka hanya tertunduk sedikit sedih
"Aku!..."
Sarah yang sebelumnya tidak berbicara sedikitpun mulai meninggikan suaranya menarik perhatian semua orang
"Aku juga ingin pulang... Tapi... yang tersisa dari rumah ku hanyalah debu dan tulang belulang"
Sarah menundukkan kepalanya menghadap ke tanah dengan mata yang basah seolah sedang berusaha menahan tangisnya
"Ayah dan Kakakku dibunuh didepan ku.. Dan ibu ku... Dia.."
Air mata mulai menetes dari matanya, tanpa dijelaskan aku sudah tau apa yang terjadi dengannya
"Hiks.. Hiks"
Kin yang berada didekatnya memeluknya mencoba menenangkannya sambil mengelus kepalanya
"Kalau Gin?"
"Aku? Aku berasal dari suku pemburu jadi kami seharusnya bisa menang saat itu"
"Lalu bagaimana kau bisa tertangkap?"
Gin yang mendengarnya membuat wajah marah seperti serigala yang akan menerkam mangsanya
"Manusia sialan yang tak tau terimakasih itu mengkhianati kami!"
Seruan kesal Gin membuatku sedikit terkejut saat mendengarnya
"Kami menolong seseorang yang cedera, namun dia membocorkan tempat kami ke para pedagang budak!"
Aku yang mendengarnya mau tak mau merasa bersalah lagipula aku juga manusia baik dulu maupun sekarang
"Aku minta maaf atas kelakuan ras ku..."
Aku hanya bisa menunduk malu atas kelakuan ras ku
"Apa yang kau katakan! Itu bukanlah salah mu!"
Gin mulai berteriak membuatku tersentak karena mendengar perkataannya
"Meski kau memiliki darah manusia kau adalah orang yang baik! Itu terbukti saat kau kembali menyelamatkan kami dari kucing besar itu!"
Saat mendengar kata katanya itu membuatku sedikit hangat, Gin yang kupikir sangat membenci manusia ternyata tidak membenci ku
"Terimakasih.."
Aku berterimakasih pelan sambil tersenyum kepadanya
"Sekarang giliran ku bukan?!"
Kali ini Kin yang meninggikan suaranya, berbeda dengan dua sebelumnya, Kin terlihat cukup energik
"Saat itu desaku diserang oleh monster... Aku melarikan diri... Lalu aku bertemu Gin yang saat itu sedang melarikan diri dari pedagang budak... Lalu entah kenapa kami berhasil tertangkap"
Aku sedikit bingung dengan penjelasan Kin, dia menjelaskannya dengan nada seolah bercanda tapi disaat yang sama aku merasa suaranya sedikit bergetar saat berbicara
"Jujur... Aku merasa sedikit bersalah Karena hanya akulah yang selamat"
Saat melihat wajahnya aku merasa teringat dengan diriku yang dulu. Penuh penyesalan, rasa bersalah, dan kesedihan
"Kau bisa menebusnya"
"Eh?"
Aku menatap Kin yang terlihat bingung dengan ucapan ku, wajar saja, anak kecil akan sulit untuk memahaminya
"Kau hanya harus menebusnya dengan perbuatan baik dengan itu kau bisa sedikit meringankan rasa bersalah mu"
Saat mendengar ucapan ku Kin tersenyum lembut, senyuman yang berbeda dengan yang sebelumnya, senyuman hangat yang natural
"Terimakasih.. Ahem.. kala begitu Grace kau bagaimana?"
"Ah? Aku? Hm.. Saat itu aku sedang berburu di hutan lalu aku melihat seekor ayam saat aku mendekat aku terperosok dan jatuh ke lubang"
""""Ah...""""
Kami membeku satu sama lain saat mendengar cerita tidak masuk akal Grace
"Grace... Kesan pertama mu sangat berbeda dengan realita bukan?"
"Apa?!"
""""Ahahaha"'""
Suasana suram yang sebelumnya hilang seketika dengan Grace yang kembali sebagai tumbal
Kesan pertama yang kudapat dari Grace adalah orang yang kaku, dingin, dan ganas namun dia ternyata terlihat bodoh dan idiot namun dia tetaplah orang yang sangat bertanggung jawab membuat ku sedikit bersyukur
"Kalau begitu... Bagaimana jika kita membuat kelompok untuk mengumpulkan orang yang bernasib sama seperti kita"
Saat mendengar ucapan ku mereka semua mengangguk serempak
"Kalau begitu apa namanya?"
Aku tersenyum ringan sebelum mengangkat suaraku
"Bagaimana dengan Utopia?"
Mereka saling pandang sesaat sebelum mengangguk setuju
"Dan kalau begitu mari tentukan pemimpinnya"
"Sudah pasti itu kau"
"Eh?"
Grace menunjukku dengan tusuk sate nya membuatku sedikit bingung namun yang lain mengangguk setuju
"K-kenapa?"
"Orang mana yang bisa mengalahkan Shadow Tigger di umur lima tahun?"
"A-ahahaha"
Aku hanya tertawa canggung mendengar ucapan Grace yang tidak salah sama sekali
"Kalau begitu untuk merayakan berdirinya Utopia ayo makan sepuasnya!!!"
"""Hore!!!"""
Grace mengangkat tusuk satenya kembali dan berseru dengan gembira diikuti dengan yang lainnya yang ikut berseru
Aku memandang suasana itu dengan senyum hangat melihat mereka yang tertawa bersama sama
'Seperti ini kah bahagia? kurasa tidak ada salahnya juga bukan untuk bersama mereka'
"Sisakan aku!!"
Aku segera mengambil tusuk sate yang masih hangat dan memasukkannya kedalam mulutku kali ini rasanya sangat menyenangkan
'Mari bekerja keras kedepannya'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments