5| Melodi dan harmoni

Aku dan Leon pada akhirnya samapi di rumah dengan aku yang sedang memeluk sebuah buku tebal

"Oh lihat sepertinya anak anak kami sudah pulang"

Sesampainya kami didalam rumah kami disambut oleh kedua orang tua kami

"Hm? Sepertinya kau membeli buku lagi ya Art?"

Ayah ku memiliki wajah penasaran diwajahnya saat melihat ku kembali dengan sebuah buku tebal di pelukanku

*Nod

Aku hanya mengangguk ringan menjawab pertanyaan ayahku

"Hahaha kau benar benar mirip seperti ibu mu yah"

Ayahku tertawa terbahak bahak dengan wajah bahagia mengingat kemiripan ku dengan ibuku

Yah mau bagaimana lagi bukan? ilmu pengetahuan di dunia ini sangat menarik perhatian ku

"Kalau begitu buku apa yang kau beli Art?"

Kali ini ibuku yang bertanya kepadaku sambil mengelus kepala ku

"Ensiklopedia monster"

"Hm? Kenapa buku itu, bukankah ada lebih banyak buku menarik seperti novel atau buku bergambar?"

"Benar! Emangnya apa serunya buku membosankan itu"

Ayahku bertanya dengan heran melihat kelakuan anaknya yang berbeda dari anak seusianya

Aku dan ibuku memandang mereka dengan wajah datar

"Tidak ada yang menarik perhatian ku kecuali ini"

"Tepat sekali, Art pasti mewarisi seleraku"

Ibuku mengangguk dengan bangga menanggapi jawaban ku yang acuh tak acuh

"Tapi kan Art masih berusia lima tahun, tidakkah kau khawatir?"

"Oh lihat siapa yang berbicara, kau saja sering membaca buku bergambar bukan?"

Ibuku mengungkapkan satu fakta yang cukup mencengangkan tentang kebiasaan ayahku yang ternyata sering membaca buku bergambar

"A- Itu- Ah oh iya Leon bukankah ini sudah waktunya latihan sore? Ayo segera bersiap"

"Oh iya latihan!"

Aku tidak bisa berkata apa apa lagi saat melihat Leon yang berlari menaiki tangga ke kamarnya untuk mengganti baju ke baju latihan

'Pengalihan pembicaraan yang payah, ayah'

Aku hanya tersenyum kecil sebelum berjalan menuju ke taman dengan buku yang baru ku beli sebelumnya, meninggalkan ibuku yang menatap datar ke ayahku yang tengah melarikan diri atas nama latihan

...----------------...

Aku duduk di bawah pohon tempat aku biasa duduk. Sambil menatap matahari terbenam aku terus membaca buku ku dengan cermat

*Sret

Suara halaman demi halaman dibalikkan oleh tangan kecilku secara perlahan setelah membaca satu halaman

'Aku tidak menyangka ada monster seperti ini'

Dihalaman yang ku baca ada penjelasan tentang monster yang disebut dungeon mimic

Singkatnya itu adalah monster mimic super besar yang menyamar menjadi sebuah dungeon, monster ini juga diklasifikasikan sebagai monster tingkat SS

'Akan sangat sulit untuk membedakan monster ini karena menyerupai batuan dungeon'

"Ternyata kau di sini tuan muda"

Saat aku sedang asik memikirkan tentang monster, sebuah suara datang dari belakangku

Seorang kakek kakek sedang mengelus janggut putihnya yang tumbuh dengan lebat diwajahnya

"Ah Rust, sudah ku bilang untuk memanggil ku Art atau Arthur saja"

"Hohoho aku hanya bercanda Arthur. Lalu buku apa yang kau baca?"

Pak tua Rust bertanya dengan penasaran saat melihat buku yang sedang ku pegang dikedua tanganku

"Buku ensiklopedia monster"

Aku menjawab dengan mata yang masih tertuju dengan buku ensiklopedia ku

"Hoo, bukankah itu Dungeon mimic, ahh nostalgia sekali"

Aku dengan cepat mengalihkan pandangan ku ke wajah Rust yang sekarang sedang memiliki ekspresi nostalgia diwajahnya

"Apakah kau pernah bertemu dengannya?"

Rust yang melihat perubahan sikapku tersenyum santai sambil mengelus kepalaku dengan lembut

"Pernah, itu dulu sekali. Saat itu aku masih sangat muda dan aku dikenal sebagai penyihir gila"

Rust kemudian duduk tepat disebelah ku dan menyenderkan tubuhnya di pohon

"Saat itu aku sedang dikejar kejar oleh anjing iblis, dan aku dan party ku bersembunyi di sebuah dungeon namun sayangnya itu adalah Dungeon mimic"

Aku terus memperhatikan wajah Rust yang terlihat tertekan saat dia masih bercerita

"Kami bersembunyi cukup lama namun saat kami hendak keluar tiba tiba mulut dungeon itu tertutup, kami yang tidak punya pilihan lain mau tak mau menyelam kedalam dungeon berharap bisa keluar... Namun harapan kami sia sia"

Tangan Rust mengepal dengan erat saat menceritakan bagian itu seolah dia masih menyimpan dendam

"Saat kami semakin kedalam area dinding tidak lagi berbentuk batu, melainkan daging yang terus menerus memuntahkan monster cacing"

"Kami terus menerus melawannya namun kami kalah jumlah dan seluruh party ku dibantai dengan sadis"

Ekspresi Rust terlihat sangat sedih, mungkin karena dia masih mengingat kejadian itu dengan jelas di kepalanya

"Itulah kejamnya Dungeon Mimic dia membuat mangsanya menderita secara perlahan sebelum membunuhnya"

"Lalu bagaimana kau bisa keluar?"

"Aku membolongi perutnya dengan sihir ku"

Aku melongo mendengar jawaban Rust, seharusnya Dungeon mimic itu sangat besar bahkan mungkin lebih besar dari sebuah desa yang berukuran sedang

"Sihir apa yang kau gunakan?"

'Apakah itu sihir api kelas atas, ataukah angin, apa mungkin air?'

"aku menggunakan sihir melodi"

Rust membantah semua prediksi ku dengan berkata bahwa dia menggunakan sihir melodi yang bahkan tidak termasuk ke enam elemen

"Sihir melodi?"

"Benar, itu adalah sihir atribut normal yang merupakan turunan dari sihir suara, aku membuat monster terhipnotis dengan alunan suaraku dan mulai menyerang induk mereka sendiri"

Aku hanya bisa melongo mendengar jawaban Rust yang tidak masuk akal

"Dungeon Mimic tidak tahu bagaimana kondisi di bagian dalam tubuhnya terus menerus memproduksi monster kecil yang pada akhirnya menjadi bawahan ku dan semakin mempercepat kematiannya sendiri"

"Sungguh cara mati yang bodoh"

"Aku sependapat"

Sihir melodi terdengar sangat asing ditelinga ku, tapi jika sihir suara aku pernah mendengarnya disuatu tempat

"Hei Rust, bisakah kau menunjukan padaku sihir melodi itu?"

Aku bertanya dengan ragu ragu sambil menunggu tanggapan dari rust

"Tentu, kenapa tidak?"

Rust bangun dan membersihkan bajunya dari rumput yang menempel ditubuhnya mengambil tongkat kecil di jubahnya

"Eh?"

Tak lama setelah itu garis paranada muncul dan suara piano terdengar dengan suara lembut di telinga ku

Lalu garis para nada lain muncul disisi lain, kali ini suara Cello yang terdengar, suara berat namun lembut yang memanjakan telinga

Aku hanya bisa terkagum kagum melihat keahlian Rust yang sangat memukau dalam menggunakan sihirnya

Tak lama setelah itu garis nada lain muncul, suara violin yang menenangkan muncul, tidak cepat maupun lambat, suara itu dapat dibilang sempurna

Garis garis lain pun mulai bermunculan, kali ini Saxsofon, dan trompet, melengkapi nada tersebut dan menciptakan sebuah harmoni yang dapat menenangkan hati

"Luar biasa.."

Aku hanya bisa bergumam kecil melihat pemandangan yang tidak bisa ini. Matahari terbenam yang dihiasi dengan garis paranada yang penuh dengan not balok menciptakan kesan indah yang mendalam

*Sret

Bersamaan dengan hentakan tangan Rust orkestra kecil itu berakhir, meninggalkan kesan sepi yang membekas seolah kehilangan sesuatu yang berharga

"Bagaimana?"

"Hebat! Bisakah kau mengajariku?!"

Aku tak bisa mengelak bahwa itu adalah pertunjukan yang memukau jadi apa salahnya jika belajar hal itu juga

"Hohoho baiklah, dengan senang hati"

Rust tersenyum ramah saat melihat ku, seolah menatap seorang anak kecil yang baru saja melihat idolanya

Terpopuler

Comments

Fendi Kurnia Anggara

Fendi Kurnia Anggara

wow

2024-07-07

1

_Khayy☕

_Khayy☕

manggat Thor bagus nihh

2024-07-06

2

lihat semua
Episodes
1 Prolog| The new beginning
2 1| Pelatihan sejak dini
3 2| Eksperimen sihir
4 3| kota, Buku, dan Pil
5 4| Lima tahun
6 5| Melodi dan harmoni
7 6| Makan malam dan kelas
8 7| Sihir = Fisika?
9 8| Festival panen
10 9| Festival panen 2
11 10| Orkestra dan penculikan?
12 11| Pedagang budak
13 12| Shadow Tigger
14 13| Tinggal Bersama
15 14| Cari Makan
16 15| Utopia
17 16| Sepuluh tahun
18 17| "Ubahlah pola pikir mu"
19 18| Perjalanan ke ibukota
20 19| Duel
21 20| Bell North Artic
22 21| Kembali melakukan perjalanan
23 22| Ibukota
24 23| Oscar
25 24| Serikat Petualang
26 25| Monster
27 26| Jasmine?
28 27| Persiapan
29 28| Menuju target
30 29| Pembobolan
31 30| Kegilaan yang bersemayam didalam tubuh manusia
32 31| Pertemuan
33 32| Oscar
34 33| Penyesalannya
35 34| Permintaan
36 35| Pedang dan tekad 1
37 36| Pedang dan tekad 2
38 37| Pedang dan tekad 3
39 38| Pedang dan tekad 4
40 39| Biru dan perak
41 40| Pertarungan antar saudara
42 41| Rencana
43 42| Kematian James
44 43| Setelah kekacauan
45 44| Kejutan
46 45| Musisi jalanan
47 46| Alat Instrumen
48 47| Pelelangan
49 48| Hari yang dinantikan
50 49| Ibukota dan... Apa apaan ini?
51 50| Amukan Utopia
52 51| Party time!!!
53 52| Pahlawan
54 53| Duel singkat
55 54| Hari keberangkatan
56 55| Kota pelabuhan Crane
57 56| Kasus
58 57| masalah
59 58| Chincilla
60 59| Guild petualang
61 60| Tiga orang aneh
62 61| Burung Walet
63 62| Namaku Leonardo!
64 63| Ash's
65 64| Rapat
66 65| Kegilaan malam yang luar biasa
67 66| Sebelum badai
68 67| Pertempuran
69 68| Setelah pertempuran
70 69| Hutan putih
71 70| Ilusi
72 71| Kemah
73 72| Malam kemah
74 73| Rambut merah dengan palu
75 74| Gjalhorn
76 75| Reuni
77 76| Taruhan
78 77| Rust
79 78| Pertemuan yang berbahaya
80 79| Prespektif Edward si paladin
81 80| Pandangan Rust
82 81| Surat untuk kaisar
83 82| Keluarga
84 83| Kembali
85 84| Elf rambut hitam
86 85| Kuil
87 86| Ilmu ramalan bintang
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Prolog| The new beginning
2
1| Pelatihan sejak dini
3
2| Eksperimen sihir
4
3| kota, Buku, dan Pil
5
4| Lima tahun
6
5| Melodi dan harmoni
7
6| Makan malam dan kelas
8
7| Sihir = Fisika?
9
8| Festival panen
10
9| Festival panen 2
11
10| Orkestra dan penculikan?
12
11| Pedagang budak
13
12| Shadow Tigger
14
13| Tinggal Bersama
15
14| Cari Makan
16
15| Utopia
17
16| Sepuluh tahun
18
17| "Ubahlah pola pikir mu"
19
18| Perjalanan ke ibukota
20
19| Duel
21
20| Bell North Artic
22
21| Kembali melakukan perjalanan
23
22| Ibukota
24
23| Oscar
25
24| Serikat Petualang
26
25| Monster
27
26| Jasmine?
28
27| Persiapan
29
28| Menuju target
30
29| Pembobolan
31
30| Kegilaan yang bersemayam didalam tubuh manusia
32
31| Pertemuan
33
32| Oscar
34
33| Penyesalannya
35
34| Permintaan
36
35| Pedang dan tekad 1
37
36| Pedang dan tekad 2
38
37| Pedang dan tekad 3
39
38| Pedang dan tekad 4
40
39| Biru dan perak
41
40| Pertarungan antar saudara
42
41| Rencana
43
42| Kematian James
44
43| Setelah kekacauan
45
44| Kejutan
46
45| Musisi jalanan
47
46| Alat Instrumen
48
47| Pelelangan
49
48| Hari yang dinantikan
50
49| Ibukota dan... Apa apaan ini?
51
50| Amukan Utopia
52
51| Party time!!!
53
52| Pahlawan
54
53| Duel singkat
55
54| Hari keberangkatan
56
55| Kota pelabuhan Crane
57
56| Kasus
58
57| masalah
59
58| Chincilla
60
59| Guild petualang
61
60| Tiga orang aneh
62
61| Burung Walet
63
62| Namaku Leonardo!
64
63| Ash's
65
64| Rapat
66
65| Kegilaan malam yang luar biasa
67
66| Sebelum badai
68
67| Pertempuran
69
68| Setelah pertempuran
70
69| Hutan putih
71
70| Ilusi
72
71| Kemah
73
72| Malam kemah
74
73| Rambut merah dengan palu
75
74| Gjalhorn
76
75| Reuni
77
76| Taruhan
78
77| Rust
79
78| Pertemuan yang berbahaya
80
79| Prespektif Edward si paladin
81
80| Pandangan Rust
82
81| Surat untuk kaisar
83
82| Keluarga
84
83| Kembali
85
84| Elf rambut hitam
86
85| Kuil
87
86| Ilmu ramalan bintang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!