"Hei hei sepertinya dia sudah mau bangun"
"Ayo menyingkir"
"Tidak mau!"
Suara suara segerombolan anak kecil terdengar di telingaku membuatku sedikit terganggu
"Meeee---"
Saat aku membuka mataku pandanganku ditutupi dengan banyak anak kecil yang sedang menatap wajahku
"Ummm... Apa yang kalian lakukan?"
"Dia bangun! lari!!"
"Hiaaa!!"
Aku bangun dari tempat tidurku menatap kosong kearah anak anak yang melarikan diri dengan energik
"Woah! Hati hati!"
Grace yang baru memasuki kamar dengan membawa ember berisi air hampir tertabrak oleh mereka membuat air yang dibawa Grace sedikit terguncang
"Oh? Sepertinya kau sudah bangun?"
Grace yang sudah pulih dari keterkejutannya melihatku yang baru sadar dengan senyum lembut
"Um... Ini dimana?"
"Ditengah hutan"
Grace meletakkan ember yang dibawanya diatas meja yang berada di sebelahku
"Ditengah hutan? Kenapa bisa ada rumah di tempat ini?"
"Aku juga tidak terlalu tahu, saat aku membawamu bersama anak anak kami menemukan bangunan ini, sepertinya bangunan ini sudah lama terbengkalai"
"Bangunan ini? Terbengkalai?"
Aku memandang area sekitarku yang terlihat bersih dan tidak terlihat terbengkalai sama sekali
"Aneh bukan? Tempat ini masih bagus dan hanya tertutupi dengan debu"
"K-Kalau begitu tempat ini belum lama ditinggalkan? Bagaimana jika pemilik rumah ini kembali?"
Aku merasa sedikit panik setelah mendengar penjelasan Grace
"Tidak perlu khawatir, aku sudah bertemu pemiliknya"
Grace menjawab dengan acuh tak acuh dan membuat wajah sedikit jahil diwajahnya
"D-Dimana mereka?"
"Sudah ku bakar"
Berlawanan dengan ucapannya wajahnya terlihat sangat cerah seperti anak kecil yang mendapat permen dari orang dewasa
"B-Bakar?"
Aku membuat wajah ngeri saat menatap Grace yang sedang membuat wajah cerah diwajahnya
"Pft-Ahahahahahaha"
"K-Kenapa kau tertawa!"
Grace tertawa terbahak bahak saat melihatku yang sedang panik membuatku kesal
"Hahaha wajahmu lucu"
"ini tidak lucu!!"
"Hah- Hah- Tenang saja. Yang ku bakar hanya mayat mereka saja"
Grace yang sudah selesai tertawa menjelaskan dengan sedikit air mata di ujung matanya
"Mayat?"
"Saat kami masuk kedalam sini kami melihat ada dua mayat yang sudah membusuk jadi aku membakarnya saja"
Setelah mendengar penjelasan Grace aku merasa sedikit tenang saat mendengarnya
"Phew... Kukira kau merampok seseorang"
Aku menyandarkan tubuhku didinding di belakangku merasa lega
Entah kenapa suasana disekitar tiba tiba menjadi senyap. Baik aku maupun Grace tidak berbicara satu sama lain
"Hei..."
"Ya?"
Aku memiringkan kepalaku menatap Grace dengan sedikit bingung
"Terimakasih... Kau sudah menyelamatkan kami dari mereka"
Grace menatapku dengan wajah sedikit merona dan senyum tipis saat mengatakan itu
"Tidak perlu berterimakasih. Ini sudah menjadi hal yang wajar untuk dilakukan"
Aku menepuk kepala Grace saat mengatakan itu lalu seketika wajah Grace menjadi lebih merah dari sebelumnya
'Dia terlihat seperti tomat'
"B-Berhenti memperlakukan ku seperti anak kecil!"
Grace menepis tanganku dengan lembut lalu menyilangkan tangannya sambil memalingkan wajahnya terlihat kesal
"Baiklah baiklah.. Lalu berapa lama aku tertidur?"
"Kau hanya tertidur selama sehari, ini tidaklah lama. Kau hanya kehabisan mana saat menggunakan artefak"
Saat Grace mengatakan itu aku merasa teringat sesuatu dan mendapatkan ide
"Bagaimana jika kalian ikut denganku kewilayahan ku Ayah dan Ibu pasti akan menerima kalian! kita bisa menggunakan artefak teleportasi itu agar kita bisa berpindah dengan cepat"
Saat aku mengatakan itu Grace membuat wajah sedikit muram
"Artefak itu rusak..."
"Apa?..."
Harapanku untuk bertemu keluarga ku seketika pupus saat mendengarnya lalu aku teringat saat saat terakhir saat aku melawan Shadow Tigger
Aku inga saat itu harimau itu mengigit artefak yang ada digenggam ku dan itu retak karena kekuatannya
"...Begitu.."
Grace yang melihat ku membuat ekspresi muram bangun lalu tersenyum cerah
"Sudahlah! Bagaimana jika kau bertemu dengan mereka!"
"Mereka?"
"Anak anak yang sebelumnya kau selamatkan juga"
Grace tersenyum cerah seperti matahari membuatku tersenyum tipis melihatnya
"Baiklah ayo"
Aku bangun dari tempat tidur ku dan mulai mengikuti Grace keluar dari kamar yang aku tempati
Berbeda dari bayanganku ternyata rumah ini cukup besar untuk ditempati oleh beberapa anak
"Hei kalian ayo sapa dermawan kita"
"D-Dermawan?! Aku bukan orang yang seperti itu!"
Aku menatap Grace yang tersenyum cerah dengan sedikit malu
Saat aku mengalihkan pandanganku aku melihat tiga anak lain, yang satu laki laki dengan rambut pirang pucat dengan telinga serigala dan dua orang perempuan bertelinga kucing dan anjing sedang menatapku dengan sedikit rasa penasaran
"H-Halo.."
Aku melambai sambil tersenyum canggung saat melihat mereka menatapku seolah sedang mengobservasi sesuatu dariku
"Halo! Aku Kin! Dan yang ini Gin!"
Beastwoman kucing itu menunjuk Beastman bertelinga serigala dengan wajah cerah
"A-Aku Sarah..."
Lalu Beastwoman anjing memperkenalkan dirinya dengan malu malu bersembunyi dibelakang Beastman serigala bernama Gin
Aku yang melihat itu tersenyum lembut kearah mereka
"Aku Arthur senang bertemu dengan kalian"
Grace yang berada disebelah ku sedikit tersentak seolah teringat sesuatu
"Ah! Kalau dipikir pikir ini pertama kalinya aku mendengar namamu!"
Aku sedikit terkikik melihat Grace yang membuat wajah tidak puas diwajahnya
"Hei kau.."
Beastman yang dipanggil Gin menghampiri ku dengan wajah galak. Dia lebih tinggi dariku dan anak anak lainnya dia terlihat cukup mengintimidasi
"Apakah kau iblis?"
"Hanya setengahnya"
Saat aku mengatakan ini wajah semua orang sedikit terkejut seolah tersengat listrik
"Um? Kenapa?"
"Tunggu! Kau setengah iblis?!"
"Hah?! Serius?!"
"...Pantas saja dia tidak memiliki tanduk"
Mereka membuat keributan yang tidak perlu saat mendengar ucapan ku seolah itu adalah hal yang tidak wajar
"Kau setengah iblis? Lalu setengah lainnya?"
Kali ini Gin kembali bertanya dengan memasang ekspresi aneh diwajahnya
"Aku setengah manusia"
Saat aku mengatakan itu suasana tiba tiba menjadi sunyi seolah waktu terhenti
"Pft- Ahahahahahah"
"Kenapa?"
Aku memandangi mereka yang mulai tertawa terbahak bahak sambil memegangi perutnya dengan wajah heran
"Kau setengah iblis dan setengah manusia?! Manusia yang itu?! Ahahahahah"
Grace tertawa terbahak bahak sambil memegangi perutnya dan mulai menunjuk ku dengan telunjuknya
"Hahh... Baiklah lihat ini"
Aku mengeluarkan sebuah bola cahaya dari tanganku membuat mereka terdiam seketika
Benar sekali sihir cahaya hanya bisa digunakan oleh manusia dan aku yang mempunyai darah dari kedua ras bisa menghilangkannya dengan baik
"...Sungguh mengejutkan... Manusia yang sangat membenci iblis lebih dari ras lain ternyata memiliki anak dnegan iblis"
Gin menatapku seolah melihat makhluk langka membuatku sedikit tidak nyaman
Gin yang terlihat resah mulai mengacak rambutnya sediri dengan kasar lalu menghadap ku
"Terimakasih... Meski aku membenci manusia dan iblis tapi itu tidak menghilangkan fakta bahwa kau telah menyelamatkan kami aku benar benar berterimakasih"
Gin tiba tiba membungkuk kepalanya membuatku sedikit terkejut dan panik
""Terimakasih!""
Dan seolah mengabaikan kepanikan ku dua orang lainnya juga mulai membungkuk
Aku yang panik menatap Grace meminta bantuan namun sayang Grace memasang wajah geli diwajahnya lalu mulai membungkuk
"Terimakasih"
Aku yang menyaksikan pemandangan itu hanya bisa tersenyum kaku melihat mereka yang membungkuk berterimakasih kepada ku
"Sama sama mohon bantuannya juga kedepannya"
Hanya itu yang bisa kukatakan untuk mereka saat ini dan aku pun tersenyum hangat saat menatap mereka
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments